PENDAHULUAN
Sistem sensori merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Salah
satu diantaranya adalah telinga, telinga merupakan salah satu indra pendengaran
yang berfungsi untuk mendengarkan. Telinga terdiri dari telinga luar, telinga
tengah dan telinga dalam. Banyak kelainan pada telinga diantaranya adalah
Neoplasma.
Berdasarkan data dari Prof. Dr. Abd Rachman S, Sp THT-KL (K), Departemen
THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Angka kejadian
Karsinoma pada daun telinga mencapai 85%, pada liang telinga luar mencapai
10% dan pada telinga tengah dan mastoid mencapai 5%. Angka kejadian pada
kasus yaitu 5 kasus dari 20.000 pasien, dengan perbandingan penderita laki laki
dan perempuan yaitu 4 : 1. Penyebab tersering terjadinya neoplasma telinga
adalah iritasi kronis oleh karena radang kronis, udara panas, sinar matahari dan
radiasi. Terapi yang dapat dilakukan tergantung lokasi, jinak atau ganasnya, dan
stadium. Terapi Neoplasma bisanya dilakukan proses pembedahan dan dilakukan
Radioterapi.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi tumor telinga
2. Untuk mengetahui etiologi tumor telinga
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis tumor telinga
4. Untuk mengetahui anatomi fisiologi telinga
5. Untuk mengetahui patofisiologi tumor telinga
6. Untuk menetahui penatalaksanaan tumor telinga
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan tumor telinga
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Defenisi
Tumor daun telinga dan liang telinga jarang ditemukan. Karsinoma sel
skuamusa dan basalioma daun telinga terutam ditemukan pada orang yang
banyak terpajan terhadap angin dan sinar matahari. Didalam liang telinga,
ditemukan bahwa tumor ini timbul sebagai akibat otore yang kronis pada
otitis eksterna atau otitis media sufuratif kronis (OMSK).
Tumor yang berasal dari kelenjar serumen yang jarang ditemukan ialah
seruminoma.Bila ada ulkus di daun telinga atau liang telinga harus selalu
dilakukan biopsi. Tumor dalam liang telinga dapat menyebar luas ke
telinga tengah atau mastoid. Pada keadaan demikian, prognosis buruk.
2.2. etiologi
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah
dan telinga dalam, seperti yang terlihat pada gambar, Telinga luar terdiri
dari aurikula atau pinna dan kanalis auditori eksterna. Telinga luar ini
terbentuk dari kartilago fleksibel dan tulang, yang melekat pada kulit
dengan perikondrium dan periosteumnya (Probst dkk, 2006)
Telinga tengah terdiri dari kavitas berisi udara yang dibagi menjadi kavum
Telinga dalam terletak di pars petrosus tulang temporal dan terdiri dari
banyak duktus yang saling terhubung yang secara kolektif disebut labirin.
Labirin dibagi dua yaitu labirin membranosa dan labirin oseus. Labirin
membranosa terletak di da-lam labirin oseus yang terdiri dari organ
keseimbangan dan pendengaran. Koklea adalah struktur berbentuk rumah
siput yang berisi organ sensori pendengaran, dan pada manusia memiliki
sekitar dua setengah putaran (Norton dkk, 2010; Probst dkk,
2006).Terdapat tiga jenis serat saraf yang mempersarafi koklea, yaitu serat
saraf aferen pendengaran, serat eferen pendengaran atau berkas
olivokoklearis dan serat saraf otonom. Serat aferen saraf pendengaran
merupakan sel bipolar, terletak di ganglion spiralis dalam kanal tulang
yang disebut Rosenthal’s canal. Saraf pendengaran manusia memiliki
sekitar 30.000 serabut saraf aferen. Dua jenis serat aferen telah
diidentifikasi, yaitu tipe I dan tipe II. Tipe I merupakan serat saraf
bermyelin, memiliki badan sel yang besar dan merupakan 95% dari serat-
serasaraf pendengaran. Serat aferen tipe II merupakan serat saraf tak
bermyelin dan memiliki badan sel yang kecil (Moller, 2006).
Nervus VIII terdiri dari tiga komponen yang berbeda. Ada dua saraf
vestibularis yaitu superior dan inferior dan saraf koklearis. Saraf-saraf
tersebut bersamasama melalui tulang kepala di meatus auditori internal.
Kanal ini juga berisi N VII dan pasokan darah ke telinga bagian dalam
yaitu arteri auditori internal. Saraf melewati meningen menuju ke batang
otak. Saraf vestibularis menuju ke nukleus vestibularis dan saraf koklearis
menuju ke nukleus koklearis (Mutton, 2006).
Begitu impuls saraf terbentuk, implus ini akan berjalan sepanjang jaras
auditori dari sel ganglion spiralis di dalam koklea menuju modiolus, letak
serat serat cabang koklearis dari nervus VIII. Serat-serat ini kemudian
berjalan menuju nukleus koklearis di batang otak secara ipsilateral, lalu
menuju kompleks olivarius superior kontralateral. Perjalanan serat-serat
ini berlanjut menuju lemniskus lateralis, kolikulus inferior dan ganglion
genikulatum sebelum akhirnya mencapai korteks auditori (Lee, 2003).
2.3. klasifikasi
Tumor telinga dibagi menjadi dua yaitu tumor jinak (benigna) dan
tumor ganas (maligna). Jenis Tumor jinak salah satunya adalah adenoma.
Adenoma disebabkan adanya Kondisi patologik yang menyebabkan
hiperparatiroidisme primer adalah adenoma, hiperplasia paratirroid,dan
karsinoma paratiroid. Adenoma adalah lesi jinak terutama yang terdiri dari
sel utama dan pada 80-85% kasus menakibatkan hiperparatiroid primer dan
diagnosis adenoma di konfirmasi dengan munculnya kelenjar normal kedua.
Hiperplasia paratiroid adalah kelainan patologi kedua terbanyak yang
menyebabkan hiperparatiroidisme primer, ditemukan pada 10-15% kasus.
Suatu tanda hiperplasia yang paling tepat dipercaya adalah adanya
lebihdari satu kelenjar yang sakit. Karsinoma paratiroid merupakan
penyakit yang jarang. Manifestasi klinis penyakit ini dapat
dibedakan dengan kelenjar paratiroid jinak.
Karsinoma sel skuamosa juga bersal dari kertinosit. Terdapat tiga jenis
histologi utama : adenoid, sel jernih (clear cell) dan sel gelendong (spindle
cell). Potensi metastatiknya berbeda beda, insiden metastasis adalah 8%
pada karsinoma sel skuamosa de novo dan antara 20-30% pada sel
karsinoma sel skuamosa yang berasal dari parut, ulkus kronik dan luka
bakar serta tempat terapi radiasi. Penanganannya adalah dengan eksisi lokal
dengan hasil angka kesembuhan yang tinggi.
c. Melanoma
Melanoma terdiri dari tiga jenis: nodural, penyebaran superfisial dan
melanoma maligna lentigo. 20% melanoma timbul di kepala dan
leher, hampir 80% lesi tersebut berasal dari kulit sisanya berasal dari mata
dan mukosa. Tempat yang paling sering terkena adalah pipi, kulit kepala,
telinga, leher. Kedalam invasi penting untuk menentukan stadium kanker.
Lesi yang menyerang lebih dalam lagi bersifat agresif.
Klasifikasi tumor ganas telinga tidak ditemukan di dalam klasifikasi TNM dari
UICC tahun 1987. Goodwin membagi pasien berdasarkan penyebaran ke arah
medial menjadi 3 golongan yang kelihatannya praktis untuk penggunaan klinik:
1 .Golongan 1: tumor yang mengenai konka daun telinga dan / atau bagian tulang
rawan liang telinga.
Tumor ganas daun telinga dapat berupa tumor superficial dengan atau
tanpa ulserasi tergantung jenis tumornya, sehingga mudah dideteksi secara dini.
Tumor ganas liang telinga dan telinga tengah sering terlambat diketahui oleh
karena tidak cepat dapat terlihat dan gejalanya seringkali hanya menyerupai
penyakit infeksi oleh karena biasanya penyakit ini timbul pada telinga yang
sebelumnya telah menderita otitis media supuratif kronik.
1. Tomografi computer
Untuk menunjukkan perluasantumor
2. Biopsi jaringan atau jarum halus
Untuk mengetahui diagnosis pasti
3. Otoskopi
Untuk melihat warna, kontur, refleks cahaya dari membran timpani dan
melihat adanya sekret telinga
2.6. komplikasi
Tindakan Operasi
Suatu diagnosis jaringan sudah tentu memerlukan eksplorasi bedah pada
tempat tersebut dan pembedahan merupakan bentuk pengobatan yang lebih
disukai pada kebanyakan kasus. Bila tumor luas sering terdapat indikasi
gabungan pembedahan dan radioterapi.
Oleh karena kompleksnya teknik operasi dan letak tumor, serta sulitnya
melakukan rekonstruksi luka operasi, kadang – kadang reseksi yang adekuat dari
luas operasi harus dikompromikan.
Radioterapi
BAB III
TINJAUAN KASUS
4.1Pengkajian
a. identitas
Nama : Tn. M
Usia/ Tgl lahir : 45 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : medan
Suku/Bangsa : jawa
Status pernikahan : kawin
Agama : islam
Pekerjaan/ sumber penghasilan : petani
B. Keluhan utama
D. Riwayat keluarga
tidak ada kelurga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien
3.4 Implementasi
Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan. (Perry & Potter, 2005).
a. Tindakan Keperawatan Mandiri.
Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan keperawatan mendiri
dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang nyaman dari
suara – suara bising yang menggagu klien dalam beristirahat.
b. Tindakan Keperawatan Kolaboratif.
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawatan bekerja dengan anggota
perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertahan
untuk mengatasi masalah klien.
3.5 Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Evaluasi
terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada
hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu
kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan (Perry Potter, 2005).
Hasil asuhan keperawatan pada klien dengan Neuroma Akustik sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan
atau perubahan yang terjadi pada pasien. Adapun sasaran evaluasi pada pasien
tumor telinga dengue sebagai berikut :
• Pasien memperlibatkan peningkatan atau perkusi jaringan serebral menjadi
normal dan berorientasi secara sadar.
• Kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi
• Tingkat ansietas menurun,
• Pasien atau orang terdekatmengungkapkan pengetahuan dan pengertian tentang
penatalaksanaan perawatan di rumah, peroses penyakit dan pengobatan yang
diresepkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tumor daun telinga dan liang telinga jarang ditemukan. Karsinoma sel
skuamusa dan basalioma daun telinga terutam ditemukan pada orang yang
banyak terpajan terhadap angin dan sinar matahari. Didalam liang telinga,
ditemukan bahwa tumor ini timbul sebagai akibat otore yang kronis pada
otitis eksterna atau otitis media sufuratif kronis (OMSK). Tumor yang
berasal dari kelenjar serumen yang jarang ditemukan ialah
seruminoma.Bila ada ulkus di daun telinga atau liang telinga harus selalu
dilakukan biopsi. Tumor dalam liang telinga dapat menyebar luas ke
telinga tengah atau mastoid. Pada keadaan demikian, prognosis buruk..
Gejala yang biasanya muncul adalah rasa nyeri telinga tidak terlalu
hebat, kecuali bila mengenai tulang rawan di bawahnya. Pada liang telinga
tampak bersamaan infeksi kronik telinga. Permukaan merah, kadang tampak
sebagai jaringan granulasi atau polip. Nyeri telinga hebat bila membuka
mulut, mengunya, dan menguap. Kelejar limfe retrourikular dan
preaurikular membesar. Pada umumnya pengobatan yang berhasil pada
karsinoma telinga bagian tengah dan mastoid adalah dengan operasi
pengangkatan tumor. Komplikasi yang terjadi bila karsinoma tidak ditangani
dengan benar akan mengakibatkanPenyebaran ke organ vital sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, G. L. Penyakit Telinga Luar. In: Adams, G. L., Boies, L. R., Higler, P. A.,
Effendi, H. (Ed.). Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: Penerbit EGC. 1997: 85
– 87
Lee, K. JHolsinger, F. C., Myers, J. N. Noninfectious Disorders of The Ear. In: Lee, K. J.
(Ed.). Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery Eight Edition. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc. 2003:512-531
Fleming & Levie. 1978. Buku Sensori dan Persepsi. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius.