Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PAPILOMA LARING

A. PENGERTIAN
Papiloma laring adalah tumor jinak yang umumnya terdapat dilaring walaupun
dapat juga tumbuh ditrakea / bronkus dan sifatnya residif Pada umumnya anak-
anak dibawah usia 10 tahun Pada dewasa sangat jarang
Tumor jinak laring dapat berupa ;
1. Papiloma laring (terbanyak frekuensinya)
2. Adenoma
3. Kondroma
4. Mioblastoma sel granuler
5. Hemangioma
6. Lipoma
7. Neurofibroma

B. ETIOLOGI
Etiologi belum diketahui secara pasti tetapi diduga karena virus

C. GEJALA KLINIS
- Suara parau
- Batuk
- Bila tidak menutup rima glotis maka timbul sesak nafas dengan stridor

D. PATOFISIOLOGI
Tumor jinak ini tumbuh secara pelan-pelan dilaring, terutama korda vocalis,
sehingga menyebabkan suara parau. Pada tingkat lanjut tumor meluas ke
supraglotik dan subglotik
E. PATWAYS

Papiloma laring

Obstruksi jalan nafas Lesi pada pita suara

Tracheostomy Suara parau

Gangguan komunikasi verbal

Produksi sekret meningkat Terputusnya kontinuitas jaringan

Entre mikroorganisme
Jalan nafas Pola tidur
tidak efektif terganggu Resiko terjadinya infeksi

Adanya perubahan penampilan fisik

Timbul isolasi sosial Gangguan gambaran diri

i. Dalam keadaan lanjut, tumor akan menutup jalan nafas dan menimbulkan
sesak nafas
ii. Tumor ini dapat digolongkan menjadi 3 jenis :
1. Papiloma laring juvenil, ditemukan pada anak, biasanya berbentuk
multipel dan mengalami regresi pada waktu dewasa
2. Pada orang dewasa biasanya berbentuk tunggal, tidak akan
mengalami resolusi dan merupakan pre kanker

F. DIAGNOSIS
i. Diagnosis berdasarkan anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan laring
langsung, biopsi serta pemeriksaan patologi anatomik
1. Anamnesis
 Suara parau yang progressif tetapi secara perlahan-lahan
(berminggu-minggu)
 Pada keadaan lanjut, terjadi sesak nafas

2. Pemeriksaan
- Suara parau
- Pada keadaan lanjut, terjadi sumbatan jalan nafas atas dengan
tanda-tanda : sesak imspirasi dan refraksi pada epigastrium,
intercostal dan supraklavicular
- Pada laringoskopia indirekta atau direkta, tampak tumor kecil
berdungkul-dungkul, warna pucat kemerahan
ii. Diagnosis banding
Nodul vocal

G. PENATALAKSANAAN
a. Ekstirpasi papiloma dengan bedah mikro atau juga tau dengan sinar laser.
Oleh karena sering tumbuh lagi, maka tindakan ini diulangi berkali-kali,
kadang-kadang dalam seminggu sudah tampak papiloma yang tumbuh lagi
b. Terapi terhadap penyebabnya belum memuaskan, karena sampai sekarang
etiologinya belum diketahui secara pasti atau terapi kausal belum dilakukan
karena etiologinya belum pasti
c. Diberikan vaksin dari massa tumor, obat anti virus, hormon, kalsium atau ID
metionin
d. Radioterapi tidak diberikan / dianjurkan karena dapat berubah menjadi ganas
e. Dalam keadaan sesak, dilakukan trakeostomi
f. Ekstraksi tumor melalui bedah laring mikroskopik (BLM)
g. Kanul trakea dipakai terus sampai pertumbuhan berhenti minimal 6 bulan
atau bila anak telah berusia lebih dari 8 tahun karena hampir selalu residif
h. Kontrol 1 – 2 bulan terakhir secara teratur
i. Bila residif, dilakukanekstraksi lagi melalui BLM
j. Keluarga dilatih dalam perawatan kanul dan disadarkan penting kontrol
secara teratur
k. Sekarang tersangka penyebabnya ialah virus, tetapi pada pemeriksaan
dengan elektron inclusion body tidak ditemukan
l. Untuk terapinya

H. PROGNOSIS
Sering berulang, pada pasien dewasa dengan riwayat merokok dan papiloma
berulang dapat berubah menjadi ganas, meskipun tidak pernah menjalani
radiasi.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1. Meliputi identitas klien : Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat,
pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal MRS, tanggal pengkajian,
status klien.
2. Keluhan utama.
Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian yaitu batuk, sesak nafas,
adanya suara parau.
3. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian diketahui adanya batuk, sesak nafas, suara parau, dan
gejala yang lain sampai akhirnya harus MRS.
4. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan penyakit yang membuat terjadinya suatu penyakit seperti
sekarang ini apakah mempunyai riwayat TB paru, sesak nafas, batuk
dengan atau tanpa spetum atau penyakit yang lain.
5. Riwayat penyakit keluarga
Ada atau tidak dari salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit
seperti ini atau penyakit menular lainnya seperti HT, DM, TB paru, atau
penyakit menurun lainya.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
A. Integritas ego
Gejala : perasaan takut akan kehilangan suara, maati, terjadi atau
berulangnya kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan
kerja.
Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.
B. Makanan / cairan
Gejala : kesulitan menelan.
Tanda : kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit
tenggorokan yang menetap, bengkak, kebersihan gigi buruk.
C. Higiene
Tanda : Kemunduran kebersihan gigi, kebutuhan bantuan perawatan
dasar.
D. Neurosensori
Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.
Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan paritid dan submandibular)
parau menetap atau kehilangan suara (gejala dominan
dan dini dari kanker laring imtrimsik), kesulitan
menelan, kerusakan membran mukosa.
E. Nyeri atau kenyamanan.
Gejala : Sakit tenggorokan kronis, benjolan pada tenggorokan,
penyebaran nyeri ketelinga, nyeri wajah, (tahap akhir,
kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa terbakar dengan
pembengkakan (khususnya dengan cairan paras), nyeri total
orofaring, pasea sakit tenggorokan atau mulut (nyeri
biasanya tidak dilaporkan kecuali nyeri berat menyertai
pembedahan kepala dan leher).
Tanda : perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus
otot.
F. Pernafasan
Gejala : riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja
dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk dan
logam berat. Riwayat penyakit paru kronik. Batuk dengan
atau tanpa sputum.
Tanda : sputum denga darah, hemoptisis, dispnoe dan stridor.
G. Keamanan
Gejala : terpajam sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-
tahun atau radiasi. Perubahan penglihatan atau
pendengaran.
Tanda : massa atau pembesaran nodul.
H. Interaksi sosial
Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi dan bergabung
dalam interaksi sosial.
Tanda : parau, menetap, perubahan tinggi suara, bicara kacau, enggan
untuk bicara dan menolak orang lain untuk memberikan
perawatan atau terlibat dalam rehabilitasi.
7. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Darah lengkap.
Hb.
Hematokrit.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan
jalan nafas atas oleh karena papiloma laring.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas
jaringan.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret oleh karena pemasangan trakea tube.
4. Resiko infeksi berhubugan dengan adanya luka tracheostomy.
5. Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang

III. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Bersihan Jalan Nafas tidak efektif NOC:


berhubungan dengan:  Respiratory status : Ventilation  Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.
- Infeksi, disfungsi neuromuskular,  Respiratory status : Airway  Berikan O2 ……l/mnt, metode………
hiperplasia dinding bronkus, alergi patency  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
jalan nafas, asma, trauma  Aspiration Control  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Obstruksi jalan nafas : spasme Setelah dilakukan tindakan  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jalan nafas, sekresi tertahan, keperawatan selama  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
banyaknya mukus, adanya jalan …………..pasien menunjukkan  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
nafas buatan, sekresi bronkus, keefektifan jalan nafas dibuktikan  Berikan bronkodilator :
adanya eksudat di alveolus, adanya dengan kriteria hasil : - ………………………
benda asing di jalan nafas.  Mendemonstrasikan batuk - ……………………….
DS: efektif dan suara nafas yang - ………………………
bersih, tidak ada sianosis dan  Monitor status hemodinamik
- Dispneu
dyspneu (mampu
DO:  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
mengeluarkan sputum,
- Penurunan suara nafas  Berikan antibiotik :
bernafas dengan mudah, tidak
- Orthopneu …………………….
ada pursed lips)
- Cyanosis …………………….
 Menunjukkan jalan nafas yang
- Kelainan suara nafas (rales,  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
paten (klien tidak merasa
wheezing) keseimbangan.
tercekik, irama nafas, frekuensi
- Kesulitan berbicara  Monitor respirasi dan status O2
pernafasan dalam rentang
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada  Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk
normal, tidak ada suara nafas
- Produksi sputum mengencerkan sekret
abnormal)
- Gelisah  Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
 Mampu mengidentifikasikan
- Perubahan frekuensi dan irama penggunaan peralatan : O2, Suction, Inhalasi.
dan mencegah faktor yang
nafas
penyebab.
 Saturasi O2 dalam batas
normal
 Foto thorak dalam batas
normal
Nyeri akut berhubungan dengan: NOC : NIC :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik,  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
psikologis), kerusakan jaringan  pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
 comfort level kualitas dan faktor presipitasi
DS: Setelah dilakukan tinfakan  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Laporan secara verbal keperawatan selama …. Pasien  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
DO: tidak mengalami nyeri, dengan menemukan dukungan
- Posisi untuk menahan nyeri kriteria hasil:  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Tingkah laku berhati-hati  Mampu mengontrol nyeri (tahu seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Gangguan tidur (mata sayu, penyebab nyeri, mampu  Kurangi faktor presipitasi nyeri
tampak capek, sulit atau gerakan menggunakan tehnik  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
kacau, menyeringai) nonfarmakologi untuk intervensi
- Terfokus pada diri sendiri mengurangi nyeri, mencari  Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
- Fokus menyempit (penurunan bantuan) relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
persepsi waktu, kerusakan proses  Melaporkan bahwa nyeri  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
berpikir, penurunan interaksi berkurang dengan menggunakan  Tingkatkan istirahat
dengan orang dan lingkungan) manajemen nyeri  Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
- Tingkah laku distraksi, contoh :  Mampu mengenali nyeri (skala, nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan
jalan-jalan, menemui orang lain intensitas, frekuensi dan tanda antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
dan/atau aktivitas, aktivitas nyeri)  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
berulang-ulang)  Menyatakan rasa nyaman setelah analgesik pertama kali
- Respon autonom (seperti nyeri berkurang
diaphoresis, perubahan tekanan  Tanda vital dalam rentang
darah, perubahan nafas, nadi dan normal
dilatasi pupil)  Tidak mengalami gangguan tidur
- Perubahan autonomic dalam tonus
otot (mungkin dalam rentang dari
lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan
minum

Risiko infeksi NOC : NIC :


 Immune Status  Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko :  Knowledge : Infection control
- Prosedur Infasif  Risk control
 Batasi pengunjung bila perlu
- Kerusakan jaringan dan Setelah dilakukan tindakan  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
peningkatan paparan lingkungan keperawatan selama…… pasien keperawatan
- Malnutrisi tidak mengalami infeksi dengan  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Peningkatan paparan lingkungan kriteria hasil:
patogen  Klien bebas dari tanda dan
 Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan
petunjuk umum
- Imonusupresi gejala infeksi
- Tidak adekuat pertahanan sekunder  Menunjukkan kemampuan  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
(penurunan Hb, Leukopenia, untuk mencegah timbulnya infeksi kandung kencing
penekanan respon inflamasi) infeksi  Tingkatkan intake nutrisi
- Penyakit kronik  Jumlah leukosit dalam batas  Berikan terapi antibiotik:.................................
- Imunosupresi normal
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Malnutrisi  Menunjukkan perilaku hidup
 Pertahankan teknik isolasi k/p
- Pertahan primer tidak adekuat sehat
(kerusakan kulit, trauma jaringan,  Status imun, gastrointestinal,  Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
gangguan peristaltik) genitourinaria dalam batas kemerahan, panas, drainase
normal  Monitor adanya luka
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4
jam
Takut berhubungan dengan efek NOC :Anxiety control NIC:
terhadap gaya hidup, kebutuhan Fear control Coping Enhancement
injeksi secara mandiri, komplikasi Setelah dilakukan tindakan Jelaskan pada pasien tentang proses penyakit
DM, ditandai dengan keperawatan selama......takut Jelaskan semua tes dan pengobatan pada pasien dan
DS : Peningkatan klien teratasi dengan kriteria keluarga
ketegangan,panik, penurunan hasil : Sediakan reninforcement positif ketika pasien
kepercayaan diri, cemas - Memiliki informasi untuk melakukan perilaku untuk mengurangi takut
DO : mengurangi takut Sediakan perawatan yang berkesinambungan
Penurunan produktivitas, - Menggunakan tehnik Kurangi stimulasi lingkungan yang dapat
kemampuan belajar, kemampuan relaksasi menyebabkan misinterprestasi
menyelesaikan masalah, - Mempertahankan hubungan Dorong mengungkapkan secara verbal perasaan,
mengidentifikasi obyek ketakutan, sosial dan fungsi peran persepsi dan rasa takutnya
peningkatan kewaspadaan, - Mengontrol respon takut Perkenalkan dengan orang yang mengalami
anoreksia, mulut kering, diare, penyakit yang sama
mual, pucat, muntah, perubahan Dorong klien untuk mempraktekan tehnik relaksasi
tanda-tanda vital
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jilid 1


Edisi 3., Penerbit FKUI, Jakarta.
2. Doengoes Marilyn E., 2009. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
3. Afiaty Arsyad Soepardi H, SP. THT, Dr, Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Edisi Ke 5, Penerbit FKUI, Jakarta.
4. Lab /UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok, 2014. RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai