TESIS
Oleh :
Siti Arifah
S 540209014
Disusun Oleh :
Siti Arifah
S 540209014
Dewan Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
ii
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODUL DAN MEDIA
VISUAL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
WANITA DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE
Disusun Oleh :
Siti Arifah
S 540209014
Pada Tanggal :
Ketua Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, M.Kes. .............................
NIP: 194803131976101001
Sekretaris Prof.Dr. Ambar Mudigdo,dr.,SpPA(K) ............................
NIP. 194903171976101001
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Drs. Suranto, MSc., PhD. Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, M.Kes.
NIP: 19570820 198503 1 004 NIP: 194803131976101001
iii
PERNYATAAN
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari
tesis tersebut.
Surakarta,
Yang membuat pernyataan
Siti Arifah
iv
MOTTO
Jadikanlah Sabar Dan Sholat Sebagai Penolongmu. Dan doa Sesungguhnya Yang
Demikian Itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-orang Yang Khusuk.
ISTIGFAR
Keberhasilan dan Kesuksesan Hanya Dapat Dicapai Dengan Jerih Payah. Jangan
(penuliS)
v
PERSEMBAHAN
Langkah Perjuangan Ini Takkan Pernah Terhenti Pada Suatu Puncak Keberhasilan
Tanpa Orang-orang Yang Memberikan Cintanya Buatku.
Makasih buat DOA, Pengorbanan dan Cinta Kasih yang Tulus Selama Ini BuatKu.
Mutiara Ini Akan AKU Jaga Sampai Nanti.
Makasih Buat Bantuan DOA, dan Semangat Cinta Dalam Tali Persaudaraan Yang
Indah Ini. Aq Sayang dan Bangga berada Diantara kalian.
Makasih buat kekeluargaan dan kebersamaan yang telah mengisi hari-hari indahku
dengan senyum dan keceriaan. Aq takkan pernah melupakannya.
Almamater Ku
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan judul Pengaruh pendidikan kesehatan dengan modul dan Media Visual
terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Wanita dalam Menghadapi
Menopause (Studi Eksperimen pada wanita Premenopause di Desa Sumbermulyo).
Selama penyusunan tesis ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan dan bantuan semua pihak, penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penelitian yang akan mendatang.
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN................................................................................................. iv
MOTTO................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR........................ xi
DAFTAR TABELxiii
DAFTAR LAMPIRAN........................xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
ABSTRACT............................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN.
1
B. Rumusan Masalah. 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian. 6
A. Tinjauan Pustaka.... 7
1. Pendidikan Kesehatan 9
viii
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan ......... 9
b. Metode Ceramah 14
d. Modul...................................................................... 15
e. Media Visual.................22
3. Pengetahuan ................................................................................. 24
4. Perilaku . 28
5. Sikap . 29
a. Definisi Sikap 30
b. Komponen Sikap 31
6. Menopause 31
a. Definisi Menopause 31
c. Patofisiologi Menopause................ 33
ix
f. Pemeliharaan Kesehatan pada Wanita 36
C. 43
Pengujian Hipotesis...
B. Lokasi Penelitian......... 44
C. Subyek Penelitian................ 45
D. Sumber Data 46
E. Variabel Penelitian 46
F. Definisi Operasional..................... 46
G. Instrumen Penelitian..... 48
H. Jalannya Penelitian. 48
I. Analisa Data.. 51
A. Hasil Penelitian.................................................................................. 53
E. Pembahasan Penelitian....................................................................... 68
F. Keterbatasan Penelitian....................................................................... 76
x
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 77
A. Kesimpulan Penelitian..................................................................... 77
B. Implikasi Penelitian............................................................................. 78
C. Saran.................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Abstrak
xv
Kata kunci: Pendidikan kesehatan, Modul, Media visual, Menopause, Pengetahuan
dan Sikap.
ABSTRACT
Siti Arifah, S540209014, 2010. Effect of Health Education with Module and visual
media that aim to improve Knowledge and Attitude of Women in Facing Menopause
. Thesis for The Masters Program Family Medicine, Post Graduate Program of
Sebelas Maret University in Surakarta 2010.
The improved health status that causing of life expectancy age, creating the
increasing number of menopause women has improved. Life expectancy age women
in Bantul that is 71.28 in the year of 2005 and prevalence of premenopause women
in Bambanglipuro 2.293. When entering menopause age, women will face new
problem, that is the change of body metabolism. Menopause facing the risk of
experiencing health disorders such as heart disease, stroke, cancer and osteoporosis.
Health education with modul is one of the methods that could develop understanding
andpositive attitude toward health. This research was aimed to investigate the
effectiveness of health education with modul in improving knowledge andattitude of
women in maintaining health in facing the menopause.
The study results showed, after controlling for the effect ofconfounding
variable, healt education with modul approach was effectivein improving of women
(t=2.614 and p=0.011) and attitude of women (t=2.398 and p=0.019) toward
menopause. the analysis of variable age, education, and job of the two groups
showed that p>0.05. this mean that two groups were comparable or proportional.
The t-test statistic analysis of the mean value of knowledge and attitude of the two
groups in pretest was significant with p<0.05 and in posttest was significant with
p<0.05. This study concluded, health education with modul approach is effective in
improving knowledge and attitude of women toward menopause. It is suggested that
health education with modul to improve knowledge and attitude of women in facing
menopause.
xvi
Key-word : Health education, Modul, Visual media, Menopause, Knowledgw and
Attitude.
BAB I
PENDAHULUAN
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan
Menurut Rahman (dalam Endah, 2002) usia harapan hidup wanita Indonesia
tahun 2005 mencapai 68,5 tahun. Selanjutnya menurut Tukiran dan sucipto
(2000) estimasi usia harapan hidup penduduk Indonesia tahun 2005 akan
mengalami kenaikan yaitu pria 68,0 tahun dan wanita 71,0 tahun.
xvii
Peningkatan umur harapan hidup yang terjadi di Indonesia mengakibatkan
PERMI Yogyakarta, PERMI Jawa Barat, Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat 16.795.419 orang wanita usia klimakterium (40-59 tahun) yang terbagi
dalam kelompok premenopause dan pasca menopause. Usia tersebut tahun 2005
Menurut Badan Pusat Statistik atau BPS (dalam Suardiman, dkk, 2005) usia
harapan hidup penduduk kabupaten Bantul tahun 2005 yaitu pria 67,30 tahun
dan wanita 71,28 tahun dengan angka rata-rata 69,35 tahun. Selanjutnya menurut
berjumlah 493.903 orang, yang terdiri dari 254.955 orang pria dan 238.903
orang wanita atau pria sebanyak 51,6 % dan wanita 48,4%. Adapun rentang usia
xviii
jantung, stroke, kanker payudara, kanker usus besar, osteoporoses, berkurangya
masa otot dan katarak. Hutapea (2005) menyebutkan bahwa penyakit jantung
koroner sering dijumpai pada usia 38-49 tahun dengan perbandingan kejadian
(17:1) berarti diantara tujuh belas orang wanita menopause seorang akan
mengalami penyakit jantung koroner tersebut. Risiko patah tulang pada wanita
menopause sebanyak 30% atau sekitar 3-5 juta orang wanita Indonesia akan
mengalaminya.
tahun 2008 sebayak 3.020 orang. Mempunyai keluhan antara lain ISPA 466
orang, pegal linu 469 orang, hipertensi 295 orang, penyakit kulit 349 orang,
pusing 185 orang, maag 139 orang, penyakit jantung 108 orang dan penyakit
lainnya seperti demam/panas, sulit tidur, diare, diabetes, asma, psikosa, parkison
sendi dan otot 80%, nyeri bersetubuh 73%, rasa panas dan berkeringat malam
xix
dengan rentang usia 35-50 tahun. Didapatkan bahwa 50% tidak pernah
mengenai menopause dari bidan dan dokter, 40% memilih metode ceramah
pencegahan agar tidak terkena penyakit, tetap memiliki tubuh yang sehat,
dengan demikian mereka dapat menikmati masa tua dengan lebih bergairah,
Ceramah tanya jawab adalah metode yang cukup efektif sebagai penyampai
pesan (Dep. P dan K, 2000). Pendapat tersebut didukung oleh penelitian Riyanto
xx
Selanjtunya dikatakan Socony (dalam lunardi, 2003) bahwa ceramah kurang
efektif bila tidak ditunjang dengan alat peraga lain, agar meninggalkan kelekatan
ingatan. Metode ceramah akan efektif bila dirangkaikan dengan tanya jawab,
sehingga terjadi komunikasi dua arah dan ceramah akan berhasil bila ada alat
dibantu dengan modul, agar peserta dapat meninjau kembali materi yang telah
B. Rumusan Masalah
xxi
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi/Puskesmas
Bagi yang tertarik dengan penelitian serupa hasilnya dapat dijadikan sebagai
xxii
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan Kesehatan
antara praktek kesehatan yang optimal dengan apa yang sedang terjadi
kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada
xxiii
diharapkan adanya peningkatan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude)
kelompok, dan populasi yang lebih besar. Perubahan perilaku ini meliputi
perilaku yang mendukung kesehatan saat ini maupun masa yang akan
datang.
yakni bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
orang harus mengikuti berbagai latihan atau mengetahui apa saja yang harus
xxiv
dilakukan agar orang benar-benar menjadi sehat (Machfoedz dan Suryani,
2005).
pendidik atau petugas yang melakukannya dan alat-alat bantu atau alat
peraga pendidikan yang dipakai. Agar mencapai hasil yang optimal, maka
xxv
menumbuhkan atau mengembangkan perilaku positif. Hal ini merupakan
(Notoatmodjo, 2003).
kesehatan.
3 kelompok yaitu:
kelompok
massyarakat
xxvi
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
keluarga pasien.
Prompt Treatment)
e) Rehabilitasi (Rehabilitation)
xxvii
pendidikan kesehatan dilihat sebagai system, proses belajar dalam
keluarga, dan masyarakat yang akan menjadi sasaran didik. Dalam kegiatan
xxviii
2) Proses dalam pendidikan ksehatan merupakan mekanisme dan interaksi yang
pengajar (petugas kesehatan), metode pengajaran, alat bantu belajar dan materi
belajar.
lunak maupun perangkat keras dan subyek belajar yaitu individu, kelompok,
a) Pengetahuan (knowledge)
xxix
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melalui mata dan telinag. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
b) Sikap (attitude)
seseorang terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi dari sikap ini
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dap[at ditafsirkan terlebih dahulu
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Praktik atau tindakan ini
dan adopsi.
xxx
2. Pendidikan Kesehatan Modul
seorang ibu yang sedang tertarik terhadap sesuatu informasi baru tentang
berarti harus hanya kepada ibu yang bersangkutan, tetapi juga kepada
xxxi
Metode pendidikan kelompok harus memperhatikan besarnya
(simulation game).
terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
xxxii
spanduk, poster, billboard yang dipasang di pinggir jalan dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003).
bahwa tidak ada metode mengajar yang paling baik, yang cocok untuk
Metode yang dipilih dalam penelitian ini diplih ceramah dengan modul,
1) Ceramah
yang dianggap ahli dalam bidangnya. Dengan metode ini lebih dapat
xxxiii
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempergunakan metode ceramah
antara lain:
1. Persiapan
- Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau
2. Pelaksanaan
sebagai berikut:
mungkin
xxxiv
2) Metode Tanya Jawab
dibicarakan
dibahas
3) Modul
xxxv
verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan
dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang telah
xxxvi
dengan berbagai nama pula, seperti Individualized Study System, Self-
pased study course, dan Keller plan (Tjipto Utomo dan Kees Ruijter,
yang teratur.
sebagai berikut.
pembelajaran.
xxxvii
5) Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil
pembelajaran.
2) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul
yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka
belum berhasil.
xxxviii
3) Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.
jenjang akademik.
menuju konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil belajar mereka dapat
ilmiah. Di lain pihak, Santyasa, dkk (1995, 1996, 1997, 1998, 1999)
meninjau kembali apa yang telah dibahas dalam ceramah. Pembuatan modul
beberapa waktu yang akan dating. Modul dapat disimpan, dibaca dan
xxxix
dipergunakan oleh orang lain yang belum mendapatkan pendidikan
kesehatan.
xl
belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada
pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul
harus:
penguasaannya.
xli
j. terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya
modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan
dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian
atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari
menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan,
maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
xlii
fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu
Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media
yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media
pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio-visual
xliii
(penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan
media adalah kata jamak dari medium yang berarti perantara atau
yang audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible artinya
Disebutkan juga media ini sebagai Sensori Aids, yang artinya alat-alat
xliv
Communication, yang artinya komunikasi melalui media audio-
suatu pesan, sehingga dia dapat memperoleh ilmu dan pengalaman yang
Yang termasuk golongan media audio visual adalah alat yang dapat
menghasilkan suara dan rupa dalam satu unit. Yang termasuk golongan
media audio visual yang sebenarnya adalah film bersuara, televise dan
video, karena ketiga alat itu mengkombinasikan fungsi suara dan rupa
dalam satu unit dan disebut media audio visual murni. Berikut
xlv
a) Audio
- Pita audio
- Piringan audio
- Radio
b. Cetak
- Buku tugas
c. Audio-cetak
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
xlvi
Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk menentukan perilaku
manusia yang terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan
kepercayaan diri atau sikap setiap hari sehingga dapat diketahui bahwa
a. Tahu (Know)
xlvii
b. Memahami (Comprehension)
materi tersebut secara benar. Contoh : Ibu yaang anaknya sakit karena
c. Aplikasi (Aplication)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil. Misal : Ibu dengan anak
d. Analisis (Analysis)
tersebut dan masih ada kaitannya dengan yang lain. Kemampuan analisis
xlviii
mengelompokkan, dan sebagainya. Contoh : Ibu dengan anak yang
dengan minum jus jambu merah maka ibu tersebut dapat menganalisis,
anaknya.
e. Sintesis (Synthesis)
rumusan yang telah ada. Contoh : Seorang ibu dengan selektif mampu
f. Evaluasi (Evaluation)
xlix
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
Oleh karena ranah kognitif atau pengetahuan ini bersifat hirarkis, maka
4. Perubahan Perilaku
a. Definisi
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
(Notoatmodjo, 2007).
l
1) Perilaku hidup sehat
olah raga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan
2) Perilaku sakit
li
kepada orang lain terutama kepada dokter atau petugas kesehatan dan
lii
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (Toma)
5. Sikap
a. Definisi
(2007) sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbukak atau tingkah laku yang terbuka, sikap merupakan kesiapan untuk
obyek.
atau obyek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit).
stimulus atau obyek kesehatan tersebut. Karena itu indikator untuk sikap
liii
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala
komponen pokokyaitu:
liv
c. Pengukuran sikap
Menurut Notoatmodjo (2007) sikap dapat diukur secara langsung dan tidak
6. Menopause
a. Definisi Menopause
setengah baya (middle age), yang berada antara 40-60 tahun (Hurlock, 2000).
berhenti sama sekali selama 1-2 tahun dan saat perdarahan uterus berakhir.
Masa perjalanan antara usia 40-65 tahun dan dikenal sebagai masa
lv
Pasca menopause Prasenium Senium
Pramenopaus
e
6 tahun
40 49 52 65
yang normal antara masa reproduksi dan masa menopause, berlangsung mulai
kira-kira 6 tahun sebelum menopause yang disebut premenopause, dan 6-7 tahun
disebutkan oleh Baziad, dkk (2003) bahwa masa yang bermula dari akhir
masareproduksi, sampai awal masa senium, yaitu antara 45-55 tahun. Bila terjadi
adalah masa sesudah pasca menopause, pada saat ini estrogen mencapai nilai yang
lvi
Masa pasca menopause akan menuju ke arah senium atau usia lanjut gejala
vasomotoris seperti hot fluses dan berkeringat banyak perlahan akan hilang. Setelah
menopause hingga senium terjadi atrofi alat-alat genital dan jaringan disekitarnya,
dan meningkatnya proses katabolisme protein, sehi ngga banyak jaringan tubuh
dipengaruhi seperti : tulang, otot,dan kulit. Karena itu wanita dengan usia lanjut
memperlihatkan kulit yang lebih tipis dan keriput, otot melembek, perubahan tulang
menuju osteoporosis. Masalah wanita usia lanjut atau geriatric adalah rangkaian dari
(Priwirohardjo, 2002).
c. Patofisiologi Menopause
Rachman (2001) menstruasi adalah perdarahan dari rahim yang keluar melalui
vagina selama 5-7 hari, terjadi setiap 23-35 hari. Hormone yang merangsang
Luteinizing Hormone (LH), hormone prolaktin dari otak dan estrogen serta
endometrium (selaput lendir rahim) tumbuh. Bila sel telur tidak dibuahi terjadi
lvii
Proses menjadi tua sudah dimulai umur 40 tahun, jumlah folikel pada
ovarium waktu lahir 750.000 buah, pada waktu menopause tinggal beberapa ribu
hormone gonadotropin, terjadi atropi alat genital, masa reproduksi berat ovarium 10-
Menopause dini terjadi sebelum usia 44 tahun, karena factor herediter, gangguan
gizi berat, penyakit menahun, penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium.
parastesia.
lviii
3) Gejala psikiastenik dan neurotic meliputi keadaan depresi, somatic,
makin menurun pada masa menopause dan mencapai kadar terendah pada
Setelah usia di atas 35 tahun, ovarium manusia mulai menurun dalam berat
dan besarnya. Perubahan folikel dan hormone steroid dari ovarium akan lebih
yang menurun dalam darah. Setelah menopause fungsi ovarium menurun sehiongga
produksinya merosot dan estradiol 17 B yang dihasilkan menjadi sangat sedikit tidak
lebih dari 20 ug perhari, dalam sirkulasi darah juga sangat rendah <150 p mol/L
(Hutapea, 2003).
f. Hormon Estrogen
Menurut Effendi (2001) ada tiga jenis estrogen yang ada dalam tubuh yaitu
estradiol, estrone, dan estriol. Fungsi utama estrogen menyebabkan proliferasi sel-
lix
sel dan pertumbuhan alat kelamin, memelihara system reproduksi dan menimbulkan
jaringan lemak, terutama dibuah dada, panggul, pantat, paha. Pertumbuhan rambut-
terjadi proliferasi dan hiperplasi pertumbuhan kelenjar. Pada leher rahim estrogen
menyebabkan terbentuknya lender serviks yang tipis, cair dan jernih yang mudah
g. Hormone progesteron
Progesteron hormone kedua dari indung telur lebih spesifik untuk wanita.
Hormone ini dihasilkan oleh corpus luteum, dan pada wanita hamil dihasilkan oleh
plasenta. Progesterone menyebabkan lender leher rahim sedikit kental dan keruh,
serta banyak infiltrasi l;eukosit, juga menghambat motilitas telur dan mempengaruhi
(Agoestina, 2004).
lx
h. Hormone Androgen
i. Hormone prolactin
adalah hormone yang berfungsi sebagai pembentukan air susu (Effendi, 2001)
menopause adalah :
1) Umur waktu mendapat haid pertama, semakin dini haid pertama terjadi,
5) Asupan gizi, wanita yang cukup kalori, protein mineral dan kalsium akan
lxi
l. Pemeliharaan kesehatan pada wanita menopause
suatu tim keahlian yang dapat bekerja sama secara terpadu, kerja sama antar disiplin
program kerja yang baik. Program pelayanan disajikan dalam bentuk kegiatan
a) Program promotif
Didalam kegiatan ini tercakup pula kegiatan penyuluhan gizi dan latihan
b) Program Preventif
suku bangsa warna kulit putih, postur badan ramping kurus, mengalami
(ooforektomi bilateral) pada usia dini, kebiasaan diet rendah kalsium, tinggi
lxii
ringan (sedentary life), penyakit gangguan metabolism mineral, penyakit
mencegah patah tulang hingga 50% pada wanita yaqng terjadi menopause
membuktikan bahwa olah raga teratur dapat mencegah tulang keropos dan
lxiii
tidak mudah patah. Olah raga ringan, jalan pagi. Aktifitas fisik yang cukup
makanan suplemen kalsium, makanan dan minuman lain yang kaya viatamin
IOF (dalam Endah, 2002) bahwa untuk mendapatkan asupan kalsium, wanita
menopause perlu mengkonsumsi susu dan produk bahan susu (dairy food)
seperti keju, coklat, yougurt. Selain itu kalsium juga dapat diperolah melalui
suplemen kalsium akan lebih bermanfaat jika diberikan pada pagi hari,
karena pada saat tersebut kadar vitamin D berada pada keadaan yang
tertinggi, berbeda bila kalsium diberikan pada malam hari, pada saat itu
yang baik pada usia muda karena fungsi kalsium sangat penting untuk
lxiv
pada golongan anak dan remaja serta usia lanjut, yaitu memberikan diet
menopause dapat dilakukan dengan berbagai cara tradisional yaitu bila sakit
perut, gatal-gatal di daerah kaki, gatal di daerah vagina, diatasi dengan air
dan Suryono (2000) adalah menjaga kebersihan badan dan mengganti celana
keputihan, rasa nyeri perut, perut membesar, bagian vagina turun, gangguan
buang air kecil, gangguan buang air besar, rasa panas dimuka
tumor ganas yang berasal dari vagina, serviks uterus, korpus uteri, saluarn
telur maupun indung telur. Keputihan yang patologik seperti gatal dan
berbau. Nyeri perut karena letak rahim, infeksi alat kandungan, mioma uteri,
kista ovarii, pecahnya telur. Nyeri pinggamng bawah, gangguan miksi dan
laboratorium, cultur dari lender vagina dan vulva, pemerikasaan sitologi (pap
lxv
Menurut Hasan (2006) untuk mengatasi gangguan psikologis pada
pribadi antara lain dengan menerima perubahan fisik tubuh, dapat mengakui
bahwa tubuh tidak berfungsi wahar seperti dulu, membiasakan hidup sehat
dan memiliki fisik yang sehat, kesanggupan menghadapi situasi dengan cara
wajar, sense of humor yaitu kemampuan untuk menangkap makna yang lucu
a) Osteoporosis
tulang lebih ringan, lebih rapuh, meskipun zat dan mineral pembentuk tulang
pangkal paha atau ruas tulang (Yatim, 2001). Menurut Simanjuntak (2001)
osteoporosis dapat dicegah sejak usia anak-anak dengan cukup kalsium, pola
hidup aktif (neurobik), hidup sehat, pola berfikir sehat, serta hidup serasi dan
selaras.
lxvi
darah dan penyakit jantung koroner antara lain adalah pol;a hidu[ yang
raga, pola makan yang kurang sehat seperti tinggi kolesterol dan lemak yang
c) Penyakit Keganasan
jumlah sel dan jaringan ikat selaput lender rahim (endometrium hyperplasia).
lxvii
dapat meningkatkan pengetahuan penduduk Desa Berangkit Kepulauan
menopause.
B. Kerangka Berfikir
Pendidikan
Kesehatan
Metode
penyuluhan
lxviii
Media Media
Modul Visual
Perubahan
Pengetahuan
dan Sikap
Wanita dalam
menghadapai
Menopause
Keterangan:
Yang diteliti
C. Hipotesis
lxix
Ada Pengaruh Pendidikan kesehatan melalui modul dan media visual
BAB III
METODE PENELITIAN
pretest dan posttest control group design yaitu melakukan pengukuran awal sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan, dengan demikian rancangan ini akan didapatkan
Kelompok eksperimen : 01 X 02
Kelompok control : 03 04
Keterangan:
perlakuan
lxx
03 : observasi awal untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku pada kelompok
control
B. Subyek Penelitian
seluruh anggota PKK Desa Sorok dan Bondalem yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Dengan teknik Purposive Sampling ditentukan populasi studi adalah
seluruh wanita premenopause dusun Sorok dan Bondalem serta dengan kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi menjadi sampel penelitian. Kriteria inklusi adalah
sebagai berikut:
1. Wanita yang aktif dan ikut arisan PKK di desa Sorok dan Bondalem
Kriteria eksklusi adalah subyek yang menderita sakit berat dan mental serta
tidak bersedia menjadi mengikuti proses penelitian dari tahap awal sampai
akhir.
lxxi
Subyek penelitian ditentukan menggunakan rumus besar
sampel(Lameshow,dkk.,1997).
n=
eksperimen dan kelompok kontrol yang akan diberi perlakuan oleh petugas
yang sama.
responden dapat dilakukan lebih mudah karena jarak kedua desa dekat
(2) Karakteristik masyarakat kedua desa relatif sama (3) Waktu penelitian
C. Lokasi Penelitian
penelitian di Dusun Sorok dan Dusun Bondalem dengan alasan kedua dusun
D. Variabel penelitian
lxxii
1. Variabel bebas (independent) : metode pendidikan kesehatan tentang
visual.
A. Definisi Operasional
buku
lxxiii
(Notoatmodjo, 2007). Sikap wanita tentang menopause dinilali dengan
7. Umur adalah jumlah tahun yang telah dilewati oleh responden sejak lahir
(nominal).
kontinyu ( ordinal).
B. Instrumen penelitian
lxxiv
Instrumen penelitian menggunakan data penduduk Desa
ceramah dengan modul dan audio visual, serta kuesioner untuk mengetahui
mengetahui nilai korelasi tiap pertanyaan itu signifikan, maka dilihat pada
table nilai product moment di dalam buku statistic. Untuk menguji reliabilitas
Alpha Cronbach. Jika butir alphha dan r alpha > r tabel maka butir tersebut
reliabel
Jika butir alpha negative dan r alpha < r tabel maka butir tersebut
tidak reliabel
C. Jalannya penelitian
lxxv
Bondalem dengan jumlah penduduk relatif besar. Pada tahap persiapan
diperoleh 103 ibu, berusia 36-45 tahun 68 orang. Kelompok usia tersebut
a. Tahap persiapan
lxxvi
- Persiapan perijinan dilaksanakan selama seminggu pertama dan
kedua.
pertemuan.
b. Tahap pelaksanaan
lxxvii
- Setelah selesai pretest untuk kelompok eksperimen dan
selama 6 minggu.
1. Pengolahan data
lxxviii
Alat pengolah data dan penyiapan dokumentasi adalah komputer dengan
sebagai panduan dalam menbuat kode terhadap data yang ada di dalam
kuesioner.
responden.
3. Analisa data
Analisa data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan deskriptif,
lxxix
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kedua kelompok
menggunakan uji statistik t-test. Menurut Arikunto (2006) uji ini dapat
p=0,05.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
yaitu Dusun Sorok dan Dusun Bondalem. Kedua lokasi penelitian memiliki
karakteristik lingkungan hampir sama yaitu terletak di pinggir daerah aliran Sungai
Winongo dengan alasan jumlah penduduk kedua dusun banyak yang berkunjung di
Subjek penelitian adalah ibu-ibu anggota PKK yang berumur 36-45 tahun dengan
jumlah responden yang memenuhi kriteria sebanyak 80 orang. Subyek penelitian ini
dibagi dua kelompok perlakuan yaitu ceramah dengan modul dan kelompok kontrol
yaitu ceramah dengan media visual. Karakteristik responden dalam penelitian ini
lxxx
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
menjadi perilaku sehat, yang artinya perilaku yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
sehat atau kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah penerapan ilmu perilaku untuk
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistim pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan. Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif
(pengetahuan, persepsi dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau
menopause dipergunakan alat ukur berupa kuesioner yang telah dilakukan uji
mana alat ukur mengukur apa yang sesungguhnya diukur. Jika instrumen mengukur
dengan benar apa yang ingin diukur, maka instrumen tersebut dikatakan valid.
Terdapat empat jenis validitas pengukuran yaitu: validitas muka, validitas isi,
validitas kriteria dan validitas konstruk. Validitas kuesioner penelitian dinilai dengan
validitas muka (face validity) dan validitas isi (content validity). Penilaian validitas
muka dan validitas isi dilakukan berdasarkan kajian atas kuesioner oleh seorang
pakar. Untuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah dikonsultasikan
lxxxi
Murti (2003) juga menguraikan bahwa reliabilitas pengukuran ditentukan
oleh homogenitas cara pengukuran di dalam alat ukur itu sendiri, dan konsistensi
menyentuh dua aspek yaitu: aspek konsistensi internal dan aspek stabilitas. Penilaian
aspek konsistensi internal (korelasi item total dan reliabilitas belah paroh dengan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
yang diharapkan dapat mencegah dan mengatasi terjadinya menopause pada wanita
pemeliharaan kesehatan serta cara hidup sehat, meliputi jenis-jenis makanan yang
bergizi dan manfaat makanan yang bergizi untuk mencegah dan mengatasi
lxxxii
Tabel 4.1: Hasil Uji Konsistensi Internal item pertanyaan kuesioner
pengetahuan tentang menopause
lxxxiii
16 Item Pengetahuan19 0.40
Hasil uji konsistensi internal kuesioner sikap pada awalnya terdiri dari 38 item
lxxxiv
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus
atau objek, dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit
wanita yang diharapkan dapat mencegah dan mengatasi terjadinya menopause dini
pada wanita pre menopause. Sikap dimaksud meliputi sikap terhadap pengertian,
pemeliharaan kesehatan serta cara hidup sehat, meliputi jenis-jenis makanan yang
bergizi dan manfaat makanan yang bergizi untuk mencegah dan mengatasi
premenopause. Kuesioner sikap terdiri dari 25 item pertanyaan untuk menilai sikap
konsistensi internal (korelasi item total dan reliabilitas belah paroh dengan metode
Alpha Cronbach) serta aspek stabilitas (pendekatan Test-Retest Reliability). Hasil uji
konsistensi internal alat ukur kuesioner sikap ditampilkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2: Hasil Uji Konsistensi Internal item pertanyaan kuesioner sikap
tentang menopause
lxxxv
No Item Pertanyaan Korelasi Item Total Alpha Cronbach
lxxxvi
Hasil uji konsistensi internal kuesioner sikap pada awalnya terdiri dari 25
mempunyai kriteria: pendidikan SMP atau SMA dan sederajat, umur 36 45 tahun,
berdomisili di Dusun Sorok dan Bondalem, masih memiliki suami yang sah dan
tinggal satu rumah, tidak menderita sakit berat dan bersedia mengikuti proses
n Mean SD n Mean SD
lxxxvii
Jumlah anak (orang) 40 2.31 0.97 40 2.08 0.81 -1.271 0.20
7
40.47 tahun, rata-rata jumlah anggota keluarga 4.65 orang, rata-rata jumlah anak
umur sebesar 40.10 tahun, rata-rata jumlah anggota keluarga 4.20 orang, rata-rata
jumlah anak 2.08, rata-rata pendapatan keluarga Rp.652,155,- dan rata-rata belanja
0.68; p=0.49), jumlah anggota keluarga (t=1.922; p=0.58), jumlah anak (t=-1.271;
p=0.207), pendapatan keluarga (t=-2.054; p=0.44) dan belanja makan keluarga (t=-
1.101; p=0.274).
lxxxviii
Gambar 4.1: Perbedaan rerata umur responden, jumlah anggota keluarga, jumlah anak,
pendapatan keluarga dan belanja makan menurut status perlakuan (p>0.05)
4.4.
- SLTA 41 12 15 29 36.2
lxxxix
- Tidak bekerja 33 9 11.2 24 30
- Bekerja 47 31 38.8 16 20
- Sorok 40 20 25 20 25
- Bondalem 40 20 25 20 25
13.8 persen.
xc
Gambar 4.2: Perbedaan pendidikan responden menurut status perlakuan
(X2= 0.000; p= 0.000)
yang bekerja pada kelompok eksperimen sebanyak 38.8 persen, sedangkan pada
xci
Gambar 4.3: Perbedaan pekerjaan responden menurut status perlakuan (X2=
0.001; p= 0.001)
xcii
Gambar 4.4: Perbedaan domisili responden menurut status perlakuan (X2=
0.000; p= 0.000)
pengetahuan dan sikap wanita dalam menghadapi menopause ditampilkan pada tabel
4.8.
Tabel 4.5: Hasil pengukuran tingkat pengetahuan dan sikap wanita dalam
menghadapi menopause sebelum perlakuan
xciii
Kelompok Eksperimen Kelompok
Pembanding
No Variabel t p
n Mean SD n Mean SD
responden tentang menopause pada kelompok eksperimen sebesar 20,58 2,50 dan
pada kelompok pembanding sebesar 20,29 2,77. Hasil uji statistik tingkat
sebesar 31,82 3,98. Hasil uji statistik sikap responden sebelum perlakuan pada
p>0,05).
xciv
a. Analisis Pengetahuan dan Sikap wanita dalam menghadapi menopause
xcv
(dengan media visual) meningkat sebesar 1,48. Hasil analisis statistik perbedaan
Tabel 4.7: Perbandingan skor sikap subjek penelitian pada kedua kelompok
sebelum dan sesudah pemberian perlakuan
Tabel 4.7 menunjukkan rerata skor sikap kedua kelompok antara sebelum
xcvi
meningkat sebesar 3,44 dan pada kelompok pembanding meningkat sebesar
1,63. Hasil analisis statistik perbedaan dua rerata (paired t-test) menunjukkan
p<0,05).
menghadapi menopause
audio visual terhadap perubahan pengetahuan dan sikap subjek penelitian tentang
Tabel 4.8: Perbedaan pendidikan kesehatan dengan modul dan media visual
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap subjek penelitian tentang
menopause
xcvii
No Variabel N Mean SD N Mean SD t p
pembanding.
visual.
Tabel 4.8. menunjukkan hasil uji t-test sikap responden (mean diff= -1.83;
kesehatan dengan modul dan media visual (p<0.05). Metode pendidikan kesehatan
xcviii
dengan modul lebih baik dalam meningkatkan sikap wanita dalam menghadapi
E. Pembahasan
penelitian. Tabel 4.1. dan 4.2 membuktikan tidak ada perbedaan yang bermakna
keluarga, jumlah anak dan domisili (p>0.05) antara kelompok eksperimen maupun
kelompok pembanding.
dan domisili responden pada kedua kelompok memiliki kondisi yang relatif sama
(homogen). Dengan kata lain variabel perancu telah dicoba untuk dikendalikan
pada penelitian ini. Hal tersebut sesuai dengan Murti (2003) yang menyatakan salah
satu kelemahan eksperimen kuasi adalah karena alokasi perlakuan tidak dilakukan
perancu.
xcix
2. Keadaan Subjek Penelitian Sebelum Perlakuan
tentang menopause sebelum perlakuan relatif sama pada kedua kelompok. Tabel 4.6
kedua kelompok tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0.05). Analisis terhadap
penelitian. Hal ini telah memenuhi salah satu persyaratan dalam melakukan suatu
yang seimbang.
Hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa kondisi awal tingkat pengetahuan dan
intervensi pada kelompok perlakuan nilai rerata dan simpangan baku pretest
pengetahuan adalah 20,50 2,59 dan kelompok control 20,10 2,72. Hasil uji
c
keduua kelompok memiliki pengetahuan yang seimbang. Setelah diberikan
intervensi pada keduau kelompok selanjutnya dilakukan pos tes. Hasil uji statistic
terhadap nilai rerata pengetahuan dari pre tes ke pos tes menunjukkan p=0,000
(p<0,05) berarti terjadi peningkatan nilai pengetahuan yang bermakna pada kedua
kelompok. Hal ini membuktikan bahwa metode ceramah dengan modul dan ceramah
Bila dilihat dari hasil tabel terlihat bahwa nilai rerata dan simpangan baku
antara kelompok perlakuan dan kontrol baik pada pre tes maupun pos tes sama-sama
terjadi peningkatan yang bermakna, berarti metode ceramah dengan modul lebih
efektif dibandingkan dengan media visual. Pada kenyataan hasil penelitian kedua
pre tes dan pos tes antara kedua kelompok menunjukkan p=0,011 (p<0,05) berarti
Dari hasil uraian perbandingan pada kedua kelompok terlihat bahwa pada
pos tes terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna. Hal ini menunjukkan nilai
pos tes antara kelompok yang diberi modul dan kelompok yang tidak diberi modul
pada pos tes karena pada kelompok perlakuan diberi modul untuk dibaca di rumah.
pengetahuan pada pos tes antara kedua kelompok. Sesuai dengan pendapat Green
ci
mendengar istilah menopause, dan 53 % membutuhkan informasi yang benar
mengenai menopause. Sesuai dengan data pada survey awal, peningkatan nilai
mengahadapi menopause merupakan hal baru bagi responden sehingga materi yang
lain yang turut mempengaruhinya seperti fasilitas media, fasilitator yang menarik
yang cukup bermakna bagi prestasi belajar seseorang. Meskipun tingkat kecerdasan
tidak diteliti.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Winda
yang dilakukan oleh Widjana (2000), bahwa pendidikan kesehatan dengan metode
pada responden untuk lebih meningkatkan kualitas belajar melalui proses membaca
cii
Hasil analisis menunjukkan nilai sikap sebelum intervensi rerata dan
simpangan baku kelompok perlakuan 32,60 4,89 dan kelompok kontrol 31,55
3,38. Hasil uji statistic rerata nilai sikap pre tes dan pos tes menunjukkan t= -2.912
dan p= 0,019 (p<0,05) berarti terjadi peningkatan yang bermakna pada kedua
kelompok. Hal ini membuktikan bahwa metode ceramah dengan modul dan ceramah
mengahdapi menopause. Selanjutnya hasil uji statistic nilai rerata sikap dari pre tes
ke pos tes pada kelompok perlakuan menunjukkan p= 0.000 (p<0,05) berarti terjadi
perbedaan peningkatan yang bermakna. Hal ini membuktikan pada kelompok yang
diberi modul terjadi peningkatan nilai rerata sikap yang cukup tinggi. Kemudian
pada kelompok kontrol hasil uji statistik dari pre tes ke postes menunjukkan p=0.006
(p>0.05) berarti tidak terjadi peningkatan yang bermakna. Hal ini membuktikan
bahwa kelompok yang diberi ceramah dengan media visual tidak terjadi peningkatan
yang bermakna.
Selanjutnya jika dilihat dari nilai rerata sikap pretes ke postes pada kedua
bermakna pada kedua kelompok. Hal ini juga membuktikan bahwa metode ceramah
dengan modul dan media visual sama-sama efektif meningkatkan nilai sikap wanita
dalam menghadapi menopause. Bila dilihat dari hasil uji t-test terlihat bahwa nilai
rerata dan simpangan baku antara kelompok perlakuan dan kontrol baik pada pretes
dan postes sama-sama terjadi peningkatan sikap yang bermakna. Dari uraian ini
menolak hipotesis kedua bahwa metode ceramah dengan modul lebih efektif
ciii
menghadapi menopause. Pada kenyataan hasil penelitian bahwa kedua metode
beberapa faktor. Menurut Stanley (cit, Winda, 2000) bahwa keberhasilan suatu
pendidikan dipengaruhi oleh startegi, metode dan alat bantu pengajaran dan yang
proses, sarana serta metode. Peningkatan nilai sikap pada kelompok perlakuan
hanya mendengar ceramah dengan media visual sehingga akan mudah lupa.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syaiful
kholik (2006) bahwa media buku lebih efektif meningkatkan sikap keluarga dalam
pencegahan DBD. Peningkatan rerata kedua kelompok pada saat pretes ke postes
menunjukkan adanya peningkatan sikap. Hal ini berarti melalui modul dan media
visual sama-sama efektif dalam meningkatkan sikap, hanya saja peningkatan nilai
lebih tajam terjadi pada kelompok yang menggunakan modul. Hal ini sesuai dengan
teori Harvey dan Smith (1997) terdapat 3 golongan variabel yang berpengaruh
dalam perubahan sikap yaitu komunikator, sumber pesan (modul) dan sasaran.
disebabkan adanya efek maturasi dan pengujian (cit, Winda, 2000). Faktor maturasi
responden pernah mengerjakan pada saat pretes. Banyak faktor yang mempengaruhi
civ
keberhasilan pendidikan. Aspek metode bukanlah satu-satunya, tetapi masih
dan sarana yang digunakan. Karena dalam penelitian ini semua faktor tersebut dapat
Hasil analisis statistik perbedaan dua rerata (paired t-test) pada kelompok
pengetahuan dan sikap wanita tentang menopause antara sebelum dan sesudah
analisis statistik perbedaan dua rerata (paired t-test) menunjukkan perbedaan yang
bermakna (p<0.05) pada tingkat pengetahuan dan sikap wanita dalam menghadapi
menopause antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian ini sesuai
Bila dilihat dari hasil uji statistik terlihat bahwa nilai rerata dan simpangan
baku antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol baik pada pre tes maupun
Menopause
cv
p=0.001) dan sikap (mean diff= -1.81; t=-2.352; p=0.019) wanita tentang
menopause antara metode pendidikan kesehatan dengan modul dan visual. Metode
pendidikan kesehatan dengan modul lebih baik dalam mengubah pengetahuan dan
Deli Serdang bahwa promosi kesehatan secara langsung kepada penderita TBC
kelompok dalam meningkatkan pengetahuan ibu. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
F. Keterbatasan Penelitian
a. Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan rancangan Before and After
beberapa faktor perancu, tetapi masih ada beberapa faktor perancu yang dapat
cvi
kesehatan melalui modul dan Lcd terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan
praktek.
b. Penilaian validitas alat ukur kuesioner pada penelitian ini belum dilakukan
penelitian ini masih perlu ditingkatkan validitasnya. Untuk penelitian lebih lanjut
perlu peningkatan validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB V
A. KESIMPULAN
media visual.
cvii
2. Terdapat perbedaan yang signifikan perubahan sikap wanita premenopause
yaitu antara lain: umur, pendidikan, pekerjaan dan domisili responden serta
C. SARAN
cviii
diharapkan dapat mengubah perilaku wanita tersebut dalam mencegah
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B., 2001, Masalah Kesehatan pada Masa Menopause, Majalah Medika,
Tahun XXIII, September.
Agustina, T., 2004, Pentingnya Terapi Sulih Hormon pada Wanita Menopause,
Majalah Medika, Tahun XXVII, Nopember.
Ali, M. 2003. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja
tentang Imunisasi. Medan. http://www.digilib.usu
Depkes RI, 1999, Buku Pengukuran Keberhasilan Pelatihan Depkes RI, Jakarta.
cix
Depkes RI, 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Depkes, Jakarta.
Dinkes Kabupaten Bantul, 2008, Profil Kesehatan kabupaten Bantul Tahun 2008,
Dinkes Kabupaten Bantul, Bantul.
Endah, D, K., 2002, Makna Nutrisi pada Wanita Osteoporosis, Medika, tahun XXVI,
Vol 12, Nopember.
cx
Hiswani. 2001. Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah dan Diskusi dalam
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perubahan Kadar Gula Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Dokter Pringadi. ()
download 13 Januari 2010.
Lunardi, A.G., 1993, Pendidikan orang Dewasa. Sebuah Uraian Praktis, Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama.
Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua). Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Paat, G., 2000, Permasalahan Seksual dalam masa menopause dan Purna
Menopause, seminar, Jakarta. biro konsultasi Kesejahteraan Keluarga RS
ST.Carolus.
cxi
Potter., Perry, 1993. Fundamental of nursing, concept, process andpractice.
Missaury : mosby
Priwirohardjo, S., 1999, Ilmu Kandungan, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
cxii
Tan Tram et al., 2003, The Impact of Health Education on Mother's Knowledge,
WHO, 1999, Pendidikan Kesehatan, Bandung. Terjemahan Ida Bagoes Tjarsa, ITB
dan Universitas Udayana.
Yatim, F., 2001, haid Tidak Wajar dan Menopause, Jakarta, Pustaka Populer Obor.
cxiii
cxiv