SUBJECT:
DESCRIPCIONT:
Anak sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan
bakteri dan virus yang disebarkan melalui makan sehingga rawan munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang seperti diare, demam typoid,
kecacingan, dan anemia. Tujuan studi kasus ini menerapkan asuhan keperawatan
pada anak demam typoid di RSUD dr Wahidin sudiro Husodo Mojokerto.
Studi kasus ini menggunakan metode observasi dan wawancara yang
diajukan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan format asuhan
keperawatan anak. Responden demam typoid yaitu anak-anak berusia 6-12 tahun
yang berjumlah 2 responden.
Dari hasil pengkajian pada klien 1 dengan masalah keperawatan
penurunan nafsu makan ditandai dengan lidah kotor, mukosa bibir kering,
penurunan berat badan, makan 2-3 sendok, porsi tidak habis, nadi 100x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu 37,60C, sedangkan pada klien 2 dengan masalah nyeri
ditandai dengan nyeri perut, skala nyeri sedang, wajah menyeringai menahan
nyeri, nadi 110x/menit, pernapasan 24x/menit, suhu 37,50C.
Pada kedua klien didapatkan tanda dan gejala yang berbeda sehingga
masalah keperawatan yang muncul pada klien 1 yaitu ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dan klien 2 yaitu gangguan rasa nyaman nyeri.
Intervensi dan implementasi yang dilakukan berupa modifikasi health Education
(HE) untuk pemberian diit, mendampingi keluarga klien untuk pemberiaan makan
lunak, rendah serat, tinggi karbohidrat dan protein serta mendampingi dalam
pemberian makan sedikit tapi sering. Untuk klien 2 memodifikasi healtt
Education (HE) untuk meringankan nyeri, mengkaji lokasi nyeri, mendampingi
keluarga untuk tehknik relaksasi dan distraksi berupa pemberian kompres air
hangat, meningkatkan istirahat serta memonitor tanda-tanda vital. Evaluasi yang
didapatkan dari kedua klien sudah mengatasi masalah keperawatan walaupun
sebagian dan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil keperawatan.
The purpose of this case study was to apply the nursing care in children
with typoid fever in the RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokert. This case
study using observation and interview methods that were submitted to the client
and the client’s family by using the form at of nursing care of children. Typoid
fever respondents with children aged 6-12 years as many as 2 respondents.
From assesment result on the client 1 with a nursing problem of a
decrease in appetite characterized by dirty tongue, mucous of lips was dry, weight
loss, ate 2-3 tablespoons, the servings were not depleted, pulse rate was 100x/
minute, respiration rate was 22x/minute, body temperature was 37,60 C while on
the client 2 with the problem of pain was characterized by abdominal pain,
moderate pain scale, grimaced face arrested the pain, pulse rate was110x/minute,
respiration rate was 24x/minute, body temperature was 37,5 0C.
On both the client obtained the different signs and symptoms so that
nursing problems that arose in the client 1 was an imbalance in nutrition that less
than body requirements and the client 2 was comfort disturbed related to pain.
Intervention and implementation was done in the form of health education (HE)
for the modification of diet, assisting the client family feeding food that soft,
contain with low-fiber, high-carbohydrate, and protein and assisting in feeding
little but often. For client 2 modificate health education (HE) to relieve pain,
examines the location of pain, accompained the family for relaxation and
distraction techniques with the provision of warm compresses, improve rest and
monitor vital signs. From evaluation obtained from both the clients have resolved
the problems of nursing even though just partially and in accordance with the
purpose and criteria of nursing result.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan klien pertama adalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu
makan.
Pada pasien demam typoid biasanya nafsu makan berkurang karena
adanya rasa tidak enak pada perut disebabkan keasaman lambung yang
merupakan factor penentu dari suseptibilitas terhadap kuman salmonella
yang melekat pada jonjot ileum, sehingga menyebabkan nafsu makan
berkurang (Widagdo, 2012).
Pada pasien demam typoid nafsu makan menurun, kurang minat
pada makan, bising usus hiperaktif, kesalahan informasi, membrane
mukosa pucat, tonus otot menurun, kelemahan otot untuk menelan atau
mengunyah, berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
(Herdman, 2012).
Masalah keperawatan yang diambil sudah sesuai dengan teori yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan nafsu makan.
Hasil pemeriksaan fisik pada An. G sesuai dengan teori yang ada
bahwa saat dilakukan pemeriksaan fisik pada daerah perut didapatkan
nyeri pada perut.
3. Intervensi
Tujuan intervensi untuk klien yang pertama, setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam asupan kebutuhan nutrisi terpenuhi
dengn kriteria hasil ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya meningkat
ditanda dengan porsi makan habis. Lidah tidak kotor, mukosa bibir
lembab, tanda – tanda vital dalam batas normal. Intervensinya yaitu
anjurkan kepada orang tua klien atau keluarga untuk memberikan
makanan yang disukai, anjurkan kepada orang tua klien atau keluarga
untuk menghindari makanan yang mengandung gas, asam, dan pedas.
4. Implementasi
Tindakan keperawatan untuk An. Y yaitu memberikan Healt
Education kepada orang tua klien meliputi pemberian makanan yang
disukai, menghindarimakanan yang mengandung gas, asam, dan pedas.
Memberikan rehidrasi berupa minum, sayuran berkuah dan buah yang
boleh dikonsumsi klien. Mendampingi orang tua klien memberikan makan
dengan nasi tim, lauk ikan lele dan sayur labu siam. Mendampingi orang
tua klien memberikan roti 2 lapis.
Diet yang di berikan ialah makanan yang mengandung cukup
cairan, rendah serat, tinggi protein, dan tidak menimbulkan gas serta
pemberiannya harus melihat keadaan pasien. Jika keadaan klien masih
baik, diberikan makanan lunak dengan lauk pauk dicincang (hati, daging),
sayuran labu siam atau wortel yang dimasak lunak sekali. Boleh juga
diberi tahu, telur setengah matang atau matang direbus. Susu diberikan
2x1 gelas per hari, jika makanan tidak habis diberikan ekstra susu
(Ngastiah, 2005).
Dari penelitian bayu (2015) pada Ny. N dilakukan tindakan
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala demam typoid. Memonitor diit
klien, memonitor klien untuk makan dikit tapi sering, monitor tanda-tanda
vital.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada An. Y sesuai dengan
teori dan riset yang ditulis oleh bayu (2015) yang menjelaskan bahwa
pasien demam typoid dianjurkan untuk mengontrol diit dan dianjurkan
untuk makan dikit tapi sering.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada An. Gdengan masalah
nyeri yaitumengkaji lokasi dan skala nyeri, mendampingi ibu klien cara
kompres air hangat pada daerah nyeri, menganjurkan klien istirahat,
mengobservasi tanda-tanda vital.
Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorphin tubuh
sehingga memblok transmisi stimulasi nyeri. Menurut teori gate-control
kompres hangat dapat mengaktifkan (merangsang) serat-serat non-
5. Evaluasi
Evaluasi pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan di dapatkan
data pada hari ke 3 yaitu data subyektifnya ibu pasien mengatakan
anaknya sudah tidak malas makan, keadaan umum cukup, lidah agak
kotor, mukosa bibir lembab, makan 4-5 sendok, porsi makan tidak habis,
nadi 100x/menit, suhu 36,70C, pernapasan 22x/menit, berat badan
sekarang 18,5 kg. Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh sudah teratasi sebagian dan intervensi dihentikan.
Berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan sudah tercapai ditandai
dengan pasien sudah mau makan, pasien tidak trlihat lemas, mukosa bibir
lembah dan tanda-tanda vital dalam batas normal (Herdman 2009).
Hasil penelitian bayu (2015) pada klien Ny. N di dapatkan data
pada hari ke 2 yaitu data subyektifnya klien mengatakan nafsu makannya
meningkat, klien menghabiskan setengah porsi makan dari rumah sakit,
TD 150/90 mmHg, nadi 86x/menit, RR 18x/menit, suhu 36,50C. masalah
ketidakseimbangan nutrisi sudah teratasi sebagian. Intervensi dilanjutkan.
Hasil evaluasi pada An. Y yang mengalami peningkatan nafsu
makansesuai dengan teori dan hasil riset bayu (2015) tetapi ada perbedaan
pada hari/waktu. Pada anak Y mengalami peningkatan nafsu makan pada
hari ke 3 sedangkan Ny.N pada hari ke 2. Hal ini disebabkan oleh usia dan
perkembangan tubuh yang berbeda antara kedua responden dimana Ny.N
sudah dewasa sedangkan An.Y masih pada usia anak sehingga perubahan
nafsu makan pada Ny.N lebih cepat dibandingkan An.Y.
Evaluasi pada diagnosa gangguan nyaman nyeri berhubungan
dengan proses peradangan didapatkan data pada hari ke 2 yaitu data
subyektifnya ibu pasien mengatakan nyeri perut anaknya berkurang,
keadaan umum cukup, terdapat nyeri tekan dikuadran kanan region 6,
skala nyeri ringan, wajah nampak rileks. Masalah nyeri teratasi sebagian
dan intervensi dihentikan.Berdasarkan kriteria hasil pada tujuan
REKOMENDASI
Harus selalu meningkatkan mutu pelayanan pada semua klien dan
juga dalam melakukan tindakan keperawatan terutama dalam melakukan tindakan
pada anak demam tifoid dengan mengupayakan intervensi yang lebih intensif dan
meningkatkan program-program standar praktek keperawatan yang sudah
berjalan.
Institusi kesehatan harus lebih mengoptimalkan program standar
praktek keperawatan dan meningkatkan mutu dari keperawatan dimana tenaga
keperawatan tidak hanya memberikan pelayanan pada klien sakit tetapi juga
sebagai tenaga pendidik, agar klien dapat memperoleh pelayanan kesehatan
dengan baik. Hasil studi kasus ini dapat dijadikan data dasar untuk studi kasus
lebih lanjut tentang klien demam tifoid.
Alamat Correspondensi :
- Email : Khofida94@gmail.com
- No. Hp : 085791640286
DAFTAR PUSTAKA
Sendi, dkk. (2013).Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHSB) Sekolah
Pada Siswa Sekolah Dasar.Gmim Lemoh Image Of Clean Living And
Healthy Behavior Of School Students Gmim Lemoh Manado:
Universitas Sam Ratulangi.
Susilaningrum, dkk. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.