Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP BAYI BARU LAHIR NORMAL (BBLN)


DI RUANG PERINATALOGI RSUD CIBABAT
KOTA CIMAHI
Untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Lapangan Keperawatan Medikal BedahI
Dosen Pembimbing : Dr.Yayat Suryati,.M.Kep

Disusun Oleh :
Euis Ulfa Mayasari
211120089

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITASJENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2022
A. KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR NORMAL
1. Pengertian
Menurut Dep Kes RI (2005) yang dikutip oleh Dwienda (2014) bayi baru lahir
normal adalah bayi yang baru lahir dengan umur kehamilan 37 sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Sedangkan menurut Lowdermilk (2013) bayi
baru lahir adalah bayi yang berada pada periode neonatal yaitu waktu dari setelah lahir
sampai 28 hari kehidupan.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa
cacat bawaan Menurut Unicef angka kelahiran bayi baru lahir normal didunia pada
awal tahun 2020 adalah 13.020 bayi akan lahir dan bayi dari Indonesia akan
menyumbang sekitar 3,32 persen dari total 392.078 bayi ‘tahun baru’.
2. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan luar uterus. Pada saat kelahiran
bayi berubah dari keadaan ketergantungan sepenuhnya kepada ibu menjadi tidak
tergantung secara fisiologis. Perubahan proses yang kompleks ini dikenal sebagai
periode transisi. Menurut Marmi (2015: 6) periode transisi dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Periode Reaktivitas I (The First Period Of Reactivity)
Dimulai pada masa persalinan dan berakhir setelah 30 menit. Karakteristik bayi
pada masa ini meliputi detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat jelas, fluktuasi
warna dari merah jambu pucat ke sianosis, memiliki sedikit jumlah mukus,
menangis dan bereflek isap yang kuat, frekuensi nadi apikal yang cepat dengan
irama yang tidak teratur dan frekuensi pernafasan mencapai 80x/ menit dengan
irama tidak teratur.
b. Fase Tidur (Period Of Unresponsive)
Berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam persalinan. Pada masa ini, tingkat
pernafasan menjadi lambat, bayi dalam keadaan tidur, suara usus muncul namun
kerap berkurang.
c. Periode Reaktivitas II (The Second Period Of Reaktivity) Berlangsung pada 2 jam
sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung bayi labil dan terjadi perubahan warna
kulit yang berhubungan dengan stimulasi lingkungan. Tingkat pernafasan
bervariasi tergantung aktivitas.
Setelah pemotongan tali pusat, bayi akan mengalami adaptasi fisiologis. Adaptasi
tersebut meliputi: (Lowdermilk, 2013 dan Bobak, 2005).

a. Sistem pernafasan
Saat bayi dilahirkan maka beberapa cairan paru seperti diperas keluar dari paru.
Bernafasnya bayi untuk pertama kali akibat dari reflek yang dipicu perbedaan
tekanan antara intrauterin dan ekstrauterin. Selain itu kemoreseptor di aorta
memulai reflek neurologis sehingga bayi bernafas. Pada bayi baru lahir fungsi
pernafasan merupakan pengaruh kontraksi diafragma sehingga pernafasan
abdominal adalah karakteristik bayi baru lahir, pernafasan dangkal dan kadang
tidak teratur juga bisa terjadi. Nafas bayi baru lahir berkisar 30-60 x/menit.
b. Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok saat bayi lahir. Saat
bayi bernafas pertama kali paru-paru akan mengembang sehingga mengurangi
resistensi arteri pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris menurun maka tekanan
atrium kanan ikut menurun. Hal tersebut menjadikan tekanan pada atrium kiri dan
ventrikel kiri meningkat yang akhirnya menjadikan foramen ovale, duktus
arteriosus dan venosus menutup. Arteri umbilical, vena umbilical arteri hepatica
menutup menjadi ligamen saat tali pusat dipotong dan di klem atau dijepit.
Frekuensi denyut jantung bayi baru lahir sekitar 140 x/menit, bervariasi antara 120-
160 x/menit. Frekuensi ini menurun saat bayi tertidur
c. Sistem hematopoetik
Saat bayi lahir darah bayi mengandung rata rata 70% hemoglobin janin, tetapi
hemoglobin janin berumur pendek sehingga semakin bertambah umur bayi semakin
berkurang kandungan kadar hemoglobin janin, kadang anemia fisiologis dapat
terjadi saat bayi berusia sekitar 4-5 bulan. Leukositosis adalah normal saat bayi lahir
(berkisar 9.000- 30.000 sel/mm³) akan tetapi leukosit pada bayi baru lahir juga akan
turun cepat, sehingga infeksi neonatorum dapat terjadi. Trombosit berkisar antara
200.000-300.000 sel/mm³.
d. Sistem renal
Pada kehamilan matur, ginjal akan menempati sebagian besar abdomen bayi baru
lahir. Saat lahir urin biasanya terdapat pada kandung kemih bayi. Frekuensi
berkemih berkisar 2- 6 kali pada hari pertama dan berkisar 5-25 kali pada hari
sesudahnya. Bayi matur berkemih 15-60 ml urine/kgBB/ hari.
e. Sistem integumen
Pada sistem integumen epidermis dan dermis berikatan longgar dan sangat tipis.
Verniks kaseosa menempel pada epidermis yang berfungsi sebagai pelindung. Bayi
matur memiliki warna kulit erimatosa (kemerahan) beberapa jam setelah lahir.
Tangan dan kulit terlihat sedikit sianosis (akrosianosis) yang disebabkan oleh
instabilitas vasomotor dan vaskuler. Akrosianosis normal terjadi sementara selama
7-10 hari, terutama jika terpajan udara dingin
f. istem gastrointestinal
Pada bayi baru lahir hanya mampu mencerna, memetabolisme protein dan
karbohidrat sederhana, serta mengemulsi lemak seperti yang terdapat pada ASI (air
susu ibu). Bayi baru lahir tidak mampu memindahkan makanan dari bibir ke faring
sehingga puting susu harus diletakkan cukup dalam di mulut bayi. Saat lahir,
perilaku menghisap pada bayi dipengaruhi oleh maturitas dari neuromuskuler,
pengobatan yang diterima bayi saat ibu persalinan dan jenis makanan awal.
g. Sistem imunitas
Pada bayi baru lahir dilindungi oleh kekebalan pasif yang di dapat dari ibu selama
tiga bulan pertama kehidupan. Sistem pertahanan alami seperti keasaman lambung
(pepsin dan tripsin) belum berkembang baik sampai usia bayi sekitar 3-4 minggu.
Ig A pada bayi tidak terlihat pada traktus gastrointestinal kecuali jika bayi
mendapatkan ASI. Bayi yang menyusu mendapat kekebalan pasif dari kolostrum
dan ASI.
h. Sistem neuromuskuler
Sistem neuromuskuler pada bayi baru lahir sangat dipengaruhi oleh kondisi otak.
Otak memerlukan glukosa dan oksigen untuk proses metabolisme yang adekuat.
Aktivitas motorik spontan dapat muncul dalam bentuk tremor sementara di mulut
dan di dagu terutama saat bayi menangis
i. Sistem termogenik
Sistem termogenik merupakan sistem pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir. Bayi
baru lahir berusaha menstabilkan temperatur tubuhnya dengan cara
mempertahankan keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas.
3. Etiologi
a. HIS (Kontraksi Otot Rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi Diafragma pelvis ( kekuatan merejan )
d. Ketegangan dan Kekuatan Ligamentum retundum
4. Patofisiologi
Bayi Baru Lahir Kebutuhan Nutrisi Mamberi ASI Belum Keluar Menyusui tidak efektif Keterbatasan masuk oral

Adaftasi Fisiologis

Risiko ikterik
Risiko Infeksi neonatus
Sistem Imun belum bisa membatasi orgasme yang masuk

Pernafasan Kardiovaskular Perubahan termoregulasi Neurologis Gastrointestinal Ginjal Hati

dan metbolik

Fisik Sensori Kimia Sirkulasi lambat Suhu bayi turun Refleks bayi Kelenjar Saliva Pengeluaran Berkemih Bilirubin

Usaha Perubahan Suhu Beberapa Saat Mulai memproduksi mekomium Urine keruh

Bernafas dalam darah Aknosionesis Lingkungan dingin Belum Sudah

Trauma dingin
Risiko
Risiko Konstipasi
Aspirasi
5. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis tergantung kematangan paru sebagai faktor penyebab dan tentunya
tergantung usia kehamilan saat bayi dilahirkan, semakin rendah berat badan dan usia
kehamilan, semakin berat gejala klinis yng ditunjukkan, gejala dapat tampak 24 jam
pertama yaiu :
a. Dispneu
b. Merintih
c. Retraksi dinding dada
d. Sianosis
e. Hipoksia
6. Pemeriksaan penunjang
a. pH tali pusat, tingkat 7,20 – 7,24 menunjukan status praasidosis, tingkat rendah
menunjukan gangguan asfiksia bermakna
b. Hemoglobin mencapai 15 – 20 g. Hematokrit berkisar antara 43% - 61%
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen
– antibodi pada membran sel darah merah ang menunjukan kondisi henolitik
d. Bilirubin total sebanyak 6mg/dl pada hari pertama kehidupan , 8mg/dl 1-2 hari dan
12 mg/dl pada 3-5 hari
7. Komplikasi
Kasus yang termasuk ke dalam kelompok bayi baru lahir dengan komplikasi sakit
berat, yaitu:

• Infeksi berat / Sepsis.


• Kejang.
• Gangguan Nafas Berat.
• Hipotermia Berat.
• Sebore
• Ruam
• Ikterus fisiologi
• Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(sepertimengdip)
• Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur,menghilangnya
tekanan darah sistolik
• Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
• Saraf dan otot : tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
1. Pengkajian
a. Keadaan umum
1) Tonus otot : Posisi fleksi, tonus baik
2) Kulit : warna biasanya terdapat merah muda, tekstur, adanya ruam
atau pigmentasi
3) Hidrasi : cubitan pada abdomen
4) Tangisan : kaji kekuatan tangisan apaaka keras atau tidak
b. Pengukuran Antropometri
1) BB : kaji Berat Badan Bayi Normalnya 2.500 - 4000 gram
2) PB : kaji Panjang Badan pada bayi, dari kepala sampai tumit
3) LK : kaji Lingkar Kepala pada bayi, diukur pada bagian yang
terbesar yaitu oksipito-frontalis
4) LD : kaji Lingkar Dada pada bayi, mengukur pada garis buah dada
5) Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan
lingkaran dada.
c. Tanda-Tanda Vital
1) Suhu : aksila 36,5-37°C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran
2) Frekuensi Jantung : bisa tidak teratur untuk periode singkat, terutama
setelah menangis
3) Pernafasan : pada BBL biasanya ffrekuensi pernafan rantang 30-60
kali/menit
4) Tekanan Darah :
• Pada waktu lahir, sistolik dan diastolic.
• Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas
(terjaga,menangis atau tidur )
5) Nadi : cepat saat menangis, melambat saat tidur
d. Kepala
1) Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah bervariasi.
Kadang terdapat kaput suksedaneum: bisa memperlihatkan adanya ekimosis
2) Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang tubuh,
kadang sedikit tidak simetris akibat posisi dalam rahim.
3) Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel
posterior bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak dan
padat. d. Sutura: teraba dan tidak menyatu
e. Wajah
Biasanya ukuran kecil, bentuk bundar, simetris, bantalan lemak pada pipi
f. Mata
Kaji kelopak mata edema, biasanya tertutup, biru atau keabu-abuan, ada atau
tidaknya air mata, refleks merah ada, pupil sama, bundar, bereaksi terhadap cahaya.
g. Mulut
Kaji bibir, gusi, platum utuh, lidah digaris tengah, dapat bergerak sesuai dengan
ukuran mulut atau tidak.
h. Hidung
Pada garis tengah lihat letaknya sejajar dengan mata dan mulut, ubang hidung paten
atau tidak.
i. Telinga
Kaji letak garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang rawan padat atau tidak,
berespon terhadap suara dan bayi.
j. Leher
Kaji leher pendek, tebal, rentang gerak penuh, tidak ada masa.
k. Klavikula
Kaji lurus atau tidak, halus dan utuh.
l. Toraks
Pemeriksaan bunyi nafas, bunyi jantung dan payudara
m. Abdomen
Pemeriksaan hati, limpa, ginjal, nadi femoralis dan umbilicus
n. Ekstremitas
Kaji ukuran,bentuk dan pererakan simetris, jari-jari, panggul, kaki
o. Refleks
1) Rooting dan menghisap : menoleh kea rah benda yang menyentuh
pipi, lidah atau sudut mulut, mulut terbuka, mulai melakukan Gerakan
menghisap, menghisap kuat, menarik benda ke dalam mulut, dapat berkurang
atu tidak setelah makan
2) Menggenggam telapak tangan : jari-jari tangan menggenggam benda
saat telapak tangan distimulasi dan di gantung sebentar
3) Telapak kaki : jari-jari kaki melengkung kearah bawah
saat telapak kaki distimulasi
4) Moro : respons simetristerhadap stimulus yang
tiba-tiba, ekstensi lengan ke samping dengan tangan terbuka, pembentukan
bentuk C pada ibu jari dan jari telunjuk, diikuti dengan refleksi dan aduksi
5) Terkejut : respons perlindungan terhadap bunyi
keras atau gerakan yang tiba-tiba abduksi dan fleksi semua ekstremitas disertai
menangis
No Data Etiologi Diagnosa

1 DS : - Bayi Baru Lahir Risiko ikterik


↓ neonates
DO : Kebutuhan nutrisi
a. Penurunan BB ↓
abnormal >7-8% pada Memberi ASI
bayi baru lahir yang ↓
menyusu ASI >15% Belum keluar
pada bayi cukup ↓
bulan Menyusui tidak
b. Pola makan tidak efektif
ditetapkan dengan ↓
baik Keterbatasan masuk
c. Usia kurang dari 7 oral
hari ↓
Risiko Ikterik
Neonatus
2 DS : - Bayi baru lahir Risiko infeksi
DO : ↓
a. Ketidakadekuatan Adaptasi fisiologis
pertahanan tubuh ↓
primer : Sistem imun
1) Gangguan ↓
peristaltic
2) Perubahan sekresi belum bisa
pH membatasi orgasme
3) Ketuban pecah yang masuk
lam ↓
4) Ketuban pecah Risiko infeksi
sebelum
waktunya
5) Statis cairan tubuh
3 DS : - Bayi baru lahir Risiko Aspirasi
DO : ↓
a. Penurunan tingkat Adaptasi fisiologis
kesadaran ↓
b. Penurunan refleks Pernafasan
muntah dan/atau ↓
batuk Sensori
c. Gangguan menelan ↓
d. Peningkatan tekanan Perubahan
intragstrik ↓
Pernafasan dalam
darah

Risiko Aspirasi
4 DS : - Bayi baru lahir Risiko konstipasi
DO : ↓
a. Penurunan mobilitas Adaptasi fisiologis
gastrointestinal ↓
b. Ketidakcukupan Gastrointestinal
asupan serat ↓
c. Ketidakcukupan Pengeluaran
asupan cairan ↓
d. Kelemahan otot Mulai memproduksi
abdomen meconium

Belum keluar

Risiko konstipasi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko aspirasi dibuktikan dengan penurunan refleks muntah dan/atau batuk
(D. 0006)
b. Risiko ikterik neonatus dibuktikan dengan usia kurang dari 7 hari (D.0035)
c. Risiko konstipasi dibuktikan dengan kelemahan otot abdomen (D.0052)
d. Risiko infeksi dibuktikan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
(D.0142)
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Rencana tindakan keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Risiko aspirasi dibuktikan dengan Tingkat aspirasi menurun, Manajemen jalan nafas Manajemen jalan nafas
penurunan refleks muntah dan/atau dengan kriteria hasil : Observasi : Observasi :
batuk a. Tingkat kesadaran a. Monitor pola napas a. Untuk mengetahui
meningkat b. Monitor bunyi nafas pola napas pada bayi
b. Kemampuan menelan tambahan b. Untuk mengetahui
meningkat adanyanafas
c. Dispnea menurun tambahan
Terapeuik :
d. Sianosisi menurun
a. Lakukan fisioterapi dada,
e. Frekuensi napas
jika perlu Terapeutik :
membaik
b. Lakukan penghisapan a. Untuk memberikan
lendir kurang dari 15 terapi
(L.01006) detik b. Untuk
c. Berikan oksigen, jika memperlancar jalan
perlu napas
c. Untuk mengurangi
sesak yang terjadi

(I.01011)
2 Risiko ikterik neonatus dibuktikan Adaptasi neonates Perawatan bayi Perawatan bayi
dengan usia kurang dari 7 hari membaik, dengan kriteria Observasi : Observasi :
hasil : Monitor TTV bayi Untuk mengetahui
a. Berat badan membaik perkembangan TTV
b. Membrane mukosa pada bayi
Terapeutik :
kering menurun
a. Mandikan bayi dengan
c. Kulit kuning menurun Terapeutik :
suhu ruangan 21-24oC
d. Skelra kuning menurun a. Agar bayi tetap
b. Mandikan bayi dalam
e. Pengeluaran bersih dan sehat
waktu 5-10 menit dan
fesesmenurun b. Agar bayi bersih dan
2kali dalam sehari
f. Respon terhadap sehat
c. Rawat tali pusat secara
stimulus senorik c. Untuk mencegah
terbuk
membaik terjadinya infeksi
d. Bersihkan pangkal tali
d. Untuk memberikan
pusat lidi kapas yang
perawatan pada tali
(L.10098) telah diberi air matang
pusat
e. Kenakan popok bayi
e. Agar tali pusat tidak
dibawah umbilicus jika
terlepasdan
tali pusat belum terlepas
menyebabkanrisiko
f. Lakukan pemijatan bayi
perdarahan
g. Ganti popook bayi jika
basah
h. Kenakan pakaian bayi f. Untuk memberikan
dari bahan katun rasa rileks pada bayi
Edukasi : g. Untukmeningkatkan
rasa nyaman pada
a. Ajarkan ibu cara
bayi
menyusui sesuai
h. Untuk meningkatkan
kebutuhan bayi
kenymanan pada
b. Ajarkan ibu cara merawat
bayi
bayi dirumah
c. Ajarkan cara pemberian
makanan pendamping Edukasi :
ASI pada bayi >6 bulsn a. Agar ibu dapat
(I.10338) memberikan ASI
eksklusif pada bayi
b. Agar ibu dapat
memberikan
kebutuhan pada bayi
c. Agar ibu
mengethaui
makanan
pendamping ASI
3 Risiko konstipasi dibuktikan dengan Eliminasi fekal membaik, Pencegahan konstipasi Pencegahan konstipasi
kelemahan otot abdomen dengan kriteria hasil : Observasi ; Observasi ;
a. Pengontrolan a. Identifikasi faktor risiko a. Untuk mengetahui
pengeluaran feses konstipasi resiko kostipasi
meningkat b. Monitor tanda dan gejala b. Untuk mengetahui
b. Konsistensi feses konstipasi adanya konstipasi
membaik pada bayi
c. Frekuensi defekasi Terapuetik :
membaik
a. Lakukan masase Terapeutik :
d. Peristaltic usus
abdomen a. Untuk memberikan
membaik
b. Berikan terapi pemijatan abdomen
akupessure agar tidak tegang
(L.04033) atau merasa penuh
b. Untuk merileks kan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi
Kolaborasi :
Untuk memberikan
(I. 04160)
makanan da minuman
pada bayi
4 Risiko infeksi dibuktikan dengan Tingkat infeksi menurun, Manaejmen Manaejmen
ketidakadekuatan pertahanan tubuh dengan kriteria hasil : imunisasi/vaksinasi imunisasi/vaksinasi
primer a. Kebersihan tangan Observasi : Observasi :
meningkat a. Identifikasi riwayat a. Untuk mengetahui
b. Kebersihan badan Kesehatan dan riwayat paakah klien ada
meningkat alergi riwayat alergi atau
c. Demam menurun b. Identifikasi kontraindikasi tidak
d. Kemerahan menurun pemberian imunisasi b. Untuk mengethui
e. Bengkak menurun kontraindikasi
f. Cairan berbau busuk Terpeutik : pemberian imunisasi
menurun
a. Berikan suntikan pada
g. Kultur feses membaik
bayi dibagian paha Terapeutik
(L.14137) antrerolateral a. Untuk melakukan
b. Dokumentasikan inforasi imunisasi pada bayi
vaksinasi b. Untuk
mendokumentasikan
hasil pemberian
(I.14508)
imunisasi pada bayi
Daftar Pustaka

Abadi, V. E. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL NY. S
DI RUANG PERAWATAN NIFAS II PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU
JAKARTA SELATAN. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA.

Fajri, F. A. (2021). Asuhan Keperawatan pada BBLN (Bayi Baru Lahir Normal) di RSUD
Malang. Fakultas Ilmu Kesehatan Malang.

ILMIYAH, N. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Ny.D dengan diagnosis medis post partum
persalinan normal di desa lumbang purbolinggo. PROGRAM DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO.

Metriani, N. W. (2021). pengertian Bayi Baru Lahir Normal . politeknik kesehatan denpasar.

PPNI, T. P. (2016). STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA . Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia .

PPNI, T. P. (2018). STANDAR INTERVNESI KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus pusat dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia .

PPNI, T. P. (2018). STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA . Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat dan Persatuaan Perawat Nasional Indonesia .

Reza Octaviani Chairunnisa, W. J. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal
di PMB Hasna Dewi Pekanbaru . STIKes Hang Tuah Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai