Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN BY.NY N DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


DI RUANG PONEK 1 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALATIGA
Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan maternitas

Disusun Oleh :
Candra Herzegovina
20101440120021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN BY.NY N DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu dan
lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.5000 gram
( Sugiyarti,2000)
Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim seorang wanita
melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu bulan
(FKUI,1999).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama
jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha
napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan
pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan
dengan berat 2.500-4.000 gram.

2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir


a. Berat Badan 2.500 – 4.000 gram
b. Panjang Badan 48 – 52 gram
c. Lingkar dada 30 38 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e. GDS 45 g/dl – 130 g/dl
f. Bunyi jantung dalam menit pertama - tama ± 180 x/menit lalu menurun 120 – 140
x/menit
g. Pernafasan pada menit –menit pertama ± 140 x/menit
h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan diliputi
vernik caseosa
i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
j. Kuku agak panjang dan lemas
k. Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk laki-laki
testis sudah menurun
l. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
m. Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan
menggenggam
n. Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekoneum hitam kecoklatan.

3. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
a. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong).
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis
pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan
karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama
kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas,
mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan
untuk mempertahankan ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru
kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.
Sedangkan respirasi beberapa saat setelah kelahiran yaitu 30-60 x/menit.
b. Sistem cardiovaskuler
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta
masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena
kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin
oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke
plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian
paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke
paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan duktus venosus
menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligamen.
c. Sistem hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan
meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan
sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5
– 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin
menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
d. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi
melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
e. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat
arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan
glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi
hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar
pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase)
dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
f. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari
kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
g. Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu
terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran
“Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari
permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan
panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak
secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi
jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan
panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak
secara langsung.
h. Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir
kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari
vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna
sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
i. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih
besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.
Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif
kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
j. Sistem imunitas
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan
dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus
respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin
G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E
diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada
masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari
kolostrum dan ASI.
4. Pathway
PROSES PERSALIAN NORMAL

Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
(35-37o C) Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan Ce mas
Amnion di jalan lahir
Kontaminasi pada luka
Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi oksitosin
Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi) terhambat
Resti infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the ejection
Pada jalan napas of breast feeding

Bersihan jalan napas Proses adaptasi Ineffective breast feeding


Tidak efektif
Resti hipothermi
Resti gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi
Peningkatan insisible water loss
(IWL)

Resti kekurangan volume cairan

5. Pemantauan Bayi Baru Lahir


Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas keperawatan.
a. 2 jam pertama sesudah kelahiran
 Kemampuan menghisap lemah atau kuat
 Bayi tampak aktif atau lunglai
 Bayi kemeraqhan atau biru
b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya
kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :
 Gangguan pernafasan
 Hipotermia
 Infeksi
 Cacat bawaan dan trauma lahir

6. Penatalaksanaan Medis
1. Tes diagnostik
Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
a. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan).
b. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).
c. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan
12mg/dl pada 3-5 hari.
d. Golongan darah dan RH.
e. (Marllyn. E, Doenges, 2001).

2. Terapi Non Farmakologi


a. Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah
dilahirkan)
b. Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
c. Penimbangan BB setiap hari
d. Jadwal menyusui
e. Higiene dan perawatan tali pusat

3. Terapi Farmakologi
a. Suction dan oksigen
b. Vitamin K
c. Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral atau
neosporin)
d. Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa
dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus
lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)

7. Komplikasi
a. Kebutuhan Oksigenasi
Pada proses persalinan ketika kepala melewati jalan lahir, banyak cairan amnion yang
masuk kesaluran napas, reflek menghisap dan menelan belum sempurna, terjadi
akumulasi secret pada jalan napas mengakibatkan bersihan jalan napas dan pola napas
tidak efektif.
b. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Peningkatan pengeluaran cairan melalui insisible loss (IWL) dan reflek menghisap
dan menelan belum sempurna merupakan resiko tinggi terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan.
c. Kebutuhan Sirkulasi
Adaptasi terhadap perubahan suhu tubuh dari suhu intra uterin yang stabil ke suhu
ruangan dan adanya pengeluaran suhu tubuh melalui proses konveksi, radiasi dan
evaporasi merupakan faktor resiko tinggi terjadinya hipothermi.
d. Kebutuhan Nutrisi
Reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna, merupakan faktor resiko tinggi
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .
e. Kebutuhan Rasa Aman
Adanya luka pemotongan tali pusat yang belum kering merupakan faktor resiko tinggi
terjadinya infeksi.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat
tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur
sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan
bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan
metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut
jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah
kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit
(menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah
dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78
dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama
bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh
dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya
dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan
bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak
sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga
lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat harus
kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a. Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan
terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b. Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang
akan memberi reaksi.
c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d. Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi
yang disentuh itu mencari puting susu.
e. Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan
membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir
normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang
badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34
cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin
ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.
II. Analisa Data

DATA PENUNJANG PROBLEM ETIOLOGI TTD

Ds:- Resiko  Berat badan ekstrem Candra


Hipotermi  Kerusakan hipotalamus
Do:
(D.0140)  Kurangnya lapisan lemak
 Suhu tubuh diatas subkutan
nilai normal  Suhu lingkungan rendah
 Sianosis  Terapi radiasi
 Pucat  Prematuritas
 Bayi baru lahir
 Berat badan lahir rendah
Ds:- Resiko Infeksi  Penyakit Kronis Candra
(D.0142)  Efek prosedur invasif
Do:
 Malnutrisi
 Trauma jaringan  Peningkatan paparan
 Tali pusat masih organisme patogen
basah lingkungan
 Ketidakadekuatan
pertahanan primer
 Ketidakadekuatan
pertahanan sekunder

III. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Hipotermia ditandai dengan bayi baru lahir.


2. Resiko infeksi ditandai dengan ketidakadekuatan pertahanan primer
IV. Intervensi Keperawatan

TUJUAN DAN
DIAGNOSA INTERVENSI TTD
KRITERIA HASIL

Resiko Setelah di lakukan tindakan Manajemen Hipotermia Candra


Hipotermi keperawatan selama 1x8 (I.14507)
ditandai dengan jam di harapkan
Observasi
bayi baru lahir termoregulasi membaik
dengan kriteria hasil:  Monitor suhu tubuh
 Identifikasi penyebab
 Menggigil menurun
hipotermia
 Kulit merah menurun
 Monitor tanda dan gejala
 Akrosianosis menurun
akibat hipotermia
 Dasar kuku sianotik
Terapeutik
menurun
 Suhu tubuh membaik  Sediakan lingkungan
 Suhu kulit membaik yang hangat
 Ganti pakaian atau linen
yang basah
 Lakukan penghangatan
pasif
 Lakukan penghangatan
aktif
 Lakukan penghangatan
aktif internal
Edukasi
 Anjurkan makan/minum
hangat
Resiko infeksi Setelah di lakukan tindakan Pencegahan Infeksi Candra
ditandai dengan keperawatan selama 1x8 (I.14539)
ketidakadekuata jam di harapkan tingkat
Observasi
n pertahanan infeksi menurun dengan
primer kriteria hasil:  Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan
 Kebersihan badan sistemik
meningkat Terapeutik
 Demam menurun
 Batasi jumlah
 Kemerahan menurun
pengunjung

 Berikan perawatan kulit
pada area edema
 Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
 Pertahankan teknik
aseptik
Edukasi
 Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci
tangan yang benar
 Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Cristina, s.Dra, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta
Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983, UNPAD
Suryana, Dra. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta, EGC
Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, Yayasan bina Pustaka Sarwono
Syahlan, Dr. SKM, 1993. Asuhan Kebidanan pada anak dalam konteks keluarga, Jakarta:
Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai