Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. P DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2021
Disusun Untuk Memenuhi Tugas MA Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing : Dr. Yustiana Olfah, APP, M.Kes
Pembimbing Rumah Sakit : Ninik Purwanti, S.Si.T

Disusun Oleh :

Yesiska P07120219025

Atika Nurlaili P07120219026

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022

Jalan Tata Bumi, No. 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta


Telp/Fax (0274)617601
LAPORAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. P Dengan Bayi Baru Lahir
Normal Di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Tahun 2021” ini telah disahkan dan disetujui
pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 16 Oktober 2021

Tempat : Puskesmas Mlati II

Pembimbing Rumah Sakit Pembimbing Pendidikan

(Ninik Purwanti, S.Si.T) (Dr. Yustiana Olfah, APP, M.Kes)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
karunianya dah hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan
Keperawatan Pada Ny. P Dengan Bayi Baru Lahir Normal Di Puskesmas Mlati II Kabupaten
Sleman Tahun 2021. Laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan untuk
memenuhi tugas praktik klinik keperawatan dalam rangka pencapaian target belajar yang
efektif, dengan cara memberikan tugas kepada mahasiswa untuk menyusun laporan asuhan
keperawatan yang berkaitan dengan Keperawatan Maternitas. Dalam penyusunan laporan ini,
tidak jarang penulis mengalami kendala dan hambatan baik itu berupa waktu, pikiran,
maupun tenaga. Namun penulis selalu percaya akan satu hal bahwa tidak ada masalah yang
tidak bisa diselesaikan, tentunya dengan kerja keras serta doa yang selalu menyertai.

Akhirnya laporan ini dapat terselesaikan berkat kerja keras dengan penuh rasa
tanggung jawab. Dengan segala kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila dalam
laporan ini terdapat kekeliruan karena sebagai manusia biasa penulis tak pernah luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, 16 Oktober 2021

Penulis
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2007).
Menurut Yeyeh (2012) bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada
usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500- 4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Sedangkan menurut Rahadjo (2014) bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir menangis, dan
tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.
2. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal

Karakteristik bayi normal menutut (Hutahaen, 2009), adalah:


a. Usia kehamilan 37-42 minggu atau kehamilan cukup bulan

b. Berat badan lahir 2500-4000 gram (sesuai dengan masa


kehamilan)

c. Panjang badan 44-53 cm

d. Lingkar kepala 31-36 cm

e. Apgar skore >7 – 10

f. Tanpa kelainan kongenital atau trauma persalinan


3. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Normal

Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses


adaptasi dengan lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan
ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan
kehidupan intrauteri. (Aziz Alimul, 2008)

Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan


hebat. Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan
kerbondioksida yang cepat dan teratur. Agar pertukaran efesien,
alveolus paru yang semula terisi cairan harus terisi oleh udara.
(Kenneth J, 2009)
a. Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler berubah bermakna setelah lahir.


Nafas pertama bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler
alveolus, mengembangkan paru-paru dan mengurangi restensi
pembuluh darah paru terhadap aliran darah paru dari arteri
pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris menurun, dan tekanan
dalam atrium menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi
jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang
menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Selama
beberapa hari pertama kehidupan, menangis dapat membuat
aliran balik melalui fpramen ovale untuk sementara dan dapat
menyebabkan sianosis ringan.
b. Sistem Pernafasan

Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit


pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang
dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih
sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonates
biasanya pernafasan diagfragmatik dan abdominal, sedangkan
frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. Apabila surfaktan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku
sehingga terjadi atelectasis, dalam keadaan anoksia neonatus
masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya
kelanjutan metabolism anerobik. (Indriyani, 2013).
c. Sistem Hematopoietik
Pada bayi baru lahir menunjukan beberapa variasi dari
orang dewasa. Kadar sel darah merah dan leukosit berada
namun kadar trombosit relatif sama. (Lowdermilk, 2013).
d. Sistem Termogenik

Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat


regulasi panas merupakan hal terpenting untuk kelangsungan
hidup bayi baru lahir. Termoregulasi adalah mempertahankan
keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Bayi
baru lahir berusaha untuk menstabilkan temperature inti
tubuhnya dalam rentang yang sempit. Hipotermia akibat
kehilangan panas berlebih sering terjadi dan berbahaya bagi
neonatus. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi
panas (thermogenesis) sering kali menyerupai orang dewasa,
namun kecenderungan terhadap kehilangan panas yang cepat
dalam lingkungan dingin meningkat pada bayi baru lahir dan
menyebabkan bahaya. (Lowdermilk, 2013).
e. Sistem Gastrointestinal

Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, menverna,


memetabolisme dan mengabsorsi protein dan karbohidrat
sederhana serta mengemulsi lemak. Pada bayi baru lahir denga
hidrasi yang adekuat membrane mukosa mulutnya lembab dan
berwarna merah muda. Saat bayi lahir, tidak terdapat bakteri
dalam saluran cernanya. Bising usus bayi dapat didengar satu
jam setelah lahir. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 hingga
50 mltergantung pada ukuran bayi. Beberapa factor, seperti
waktu pemberian makanan dan volume makanan, jenis dan suhu
makanan, serta stress psikis dapat mempengaruhi waktu
pengosongan lambung. Waktu ini bervariasi dari 1 sampai 24
jam. (Babok, 2005)
f. Sistem Renal

Fungsi ginjal bayi baru lahir mirip dengan fungsi ginjal


pada orang dewasa. Biasanya pada bayi saat lahir terdapat
sejumlah kecil urine dalam kandung kemih, tetapi bayi baru
lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12-24 jam. Dan
biasanya bayi baru lahir akan sering berkemih setelah periode
ini. Berkemih 6 – 10x, dengan warna urine pucat menunjukan
masukan cairan yang cukup. Umumnya bayi cukup bulan
mengeluarkan urine 15 – 60 ml/kgBB/hari. (Babok, 2005).
g. Sistem Hepatika

Hati dan kandung kemih dibentu pada minggu keempat


gestasi. Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1cm
dibawah batas iga kanan keraena hati membesar dan menempati
sekitar 40% dari rongga abdomen. Hati bayi memainkan
peranan penting dalam penyimpanan besi, memetabolisme
karbohidrat, konjugasi bilirubin dan koagulasi. (Lowdermilk,
2013).
h. Sistem imun

Sistem imun pada bayi baru lahir mormal terhadap sel yang
memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal
kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa
minggu hingga beberapa bulan, setelah lahir. Selama 3 bulan
pertama kelahiran, bayi matur yang sehat terlindungi oleh
imunitas pasif yang didapat dari ibu; namun, status izi
tergantung pada pajajan ibu sebelumnya terhadap antigen dan
respons Imunologinya.
i. Sistem Integumen

Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan (merah daging)


bebrapa jam setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat
menjadi warna normal. Kulit sering terlihat berbercak, terutama
di daerah sekitar ekstermitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit
sianotik. Warna kebiruan ini, akrosianosis disebabkan oleh
ketidakstabilan vasomotor, statis kapiler, dan kadar hemoglobin
yang tinggi. Keadaan ini bersifat normal, bersifat sementara, dan
bertahan selama tujuh sampai sepuluh hari, terutama bila
terpajan dengan udara dingin. (Lowdermilk, 2013).
j. Sistem reproduksi

1) Wanita

Pada bayi baru lahir cukup bulan labia mayora dan labia
minora menurupi vestibulum.
2) Pria

Pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.


Testis turun ke skrotum pada 90% bayi baru lahir normal.
3) Pembengkakan payudara

Pembengkakan jaringan payudara pada kedua jenis kelamin


bayi baru lahir disebabkan oleh peningkat estrogen selama
masa hamil.

k. Sistem skeletal

Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat dari


panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada
tungkai. Pada bayi baru lahir, lutut saling berjauhan saat kaki
diluruskan dan tumit disatukan, sehingga tungkai bawah
terlihat agak melengkung. Saat baru lahir, tidak terlihan
lengkungan pada telapak kaki. Garis-garis telapak tangan
sudah terlihat, terlihar juga garis pada telapak kaki bayi cukup
bulan. (Babok, 2005).

l. Sistem neoruvaskuler

Refleks-refleks yang bias ditemukan pada neonatus yang normal


(Patricia, 2005) adalah:

1) Refleks morro
2) Refleks tonik leher (Tonik neck)
3) Refleks menyusui

a) Refleks mencari (rooting)

b) Refleks menghisap (sucking)


c) Refleks menelan (swallowing)
4) Refleks melangkah (stapping)
5) Refleks Startle
6) Refleks Babinski
4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Fisik Nutrisi, Cairan dan Personal Hygiene
 Pemberian minum

ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam
sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan
satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti
payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn
ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan
apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai
2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan
usia bayi.
 Menolong BAB pada Bayi
 Menolong BAK pada bayi
b. Kebutuhan Istirahat/ tidur

Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam


sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3
bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat
dan selimut bayi.
c. Menjaga kebersihan kulit

Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran,


sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi
hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu
minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari,
mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat.
d. Menjaga keamanan bayi

Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi


sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan.
e. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
 Sulit bernafas
 Hipotermi atau hipertermi
 Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
 Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
 Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,
berdarah
 Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak,
bau busuk, keluar cairan, sulit bernafas
 Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
5. Penatalaksanaan
a. Tes Diagnostik (Hutahaean, 2009)

1) Hemoglobin (14-22 g/dl)

2) Hematocrit (43-61%)

3) Eritrosit (4,2-6 juta/mm3)

4) Leukosit (5.000-30.000/mm3 , Jika


ada infeksi <5.000/mm3) 5) Trombosit
(150.000-350.000/mm3)
6) Volume darah (85cc/kgBB)

7) Pemeriksaan golongan darah resus

8) Bilirubin total (6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8


mg/dl pada hari ke 1 sampai ke 2, 12 mg/dl pada hari ke 3 -
ke 5)
b. Terapi

1) Pemberiaan vitamin K

Pemberiaan vitamin K penting untuk mempertahankan


mekanisme pembekuan darah yang normal pada bayi yang
baru lahir. Vitamin K diberikan juga sebagai tindakan
pencegahaan terhadap perdarahan (Patricia, 2005).

2) Pemberian obat tetes mata

Pada jam pertama persalinan perlu diberikan obat tetes mata


untuk mencegah penyakit mata, yaitu diteteskan eritomisin
0,5% atau ertetrasikin 1%. Yang sering dipakai adalah
larutan pera nitrat/Neosporin. Pemberiannya diteteskan
pada bagian dalam dari konjungtiva kelopak baawah mata.
Dosis umumnya masing- masing mata satu tetes.
Sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah
bayi lahir. (Ummukautsar, 2010)`
3) Pemberiaan imunisasi Hepatitis B

Berikan imunisasi Hepatitis B regimen tunggal sebanyak 3 kali,


pada usia 0 bulan (segera setelah lahir). Usia 1 bulan, usia 6
bulan; atau pemberian regimen kombinasi sebanyak 4 kali,
pada usia 0 bulan, usia 2 bulan (DPT+Hep B), usia 3 bulan,
usia 4 bulan pemberian imunisasi Hepatitis B. (JNPK-KR,
2007).

B. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai
berikut:

1. Sirkulasi
2. Eliminasi
a) Dapat berkemih saat lahir, urin tidak berwarna atau kuning
pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah per 24 jam.
b) Abdomen lunak tanpa distensi, bising usu aktif ada beberapa
jam setelah kelahiran.
c) Pergerakan feses meconium dalam 24-48 jam kelahiran.
3. Aktivitas/istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semikoma, saat tidur dalam: meringis atau tersenyum, tidur sehari
rata-rata 20 jam.
4. Makanan/cairan

Berat badan 2500-4000 gram

Panjang badan 44-55 cm

Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestatis)

Penurunan berat badan di awal 5% sampai 10%

Mulut: saliva banyak


6. Neurosensori

Tonus otot: fleksi hipertonik dari semua ekstermitas sadar


dan aktif. Mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit
pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktifitas). Penampilan
simetris (molding, edema, hematoma). Menangis kuat, sehat, nada
sedang (nada menangis tinggi menunjukan abnormalitas gerak,
hipoglikemia, atau efek narkotik yang memanjang).
7. Pernafasan

Skor APGAR, Menit pertama: Menit kelima: . Skor


optimal harusantara 7 sampai 10. Pernafasan pada bayi baru lahir
normal biasanya 30 sampai 60 x/menit. Pola periodic dapat terlihat.
Bunyi napas bilateral, kadang- kadang krekels umum pada
awalnya. Silindrik torak: kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
Skor 0 1 2
Appearance Pucat Bedan merah,Seluruh tubuh

ekstermitas biru kemerahan


Pulse Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Grimace Tidak ada Sedikit gerakanMenangis,

mimic batuk/bersin
Activity Lumpuh Beberapa fleksiPergerakan aktif

ekstensi
Respiration Tidak ada Lemah tidakMenangis kuat

teratur
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah
sebagai berikut:

a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan


dengan eperdemis tipis dengan pembuluh darah dekat pada
kulit.

b. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan


dengan stress akibat dingin, perubahan temperatur tubuh

c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan kebutuhan kalori tinggi, intake tidak
adekuat.

d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit rusak,


jaringan trauma, ketidakadekuatan imunitas yang didapat.

e. Resiko tinggi tehadap cedera berhubungan dengan trauma lahir.


3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan pada bati baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai
beikut:
a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan
eperdemis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit.
Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perubahasuhu


tidak terjadi.

Kriteria hasil:
 Mempertahaan kan suhu dalam batas normal (36,5o C –
37,5 o C).
 Bebas dari tanda-tanda stress dingis/hipotermi.
 Tidak ada letargi.
 Membrane mukosa mulut lembab.
 Badan/akral teraba hangat.
 Ekstremitas bayi tidak sianosis

Rencana tindakan:
1) Kaji keadaan lingkungan terhadap kehilangan termal
melalui konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.
2) Kaji suhu aksila neonatus, pantau suhu kulit secara continue
dengan alat periksa kulit dengan tepat.
3) Ajarkan atau anjurkan keluarga untuk tetap menjaga
kehangatan bayi (membedong, menutup kaepala dengan
kain, menutup tangan dan kaki bayi dengan sarung tangan
dan sarung kaki, mendekap bayinya menempel dengan kulit
ibu).
4) Keringkan kepala bayi dan tubuh bayi baru lahir, balut bayi
dengan selimut hangat.
5) Tempelkan bayi baru lahir dalam lingkungan hangat.
6) Pertahankan suhu lingkungan (25o C).
7) Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (misalnya tugor kulit
buruk, membrane mukosa kering, peningkatan suhu, dan
fontanel cekung).
8) Hindarkan menempatkan/ meletakan bayi dekat dengan
sumber panas atau dingin.
9) Mandikan bayi pada 6 jam setelah lahir dengan suhu aksila
bayi normal (36,5oC – 37,5 o C).
b. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan stress akibat dingin, perubahan temperature tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko


kerusakan pertukaran gas tidak terjadi

Kriteria hasi:
 Jalan nafas normal.
 Frekuensi pernafasan dalam batas normal (30-60x/menit).
 Tidak ada sianosis
 Tidak ada tanda-tanda distress pernafasan.

Rencana tindakan:
1) Kaji apgar score pada menit ke-1 dan menit ke-5 setelah
kelahiran.
2) Kaji frekuensi pernafasan.
3) Kaji hubungan antara suhu bayi dan suhu udara sekitar.
4) Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada,
pernafasan mendengkur, krekles.
5) Bersihkan jalan nafas, hisaf nasofaring dengan perlahan sesuai
kebutuhan.
6) Keringkan bayi dengan selimut hangat.
7) Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk
menyongkong pungung.
8) Auskultasi bunyi nafas dan bunyi jantung.
9) Observasi dan catat tanda-tanda distress pernapasan (misalnya
ngorok, pernapasan cuping hidung dan tacpinue.
10) Pantau tanda-tanda hipotermi/hipertermia pada bayi.
11) Berikan oksigen sesuai indikasi.
c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kebutuhan kalori tinggi, intake tidak adekuat.

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko tinggi
terhadap perubahan nutrisi tidak terjadi.

Kriteria hasil :
 Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
 Penurunan BB kurang dari 5-10% BB lahir.
 ASI keluar banyak. Sekitar 350 cc/24jam.
 Tidak ada bengkak dan nyeri dipayudara ibu.
 Ibu bayi dapat memberikan ASI/ menyusui dengan benar.

Rencana tindakan :
1) Kaji payudara ibu.
2) Anjurkan kepada ibu bayi untuk memberikan ASI nya sesuka
bayi jangan dibatasi.
3) Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau
dan buah- buahan.
4) Anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara bergantian antara
payudara yang kiri dan kanan.
5) Observasi cara menyusui dan produksi ASI ibu bayi.
6) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian
makan (misalnya produksi mukus berlebih terdesak atau
menolak makan).
7) Perhatikan reflek menghisap bayi (rooting, sucking,
swallowing).
8) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
9) Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5 – 15 ml air
steril.
10) Timbang BB bayi saat menerima dalam ruang perawatan dan
setelah itu setiap hari.
11) Berikan penkes tentang cara menyusui yang benar.
4. Pelaksanaan Keperawatan

Prinsip-prinsi pelaksanaan yang dapat dilakukan menurut Doenges (2001)


adalah sebagai berikut:
a. Memonitor keadaan suhu dan menjaga keadaan suhu tubuh.
b. Memonitor pernapasan dan pola napas.
c. Memonitor intake dan mencegah terjadinya penurunan BB.
d. Mencegah terjadinya infeksi.
e. Mencegah terjadinya cedera dan memberikan keamanan pada
lingkungan bayi.
f. Mengkaji hidrasi dan tanda-tanda dehidrasi.
g. Mencegah terjadinya konstipasi dan memonitor BB bayi pertama
kali.
h. Memberikan penjelasan tentang kehadiran anggota keluarga baru.
5. Evaluasi

Evaluasi yang dapat dilakukan dan diharapkan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
a. Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi.
b. Perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
c. Nutrisi adekuat.
d. Infeksi tidak terjadi.
e. Cedera tidak terjadi.
f. Kebutuhan cairan adekuat.
g. Konstipasi tidak terjadi.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 11 Oktober 2021 Tempat Pengkajian : Poli KIA
Nama Ayah/Ibu : Ny. P Tanggal & jam kelahiran : 27 September
2021 pukul 21.20
Alamat : Kradon, Jenis Kelamin : Perempuan
Sidomoyo, Godean, Sleman
No. Reg. :

A. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Ibu


1. Data Kehamilan dan Persalinan lalu
No Tahun Jenis BB Keadaan Komplikasi Jenis Penolong/
. Persalinan Kelamin lahir Bayi Kehamilan/ Persalin Tempat
(gr) Persalinan an Persalinan
- - - - - - -
Masalah Keperawatan : -
2. Data Kehamilan saat ini
G 1 P 0 A 0 H0 HPHT : 28 Januari 2021
TP : 1 Oktober 2021
Pemeriksaan Antenatal : 10 x  Teratur □ Tidak Teratur
Komplikasi Kehamilan : tidak ada
Presentasi Janin : kepala
Tes Diagnostik Janin : USG Hasil : usia kehamilan 8 minggu

Obat-obatan : vitamin C, asam folat, calcium


Masalah selama hamil : mual muntah, punggung pegal-pegal, susah tidur, dan
nyeri pegal selangkangan menuju persalinan
3. Data Persalinan Saat ini
BB/TB Ibu : 77 kg/152 cm Tempat persalinan : Puskesmas Mlati
2
Keadaaan umum ibu : baik, composmentis
Tanda Vital:
 TD : 110/90 mmHg
 Suhu : 360C
 RR : 20 x/menit
 Nadi : 80 x/menit
Perubahan : bentuk tubuh, payudara, berat badan, kulit badan
Jenis persalinan : spontan
Obat /waktu pemberian terakhir : calcium dan vit c

Lama persalinan Kala I : 12 jam Kala II : 2 jam


Komplikasi persalinan pada Ibu : tidak ada
Janin:

B. Pengkajian Awal (Saat Lahir)


Nilai Apgar
Tanda Menit ke-1 Menit ke-5
Frekuensi 0 1 2 0 1 2
Jantung
Tonus Otot 0 1 2 0 1 2
Refleks 0 1 2 0 1 2
Warna Kulit 0 1 2 0 1 2
Tindakan Resusitasi : tidak ada Obat : vitamin K
Usaha nafas : bayi kesulitan untuk bernapas spontan
Plasenta : plasenta lahir tidak Tali pusat : memotong dan
lengkap sehingga dilakukan tindakan mengeringkan tali pusat
eksplorasi dan plasenta lahir kurang
dari 30 menit
IMD/lama : setelah Pemberian ASI : diberikan satu jam
persalinan selama setelah bayi lahir
Pemberian:  Profilaksis Mata Vit K (IM)

2. Pengkajian Sistem muskuloskeletal Kepala dan Leher


Kepala □ bulat/molding simetris □asimetris
□ caput succedaneum □ cephalhematoma □ lain-lain:
Ubun-ubun besar □ padat berisi □ cekung □……..
kecil  padat berisi □ cekung □……..
sutura □ molase □ belum menutup
Wajah  simetris □ asimetris □ milia
Mata : Mata simetris, reflek mata baik, konjungtiva ananemis, skelra anikterik
Pupil kotoran □ perdarahan
Telinga : Simetris, bentuk telinga normal, warna sama dengan kulit, lubang telinga
terbuka, tidak ada cairan atau kotoran keluar, dan merespon terhadap suara
Mulut  simetris □ palatum mole □ palatum durum □ gigi
□ frenulum linguae
Palatum : normal
Warna palatum : merah muda
Warna lidah : merah muda
Hidung  struktur sempurna □ pernafasan cuping hidung □ keluaran
Ada kedua lubang hidung dan simetris, cuping hidung ada
Leher : leher pendek, dikelilingi lilitan kulit dan terdapat selaput Pergerakan leher
baik dari satu sisi ke sisi lain.
Kulit kepala : rambut hitam, helai rambut satu-satu, jumlah sedikit lebat, terdapat kaput
suksedanum,
Muka : simetris dan warna kebirun
leher : normal
3. Pengkajian sistem muskuloskeltal tubuh
Kulit pink □ sianosis □ kuning □
hiperpigmentasi
□ vernix caseosa □ lanugo □ meconium □ kering & kasar
Akral tangan dan kaki teraba dingin
Jari tangan lengkap □ kelainan ..................
Jari kaki  lengkap □ kelainan ..................
Garis telapak kaki
Pergerakan aktif □ tidak aktif
□ asimetris □ tremor □ rotasi paha
Punggung □ asimetris □ pilonidal dimple
□ kelainan fleksibilitas tulang
Keadaan tali pusat : saat pengkajian, tali pusat sudah kering dan terlepas

Plasenta : lahir spontan tapi tidak lengkap sehingga dilakukan eksplorasi


4. Pengkajian sistem kardiovaskuler dan respirasi
Terdapat sputum berlebih dan sisa air ketuban pada saluran napas
Dada □ retraksi □ asimetris □ seesaw □ ada massa
abnormal
Bunyi nafas □ vesikuler □ lain-lain:
□ Nadi brakhial □ nadi femoral
5. Pengkajian sistem gastrointestinal
Abdomen : tidak ada distensi, tidak ada benjolan, bising usus terdengar, dan
lingkar perut 30 cm.

Pembesaran organ : tidak ada


Asupan makanan ASI □ PASI □ lain-lain cara :
Anus : ada lubang anus, pengeluaran mekonium sudah ada, dan tidak ada
kelainan
B.a.b. pertama: 1 kali tanggal : 28 September 2021
6. Pengkajian sistem urogenital
Laki-laki □ hipospadius □ Perempuan
epispadius Labia minor □ menonjol □ tertutup
□ penurunan testis labia mayor
□ Keluaran per vagina
B.a.k. pertama : 1 kali tangal : 28 September 2021
7. Pengkajian sistem neurologis
Refleks □ tendon □ moro rooting □ mengisap □ babinski
menggenggam □ menangis □ berjalan □ tonus leher
8. Pengkajian lingkungan eksternal
Lingkungan hangat ada lampunya, tidak menghidupkan ac, udara bersih, dan
lingkungan aman nyaman

B. ANALISA DATA
N Tgl DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. 11 DS : Efek prosedur invasi Risiko infeksi
Oktobe
Ibu bayi mengatakan tali
r 2021
pusat bayi sudah terlepas

DO :

 Tali pusat berwarna


kecoklatan
 Tali pusat sudah
kering
 Tali pusat tidak ada
perdarahan
 Vital Sign
S = 36 0C
RR = 36 x/menit
Nadi = 130x/menit
11 DS : - Bayi baru lahir Risiko hipotermia
3. Oktobe
DO :
r 2021

 Suhu 360 C
 Akral tangan dan kaki
teraba dingin
 Keadaan umum baik
 Bayi tampak menangis
lemah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive dibuktikan
dengan pemotongan tali pusat (SDKI No. D.0142 hal 304)
2. Risiko hipotermia berhubungan dengan bayi baru lahir dibuktikan
dengan suhu tubuh di bawah normal (SDKI No D.0140 hal 302)
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
.
1. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan
berhubungan keperawatan 1x7 jam gejala infeksi lokal
dengan efek diharapkan masalah 2. Ajarkan perawatan
prosedur invasive teratasi dengan kriteria : tali pusat
dibuktikan dengan 1. Tidak ada kemerahan 3. Ajarkan cara cuci
pemotongan tali 2. Tidak ada cairan tangan sebelum dan
pusat (SDKI No. berbau busuk sesudah kontak
D.0142 hal 304) 3. Tidak ada bengkak

2. Risiko hipotermia Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu


berhubungan keperawatan 1x7 jam 2. Identifikasi penyebab
dengan bayi baru diharapkan masalah hipotermia
lahir dibuktikan teratasi dengan kriteria : 3. Sediakan lingkungan
dengan suhu tubuh 1. Termoregulasi yang hangat
di bawah normal membaik 4. Ganti pakaian
(SDKI No D.0140 2. Suhu tubuh dan dan/atau linen yang
hal 302) suhu kulit membaik basah
3. Menggigil menurun 5. Lakukan penghatan
pasif
E. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Hari / Tgl / Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Sabtu, 08.00 Risiko hipotermia Memonitor suhu S:-
08.00 Menyediakan
09/10/2021 (SDKI No D.0140 O : suhu: 370 C
lingkungan yang
hal 302) Akral tangan dan kaki
hangat teraba hangat.
08.00 Mengganti pakaian
A : Masalah teratasi
dan/atau linen yang
sebagian
basah
08.00 Melakukan P : Intervensi

penghatan pasif dihentikan

seperti memberi
selimut, penutup
kepala, atau pakaian
tebal
TTD Perawat
10.00 Risiko infeksi Mengidentifikasi S : ibu mengatakan
(SDKI No. keadaan tali pusat belum tau cara
D.0142 hal 304) melakukan
perawatan tali
pusat.
O : Tali pusat
berwarna putih
keruh. Tali pusat
masih basah.
Panjang tali pusat
kurang lebih 5 cm.
Tali pusat tidak ada
perdarahan
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
TTD Perawat
10.00 Memonitor tanda S : Pasien
dan gejala infeksi mengatakan sudah
lokal paham dan
10.00 Mengajarkan
mengerti dengan
perawatan tali pusat
apa yang telah
10.00 Ajarkan cara cuci
disampaikan.
tangan sebelum dan
Pasien mengatakan
sesudah kontak
bersedia untuk
menerapkannya
dalam keseharian..
O : tali pusat tampak
bersih dan tidak
ada tanda infeksi.
Pasien terlihat
antusias dengan
menanyakan
beberapa
pertanyaan.
A : masalah telah
teratasi
P : intervensi
dihentikan

TTD Perawat

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian pada Bayi Ny. P dengan diagnosis bayi
baru lahir di Poli KIA Puskesmas Mlati II Sleman, penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Diagnosa yang didapatkan pada bayi Ny. P sebagai berikut :

a. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive dibuktikan


dengan pemotongan tali pusat (SDKI No. D.0142 hal 304)
b. Risiko hipotermia berhubungan dengan bayi baru lahir dibuktikan
dengan suhu tubuh di bawah normal (SDKI No D.0140 hal 302)
2. Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah ditentukan dan
implementasi dilakukan pada 11 Oktober 2021
3. Evaluasi mengarah pada target ketercapaian suatu tujuan yang telah
direncanakan. Dari kedua diagnosa keperawatan semua sudah tercapai
sesuai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Edisi 1 cetakan kedua. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia Edisi 1 cetakan kedua. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia Edisi 1 cetakan kedua. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai