Disusun Oleh :
Yesiska P07120219025
Asuhan Keperawatan dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. P Dengan Bayi Baru Lahir
Normal Di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Tahun 2021” ini telah disahkan dan disetujui
pada :
Hari : Sabtu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
karunianya dah hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan
Keperawatan Pada Ny. P Dengan Bayi Baru Lahir Normal Di Puskesmas Mlati II Kabupaten
Sleman Tahun 2021. Laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan untuk
memenuhi tugas praktik klinik keperawatan dalam rangka pencapaian target belajar yang
efektif, dengan cara memberikan tugas kepada mahasiswa untuk menyusun laporan asuhan
keperawatan yang berkaitan dengan Keperawatan Maternitas. Dalam penyusunan laporan ini,
tidak jarang penulis mengalami kendala dan hambatan baik itu berupa waktu, pikiran,
maupun tenaga. Namun penulis selalu percaya akan satu hal bahwa tidak ada masalah yang
tidak bisa diselesaikan, tentunya dengan kerja keras serta doa yang selalu menyertai.
Akhirnya laporan ini dapat terselesaikan berkat kerja keras dengan penuh rasa
tanggung jawab. Dengan segala kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila dalam
laporan ini terdapat kekeliruan karena sebagai manusia biasa penulis tak pernah luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2007).
Menurut Yeyeh (2012) bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada
usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500- 4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Sedangkan menurut Rahadjo (2014) bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir menangis, dan
tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.
2. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal
Sistem imun pada bayi baru lahir mormal terhadap sel yang
memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal
kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa
minggu hingga beberapa bulan, setelah lahir. Selama 3 bulan
pertama kelahiran, bayi matur yang sehat terlindungi oleh
imunitas pasif yang didapat dari ibu; namun, status izi
tergantung pada pajajan ibu sebelumnya terhadap antigen dan
respons Imunologinya.
i. Sistem Integumen
1) Wanita
Pada bayi baru lahir cukup bulan labia mayora dan labia
minora menurupi vestibulum.
2) Pria
k. Sistem skeletal
l. Sistem neoruvaskuler
1) Refleks morro
2) Refleks tonik leher (Tonik neck)
3) Refleks menyusui
ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam
sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan
satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti
payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn
ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan
apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai
2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan
usia bayi.
Menolong BAB pada Bayi
Menolong BAK pada bayi
b. Kebutuhan Istirahat/ tidur
2) Hematocrit (43-61%)
1) Pemberiaan vitamin K
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai
berikut:
1. Sirkulasi
2. Eliminasi
a) Dapat berkemih saat lahir, urin tidak berwarna atau kuning
pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah per 24 jam.
b) Abdomen lunak tanpa distensi, bising usu aktif ada beberapa
jam setelah kelahiran.
c) Pergerakan feses meconium dalam 24-48 jam kelahiran.
3. Aktivitas/istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semikoma, saat tidur dalam: meringis atau tersenyum, tidur sehari
rata-rata 20 jam.
4. Makanan/cairan
mimic batuk/bersin
Activity Lumpuh Beberapa fleksiPergerakan aktif
ekstensi
Respiration Tidak ada Lemah tidakMenangis kuat
teratur
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah
sebagai berikut:
Perencanaan pada bati baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai
beikut:
a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan
eperdemis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit.
Tujuan:
Kriteria hasil:
Mempertahaan kan suhu dalam batas normal (36,5o C –
37,5 o C).
Bebas dari tanda-tanda stress dingis/hipotermi.
Tidak ada letargi.
Membrane mukosa mulut lembab.
Badan/akral teraba hangat.
Ekstremitas bayi tidak sianosis
Rencana tindakan:
1) Kaji keadaan lingkungan terhadap kehilangan termal
melalui konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.
2) Kaji suhu aksila neonatus, pantau suhu kulit secara continue
dengan alat periksa kulit dengan tepat.
3) Ajarkan atau anjurkan keluarga untuk tetap menjaga
kehangatan bayi (membedong, menutup kaepala dengan
kain, menutup tangan dan kaki bayi dengan sarung tangan
dan sarung kaki, mendekap bayinya menempel dengan kulit
ibu).
4) Keringkan kepala bayi dan tubuh bayi baru lahir, balut bayi
dengan selimut hangat.
5) Tempelkan bayi baru lahir dalam lingkungan hangat.
6) Pertahankan suhu lingkungan (25o C).
7) Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (misalnya tugor kulit
buruk, membrane mukosa kering, peningkatan suhu, dan
fontanel cekung).
8) Hindarkan menempatkan/ meletakan bayi dekat dengan
sumber panas atau dingin.
9) Mandikan bayi pada 6 jam setelah lahir dengan suhu aksila
bayi normal (36,5oC – 37,5 o C).
b. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan stress akibat dingin, perubahan temperature tubuh.
Kriteria hasi:
Jalan nafas normal.
Frekuensi pernafasan dalam batas normal (30-60x/menit).
Tidak ada sianosis
Tidak ada tanda-tanda distress pernafasan.
Rencana tindakan:
1) Kaji apgar score pada menit ke-1 dan menit ke-5 setelah
kelahiran.
2) Kaji frekuensi pernafasan.
3) Kaji hubungan antara suhu bayi dan suhu udara sekitar.
4) Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada,
pernafasan mendengkur, krekles.
5) Bersihkan jalan nafas, hisaf nasofaring dengan perlahan sesuai
kebutuhan.
6) Keringkan bayi dengan selimut hangat.
7) Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk
menyongkong pungung.
8) Auskultasi bunyi nafas dan bunyi jantung.
9) Observasi dan catat tanda-tanda distress pernapasan (misalnya
ngorok, pernapasan cuping hidung dan tacpinue.
10) Pantau tanda-tanda hipotermi/hipertermia pada bayi.
11) Berikan oksigen sesuai indikasi.
c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kebutuhan kalori tinggi, intake tidak adekuat.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko tinggi
terhadap perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Penurunan BB kurang dari 5-10% BB lahir.
ASI keluar banyak. Sekitar 350 cc/24jam.
Tidak ada bengkak dan nyeri dipayudara ibu.
Ibu bayi dapat memberikan ASI/ menyusui dengan benar.
Rencana tindakan :
1) Kaji payudara ibu.
2) Anjurkan kepada ibu bayi untuk memberikan ASI nya sesuka
bayi jangan dibatasi.
3) Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau
dan buah- buahan.
4) Anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara bergantian antara
payudara yang kiri dan kanan.
5) Observasi cara menyusui dan produksi ASI ibu bayi.
6) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian
makan (misalnya produksi mukus berlebih terdesak atau
menolak makan).
7) Perhatikan reflek menghisap bayi (rooting, sucking,
swallowing).
8) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
9) Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5 – 15 ml air
steril.
10) Timbang BB bayi saat menerima dalam ruang perawatan dan
setelah itu setiap hari.
11) Berikan penkes tentang cara menyusui yang benar.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Evaluasi yang dapat dilakukan dan diharapkan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
a. Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi.
b. Perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
c. Nutrisi adekuat.
d. Infeksi tidak terjadi.
e. Cedera tidak terjadi.
f. Kebutuhan cairan adekuat.
g. Konstipasi tidak terjadi.
BAB II
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 11 Oktober 2021 Tempat Pengkajian : Poli KIA
Nama Ayah/Ibu : Ny. P Tanggal & jam kelahiran : 27 September
2021 pukul 21.20
Alamat : Kradon, Jenis Kelamin : Perempuan
Sidomoyo, Godean, Sleman
No. Reg. :
B. ANALISA DATA
N Tgl DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. 11 DS : Efek prosedur invasi Risiko infeksi
Oktobe
Ibu bayi mengatakan tali
r 2021
pusat bayi sudah terlepas
DO :
Suhu 360 C
Akral tangan dan kaki
teraba dingin
Keadaan umum baik
Bayi tampak menangis
lemah
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive dibuktikan
dengan pemotongan tali pusat (SDKI No. D.0142 hal 304)
2. Risiko hipotermia berhubungan dengan bayi baru lahir dibuktikan
dengan suhu tubuh di bawah normal (SDKI No D.0140 hal 302)
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
.
1. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan
berhubungan keperawatan 1x7 jam gejala infeksi lokal
dengan efek diharapkan masalah 2. Ajarkan perawatan
prosedur invasive teratasi dengan kriteria : tali pusat
dibuktikan dengan 1. Tidak ada kemerahan 3. Ajarkan cara cuci
pemotongan tali 2. Tidak ada cairan tangan sebelum dan
pusat (SDKI No. berbau busuk sesudah kontak
D.0142 hal 304) 3. Tidak ada bengkak
seperti memberi
selimut, penutup
kepala, atau pakaian
tebal
TTD Perawat
10.00 Risiko infeksi Mengidentifikasi S : ibu mengatakan
(SDKI No. keadaan tali pusat belum tau cara
D.0142 hal 304) melakukan
perawatan tali
pusat.
O : Tali pusat
berwarna putih
keruh. Tali pusat
masih basah.
Panjang tali pusat
kurang lebih 5 cm.
Tali pusat tidak ada
perdarahan
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
TTD Perawat
10.00 Memonitor tanda S : Pasien
dan gejala infeksi mengatakan sudah
lokal paham dan
10.00 Mengajarkan
mengerti dengan
perawatan tali pusat
apa yang telah
10.00 Ajarkan cara cuci
disampaikan.
tangan sebelum dan
Pasien mengatakan
sesudah kontak
bersedia untuk
menerapkannya
dalam keseharian..
O : tali pusat tampak
bersih dan tidak
ada tanda infeksi.
Pasien terlihat
antusias dengan
menanyakan
beberapa
pertanyaan.
A : masalah telah
teratasi
P : intervensi
dihentikan
TTD Perawat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian pada Bayi Ny. P dengan diagnosis bayi
baru lahir di Poli KIA Puskesmas Mlati II Sleman, penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut :