Anda di halaman 1dari 50

Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.

Kep
SASARAN PEMBELAJARAN
1. Memahami Keperawatan
❑ Pengertian Keperawatan
❑ Asuhan Keperawatan

2. Memahami Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kritis


✓Pengertian Pasien Kritis
✓Peran Perawat di Unit Pelayanan Intensif dan Gawat Darurat
✓Karakteristik Perawat di Unit Pelayanan Intensif dan Gawat Darurat

3. Memahami Keperawatan Holistik


✓ Pengerian Keperawatan Holistik

4. Memahami Praktik Pengasuhan/Caring


✓Pengertian caring
✓ Sepuluh Faktor Karatif Caring (Jean Watson)
2
KEPERAWATAN (ICN, 2007)

✓Keperawatan merupakan pelayanan/asuhan mandiri dan


kolaborasi kepada individu dari segala usia, keluarga, kelompok
dan masyarakat, sakit atau sehat diberbagai tatanan pelayanan.

✓Keperawatan meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit,


perawatan orang sakit, cacat dan orang-orang meninggal.

✓Advokasi, promosi lingkungan yang aman, penelitian, partisipasi


dalam membuat kebijakan kesehatan dan sistem manajemen
kesehatan serta pendidikan merupakan kunci keperawatan.

3
KEPERAWATAN
(Standar Profesi Keperawatan, 2010)

Suatu bentuk pelayanan profesional


yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.

4
Asuhan Keperawatan Pasien Kritis
(Barron Valerie A, 2008)

Pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada


pasien gawat darurat yaitu pasien yang tiba-tiba
berada dalam kondisi gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya bila tidak mendapat
pertolongan secara cepat dan tepat

5
Pasien Kritis
(Pilcher Tracy, 2000)

Seseorang yang membutuhkan observasi dan


intervensi berkelanjutan untuk mencegah
komplikasi dan restorasi jika memungkinkan.

Pasien kritis ditandai dengan adanya atau potensi


ancaman terhadap kehidupan karena
penyakitnya
6
“Equipment Monitoring” ECG
Pressure
O2 Sat

Infusion pump

Enteral pump
Syringe pump
Ventilator
CVVH machine

Blanketrol
IABP

Warmer
WSD
Humidifier
Coping
Behavior
Stress

Effective behavior
Ineffective behavior

Increased damage for energy Decreased tension state

Increase tension Free energy


Karakteristik Perawat ?
(AACN: Critical Care in the Nursing Curriculum, 1992)
❑Fokus memelihara pasien sebagai individu → teknologi canggih
❑Menggunakan data dari berbagai sumber secara simultan
❑Secara cepat memahami dan memprioritaskan informasi
❑Secara cepat melakukan intervensi, karena pasien terbatas untuk
toleransi terhadap keterlambatan

❑Identifikasi gejala perubahan yang tidak tampak pada pasien →


pemantauan yang intensif dan berkelanjutan

❑Komunikasi sesering mungkin dengan anggota tim kesehatan lain


tentang kondisi kritis pasien dalam upaya meperbaharui rencana
perawatan pasien
9
Perawatan
Paska Bedah Jantung di ICU
Intensive Care Unit
(Unit Perawatan/Terapi Intensif)
◼ ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam
rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan khusus
ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena
penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi.
◼ Staf khusus adalah dokter, perawat terlatih atau
berpengalaman dalam “intensive Care (perawatan/terapi
intensif)” yang mampu memberikan pelayanan 24 jam;
dokter ahli atau berpengalaman (intensivis) sebagai kepala
ICU; tenaga ahli laboratorium diagnostik; tekhnisi alat-alat
pemantauan, alat untuk menopang fungsi vital dan alat
untuk prosedur diagnostik.
FALSAFAH
◼ Pelayanan Keperawatan Intensif
◼ Disediakan dan diberikan kepada pasien dalam
keadaan kegawatan dan kedaruratan yang perlu
ditanggulangi dan diawasi secara ketat, terus menerus
serta tindakan segera ,ditujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi.
TUJUAN
◼ Menyelamatkan kehidupan
◼ Mencegah terjadinya kondisi yang memburuk

◼ dan komplikasi yang mungkin terjadi

◼ Meningkaqtkan kualitas hidup pasien dan


mempertahankan kehidupan
◼ Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh
pasien
◼ Mengurangi angka kematian dan kecacatan .
KARAKTERISTIK
PERAWAT ICU
◼ Merawat pasien mengacu pada standar keperawatan
intensif dan konsisten .
◼ Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan ketrampilan
khusus serta diikuti oleh nilai etik dan legal
◼ Berespon secara terus menerus dengan perubahan
lingkungan
◼ Menginterprestasikan analisa situasi yang komplek.
KOMPETENSI
PERAWAT ICU
◼ Menguasai konsep asuhan keperawatan intensif
◼ Menguasai ketrampilan dan pengetahuan Life
saving ( BLS ,ACLS )
◼ Menguasai EKG baik yang normal maupun yang
mengancam jiwa
◼ Menguasai keseimbangan cairan elektrolit dan
asam basa
◼ Lanj….
◼ Menguasai pengukuran dan penilaian monitoring

Invasif dan non invasif


◼ Menguasai konsep dan operasional ventilasi
mekanik
◼ Dapat memberikan terapi oksigen

◼ Menguasai alat penunjang elektric medis ICU


Perawat Gawat Darurat
Kompeten

✓ Melakukan triage
✓Memberikan asuhan keperawatan kepada semua pasien gawat darurat
dengan berbagai kondisi dan berbagai usia
✓ Mengatur waktu secara efisien
✓Memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarganya
✓ Memfasilitasi dukungan spiritual
✓Mengkoordinasikan berbagai pemeriksaan diagnostik dan memberikan
pelayanan secara multidisiplin
✓Mendokumentasikan dan mengkomunikasikan informasi tentang pelayanan
yang telah diberikan dan kebutuhan tindak lanjut

17
Peran Perawat di ICU dan UGD
(Judith A, 2008)

➢ Memberikan advokasi
➢Menggunakan suaranya untuk memberikan clinical judgnent
➢ Mendemonstrasikan praktik pengasuhan/caring

➢ Kolaborasi dengan tim multidisiplin


➢Mendemonstrasikan pemahaman terhadap perbedaan budaya
➢Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga

18
Clinical Judgment → Berpikir Kritis

•Apa tanda dan gejala?


•Apa yang menjadi penyebab?
•Apa komplikasi yang dapat terjadi?
•Apa yang ditemukan dalam pemeriksaan fisik?
•Apa laboratorium dan diagnostik tes yang diperlukan?
•Apakah pasien mempunyai factor resiko?
•Apa tipe pemantauan yang dibutuhkan untuk melihat komplikasi?
•Apa terapi medik yang biasa digunakan pasien?
• Apa budaya/ nilai-2 kepercayan pasien? Bagaimana cara terbaik anda
mengerti hal penting dalam budaya pasien?

19
Keperawatan Holistik
(Judith A, 2008)
Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien
secara total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi,
sosial, dan spiritual dari orang sebagai person

Praktik keperawatan secara holistik terintegrasi antara self care,


self responsibility, spiritual dan direfeleksikan dalam kehidupannya.
merupakan standar utama bagi seorang perawat untuk selalu
secara terus menerus mengembangkan diri pada ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam praktik keperawatan.

20
Praktik Pengasuhan/ “caring”
Suatu keberadaan total manusia, saya peduli dan saya merawat bukan karena saya
seorang perawat bukan karena tugas saya tetapi karena saya seorang manusia (Simon
Roach,1995).

Kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan atau fasilitas kepada


individu/kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia. Sehingga pasien tetap bertahan dalam kondisi nya. Memberikan
bantuan tanpa pamrih, saling ketergantungan secara indiviu (Leininger,1997)

Sesuatu yang paling utama dalam asuhan keperawatan , komplemen dari pengobatan
kuratif, memberikan keunikan dalam keperawatan dan hubungan terjadi ketika
perawat dan pasien bersama-sama secara harmoni mencapai kebutuhan dalam
penyembuhan pasien (Jean Watson,1979)

21
Sepuluh Faktor Karatif Caring
(Jean Watson)

❑Membentuk dan menghargai sistem nilai humanistik dan altruistik


❑ Menanamkan sikap penuh pengharapan dan kepercayaan
❑ Menanamkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain
❑Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu,
meningkatkan penerimaan & perwujudan perasaan
❑Meningkatkan dan menerima ekpresi perasaan positif maupun
negatif

22
❑Menggunakan metoda sistematis dalam penyelesaian masalah caring untuk pengambilan
keputusan secara kreatif dan individualistik

❑Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal

❑Menciptakan lingkungan fisik, mental sosial, dan spiritual yang suportif, protektif dan
korektif

❑Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh pengharapan dalam rangka


mempertahankan keutuhan dan martabat manusia

❑Mengijinkan untuk terbuka pada eksistensi fenomenologikal & spiritual, cara penyembuhan
yang tidak dapat dijelaskan secara utuh & ilmiah melalui pemikiran masyarakat modern
23
Isu terkait Keperawatan Holistik
Isu utama → hubungan pasien dan keluarga.
Tip menyelesaikan masalah keluarga
➢ Lakukan sentuhan langsung pada pasien-kelurga
➢ Dalam berkomunikasi dengan pasien-kelurga, hindari sikap yang membuat pasien takut, tidak mau
mendengarkan, dan biarkan keluarga untuk memberikan informasi langsung ke pasien
➢ Biarkan pasien mengetahui berbagai situasi yang terjadi diluar rumah sakit seperti tentang keluarga,
binatang kesayangannya dll
➢ Identifikasi anggota keluarga yang bertanggung jawab dalam menerima dan member informasi
➢ Pertimbangkan orang tepat yang harus menunggu pasien jika diperlukan sewaktu-waktu
➢ Yakinkan bahwa suuport pelayanan tersedia jika pasien atau keluarga memerlukan

24
Kemampuan Minimal ICU
◼ Resusitasi jantung paru
◼ Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan
ventilator
◼ Terapi oksigen
◼ Pemantauan EKG terus menerus
◼ Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat
◼ Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
◼ Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh
◼ Pemakaian pompa infuse atau semprit untuk terapi secara titrasi
◼ Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai dengan keadaan pasien
◼ Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama
transportasi pasien gawat
Klasifikasi Pelayanan ICU
◼ Pelayanan ICU primer (standar minimal)
Mampu melakukan resusitasi dan memberikan ventilasi
bantu kurang dari 24 jam serta mampu melakukan
pemantauan jantung
◼ Pelayanan ICU sekunder (menengah)
Mampu memberikan ventilasi Bantu lebih lama,
melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu
kompleks
◼ Pelayanan ICU tersier (tertinggi)
Mampu melaksanakan semua aspek perawatan/terapi
intensif
Pelayanan ICU Primer
(standar minimal)
Kekhususan yang harus dimiliki;
◼ Ruangan tersendiri; letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat
dan ruangan perawatan lain
◼ Memiliki kebijaksanaan/kriteria penderita yang masuk keluar serta
rujukan
◼ Memiliki seorang dokter spesialis anestesiologi sebagai kepala
◼ Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru
(A,B,C,D,E,F)
◼ Konsulen yang membantu harus selalu siap dipanggil
◼ Memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagian besar telah terlatih
◼ Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, roentgen, kemudahan
diagnostik dan fisioterapi
Pelayanan ICU Sekunder
(menengah)
◼ Mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, melakukan bantuan
hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks, kekhususan yang harus
dimiliki
◼ Memiliki ruangan tersendiri; berdekatan dengan kamar bedah, ruang
darurat dan ruang perawatan lain
◼ Memiliki kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan
◼ Memiliki dokter spesialis yang dapat menanggulangi setiap saat bila
diperlukan
◼ Memiliki seorang kepala ICU yang bertanggung jawab secara
keseluruhan (intensivis), dokter jaga minimal mampu RJP
(A,B,C,D,E,F)
Pelayanan ICU Sekunder
(menengah)
◼ Mampu mengadakan tenaga perawat dengan perbandingan
pasien : perawat 1:1 pada setiap saat jika diperlukan
◼ Memiliki perawat yang bersertifikat terlatih perawatan/terapi
intensif
◼ Mampu meberikan bantuan ventilasi mekanis beberapa lama
dan dalam batas tertentu melakukan pemantauan invasive dan
usaha bantuan hidup
◼ Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, roentgen,
kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama 24 jam
◼ Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi
Pelayanan ICU Tersier
(tertinggi)
Kekhususan yang harus dimiliki:
◼ Memiliki tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit
◼ Memiliki kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan
◼ Memiliki dokter spesialis yang dapat menanggulangi setiap saat bila
diperlukan
◼ Memiliki seorang kepala ICU yang bertanggung jawab secara
keseluruhan (intensivis), dokter jaga minimal mampu RJP (A,B,C,D,E,F)
◼ Memiliki lebih dari satu staf intensivis
Pelayanan ICU Tersier
(tertinggi)
◼ Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan
pasien:perawat 1:1 pada setiap shif untuk kasus berat dan tidak stabil
◼ Memiliki lebih banyak staf perawat bersertifikat terlatih
perawatan/terapi intensif
◼ Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan perawatan/terapi
intensif
◼ Mampu melayani pemeriksaaan laboratorium, roentgen, kemudahan
diagnostik dan fisioterapi selama 24 jam
Pelayanan ICU Tersier (tertinggi)
◼ Memiliki paling sedikit seorang ahli dalam mendidik staf perawat dan
dokter muda agar dapat bekerja sama dalam pelayanan pasien
◼ Memiliki prosedur untuk pelaporan resmi dan pengkajian
◼ Didukung oleh semua yang ahli dalam diagnostik dan terapi; seperti ahli
penyakit dalam, ahli bedah saraf, ahli kebidanan dan lain-lain
◼ Memiliki staf tambahan yang lain misalnya tenaga administrasi, tenaga
rekam medis, tenaga untuk ilmiah dan penelitian
◼ Memiliki alat-alat untuk pemantauan khusus, prosedur diagnostik dan terapi
khusus.
Prosedur Pelayanan
Perawatan/Terapi (ICU)
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU :
◼ Diagnosis dan penantalaksanaan spesifik penyakit-
penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat
menimbulkan kematian dalam beberapa menit
sampai beberapa hari
◼ Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital
tubuh sekaligus melakukan penatalaksanaaan spesifik
problema dasar
Prosedur Pelayanan
Perawatan/Terapi (ICU)
◼ Pemantauan fungsi vital tubuh terhadap komplikasi :
1. Penyakit
2. Penatalaksanaan spesifik
3. Sistem bantuan tubuh
4. Pemantauan itu sendiri
◼ Penatalaksanaan untuk mencegah komplikasi akibat koma yang
dalam, immobilitas berkepanjangan, stimulasi berlebihan dan
kehilangan sensori
◼ Memberikan bantuan emosional terhadap pasien yang nyawanya
pada saat itu bergantung pada fungsi alat/mesin dan orang lain
Indikasi Masuk dan Keluar ICU
◼ Prosedur medis yang menyangkut criteria masuk dan keluar ICU
seharusnya disusun bersama antar disiplin terkait oleh semacam tim
tersendiri dari dokter, perawat dan tenaga administrasi rumah sakit.
Pelayanan ICU meliputi pemantauan dan terapi intensif, karena itu
secara umum prioritas terakhir adalah pasien dengan prognosis buruk
untuk sembuh.
◼ Persyaratn masuk dan keluar ICU hendaknya juga didasarkan pada
manfaat terapi di ICU dan harapan kesembuhannya. Kepala ICU atau
wakilnya memutuskan apakah pasien memenuhi syarat masuk ICU dan
keluar, kepala icu dan wakilnya akan memutuskan pasien mana yang
harus diprioritaskan
Indikasi Masuk ICU
◼ Pasien sakit berat, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti
bantuan ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui infuse secara terus
menerus (contoh; gagal napas berat, pasca bedah jantung terbuka, syok septik)
◼ Pasien yang memerlukan bantuan pemantauan intensif atau non invasive
sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau dikurangi (contoh: pasca
bedah besar dan luas; pasien dengan penyakit jantung, paru, ginjal atau
lainnya)
◼ Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi-
komplikasi akut, sekalipun manfaat ICU ini sedikit (contoh: pasien dengan
tumor ganas metastasis dengan komplikasi infeksi, tamponade jantung,
sumbatan jalan napas)
Tidak Perlu Masuk ICU
◼ Pasien mati batang otak (dipastikan secara klinis dan
laboratorium) kecuali keberadaannya diperlukan sebagai
donor organ
◼ Pasien menolak terapi bantuan hidup
◼ Pasien secara medis tidak ada harapan dapat disembuhkan
lagi (contoh: karsinoma stadium akhir, kerusakan susunan
saraf pusat dengan keadaan vegetatif).
Indikasi Keluar ICU
◼ Pasien tidak memerlukan lagi terapi intensif karena keadaan membaik atau terapi
telah gagal dan prognosis dalam waktu dekat akan memburuk serta manfaaat
terapi intensif sangat kecil. Dalam hal yang kedua perlu persetujuan dokter yang
mengirim.
◼ Bila pada pemantauan intensif ternyata hasilnya tidak memerlukan tindakan atau
terapi intensif lebih lama
◼ Terapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak perlu diteruskan lagi pada :
◼ Pasien usia lanjut dengan gagal 3 organ atau lebih yang tidak memberikan respon terhadap
terapi intensif selama 72 jam
◼ Pasien mati otak atau koma (bukan karena trauma) yang menimbulkan keadaan vegetatif dan
sangat kecil kemungkinan untuk pulih
◼ Pasien dengan bermacam-macam diagnosis seperti PPOM, jantung terminal, karsinoma yang
menyebar
Pelaksanaan ketiga butir terakhir ini hendaknya dilakukan
atas persetujuan dokter yang mengirim. Apabila tempat ICU
penuh, ada pasien lain lebih kritis yang memenuhi syarat
prioritas pertama, maka pasien yang tidak kritis tetapi
memenuhi kriteria keluar terpaksa dikembalikan ke ruangan,
hendaknya dengan persetujuan dokter yang mengirim.
SARANA DAN PRASARANA ICU
LEVEL I (Minimal)
No MACAM JUMLAH KETERANGAN

▪ Dianjurkan satu kompleks dengan K.bedah


1 Lokasi - dan K. pulih
▪ Letak antara out patien/in patien

▪ Terisolasi
▪ Standar tertentu terhadap :
o Bahaya api
o Bakteriologis
o Kabel monitor
o Ventilasi
o Pipa air
o Komunikasi
2 Bangunan - o AC
o Exhaust fan
▪ Lantai
o Mudah dibersihkan, keras dan rata
o Unit terbuka ukuran 12-16 m2 pert. Tidur
atau
o Unit tertutup ukuran 16-20 m2 per t. Tidur
o Jarak antara t. tidur minimal 2 m

3 Alat komunikasi 1 buah Intern – ekstern RS

Model bak dengan 3 – 4 rak yang dapat dibuka


4 Tempat cuci tangan 1 set
tutup dengan siku/kaki
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
5 Ruang dokter jaga - -
6 Ruang tempa buang kotoran - -

7 Ruang tempat menyimpan barang dan obat - -

8 Ruang tunggu keluaga pasien - -


9 Ruang perawat - -
10 Ruang pencuci alat - -
11 Dapur - -
12 Sumber air 1 unit Bakteriologis
▪ Ada sumber cadangan
13 Sumber listrik cadangan 1 set ▪ 220 V
▪ voltage regulator
14 Penerangan ruang - Lampu TL 10 Watt/m2
1 lampu per 4 tidur sesuai
15 Lampu tindakan Lampu sorot dengan reflector 60 Watt
dengan kebutuhan
Tempat tidur ICU
▪ Dari metal
• 2–4
16 Sesuai dengan kebutuhan ▪ Terdapat penghalang kanan kiri
• >4–6
▪ Dapat diubah posisi (Trendelemburg/Fowler)
• >6

▪ Silinder
Sesuai dengan jumlah tempat ▪ Sentral dengan wall outlets
17 Sumber oksigen
tidur ▪ Ada flowmeter
▪ Medicaloksygen

▪ Sumber udara tekan medi


18 Udara tekan
▪ Tekan 50 – 70 PSI
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
▪ Split/Wall type
▪ PK sesuai luas ruangan
19 Pendingin ruangan / AC Sesuai dengan luas ruangan
▪ Suhu 22 – 25 C
▪ Humidity : 50 – 70 %

Sesuai dengan jumlah


20 Alat penghisap Mesin tersendiri/sentral
tempat tidur
▪ Manual tensimeter 1/bed
21 Tensimeter Sesuai dengan tempat tidur
▪ Automatic ( non invasive ) 1 per 2 bed
▪ Sendiri 2 / sentral
-1 EKG / bed ▪ Kemampuan
22 EKG
-1 defibrilator / 4 bed ▪ Recorder
▪ Monitor

▪ Dengan angka dan wave form


-1 set / 6 bed ▪ Untuk CVP, arteri intra jantung, ICP
23 Pressure monitor
-3 module ▪ Infuser for blood bag inflatable
▪ Monitor kit

24 Pulse oxymeter 1 per 5 bed

▪ Monitor RR
25 Copnorgraph (optional) 1 per 6 bed
▪ Monitor PCO2
▪ CMV
26 Ventilator type I 1 per 2 bed ▪ Assisted ventilation
▪ Alarm (low, high pressure)
▪ Volume, CMV, ASS, SIMV, PEEP, alarm
27 Ventilator type II 1 per 4 bed low-high pressure, humidifier, nebulizer
CPAP
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
28 Infant ventilator 1 per 3 bed

▪ Manual resuscitation
▪ Bag 7 mask resuscitator (adult and pediatric)
29 Alat resusitasi Sesuai dengan ventilator
▪ Naso dan oropharyngeal airway (berabgai ukuran
mappelson tipe C

Water’s system without


30 1 set / ICU
cannister

Peralatan intubasi :
- Laryngoscope, - 1 set
McIntosh type
complete with 4
blades
- Orotracheal tube with - 2 set
cuff (no. 6 – 9,5)
- Nasotracheal tube
- 1 set
with cuff (no. 6 – 9)
31
- ET tube, plain (no. 2,5 - 1 set
– 5,5)
- ET stylette - 1 set - Berbagai ukuran
- Magill forcep - 1 set - Berbagai ukuran
- Pembuka mulut - 1 set - Berbagai ukuran
(mouth sore-ader) tipe
Ferguson
- Et brush - 1 set - Berbagai ukuran
- Antibite device - 1 set - Berbagai ukuran

Emergency lit +
32 Minimal 2 buah Tempat obat-obat gawat darurat
emergency trolley
33 Thermometer air raksa 1 buah per bed -
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
Temperature monitor dengan anal/nasal
34 Elektronik thermometer 1 per 2 bed
probe

- 24 jam sehari
✓ lab. Elektronik, kadar gula, kimia
- Sentralisir di lab. RS
35 Sarana pendukung darah
- Bila bed >16
✓ analisis gas darah
✓ portable X-ray

36 Gantung infuse Sesuai dengan kebutuhan Mobile dan gantung

- baju perawat
- jas dokter
37 Pakaian khusus secukupnya
- baju pengunjung
- sandal

- Dengan jarum detik


38 Jam dinding 1 – 2 buah
- Quarts

39 Nurse station 1 buah

- Metal dan kaca


40 Lemari instrumen 1 – 2 buah
- 4 tingkat per rak

- Double viewer
43 Negatoscop (optional) 1 – 2 buah
- Dengan lampu
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
44 Minor surgery set 1 set Dalam rol

45 Venous cut down set 1 set Dalam rol

46 Cricothyrothomy set 1 set Dalam rol

47 Tracheostomy 1 set Dalam rol

48 Treatment trolley 1 set Mobile

- Standard 220 V
49 Titik keluar listrik 4 outlets
- Minimal 75 cm dari lantai

50 Papan resusitasi Minimal 2 Dari bahan yang keras

51 Matras anti decubitus 1 per 4 bed Bubbling mattress

- Suhu 4 – 5 C
52 Lemari pendingin 1 buah
- Untuk menyimpan obat dll

- Kecil, sedang, besar


53 Tromol segala ukuran secukupnya
- Tempat linen steril

54 Infuser for blood bag 1 buah Mediquick / felwall

55 Fiberoptik broncoscope 1 set Dewasa dan anak

- 1 set
56 Transcutaneous gas monitor Mengukur Pt O2 dan Pt CO2
- optional 1
◼ LEVEL II : Mempunyai alat-alat ventilasi
mekanik dan pemantauan yang lebih canggih
(non-invasif dan invasive)
◼ LEVEL III : Mempunyai alat-alat ventilasi
mekanik dan pemantauan yang lebih canggih
dan kemampuan melakukan bantuan hidup
ekstra korporatif
Unit - Unit Khusus

ICCU, Renal Unit, Burn Unit, Standard


dan Manajemennya diserahkan kepada
disiplin ilmu terkait.
KOMPONEN PEMBIAYAAN
(SUB-SISTEM PEMBIAYAAN)
Sumber pembiayaan untuk penanggulangan penderita gawat adrurat dapat
berasal dari pemerintah dan masyarakat, terdiri dari :
◼ Sumber dari pemerintah pusat dan daerah
◼ Jasa Marga untuk kecelakaan jalan tol
◼ Asuransi Pegawai Negeri
◼ Asuransi jasa Raharja khusus untuk korban kecelakaan lalu lintas
◼ Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK)
◼ Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM )
◼ Sumber swasta/perusahaan swasta yang berpotensi resiko tinggi untuk
trjadinya kecelakaan dapat diwajibkan untuk menyediakan biaya untuk
PPGD.
Thanks for your attention …

Anda mungkin juga menyukai