Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GANGGUAN IMUN HIV AIDS

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH :

1. Rahajeng Anggraini P07120219002


2. Erissa Adittya Pramaishella P07120219011
3. Mita Nur Azizah P07120219019
4. Sarah Safhira P07120219027
5. Salwa Zahrotun Khansa P07120219035
6. Mutia Mardiana P07120219044

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH GANGGUAN IMUN HIV
AIDS”. Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita,
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Patologi di
program studi S.Tr Keperawatan+Ners. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada segenap pihak yang telah menyusun makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki masih kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 17 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi HIV-AIDS.............................................................................. 7
B. Etiologi HIV-AIDS ........................................................................... 7
C. Manifestasi Klinis ............................................................................. 8
D. Patofisiologi HIV-AIDS..................................................................... 9
E. Cara Penularan HIV-AIDS................................................................. 10
F. Komplikasi HIV-AIDS....................................................................... 11
G. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................... 11
H. Penatalaksanaan................................................................................... 12
I. Pencegahan HIV-AIDS.......................................................................
13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.......................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................... 14
C. Lampiran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

4
Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) sampai
sekarang belum ditemukan obatnya. Para ilmuwan umumnya berpendapat
bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Namun pada zaman ini penyakit
tersebut diibaratkan sebagai fenomena gunung es yang nilainya sangat banyak
tetapi sulit untuk dideteksi karena penyakit HIV/AIDS menyebar di seluruh
dunia.
Perawatan HIV/AIDS yang tepat diperlukan oleh penderita agar
memiliki derajat kesehatan yang optimal. Makalah ini menjadi acuan kepada
petugas kesehatan untuk melakukan perawatan kepada penderita agar
keperluannya terpenuhi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari HIV/AIDS?
2. Apa etologi dari HIV/AIDS?
3. Apa saja manifestasi klinik HIV/AIDS?
4. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
6. Apa saja komplikasi yang terjadi pada HIV/AIDS?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang HIV/AIDS?
8. Bagaimana penatalaksanaan HIV/AIDS?
9. Bagaimana cara untuk mencegah HIV/AIDS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui etologi dari HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik HIV/AIDS
4. Untuk mengetahui patofisiologi HIV/AIDS
5. Untuk mengetahui cara penularan HIV/AIDS

5
6. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada HIV/AIDS
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang HIV/AIDS
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan HIV/AIDS
9. Untuk mengetahui cara untuk mencegah HIV/AIDS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

6
A. Definisi
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi virus
HIV.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sindroma yang
menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab
yang diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi tersebut
sepertii keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah
dikenal dan sebagainya.
AIDS atau sindrom kehilangan kekebaan tubuh adalah kehilangan
kekebalan tubuh manusia sebuah sistem kekebalannya dirusak oleh virus
HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena
berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan pirus tertentu yang bersipat
oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering sekali menderita keganasan,
khususnya sarkoma kaposi dan limpoma yang hanya menyerang otak
(Djuanda, 2007).
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas adalah HIV/AIDS adalah
suatu syndrom atau kumpulan tanda dan gejala yang terjadi akibat penurunan
dan kekebalan tubuh yang didapat atau tertular/terinfeksi virus HIV.

B. Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang
disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut
Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell Virus (HTL-
III yang juga disebut Human T-Cell Lymphotropic Virus (retrovirus).

7
Retrovirus mengubah RNA menjadi DNA setelah masuk kedalam sel
penjamu.
Penularan virus ditularkan melalui:
a. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi
(tanpa kondom) dengan orang yang terinfeksi HIV.
b. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai nergantian.
c. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung HIV.
d. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam
kandungan, saat melahirkan atau melalui ASI.

C. Manifestasi Klinik
Berdasarkan gambaran klinik WHO 2006:
1. Tanpa gejala : Fase klinik 1
2. Ringan : Fase klinik 2
3. Lanjut : Fase klinik 3
4. Parah : Fase klinik 4
Keterangan fase klinik HIV
Fase klinik 1.
Tanpa gejala, limfadenopati (gangguan kelenjar/pembuluh limfe) menetap
dan menyeluruh.
Fase klinik 2.
Penurunan BB (<10%) tanpa sebab. ISPA (sinusitis, tonsilitis, otitis
media, faringitis) berulang, herpes zoster, infeksi sudut bibir, ulkus mulut
berulang, popular prurutic eruption, seborrhoic dermatitis, infeksi jamur pada
kuku.
Fase klinik 3.
Penurunan BB (>10%) tanpa sebab. Diare kronik tanpa sebab selama
>1 bulan, demam menetap (intermiten atau tetap >1 bulan), kandidiasis oral
menetap, TB paru (baru), plak putih pada mulut, infeksi bakeri berat
mmisalnya: pneumonia, empyema, meningitis, bakteremia, gangguan

8
inflamasi berat pad apelvik, acute necrotizing ulcerative stomatitis, gingivitis
atau periodontitia, anemia yang penyebabnya tidak diketahui (<8 g/dl),
neutropenia (<0,5X109/l) dan atau trombositopenia kronil (<50X109/l).
Fase klinik 4.
Gejala menjadi kurus (HIV wasting syndrome), pneumocystis
pneumonia, pneumonia bakeri berulang, infeksi herpes simplex kronik
(orolabial, genital atau anorektl >1bulan), Oesophageal candidiasis, TBC
ekstrapulmonal, cytomegalovirus, toksoplasma di SSP, HIV encephalopaty,
mengitis, infektion progresive multivocal, lympoma, invasive cervical
carsinoma, leukoencephalopathy.

D. Patofisiologi
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan
melekatkan dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral
(jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic
acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu
enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian
dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel
jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–virus HI.
Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk
virus–virus yang baru. Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan
bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini
adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak
sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang
oleh infeksi dan penyakit–penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk
menularkan virus tersebut dari orang ke orang.
Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk
melawan sel–sel yang terinfeksi dan mengantikan sel–sel yang telah hilang.
Respons tersebut mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya.
Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah
800–1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel

9
CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang
oleh infeksi–infeksi oportunistik.
Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–infeksi yang timbul ketika
sistem kekebalan tertekan. Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang
sehat infeksi–infeksi tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka tetapi
bagi seorang pengidap HIV hal tersebut dapat menjadi fatal.

E. Cara Penularan
Menurut Martono (2006) virus HIV dapat ditularkan melalui beberapa
cara yaitu :
1. Hubungan seksual
Dengan orang yang menderita HIV/AIDS baik hubungan
seksual secara vagina, oral maupun anal, karena pada umumnya HIV
terdapat pada darah, sperma dan cairan vagina. Ini adalah cara
penularan yang paling umum terjadi. Sekitar 70-80% total kasus
HIV/AIDS di dunia (hetero seksual >70% dan homo seksual 10%)
disumbangkan melalui penularan seksual meskipun resiko terkena
HIV/AIDS untuk sekali terpapar kecil yakni 0,1-1,0%.
2. Tranfusi darah yang tercemar HIV
Darah yang mengandung HIV secara otomatis akan mencemari
darah penerima. Bila ini terjadi maka pasien secara langsung terinfeksi
HIV, resiko penularan sekali terpapar >90%. Transfusi darah
menyumbang kasus HIV/AIDS sebesar 3-5% dari total kasus sedunia.
3. Tertusuk atau tubuh tergores oleh alat yang tercemar HIV
Jarum suntik, alat tindik, jarum tattoo atau pisau cukur yang
sebelumnya digunakan oleh orang HIV (+) dapat sebagai media
penularan. Resiko penularannya 0,5-1-1% dan menyumbangkan kasus
HIV/AIDS sebesar 5-10% total seluruh kasus sedunia.

10
4. Ibu hamil yang menderita HIV (+) kepada janin yang dikandungnya

dengan resiko penularan ±30% dan berkontribusi terhadap total

kasus sedunia sebesar 5-10%.

F. Komplikasi

Menurut Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAD,


2003), komplikasi yang terjadi pada pasien HIV/AIDS adalah sebagai
berikut :
1. Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru-paru
2. Kandidiasis esophagus
3. Kriptokokosis ekstra paru
4. Kriptosporidiosis intestinal kronis (>1 bulan)
5. Renitis CMV (gangguan penglihatan)
6. Herpes simplek, ulkus kronik (> 1 bulan)
7. Mycobacterium tuberculasis di paru atau ekstra paru
8. Ensefalitis toxoplasma.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polimerase Chain Reaction).
2. Serologis:
a. Tes ELISA memberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah infeksi.
b. Western blot (positif).
c. Limfosit T.
3. Pemeriksaan darah rutin.
4. Pemeriksaan neurologis.
5. Tes fungsi paru, bronkoscopi.

11
H. Penatalaksanaan
1. Pengobatan suportif.
a. Pemberian nutrisi yang baik.
b. Pemberian multivitamin.
2. Pengobatan simptomatik.
3. Pencegahan infeksi oportunistik, dapat digunakan antibiotik
kotrimoksazol.
4. Pemberian ARV (Antiretroviral).
ARV dapat diberikan saat psien sudah siap terhadap kepatuhan berobat
seumur hidup. Indikasi dimulainya pemberian ARV dapat dilihat pada
tabel berikut.

WHO 2009 Amerika Serikat


Untuk Negara Berkembang DHHS 2008
Stadium IV (AIDS) tanpa Riwayat diagnosis AIDS
memandang CD4
Stadium III HIV-sociated nefropathy/HIVAN
TB paru Asimptomatik, CD4 < 350
Pneumonia berulang Ibu hamil
Stadium I dan II bila CD4 <
350

I. Pencegahan HIV
1. Pelajari bagaimana HIV menyebar
2. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang
3. Lakukan hubungan seks yang aman
4. Jangan berbagi jarum atau alat suntik
5. Hindari menyentuh darah dan cairan tubuh orang lain

12
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem

13
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Penyakit infeksi HIV dan AIDS hingga kini masih merupakan
masalah global karena penderita penyakit ini dari tahun ke tahun makin
meningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin maupun obat
untuk benar-benar dapat menyembuhkan penyakit ini.     
  Masalah HIV/AIDS merupakan masalah yang kompleks mulai dari
penyebaran, penanganan, pencegahan dan bahkan untuk menghilangkan
stigma negatif masyarakat kepada ODHA. Masalah tersebut muncul
karena alasan banyaknya cara penyebaran HIV/AIDS yang secara tidak
langsung dan tidak disadari telah menjadi kebiasaan yang umum di
masyarakat. Seperti banyaknya pengguna jarum narkoba suntik, perilaku
seks beresiko dengan berganti-ganti pasangan, serta bersuami/beristeri
dengan pengidap HIV positif.
Dalam praktek pekerjaan sosial di bidang HIV-AIDS seorang
pekerja sosial dapat melaksanakan tugas dan peranannya, bagaimana
menangani seorang klien yang berstatus HIV positif, memberikan solusi
dan mendekatkan pada sistem sumber yang ada sehingga tidak
terbelennggu dalam menghadapi penyakitnya dan termotivasi kembali
dalam menjalani hidupnya dan juga mengubah stigma negatif masyarakat
terhadap pendertia penyakit HIV/AIDS ini.
B. Saran

C. Lampiran

14
15
16
DAFTAR PUSTAKA

Rampengan dan Laurentz, 1995, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan


kedua, EGC, Jakarta.

Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.

WHO.2006.HIV/AIDS epidemiology, pathogenesis, prevention, and treatment.


USA: National Library of Meidicine.
doi:https://dx.doi.org/10.1016%2FS0140-6736(06)69157-5

17

Anda mungkin juga menyukai