Anda di halaman 1dari 30

PENGERTIAN

 G.W. Alport
Kesiapan seseorang untuk bertindak
 Walgito
Keyakinan seseorang mengenai situasi
yang relatif ajeg, yang disertai adanya
perasaan tertentu dan memberikan dasar
pada orang tersebut untuk berespon atau
berperilaku dalam cara tertentu
 Notoatmojo
Reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek.
 Backman
Keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi
tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
aspek dilingkungan sekitarnya.
TEORI SIKAP
 Teori Belajar : Sikap dipelajari dengan cara yang
sama seperti kebiasaan lainnya. Melalui proses
asosiasi (asosiasi terbentuk bila stimulus muncul
pada saat dan tempat yang sama)
 Teori Keseimbangan : Model keseimbangan dari
rasa suka. Kemungkinan dua susunan struktur
yang tidak seimbang cenderung menjadi menjadi
struktur yang seimbang melalui perubahan dalam
satu unsur atau lebih.
 Teori ketidaksesuaian
Sikap akan berubah demi mempertahankan
konsistensi dengan perilaku nyatanya.
 Teori atribusi
Orang menetapkan sikap mereka sendiri
dengan mempetimbangkan bermacam-
macam kognisi dan afeksi dalam kesadaran
mereka.
CIRI-CIRI SIKAP

 Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan


dibentuk/dipelajari sepanjang
perkembangan orang tersebut dalam
hubungan dengan obyeknya.

 Sikap dapat berubah-ubah oleh karena itu


sikap dapat dipelajari.
 Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa
mempunyai hubungan tertentu terhadap
suatu obyek.

 Sikap mempunyai segi motivasi yang berarti


segi dinamis menuju suatu tujuan atau
berusaha untuk mencapai tujuan dan segi
perasaan.
 Sikap dapat berlangsung lama atau
sebentar.

 Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula


negatif.

 Sikap positif mempunyai kecenderungan


tindakan yaitu mendekati, menyenangi dan
mengharapkan obyek tertentu
STRUKTUR SIKAP
 Komponen Kognitif atau komponen reseptual yang
berisi kepercayaan individu berhubungan dengan
hal-hal bagaimana individu berpersepsi terhadap
obyek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui
melalui fakta, pandangan, keyakinan, pengalaman
pribadi, kebutuhan emosional dan informasi dari
orang lain.
Contoh :
Ahli Gizi tahu bahwa sangat penting menciptakan
hubungan saling percaya dengan klien
 Komponen Afektif (emosional) menunjukkan
pada dimensi emosional/perasaan subyektif
individu terhadap obyek sikap baik rasa
senang (positif) atau tidask senang (negatif).
Contoh :
Masyarakat umumnya tidak senang (sikap
negatif) terhadap penderita HIV AIDS.
 Komponen Konatif (perilaku) adalah
komponen sikap yang berkaitan dengan
predisposisi atau kecenderungan bertindak
terhadap obyek sikap yang dihadapinya.
Contoh :
Banyak lulusan SLTA masuk Ahli Gizi
karena mengetahui bahwa profesi tersebut
merupakan profesi yang menjanjikan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN SIKAP
 Faktor intern
- Kepribadian
- Intelegansi
- Bakat
- Minat
- Perasaan
- Kebutuhan
- Motivasi
 Faktor Ekstern

- Lingkungan pendidikan,ideologi,ekonomi,
politik dan hankam.

- Sifat obyektif yang dijadikan sasaran sikap.

- Kewibawaan orang yang mengemukakan


sikap.
 Faktor Ekstern

- Sifat orang/kelompok yang mendukung


sikap tersebut.

- Media komunikasi yang digunakan dalam


menyampaikan sikap.

- Situasi pasa saat sikap dibentuk


CARA MEMBENTUK ATAU
MENGUBAH SIKAP
 Adopsi
Melalui kejadian yang berulang-ulang dan terus
menerus sehingga lama kelamaan secara
bertahap akan diserap dan mempengaruhi
pembentukan serta perubahan sikap individu.
Contoh :
Individu yang dibesarkan dalam keluarga yang
penuh cinta kasih kemungkinan besar akan
bersikap penuh cinta kasih dan menghormati
sesama.
 Diferensiasi
Karena sudah memiliki pengetahuan,
pengalaman, intelegensi dan bertambahnya
umur, maka hal-hal yang tadinya dianggap
sejenis sekarang dipandang tersendiri dan
lepas dari jenisnya sehingga membentuk
sikap tersendiri.
Contoh :
Seorang anak selalu bergaul dan berteman
dengan siapa saja namun secara erangsur-
angsur dia akan mengerti mana yang baik
dan buruk sehingga dia akan memilih untuk
berteman dengan yang baik.
 Integrasi
Pembentukan sikap terjadi secara bertahap
dimulai dengan berbagai pengalaman yang
berhubungan dengan obyek tertentu
sehingga terbentuk sikap terhadap obyek
tersebut.
Contoh :
Ibu yang sering memperoleh informasi
tentang penyakit polio akan membawa
anaknya untuk mendapatkan immunisasi
polio.
 Trauma
Melalui kejadian secara tiba-tiba dan
mengejutkan sehingga meninggalkan kesan
yang mendalam yang dapat menyebabkan
terbentuknya sikap.
Contoh :
Individu yang pernah masuk RS karena
keracunan makanan yang dibeli dari
supermarket, akan memiliki sikap negatif
terhadap supermarket tersebut.
 Generalisasi
Karena pengalaman traumatik pada hal
tertentu dapat menimbulkan sikap negatif
pada semua hal sejenis.
Contoh :
Individu yang pernah digigit anjing akan
memiliki sikap negatif terhadap binatang
tersebut.
TINGKATAN SIKAP

 Menerima (receiving)
Individu ingin dan memperhatikan
rangsangan (stimulus) yang diberikan.

 Merespon (responding)
Sikap individu dapat memberikan jawaban
jika ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan
 Menghargai (valuing)
Sikap individu mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah.

 Bertanggung jawab (responsible)


Sikap individu akan bertanggung jawab dan
menanggung resiko atas segala sesuatu
yang dipilihnya sebagai bentuk konsekuensi
DETERMINAN ATAU FAKTOR
PENENTU SIKAP

 Faktor Fisiologis : Umur dan kebersihan

Contoh :
Semakin bertambah usia semakin memiliki
dasar kebersihan yang lebih baik.
 Faktor pengalaman langsung terhadap
obyek sikap.

Contoh :
Individu yang diasuh dengan baik oleh
seorang ahli Gizi, akan menaruh sikap
positif kepada Ahli Gizi tersebut.
 Faktor Kerangka Acuan
Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan
sikap akan menimbulkan sikap negatif
terhadap obyek sikap tersebut.

Contoh :
Individu yang mengetahui bahwa tidak boleh
berhubungan seksual dengan pacar karena
tidak sesuai dengan norma maka individu
tersebut akan bersikap negatif/tidak
melakukannya sebelum menikah.
 Faktor Komunikasi Sosial
Informasi yang diterima individu akan dapat
menyebabkan perubahan sikap pada
individu tersebut.

Contoh :
Mendengarkan informasi tentang PHBS
maka individu akan berupaya memelihara
kesehatannya dengan berperilaku sehat.
PROSES TERJADINYA SIKAP

REAKSI
STIMULI PROSES STIMULI
TINDAK LANJUT

SIKAP
FUNGSI SIKAP

 Fungsi instrumental
Dikaitkan dengan alasan praktis/manfaat
dan menggambarkan keadaan keinginan.

Contoh :
Sebagian besar masyarakat sangat
menentang melakukan hubungan sex
sebelum nikah.
 Fungsi nilai ekspresi
Mengekspresikan nilai yang ada dalam diri
individu.

Contoh :
Individu yang menghargai keluarganya,
sikapnya akan tertermin dalam tutur kata,
perilaku dan perbuatan yang menjaga nama
baik keluarganya.
 Fungsi pengetahuan
Membantu individu memahami dunia yang
membawa keteraturan terhadap bermacam-
macam informasi yang perlu diasimilasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh :
Sikap individu yang ingin mendalami
tentang otomotif maka perilakunya akan
ditujukan pada hal tersebut.
 Fungsi penyesuaian diri
Membantu individu merasa bagian dari
masyarakat. Sikap yang diambil oleh
individu akan dapat menyesuaikan dengan
lingkungannya.

Contoh :
Sikap kita saat melayat akan menunjukkan
rasa belasungkawa yang sangat mendalam

Anda mungkin juga menyukai