1
KATA PENGANTAR
2
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur penyusun
panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini penyusun akan membahas topik mengenai ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A PADA An.D DENGAN HIV/AIDS DI JL.
AROEPALA No. 11, RT 002, RW 003. Makalah ini dibuat dari beberapa sumber
yang penyusun dapat dari buku kesehatan. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengundang pembaca untuk memberikan
saran atau kritik yang membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Wassalam.
Penyusun,
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................................. 2
BAB II KONSEP DASAR MEDIS HIV/AIDS............................................ 3
A. Pengertian....................................................................................... 3
........................................................................................................
B. Etiologi........................................................................................... 3
C. Patofisiologi.................................................................................... 4
D. Manifestasi Klinis........................................................................... 5
E. Penyimpangan KDM...................................................................... 7
F. Pemeriksaan Penunjang.................................................................. 10
G. Penatalaksanaan.............................................................................. 10
H. Pencegahan..................................................................................... 11
I. Komplikasi...................................................................................... 11
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN HIV/AIDS........................ 13
A. Pengkajian Keperawatan................................................................ 13
B. Diagnosa Keperawatan................................................................... 13
C. Intervensi Keperawatan.................................................................. 14
D. Implementasi Keperawatan............................................................ 16
E. Evaluasi Keperawatan.................................................................... 16
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA.................................. 17
A. Pengkajian Keperawatan................................................................ 17
B. Diagnosa Keperawatan................................................................... 30
C. Intervensi Keperawatan.................................................................. 30
D. Implementasi Keperawatan............................................................ 33
E. Evaluasi Keperawatan.................................................................... 33
4
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 40
A. Kesimpulan..................................................................................... 40
B. Saran............................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human
Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus,
namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan (Russel, 2011).
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal,
dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal,
anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut (Russel, 2011).
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia.
Bahkan menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah
membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan
ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada
sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik
di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8
6
juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah
juta (570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta
orang kini hidup dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang
terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia,
peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981 (Russel, 2011).
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai
dengan 31 Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL,
Kemenkes RI tanggal 29 Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS
sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan
106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430
kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an
kalangan ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS di
Indonesia yaitu berkisar antara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia
menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan India, yang percepatan
kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia (Russel, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I
(Keluarga) semester ganjil (V) 2018/2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar medis HIV/AIDS
b. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan HIV/AIDS
c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan
HIV/AIDS
7
BAB II
A. Pengertian
HIV adalah singkatan dari human Immunodeficiency Virus
merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi Yang menyebabkan
defisiensi (kekurangan) sistem imun (Padila, 2012).
B. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun
1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika
ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS
terdiri dari lima fase yaitu (Padila, 2012):
8
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu
likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala
tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash,
limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS
pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor
pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
C. Patofisiologi
HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan
CD4, yang bekerja sebagai reseptor viral, subset limfosit ini yang mencakup
limfosit penolong dengan peran kritis dalam mempertahankan responsivitas
imun, juga memperlihatkan pengurangan bertahap bersamaan dengan
perkembangan penyakit mekanisme infeksi HIV yang menyebabakan
penuruan sel CD4. Virus HIV secar istimewa menginfeksi limfosit dengan
antigen permukaan CD4, yang bekerja sebagai resepetor viral, meskipun
kemungkinan mencakup infeksi litik sel CD4 itu sendiri, induksi apoptosis
melalui antigen viral yang dapat bekerja sebagai superantigen. HIV dapat
menginfeksi jenis sel selain limfosit, infeksi HIV pada monosit tidak seperti
infeksi pada limfosit CD4, tidak menyebabkan kematian sel. Monosit yang
terinfeksi dapat berperang sebagai resorvoir virus laten tetapi tidak dapat
diinduksi dan dapat membawa virus ke organ, erutama otak. Patologi terkait
HIV melibatkan banyak organ, meskipun sering sulit untuk mengetahui
apakah kerusakan terutama disebabkan oleh virus lokal atau komlikasi
infeksi lain atau autoimun. Infeksi HIV biasanya secara klinis tidak
bergejala saat terakhir meskipun “periode inkubasi” , secara umum lebih
9
singkat pada infeksi perinatal dibandingkan pada infeksi HIV dewasa.
Selama fase ini gangguan regulasi imun sering tampak pada saat tes,
terutama berkenaan dengan fungsi sel B hipergameglobulinemia dengan
produksi antibodi nonfungsional lebih unifersal di antara anak-anak yang
terinfeksi HIV daripada dewasa, sering meningkat pada usia 3 sampai 6
bulan (Padila, 2012).
D. Manifestasi Klinis
1. Fase 1: Terinfeksi HIV
Rentang waktu sejak virus HIV masuk kedalam tubuh sampai
antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama
window period antara 15 hari sampai 6 bulan. Dalam fase ini
umumnya seseorang yang telah terinfeksi HIV masih tampak dan
merasa sehat-sehat saja, tanpa menunjukkan gejala apapun bahwa ia
sudah tertular HIV akan tetapi orang ini juga sudah menularkan HIV
pada orang lain (Padila, 2012).
10
pada virus, bakteri, jamur atau protozoa yang menyebabkan infeksi,
sehingga orang tersebut akan menderita penyakit yang parah (Padila,
2012).
11
E. Penyimpangan KDM
Hubungan seks, transfusi darah, plasenta ibu
Peredaran darah
Sitoplasma limfosit
12
Transkripsi RNA virus menjadi DNA
Sitoplasma
RNA virus
Membentuk partikel
Virus menular
13
Kandidiasis oral, oral
Anoreksia
Destruksi sistem imun
Nutrisi adekuat
AIDS
KURANG DARI
Perasaan malu
Ketidakmampuan keluarga
Memodifikasi lingkungan
TERAPI ARV
14
F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien
dengan hiv/aids adalah sebagai berikut (Padila, 2012):
1. ELISA (positif, hasil tes yang positif dipastikan dengan western blot)
2. Western blot (positif)
3. P24 antigen test (positif untuk protein virus yang bebas)
4. Kultur HIV (positif, kalau dua kali uju kadar secara berturut-turut
mendeteksi enzim reverse transcriptase atau antigen P24 dengan kadar
yang meningkat
5. Tes untuk deteksi gangguan sistem imun
6. LED (Normal namun perlahan-lahan akan mengalami penurunan)
7. CD4 limfosit menurun (jika menurun akan mengalami penurunan
kemampuan untuk beraksi terhadap antigen)
8. Rasio CD4/CD8 limfosit (menurun)
9. Serum mikroglobulin B2 (meningkat bersamaan dengan berlanjutnya
penyakit)
10. Kadar immunoglobin menurun
G. Penatalaksanaan
15
2. Pemberian gizi yang sesuai
3. Pemberian obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid, yaitu
azidomitin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan
berintegrasi ke DNA virus, sehingga tidak terjadi transkip DNA HIV
4. Dukungan psikososial
H. Pencegahan
Program pencegahan HIV/AIDS akan lebih efektif bila dilakukan
dengan komitmen masyarakat dan komitmen politik yang tinggi untuk
mencegah ataupun mengurangi perilaku resiko terhadap penularan HIV,
upaya pencegan meliputi (Padila, 2012):
I. Komplikasi
1. Ensefalopati HIV atau yang disebut sebagai dimensia AIDS (ADC;
AIDS dmentia complex). Manifestasi dini mencakup gangguan daya
16
ingat, sakit kepala, kesulitan konsentrasi, konfusi progresif,
perlambatan psikomotorik, apatis dan ataksia. Stadium lanjut
menccakup gangguan kognitif global, kelambatan dalam respons
verbal, gangguan efektif seperti peradangan yang kosong, hiperfleksi
pareparesis spastik, psikosis, halusinasi, tremor, inkontenensia, dan
kematian (Padila, 2012).
2. Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit
kepala, malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status mental
dan kejang-kejang. Diagnosis ditegakkan dengan analisis cairan
serebospinal (Padila, 2012).
3. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma kaposi. Dengan efek, penurunana berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi (Padila, 2012).
4. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma kaposi, obat
ilegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik, demam atritis (Padila, 2012).
5. Penyakit anorektal karena abses dan dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rektal, gatal-gatal dan diare (Padila, 2012).
17
BAB III
A. Pengkajian Keperawatan
Keluhan yang paling sering terjadi seperti demam dan penurunan
berat >10% tanpa sebab disertai dengan diare. Klien merasakan sariawan
yang tak kunjung sembuh, diare kronik selama 1 bulan terus-menerus,
demam berkepanjangan. Pada pasien HIV/AIDS sering dijumpai riwayat
yang bergonta-ganti pasangan maupun menggunakan jarum suntik, transfusi
darah yang mengandung HIV. Umumnya infeksi HIV/AIDS ditularkan
kepada bayi ketika dalam kandungan atau masa menyusui (Russel, 2011).
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah klien
yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada kasus keluarga
dengan HIV/AIDS antara lain (Herdman, 2015):
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga b/d
ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi pada anggota
keluarga.
2. Risiko terjadi infeksi silang pada keluarga b/d ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan dan
ketidakmamouan keluarga merawat angggota keluarganya.
18
3. Risiko terjadi isolasi sosial b/d ketidakmampuan keluarga
menggunakan koping adaptif dalam mengatasi masalah anggota
keluarga.
4. Risiko terjadi ketidakpatuhan terhadap pengelolaan terapi ARV b/d
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang dapat
mendukung penderita menaati program terapi
C. Intervensi Keperawatan
Setelah pengumpulan data, menganalisa data, dan menetapkan
diagnosa keperawatan, maka tahap berikutnya adalah perencanaan pada
tahap ini terdiri dan penetapan prioritas masalah.
19
a. Jelaskan kepada keluarga tentang penularan HIV/AIDS
b. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat anggota
keluarga, kondisi lingkungan, kondisi klien yang memerlukan
pelayanan kesehatan lanjutan.
c. Demonstrasikan cara perawatan anggota keluarga dengan
HIV/AIDS
d. Ajarkan cara memeberikan dukungan psikologis/ kenyamanan
klien serta cara melakukan kontrol infeksi dirumah.
e. Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan yang dapat
menunjang tumbuhnya sikap positif.
3. Risiko terjadi isolasi sosial b/d ketidakmampuan keluarga
menggunakan koping adaptif dalam mengatasi masalah anggota
keluarga.
NIC:
a. Jelaskan kepada keluarga tentang faktor apa saja yang dapat
menimbulkan terjadinya isolasi sosial dalam keluarga dan tanda
isolasi sosial yang dialami keluarga.
b. Diskusiakan dengan keluarga tentang : cara mengatasi masalah
isolasi sosial dikeluarga, kondisi lingkungan yang dapat
menimbulkan masalah isolasi sosial.
c. Demoktrasikan cara mengatasi masalah isolasi sosial dalam
keluarga.
d. Beri kesempatan keluarga untuk mengulang dan
mendemonstrasikan kembali apa yang telah diajarkan
e. Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan yang sehat
dan dapat mencegah terjadinya isolasi sosial dalam keluarga.
4. Resiko terjadi ketidakpatuhan terhadap pengelolaan terapi ARV b/d
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang dapat
mendukung penderita menaati program terapi.
NIC:
a. Jelaskan tujuan terapi ARV
20
b. Jelaskan cara kerja terapi obat ARV
c. Jelaskan pengertian terapi ARV yaitu memakai obat persis
sesuai aturan
d. Diskusikan tentang cara melakukan pendampingan penderita
terkait terapi ARV
e. Berikan motivasi dan lakukan pemantauan selama penderita
minum obat
D. Implementasi Keperawatan
Selama tahap implementasi perawat melaksanakan rencana asuhan
keperawatan. Instruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu
klien memenuhi kriteria hasil. Implementasi keperawatan biasa dilakukan
secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim medik lainnya (Russel,
2011).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan,
dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya
(Russel, 2011).
21
BAB IV
Fasilitas yenkes :
Tanggal pengkajian :
Masalah kesehatan :
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Data Keluarga
Nama keluarga:
Kepala keluarga adalah Tn.A
Agama:
Keluarga Tn.A menganut agama Islam
Suku/bangsa:
Keluarga Tn.A termasuk suku bangsa Bugis
Alat transportasi:
Keluarga Tn.A menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi
22
a. Data anggota keluarga
Ket :
Tn.A adalah kepala keluarga berusia 50 tahun yang bekerja sebagai butuh
harian dengan status pendidikan terakhir SMP. Tn.A tinggal bersama
istrinya Ny.B berusia 47 tahun yang bekerja sebagai tukang cuci dengan
status pendidikan terakhir SMP dan dua orang anaknya yakni Nn.C berusia
20 tahun dan An.D berusia 11 tahun dengan pendidikan terakhir SD.
GI
G II
G III
50 47
20 11
23
Ket:
GII:
2. Data lingkungan
24
Ukuran luas rumah keluarga Tn.A adalah 3 x 6 m2.
Tipe rumah
Kepemilikan
Kondisi rumah
Ventilasi
Pencahayaan
jenis air minum yang digunakan adalah bersumber dari air sumur
Jamban
Pembuangan sampah
b. Denah Rumah
25
Kamar 1 Dapur
Wc
Kamar 2 R.TAMU
3. Struktur keluarga
(Pola komunikasi)
Dalam keluarga Tn.A pola komunikasi berlangsung kurang baik
dikarenakan Tn.A jarang memeperhatikan anggota keluarga lainnya. Tn.A
juga selalu memaksakan kehendak anggota keluarga lainnya dikarenakan
Tn,A adalah pembuat keputusan tunggal dalam keluarga.
4. Struktur kekuasaan
26
Keputusan dalam keluarga ini selalu diambil oleh kepala keluarga yakni
Tn.A sebagai kepala keluarga memegang wewenang penuh dalam setiap
pengambilan keputusan dan semua anggota keluarga mengikuti keputusan
yang diambil oleh Tn.A
5. Struktur peran
Masing-masing anggota keluarga berperilaku kurang sesuai dengan
perannya. Tn.A yang bekerja sebagai buruh haria belum mampu memenuhi
kebutuhan keluarga sedangkan Ny.B sebagai istri tetap patuh kepada
suaminya.
6. Nilai keluarga
Keluarga Tn.A tidak membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas
terdekat, kecuali dalam kondisi yang parah.
8. Fungsi sosialisasi
Interaksi dalam keluarga Tn.A kurang baik. Interaksi keluarga Tn.A dengan
masyarakat sekitar juga kurang baik dikarenakan keluarga Tn.A jarang
terlibat dalam acara tentang budaya setempat.
27
9. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kenyakinan, nilai dan perilaku kesehatan
Keluarga Tn.A meyakini bahwa penyakit datangnya dari yang maha
kuasa dan merupakan ujian hidup. Jika anggota keluarga Tn.A sakit,
mereka hanya meminta kesembuhan dari yang maha kuasa.
b. Definisi sehat-sakit dan tingkat pengetahuan keluarga
Menurut keluarga Tn.A, sehat adalah suatu kondisi terbebas dari
penyakit sehingga dapat beraktivitas. Sedangkan sakit adalah kondisi
ketidakstabilan dalam tubuh. Pengetahuan keluarga Tn.A cukup
kurang mengenai penyakit.
c. Persepsi keluarga tentang status kesehatan dan kerentanan
terhadap penyakit
Keluarga Tn.A belum paham tentang status kesehatan ataupun tingkat
kerentanan terhadap suatu penyakit.
d. Praktik diet keluarga
Keluarga Tn.A mengurangi frekuensi makan dikarenakan untuk
menghemat biaya hidup. Keluarga Tn.A hanya sekali dalam sehari
makanan utama, selebihnya roti.
e. Kebiasaan tidur dan istirahat
Keluarga Tn.A umunya beristirahat pada pukul 21.00 – 06.00
f. Praktik aktivitas fisik dan rekreasi
Keluarga Tn.A jarang berolahraga bahkan tidak pernah meluangkan
waktu dan tidak memiliki dana untuk berekreasi.
28
Keluarga Tn.A masing-masing melakukan perawatan diri. Keluarga
kurang mampu melakukan perawatan diri dikarenakan kedua orangtua
yang cukup berperan penting sibuk bekerja dari pagi hari hingga
petang.
29
10) Dada
Inspeksi: Bentuk dada normal chest, dada simetris kiri dan kanan,
Frekuensi nafas teratur.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: Suara paru sonor
Auskultasi: Bunyi napas vesikular
11) Jantung
Inspeksi: Tidak ada cardiomgali
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Suara kantung redup
Auskultasi: Irama dan frekuensi denyut jantung tidak teratur
12) Abdomen
Inspeksi: Bentuk normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada
jaringan parut
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Bunyi tympani
Auskultasi: Peristaltik 28 x/i
13) Kulit dan kuku
Inspeksi: Terdapat lesi, sarkoma kiposi, eksim, psoriasis dan herpes,
kebersihan buruk, kuku panjang dan kotoe, turgor buruk
Palpasi: Rasa nyeri pada genetalia
14) Genetalia
Inspeksi: Infeksi perineal, kandidiasis, terdapat kutil
Palpasi: Rasa nyeri pada genitalia
15) Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi: Terdapat deformitas, terdapat atrofi
Palpasi: Terdapat refleks patologik, tonus otot 3/3
j. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Tn.A tidak memiliki riwayat penyakit menular ataupun
menurun Ny.B pernah mengalami penyakit thypoid.
30
k. Layanan kesehatan yang diterima
Ny.B membawa anaknya ke puskesmas terdekat
l. Perasaan dan persepsi mengenao pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.A mengatakan pelayanan kesehatan di puskesmas sudah
cukup dapat membantu masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya.
m. Sumber pembayaran
Keluarga Tn.A menggunakan BPJS dalam menyelesaikan biaya
administrasi pengobatan
31
SKALA PRIORITAS ASKEP KELUARGA
1. Sifat masalah 3 : 3 x 1 =1
2. Kemungkinan masalah bisa diubah 0 : 2 x 2 = 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1 : 3 x 1 = 0,3
4. Menonjolkan masalah 2 : 2 x 1 = 1
Pengelompokan Data
32
1. Keluarga mengatakan An.D malas makan
2. Keluarga mengatakan frekuensi makan An.D selama sakit berkurang
3. BB sebelum sakit 30 kg
4. BB selama sakit 29 kg
5. Hasil pengkajian IMT adalah 17,0 (kurus)
6. Keluarga klien mengatakan takut tertular HIV/AIDS
7. Keluarga klien mengatakan tidak mampu merawat anggota keluarga yang
terkena HIV/AIDS
8. Keluarga tidak memahami tentang cara penularan HIV/AIDS
9. Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang menderita HIV/AIDS
Klasifikasi data
1. Data subjektif:
2. Data objektif:
- BB sebelum sakit 30 kg
- BB selama sakit 29 kg
- Hasil pengkajian IMT adalah 17,0 (kurus)
- Keluarga tidak memahami tentang cara penularan HIV/AIDS
- Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang menderita
HIV/AIDS
ANALISA DATA
33
No Data Etiologi Problem
1. DS: AIDS Gangguan nutrisi
- Keluarga mengatakan An.D kurang dari
malas makan Candidiasis oral kebutuhan tubuh
- Keluarga mengatakan
frekuensi makan An.D Anoreksia
selama sakit berkurang
DO: Intake adekuat
- BB sebelum sakit 30 kg
- BB selama sakit 29 kg Gangguan nutrisi
- Hasil pengkajian IMT adalah kurang dari kebutuhan
17,0 (kurus) tubuh
B. Diagnosa Keperawatan
34
Berikut ini adalah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus
diatas
(Herdman, 2015):
1. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhab pada keluarga Tn.A,
khususnya An.D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memenuhi kebutuhan nutrisi pada anggota keluarga yang menderita
HIV/AIDS.
2. risiko terjadi infeksi silang pada keluarga Tn.A khususnya An.D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang menunjang kesehatan dan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yangmengalami penurunan daya tahan
tubuh akibat HIV/AIDS.
C. Intervensi Keperawatan
Adapun intervensi kepearawatan yang muncul pada kasus diatas
adalah sebagai berikut (Bulechek & Butcher, 2016):
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
. Tujuan & Kriteria Hasil NIC
1. Gangguan nutrisi: Setelah dilakukan asuhan 1. Mendiskusikan dengan
kurang dari keperawatan selama 1 x keluarga tentang
kebutuhan pada 24 jam, diharapkam akan pentingnya gizi seimbang
keluarga Tn.A, menangani atau bagi klien
khususnya An.D menimalkan masalah HIV/AIDS,cara
berhubungan dengan kekurangan nutrisi dengan menyajikan makanan,
ketidakmampuan kriteria hasil : cara menciptakan
keluarga memenuhi suasana yang dapat
- Adanya peningkatan
kebutuhan nutrisi meningkatkan selera
berat badan sesuai
pada anggota makan
dengan tujuan.
keluarga yang 2. Menjelaskan pada
- Berat badan ideal
menderita keluarga
sesuai dengan tinggi
tentang cara mengatasi
35
HIV/AIDS badan. anggota keluarga jika
- Mampu tidak nafsu makan
mengidentifikasi
3. Mendemonstrasikan
kebutuhan nutrisi
kepada keluarga cara
- Tidak ada tanda –
mengolah bahan
tanda melnutrisi
makanan
- Menunjukkan
4. Mengajarkan keluarga
peningkatan fungsi
cara menyusun menu
pengecapan dan
harian sesuai kebutuhan
menelan.
gizi seimbang
- Tidak terjadi
5. Mengajarkan cara
penurunan berat badan
merawat penderita
yang berarti.
HIV/AIDS dengan
gangguan nutrisi:
menanyakan makanan
yang disukai atau tidak.
2. Risko terjadi infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Menjelaskan kepada
silang pada keluarga keperawatan selama 1 x keluarga tentang
Tn.A, khususnya 24 jam, diharapkam akan penularan HIV/AIDS
An.D berhubungan menangani atau 2. Mendiskusikan dengan
dengan menimalkan komplikasi keluarga tentang cara
ketidakmampuan dan mencegah terjadinya merawat anggota
keluarga penyebaran infeksi keluarga, kondisi
memodifikasi dengan kriteria hasil : lingkungan, kondisi klien
lingkungan yang yang memerlukan
- Knowledge : infection
menunjang pelayanan kesehatan
- Mengenali tanda dan
kesehatan dan lanjutan
gejala yang
ketidakmampuan 3. Mendemonstrasikan cara
mengidinkasikan
keluarga merawat perawatan anggota
resiko dalam
anggota keluarga keluarga dengan
penyebaran infeksi.
yang mengalami HIV/AIDS
36
penurunan daya - Mengetahuai cara 4. Mengajarkan cara
tahan tubuh akibat mengurangi memberikan dukungan
HIV/AIDS penularan infeksi. psikologis/ kenyamanan
- Mengetahuai aktivitas klien serta cara
yang dapat melakukan kontrol infeksi
meningkatkan infeksi dirumah
5. Memotivasi keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang dapat
menunjang tumbuhnya
sikap positif.
D. Implementasi Keperawatan
37
Adapun implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi
keperawatan untuk kasus diatas adalah sebagai berikut:
3. Mendemonstrasikan - BB: 29 kg
38
harian sesuai kebutuhan
gizi seimbang
5. Mengajarkan cara
merawat penderita
HIV/AIDS dengan
gangguan nutrisi:
menanyakan makanan
yang disukai atau yang
tidak disukai.
Sabtu 2 1. Menjelaskan kepada S:
keluarga tentang penularan
24-11-2018 - Keluarga klien mengatakan
HIV/AIDS
takut tertular HIV/AIDS
2. Mendiskusikan dengan
- Keluarga klien mengatakan
keluarga tentang cara
tidak mampu merawat
merawat anggota keluarga,
anggota keluarga yang
kondisi lingkungan,
terkena HIV/AIDS
kondisi klien yang
O:
memerlukan pelayanan
kesehatan lanjutan - Keluarga tidak memahami
39
lingkungan yang dapat HIV/AIDS.
menunjang tumbuhnya 4. Mengajarkan cara
sikap positif. memberikan dukungan
psikologis/ kenyamanan
klien serta cara
melakukan kontrol
infeksi dirumah
5. Memotivasi keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang dapat
menunjang tumbuhnya
sikap positif.
40
yang disukai atau yang P: Lanjutkan intervensi
tidak disukai.
3. Mendemonstrasikan
kepada keluarga cara
mengolah bahan makanan
4. Mengajarkan keluarga
cara menyusun menu
harian sesuai kebutuhan
gizi seimbang
5. Mengajarkan cara
merawat penderita
HIV/AIDS dengan
gangguan nutrisi:
menanyakan makanan
yang disukai atau yang
tidak disukai.
Minggu 2 3. Mendemonstrasikan S:
cara perawatan anggota
25-11-2018 - Keluarga mengatakan sudah
keluarga dengan
mulai memahami bagaimana
HIV/AIDS.
cara penularan HIV/AIDS
4. Mengajarkan cara
dan cara merawatnya.
memberikan dukungan
O:
psikologis/
kenyamanan klien serta - Keluarga mampu
41
menunjang tumbuhnya 4. Mengajarkan cara
sikap positif. memberikan dukungan
psikologis/ kenyamanan
klien serta cara
melakukan kontrol
infeksi dirumah
5. Memotivasi keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang dapat
menunjang tumbuhnya
sikap positif.
Senin 1 3. Mendemonstrasikan S:
kepada keluarga cara
26-11-2018 - Keluarga mengatakan
mengolah bahan makanan
memahami pentingnya gizi
4. Mengajarkan keluarga cara seimbang bagi penderita
menyusun menu harian - Keluarga mengatakan
sesuai kebutuhan gizi mengerti cara mengolah
seimbang bahan makanan
42
P: Pertahankan intervensi
3. Mendemonstrasikan
kepada keluarga cara
mengolah bahan
makanan
4. Mengajarkan keluarga
cara menyusun menu
harian sesuai kebutuhan
gizi seimbang
5. Mengajarkan cara
merawat penderita
HIV/AIDS dengan
gangguan nutrisi:
menanyakan makanan
yang disukai atau yang
tidak disukai.
Senin 2 4. Mengajarkan cara S:
memberikan dukungan
26-11-2018 - Keluarga mengatakan sudah
psikologis/
mulai memahami bagaimana
kenyamanan klien serta
cara penularan HIV/AIDS
cara melakukan kontrol
dan cara merawatnya
infeksi dirumah
O:
5. Memotivasi keluarga
untuk menciptakan - Keluarga mampu
P: Pertahankan intervensi
43
4. Mengajarkan cara
memberikan dukungan
psikologis/ kenyamanan
klien serta cara
melakukan kontrol
infeksi dirumah
5. Memotivasi keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang dapat
menunjang tumbuhnya
sikap positif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus
sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah
44
( transfuse darah, penggunaan jarum suntik dan terpapar mukosa yang
mengandung AIDS), transmisi dari ibu ke anak yang mengidap AIDS.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas diharapkan agar pembaca dapat
menerapkan asuhan keperawatan AIDS pada klien HIV maupun AIDS. Dan
masyarakat dapat lebih dalam mengenal tentang penyakit HIV/AIDS ini,
serta menghindari hubungan seksual yang tidak sehat untuk pemutusan mata
rantai.
DAFTAR PUSTAKA
45
Padila. (2012). Buku Ajar : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH . Yogyakarta:
Nuha Medika.
Contoh Soal:
46
pengkajian fungsi perawatan kesehatan didapatkan data bahwa keluarga Tn.A
belum paham tentang status kesehatan ataupun tingkat kerentanan terhadap suatu
penyakit. Dari kasus diatas apakah masalah keperawatan utama pada keluarga
tersebut?
a. Intoleransi aktivitas
b. Risiko infeksi
c. Hipertermi
d. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
e. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
47