yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet
1
metode proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau
a. Manajemen Operasional
sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan
manajerial yaitu:
1) Manajemen Puncak
2
2) Manajemen Menengah
menengah.
3) Manajemen bawah
3
Dalam prakteknya manajemen asuhan keperawatan
terencana.
sebelumnya.
4
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
pegawai.
5
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standard an
memperbaiki kekurangan.
pengendalian (controlling).
a. Planning (Perencanaan)
6
yang mereka butuhkan. Pelayanan ini diberikan oleh tenaga
yang diharapkan .
1) Tujuan Perencanaan
tujuan
tersedia
berubah
dicapai.
dalam
7
e) pelaksanaan program.
3) Prasyarat perencanaan
a) Pengumpulan data
opportunities, threatened)
yang menghambat
6) Jenis Perencanaan
a) Perencanaan Strategi
8
pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan
b) Perencanaan Operasional
perawatan pasien.
9
sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan
proyek.
7) Manfaat Perencanaan
10
8) Keuntungan Perencanaan
produktif.
dicapai
9) Kelemahan Perencanaan
perlu diambil
b. Organizing (Pengorganisasian)
11
pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk
1) Prinsip Pengorganisasian
b) Unity of command
12
c) Span of control / rentang kendali
geografi.
d) Specialization
2) Langkah-langkah Pengorganisasian
f) Mendelegasikan wewenang.
c. Directing (Pembinaan/pengarahan)
13
sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki. Pengarahan ini
1) Fungsi pengarahan
14
f) Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas yang
hal insidental
darurat
3) Syarat-syarat pengarahan
(Wijoyo, 1997).
15
4) Sifat-sifat pengarahan
d. Controlling (Pengawasan/Evaluasi)
16
tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien
a. Pengertian
yaitu:
17
1) Minimal ahli madya keperawatan/kebidanan
keperawatan ruang/bangsal,
serta
18
staf keperawatan, mengawasi, mengendalikan dan menilai
19
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien.
5) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan
staf.
6) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan
keperawatan.
7) Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas
ruangan kelolaan.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
b) Pengorganisasian dan ketenagaan:
Merumuskan metode penugasan keperawatan.
Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan.
Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim
secara jelas.
Membuat rentang kendali diruang rawat.
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
misal: membuat roster dinas, mengatur tenaga yang
ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan kondisi
pasien.
Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan
keparawatan dalam bentuk diskusi, bimbingan dan
penyampaian informasi.
Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas
ruangan
Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
20
c) Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
tim.
b. Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi
manajemen.
c. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
d. Memberikan motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
e. Membimbing bawahan yang kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
f. Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan
tugas dengan baik.
g. Memberi teguran kepada bawahan yang membuat
kesalahan.
h. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir
kegiatan.
i. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun anggota tim/
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada pasien.
b. Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim
dan anggota tim/ pelaksana dan membandingkan
dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
c. Memberi umpan balik kepada ketua tim.
d. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak
lanjut.
21
e. Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
f. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan
keperawatan.
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
h. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan:
demokratik, otokratik, pseudo demokartik,
situasional, dll.
i. Peran manajerial: informasional, interpersonal,
desisional.
2. Ketua Tim
Fungsi :
a. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan
kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja
anggota tim/pelaksana.
c. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan
pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e. Menyelenggarakan konferensi
Uraian Tugas:
a) Perencanaan:
a. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
bersama kepala ruangan.
b. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian
tugas untuk anggota tim/pelaksana.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
d. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan.
e. Memberi pertolongan segera pada pasien dengan
masalah kedaruratan.
22
f. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala
ruangan.
g. Mengorientasikan pasien baru.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian dan ketenagaan:
a. Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
b. Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas
untuk anggota tim/pelaksana sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c. Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana
sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien.
d. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain.
e. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/
pelaksana.
f. Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses
keperawatan kepada anggota tim/pelaksana.
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c) Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota
tim/ pelaksana.
b. Memberikan informasi kepada anggota tim/
pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
c. Melakukan bimbingan kepada anggota tim/
pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
23
d. Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu,
berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
e. Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana
yang melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
f. Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g. Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai
dengan akhir kegiatan.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan anggota tim/ pelaksana asuhan
keperawatan kepada pasien.
b. Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan dan catatan keperawatan yang
dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta menerima/
mendengar laporan secara lisan dari anggota
tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
c. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala
yang terjadi pada saat itu juga
d. Melalui evaluasi:
a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/
pelaksana dan membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
b) Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam
melaksanakan tugas.
c) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan
dan sikap.
d) Memberi umpan balik kepada anggota tim/
pelaksana.
24
e) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya
tindak lanjut.
f) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
h) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan:
demokratik, otokratik, pseudo demokartik,
situasional, dll.
i) Peran manajerial: informasional, interpersonal,
decisional.
3. Anggota tim/perawatpelaksana:
Fungsi :
a) Perencanaan:
a. Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan
serah terima tugas.
b. Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
c. Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala
ruangan.
e. Menerima pasien baru.
f. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian dan ketenagaan
a. Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
b. Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
d. Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain.
25
e. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/
pelaksana lainnya.
f. Melaksanakan asuhan keperawatan.
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
tindakan keperawatan yang dilakukan.
c) Pengarahan
a. Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim
tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b. Menerima informasi dari ketua tim berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
c. Menerima pujian dari ketua tim.
d. Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila
melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
e. Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
f. Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan
a. Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang
diperlukan untuk proses evaluasi serta terlibat aktif
dalam mengevaluasi kondisi pasien.
b. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
(Nursalam, 2014).
26
A. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Nur16 \t \l 1057 ].
keperawatan primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
sarana, dan prasarana dan kebijakan rumah sakit. Oleh karena itu setiap
(MAKP)
27
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
keperawatan.
terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu model
kepuasan pelanggan.
dalam pelaksanaannya.
kesehatan lainnya.
28
Komunikasi secara professional sesuai dengan lingkup tanggung
yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam
perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah
29
Kelebihan:
Kelemahan:
proses keperawatan
keterampilan saja
b. MAKP Tim
yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan
30
Gambar 2.2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan “Team Nursing”
[CITATION Nur16 \t \l 1057 ].
keperawatan terjamin
4) Peran kepala ruangan penting dalam model tim, model tim akan
Kelebihannya:
31
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
tanggung jawabnya
3) Memberi laporan
1) Membuat perencanaan
kebutuhan pasien
konferensi
1) Perencanaan:
masing-masing
32
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien, gawat,
sakit.
2) Pengorganisasian
33
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara
jelas
administrasi pasien
3) Pengarahan
34
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
melaksanakan tugasnya
4) Pengawasan
b) Melalui supervisi:
35
(4) Audit keperawatan
c. MAKP Primer
36
2) Ada otonomi
Kelebihan :
37
3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas;
sosial di masyarakat;
asisten;
staf;
yang terjadi
1) Setiap perawat primer adalah perawatan bed side atau selalu berada
38
3) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
d. MAKP Kasus
pasien saat ia dinas, pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterarapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
(intensive care).
Kelebihannya :
39
2) Sistem evaluasi dari menejerial menjadi lebih mudah
Kekurangannya :
tim.
pada primer, karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit
f. Pengelolaan MAKP
a) Sumber Daya Manusia (M1/MAN)
1) Umur
40
Hubungan usia dengan kinerja atau produktivitas dipercaya
menurun dengan bertambahnya usia.Semakin tua usia seseorang
karyawan semakin kecil kemungkinan keluar dari pekerjaan,
karena semakin kecil alternatif untuk memperoleh kesempatan
pekerjaan lain. Di samping itu karyawan yang bertambah tua
biasanya telah bekerja lebih lama, memperoleh gaji yang lebih
besar dan berbagai keuntungan lainnya. Hal ini disebabkan karena
keterampilan fisiknya sudah mulai menurun. Tetapi produktivitas
seseorang tidak hanya tergantung pada ketrampilan fisik serupa
itu.Karyawan yang bertambah tua, bisa meningkat
produktivitasnya karena pengalaman dan lebih bijaksana dalam
mengambil keputusan (Sitorus, 2011 dalam Nursalam, 2015).
2) Jenis Kelamin
Beberapa isu yang sering diperdebatkan, kesalah pahaman
dan pendapat tanpa dukungan mengenai apakah kinerja wanita
sama dengan pria ketika bekerja. Misalnya ada/tidaknya
perbedaan yang konsisten pria-wanita dalam kemampuan
memecahkan masalah, keterampilan, analisis, dorongan, motivasi,
sosiabilitas atau kemampuan bekerja (Nursalam, 2014).
Secara umum diketahui ada perbedaan yang signifikan
dalam produktifitas kerja maupun dalam kepuasan kerja, tapi
dalam masalah absen kerja karyawati lebih sering tidak masuk
kerja daripada laki-laki.Alasan yang paling logis adalah karena
secara tradisional wanita memiliki tanggung jawab urusan rumah
tangga dan keluarga.
3) Masa Kerja
Banyak studi tentang hubungan antara senioritas karyawan
dan produktivitas.Meskipun prestasi kerja seseorang itu bisa
ditelusuri dari prestasi kerja sebelumnya, tetapi sampai ini belum
dapat diambil kesimpulan yang meyakinkan antara dua variabel
tersebut.Studi juga menunjukkan bahwa senioritas berkaitan
41
negatif dengan kemangkiran. Masa kerja berhubungan negatif
dengan keluar masuknya karyawan dan sebagai salah satu
peramal tunggal paling baik tentang keluar masuknya karyawan
(Marquis & Huston, 2013).
4) Pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Nursalam
(2014), yaitu tuntunan di dalam tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anakanak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Salah satu upaya untuk
meningkatkan sumber daya keperawatan adalah melalui
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan
perawatan keterampilan teknis atau keterampilan dalam hubungan
interpersonal. Sebagian besar pendidikan perawat adalah
vokasional (D3 Keperawatan).
Untuk menjadi perawat profesional, lulusan SLTA harus
menempuh pendidikan akademik S1 Keperawatan dan Profesi
Ners.Tetapi bila ingin menjadi perawat vokasional (primary
nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan/Akademi Keperawatan.
Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera ke
D3 Keperawatan atau langsung ke S1 Keperawatan.Selanjutnya,
lulusan D3 Keperawatan dapat melanjutkan ke S1 Keperawatan
dan Ners. Dari pendidikan S1 dan Ners, baru ke Magister
Keperawatan/spesialis dan Doktor/ Konsultan
5) Pelatihan Kerja
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan
yang menggambarkan suatu proses dalam pengembangan
organisasi maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan
merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam
42
sistem pengembangan sumber daya manusia, yang di dalamnya
terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan
tenaga manusia.
Dengan demikian, kegiatan pelatihan lebih ditekankan
pada peningkatan pengetahuan, keahlian/keterampilan (skill),
pengalaman, dan sikap peserta pelatihan tentang bagaimana
melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu.Hal ini sejalan
dengan pendapat Chandra (2016) yang menjelaskan bahwa
pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun
perubahan sikap seorang individu atau kelompok dalam
menjalankan tugas tertentu.
6) Kebutuhan Tenaga Keperawatan
a) Metode Gillies
Gillies (1989) dalam Nursalam (2014) mengemukakan
rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan
adalah sebagai berikut:
AxBxC F
= =H
( C− D ) xE G
Keterangan:
A = Rata-rata jumlah perawatan/ pasien/ hari
B = Rata-rata jumlah pasien / hari
C = Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Prinsip perhitungan rumus Gillies:
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis
bentuk pelayanan, yaitu:
43
(1) Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh
perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan
fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien pada perawat maka dapat
diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care,
partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti
Huchinson (1994) dalam Suyanto (2012). Kebutuhan
keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari
sedangkan untuk:
(a) Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
(b) Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
(c) Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam
(d) Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
(2) Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat
rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi
dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan
kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian
RS Graha Detroit (Gillies, 1989) = 38 menit/ pasien/ hari,
sedangkan menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989) = 60
menit/ pasien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John
Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies, 1994) dalam
Nursalam (2014).
(3) Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi:
aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut
Gillies (1994) dalam Nursalam (2015), waktu yang
dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/
pasien/ hari.
Adapun Tupoksi dari Kepala Ruangan, Perawat Primer, dan
Perawat Asociate menurut MPKP Pemula adalah sebagai berikut ini:
1) Kepala Ruangan
Fungsi:
44
a) Menentukan standar pelaksanaan kerja.
b) Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim.
c) Supervisi dan evaluasi tugas staf.
Uraian Tugas:
Perencanaan:
a. Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-
masing.
b. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkanberdasarkan aktifitas dan kebutuhan
pasien.
e. Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan
staf.
f. Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan
keperawatan.
g. Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas
ruangan kelolaan.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
45
f. Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan
asuhan keparawatan dalam bentuk diskusi,
bimbingan dan penyampaian informasi.
g. Mengatur dan mengendalikan logistik dan
fasilitas ruangan
h. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan
praktek.
i. Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
j. Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan
lain.
k. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada
ketua tim.
b. Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi
manajemen.
c. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting
dan berhubungan dengan asuhan keperawatan
pasien.
d. Memberikan motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
e. Membimbing bawahan yang kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
f. Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan
tugas dengan baik.
g. Memberi teguran kepada bawahan yang membuat
kesalahan.
h. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir
kegiatan.
i. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
46
f) Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun anggota tim/
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada pasien.
b. Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim
dan anggota tim/ pelaksana dan membandingkan
dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
c. Memberi umpan balik kepada ketua tim.
d. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak
lanjut.
e. Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
f. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan
keperawatan.
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
a) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan:
demokratik, otokratik, pseudo demokartik,
situasional, dll.
b) Peran manajerial: informasional, interpersonal,
desisional.
4. Ketua Tim
A. Fungsi :
a. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan
kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja
anggota tim/pelaksana.
c. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan
pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e. Menyelenggarakan konferensi
47
Uraian Tugas:
Perencanaan:
a. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
bersama kepala ruangan.
b. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas
untuk anggota tim/pelaksana.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
d. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan.
e. Memberi pertolongan segera pada pasien dengan
masalah kedaruratan.
f. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala
ruangan.
g. Mengorientasikan pasien baru.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
B. Pengorganisasian dan ketenagaan:
a. Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
b. Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas
untuk anggota tim/pelaksana sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c. Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana
sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien.
d. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain.
e. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/
pelaksana.
f. Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses
keperawatan kepada anggota tim/pelaksana.
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
48
C) Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota
tim/ pelaksana.
b. Memberikan informasi kepada anggota tim/
pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
c. Melakukan bimbingan kepada anggota tim/
pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
d. Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu,
berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
e. Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana
yang melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
f. Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g. Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai
dengan akhir kegiatan.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
D) Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan anggota tim/ pelaksana asuhan
keperawatan kepada pasien.
b. Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan dan catatan keperawatan yang
dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta menerima/
mendengar laporan secara lisan dari anggota
tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
c. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala
yang terjadi pada saat itu juga
d. Melalui evaluasi:
49
a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/
pelaksana dan membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan rencana keperawatan
yang telah disusun.
b) Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam
melaksanakan tugas.
c) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan
dan sikap.
d) Memberi umpan balik kepada anggota tim/
pelaksana.
e) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak
lanjut.
f) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan:
demokratik, otokratik, pseudo demokartik,
situasional, dll.
f) Peran manajerial: informasional, interpersonal,
decisional.
5. Anggota tim/perawatpelaksana:
Fungsi :
A) Perencanaan:
a. Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah
terima tugas.
b. Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
c. Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala
ruangan.
e. Menerima pasien baru.
50
f. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
B) Pengorganisasian dan ketenagaan
a. Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
b. Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
d. Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain.
e. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/
pelaksana lainnya.
f. Melaksanakan asuhan keperawatan.
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
tindakan keperawatan yang dilakukan.
C) Pengarahan
a. Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim
tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b. Menerima informasi dari ketua tim berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
c. Menerima pujian dari ketua tim.
d. Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila
melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
e. Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
f. Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
D) Pengawasan
a. Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang
diperlukan untuk proses evaluasi serta terlibat aktif
dalam mengevaluasi kondisi pasien.
51
b. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
(Nursalam, 2014).
52
4 Irigator set 2/ruangan
5 Sterilisator 1/ruangan
6 Tabung oksigen + flow meter 2/ruangan
7 Slym Zuiger 2/ruangan
8 V C set 2/ruangan
9 Gunting verband 2/ruangan
1 Korentang dan semptung 2 /ruangan
1 Bak instrument besar 2/ruangan
1 Bak instrument sedang 2/ruangan
1 Bak instrument keci 2/ruangan
1 Blas spuit 2/ruangan
1 Gliserin spuit 2/ruangan
1 Bengkok 2/ruangan
1 Pispot 1: ½
1 Urinal 1: ½
1 Set angka jahitan 1: ½
2 Set ganti balutan 5/ruangan
2 Thermometer 5/ruangan
2 Standar infuse 1:1
2 Eskap 1: ¼
2 Masker O2 2/ruangan
5 Nasal kateter 2/ruangan
6 Reflek hamer 2/ruangan
53
1 Troly suntik 1/ruangan
2 Timbangan BB/TB 1/ruangan
2 Timbangan bayi 1/ruangan
2 Dorongan O2 1/ruangan
2 Plato/ piring makan 1:1/ruangan
2 Piring snack 1:1/ruangan
2 Gelas 1:2/ruangan
2 Tatakan dan tuutp gelas 1:2/ruangan
2 Sendok 1:2/ruangan
Garpu 1:2/ruangan
2 Kran air 1:1/ruangan
3 Baki 5/ruangan
3 Tempat sampah pasien 1:1/ruangan
3 Tempat sampah besar tertutup 4/ruangan
3 Senter 2/ruangan
a. Definisi Conference
b. Jenis Conference
yaitu :
1) Pre Conference
54
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang,
Kegiatan :
2) Post Conference
55
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
berikutnya
56
b) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
pasien
periodic
57
e) Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta,
lapangan
perawatan pelaksana.
dinas malam.
meliputi:
b) Keluhan klien
58
e) Masalah keperawatan
h) Rencana medis.
dinas berikutnya.
59
keefektifan dalam bekerja.Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi
utama yaitu:
perasaan perawat.
disampaikan.
tidak terburu-buru.
60
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan
tradisional adalah:
secara umum
diantaranya:
61
b) Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya
a. Identitas pasien.
e. Masalah keperawatan.
h. Tindakan kolaborasi.
62
i. Rencana umum dan persiapan lain.
lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
3. Ronde Keperawatan
usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien,
dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan
yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan
masalah medis.
63
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi
dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan
adalah:
studi kasus
a. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari
ke hari
64
c. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan
dsb.
kepada pasien
perawat, diantaranya:
65
keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada
kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement
dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan oleh O’connor (2006) pasien
intervensi.
(Clement, 2011).
66
(2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka
sebagai berikut:
summarizing (kesimpulan).
a. Persiapan
ronde.
b. Pelaksanaan
67
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/
dilakukan.
c. Pasca Ronde
d. Kriteria Evaluasi
sebagai berikut.
1) Struktur
lainnya).
keperawatan.
2) Proses
3) Hasil
68
b) Masalah klien dapat teratasi.
c) Perawat dapat :
keperawatan.
asuhan keperawatan.
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
d. Membuat proposal.
69
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ? Apa data yang mendukung ?
lainnya.
70
2) Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
keperawatan.
Kriteria Pasien
4. Discarge Planning
71
kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan
kesehatan umum.
Program yang dilakukan oleh perawat ini, tidak selalu sama antara
satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya. Hal ini bisa terjadi ketika
72
Secara lebih terperinci The Royal Marsden Hospital (2004) dalam
planning adalah:
disetujui.
diri.
73
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
perawatan di rumah
menerus.
mungkiin terjadi.
74
perawatan di rumah hadir pada saat rujukan dilakukan, untuk
membantu pengkajian).
75
komplikasi, informasi tentang obat-obatan yang diberikan, penggunaan
Kepulangan Pasien
sedini mungkin).
o. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang
76
q. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien
masih perlu membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga
pasien. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan
t. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi
4. Pembiayaan (M4/MONEY)
1. Kompensasi
Kompensasi merupakan terminologi luas yang berhubungan
dengan imbalan finansial. Terminologi dalam kompensasi adalah:
77
a. Upah dan Gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji
per jam. Gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan,
bulanan, atau tahunan
b. Insentif. Insentif (incentive) adalah tambahan kompensasi di atas atau
di luar gaji atau upah yang diberikan organisasi
c. Tunjangan
d. Fasilitas (Simamora, 2004).
1. Reward
Hazli (2002) mendefinisikan reward yaitu hadiah dan hukuman
dalam situasi kerja, hadiah menunjukkan adanya penerimaan terhadap
perilaku dan perbuatan, sedangkan hukuman menunjukkan penolakan
perilaku dan perbuatannya.
Wahyuningsih (2009) juga mendefinisikan reward adalah
penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Francisca (2006)
memfokuskan definisi reward sebagai hadiah atau bonus yang
diberikan karena prestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak
rupa. Paling sederhana berupa kata-kata seperti pujian adalah salah
satu bentuknya. Reward biasanya digunakan untuk mengendalikan jam
kerja seseorang dalam organisasi (Raharja, 2006).
Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan
tanpa ada kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan
apa adanya sesuai evaluasi kinerja sebelumnya. Hal ini juga ditegaskan
Gouillart & Kelly dalam Raharja (2006) bahwa reward yang diperoleh
atau diharapkan akan diperoleh sebagai konsekwensi dari apa yang
mereka kerjakan akan merubah perilaku manusia secara fundamental.
2. Punishment
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/
pelanggaran. Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setiap orang
pasti beda persepsi dan beda pendapat (Wahyuningsih, 2009).
78
Punishment merupakan penguatan yang negatif, tetapi
diperlukan dalam perusahaan. punishment yang di maksud disini
adalah tidak seperti hukuman dipenjara atau potong tangan, tetapi
punishment yang bersifat mendidik. Ngalin purwanto (1988:238)
membagi punishment menjadi dua macam yaitu:
a. Hukuman prefentif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud
atau supaya tidak terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud
untuk mencegah agar tidak terjadi pelanggaran, sehingga hal ini
dilakukannya sebelum terjadi pelanggaran dilakukan. Contoh
perintah, larangan, pengawasan, perjanjian dan ancaman.
b. Hukuman refresif yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena
adanya pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi
hukuman itu terjadi setelah terjadi kesalahan.
79
mutu antara lain dengan baku mutu (benchmarking) dan manajemen kualitas
total (total quality management) (Marquis dan Huston, 1998).
Pelaksanaan kegiatan jaminan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit dapat pula dilakukan dalam bentuk kegiatan pengendalian mutu.
Kegiatannya dapat dilaksanakan dalam dua tingkat yaitu tingkat rumah sakit
dan tingkat ruang rawat. Tingkat rumah sakit dapat dilaksanakan dengan cara
mengembangkan tim gugus kendali mutu yang memiliki program baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Kegiatan menilai mutu pada tingkat rumah
sakit akan diawali dengan penetapan kriteria pengendalian, mengidentifikasi
informasi yang relevan dengan kriteria, menetapkan cara mengumpulkan
informasi/data. Kemudian melakukan pengumpulan dan menganalisis
informasi/data, membandingkan informasi dengan kriteria yang telah
ditetapkan, menetapkan keputusan tentang kualitas, serta memperbaiki situasi
sesuai hasil yang diperoleh, lalu menetapkan kembali cara mengumpulkan
informasi (Marquis dan Huston, 2000). Ada enam indikator utama kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit, yaitu:
1. Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi
nosokomial, angka kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan
dalam pemberian obat, dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan;
2. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan;
3. pengelolaan nyeri dan kenyamanan;
4. perawatan diri;
5. kecemasan pasien;
6. perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) pasien.
80
masyarakat kota Makassar pada khususnya dan Sulawesi Selatan pada
Hindia Belanda pada tahun 1917 dan disebut Militaire Hospital. Pada
Rumah Sakit pun berubah nama dari RST TT. VII menjadi Rumkit
81
(Kesdam), Rumah Sakit Tk.I (RSPAD Gatot Subroto) dibawah
(Orgas Kesdam)
b. Misi :
82
c. Tujuan
a. Sarana :
Jumlah 372 TT
masing-masing pasien.
b. Fasilitas Penunjang :
83
Adapun fasilitas penunjang yang dimiliki di Rumah
Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia antara lain :
1) Instalasi Kamar Bedah (Kamar Operasi 24 Jam : 7 Kamar)
2) Instalasi Penunjang Diagnosa (Jangdiag) yang meliputi:
Laboratorium Klinik dan Radiologi.
3) Instalasi Farmasi : Apotek
4) Instalasi Penunjang Perawatan (Jangwat) :
a) Pelayanan Unit Gizi
b) Pelayanan Laudry dan Sterilisasi Alkes
c) Rumah Duka / persemayaman jenazah
d) Kamar Jenazah beserta peralatan
e) Ambulance pasien dan jenazah
5) Kamar ICU/ICCU dan ruang tunggu keluarga pasien
ICU/ICCU
6) Sistem Informasi Audio Central
7) Keamanan 24 Jam (Pembatasan jam berkunjung dan Jam
Besuk oleh Provost)
8) Pelayanan Kasir terpadu/ Billing Sistem
9) Area parkir, Kantin, Mushallah dan Loket ATM
C. Gambaran Umum Ruangan
84
Gambar 2.1 Gambar Denah Ruangan Tulip RS TK II Pelamonia
Makassar
KEPALA RUANGAN
Fitriani Sulaiman, S.Kep., Ns.