DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Lina 191012114201011
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan ADHD”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Anak di Institut Kesehatan Prima
Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
KELOMPOK 5
i
DAFTAR ISI
TUJUAN .......................................................................................................... 2
DEFENISI........................................................................................................ 4
ETIOLOGI ....................................................................................................... 5
KOMPLIKASI ............................................................................................... 12
PENATALAKSANAAN ................................................................................ 12
PENGKAJIAN ............................................................................................... 14
INTERVENSI ................................................................................................ 16
IMPLEMENTASI .......................................................................................... 23
EVALUASI ................................................................................................... 23
ii
KESIMPULAN .............................................................................................. 24
SARAN .......................................................................................................... 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hiperaktif adalah suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak yang
ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak
sekehendak hatinya atau impulsif. Gangguan hiperaktivitas diistilahkan sebagai
gangguan kekurangan perhatian yang menandakan gangguan-gangguan sentral
yang terdapat pada anak-anak yang sampai saat ini dicap sebagai menderita
hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal, biasa
disebut dengan istilah ADHD (Attention Deficit Hyperaktivity Disorder).
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan ADHD?
2. Apakah yang menyebabkan seorang anak menderita ADHD?
3. Bagaimanakah patofisiologi dari ADHD ?
4. Bagaimanakah tanda dan gejala yang menunjukkan anak menderita ADHD?
5. Pemeriksaan apa sajakah yang dapat menegakkan diagnosa seorang
anak menderita ADHD?
6. Komplikasi apa saja yang dapat ditimbulkan dari anak yang menderita
ADHD?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan pada anak ADHD?
8. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak ADHD?
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
, serta untuk mengetahui pemberian asuhan keperawatan pada pasien
dengan Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD).
2. Tujuan Khusus
a. Bagi pembaca : diharapkan dengan paparan materi yang diberikan dapat
memberika pengetahuan mengenai anak dengan ADHD.
b. Bagi penyusun : setelah penyusunan makalah ini diharapkan penyusun
dapat lebih memahami materi mengenai anak ADHD, yaitu :
Untuk mengetahui definisi ADHD
Untuk mengetahui penyebab seorang anak menderita ADHD
Untuk mengetahui patofisiologi dari ADHD
Untuk mengetahui tanda dan gejala yang menunjukkan anak
menderita ADHD
Untuk mengetahui tumbuh kembang anak ADHD
Untuk mengetahui pemberian Nutrisi yang tepat pada anak ADHD
Untuk mengetahui pendidikan kesehatan pada orangtua yang
memilki anak ADHD
2
Untuk mengetahui bagaimankah peran perawat pada anak ADHD
Untuk mengetahui pemeriksaan apa sajakah yang dapat
menegakkandiagnosa seorang anak menderita ADHD
Untuk mengetahui komplikasi apa saja yang dapat ditimbulkan
dari anak yang menderita ADHD
Untuk mengetahui penatalaksanaan pada anak ADHD
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak ADHD
c. Bagi mahasiswa keperawatan : dapat dijadikan sebagai landasan
pengetahuandalam penerapan asuhan keperawatan pada anak ADHD
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFENISI
Menurut American Academy Pediactrics, Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD) adalah gangguan yang diketahui sebagai gangguan
hiperaktifitas defisit-perhatian adalah suatu kondisi kronologis kronis yang
diakibatkan dari adanya gangguan fungsi pada sistem sistem saraf pusat dan
tidak berkaitan dengan jenis kelamin, tingkat kecerdasan, atau lingkungan
kultural.
4
2.2 ETIOLOGI
Berbagai penelitian menunjukkan penyebab terjadinya gangguan ini,
meliputiberbagai faktor yang berpengaruh terhadap fungsi otak.
1. Faktor Penyebab
a. Faktor Genetik
Hier (1980) telah menunjukkan adanya hubungan anatara faktor genetik
dan penyebab gangguan ini, yaitu pada anak laki-laki dengan kelebihan
Y kromosom (XYY) menunjukkan peningkatan kejadian hiperaktivitas
yang menyertai kemampuan verbal dan performance rendah. Masalah
kesulitan memusatkan perhatian dan kesulitan belajar juga diakibatkan
adanya cacat genetik. Pada anak perempuan dengan kromosom 45, XO
juga menunjukkan kesulitan memusatkan perhatian dan kesulitan
menulis dan menggambar ulang.
b. Faktor Neurologik dan Proses dalam Otak
Rutter berpendapat bahwa ADHD adalah gangguan fungsi otak, oleh
karena itu didapatkan defisit aktivasi yang disebabkan oleh adanya
patologi di area prefrontal dan atau sagital frontal pada otak dengan
predominasi pada korteks otak. Adanya kerusakan otak merupakan
resiko tinggi terjadinya gangguan psikiatrik termasuk ADHD.
Kerusakan otak pada janin dan neonatal paling sering disebabkan oleh
kondisi hipoksia. Keadaan hipoksia memiliki kecenderungan
menyebabkan terjadinya patologi yang merata pada korteks otak yang
menimbulkan gangguan fungsi integrasi koordinasi dan pengendalian
kortikal. Korteks frontal dianggap memiliki peran penting dalam
aktivasi dan integrasi lebih lanjut dari bagian otak lain. Oleh karena itu,
patologi yang merata pada korteks otak dianggap sebagai penyebab
terjadinya gejala lobus frontalis.
c. Faktor Neurotransmitter
Berbagai penelitian menunjukkan hasil bahwa gejala aktivitas motorik
yang berlebihan pada ADHD secara patofisiologi disebabkan oleh
fungsi norepinefrin abnormal. Sedangkan gejala lain , yang tidak
mampu memusatkan perhatian dan penurunan vigilance disebabkan
5
oleh fungsi dopaminerjik abnormal. Gangguan pada sistem norepinefrin
berpean pada terjadinya gejala ADHD, tetapi tidak menjadi penyebab
tunggal. Terjadinya ADHD disebabkan oleh beberapa sistem yang
berbeda tetapi memiliki hubungan yang erat. Sistem tersebut memiliki
peran yang berbeda terhadap metabolisme dopamin atau norepinefrin.
Meskipun berbagai obat anti ADHD memiliki komposisi kimiawi
berbeda, mekanisme kerja obat tersebut sama baik dengan dopaminerjik
ataupun norepinefrinerjik. Norepinefrin dan dopamin adalah poten
agonis pada reseptor D4 di celah pascasinaptik, gen reseptor dopamin
D4 (DRD 4) sampai saat ini telah dianggap sebagai penyebab gangguan
ini ( Landau et al., 1997 ; Biederman, 2000)
d. Faktor Psikososial
Willis dan Lovaas berpendapat bahwa perilaku hiperaktivitas
disebabkanoleh buruknya rangsang pengendalian oleh perintah dari ibu,
dan pengaturan perilaku yang buruk pada anak timbul dari manjemen
pengasuhan orangtua yang buruk.
e. Faktor Lingkungan
Berbagai toksin endogen juga pernah dianggap sebagai penyebab
ADHD. Seperti keracunan timbal, aditif makanan, dan reaksi alergi.
Akan tetapiberbagai penelitian terhadap faktor tersebut belum ada yang
menunjukkan bukti adanya hubungan yang bermakna antara faktor
tersebut dengan ADHD.
2. Faktor Predisposisi
a. Teori psikodonamika
Teori Mahler (1975) mengusulkan bahwa anak dengan ADHD adalah
tetap pada fase simbiotik dari perkembangan dan belum membedakan
diri dengan ibunya. Perkembangan ego mundur, dan dimanifestasikan
perilaku impulsif dan diperintahkan oleh id.
b. Teori biologia.
DSM-III-R menyatakan bahwa abnormalitas sistem saraf pusat (SSP),
seperti adnya neurotoksin-neurotoksin, serebral palsi, epilepsi, dan
perilaku-perilaku neurologis yang menyimpang lainnya, disebut sebagai
6
faktor predisposisi. Lingkungan-lingkungan yang tidak teratur atau
semrawut serta penyiksaan dan pengabaian terhadap anak dapat
merupakan faktor-faktor predisposisi pada beberapa kasus.
c. Teori dinamika keluarga.
Bowen (1978) mengusulkan bahwa bila ada hubungan pasangan
disfungsional, fokus dari gangguan dipindahkan pada anak, dimana
perilakunya lambat laun mulai mencerminkan pola-pola dari gangguan
fungsi system.
7
menjadi alasan bahwa pengobatan stimulansia akan mempengaruhi faktor
pertumbuhan dari susunan saraf pusat.
8
WOC
MK: Resiko
Defek fungsi kognitif
Cedera
Kegagalan inhibisi perilaku,
tertundanya respon perilaku Perubahan f.
, kognitif
Inattentiveness dan impulsivitas
Hiperaktif
ADHD
1. Inatensi
Yaitu anak ADHD menujukkan kesulitan memusatkan perhatian
dibandingkan dengan anak normal dengan umur dan jenis kelamin yang
sama. Masalah tersebut antara lain:
a. Sering tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal secara
detail/rinci
b. Sering membuat kesalahan karena ceroboh
c. Sulit mempertahankan perhatiannya pada tugas-tugas atau aktivitas
bermain
d. Segera tidak mendengar sewaktu diajak bicara
e. Sering tidak mengikuti perintah/cenderung menentang dan tidak
memahamiperintah
f. Sering tidak dapa mengorganisir / mengatur tugas-tugas / aktivitasnya
g. Sering menolak, tidak menyenangi untuk terikat pada tugas-tugas
yang menuntut ketahanan mental
h. Sering kehilangan barang
i. Perhatiannya mudah beralih
j. Pelupa
2. Hiperaktivitas
Yaitu anak ADHD juga menunjukkan aktivitas yang sangat berlebihan atau
tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik aktivitas motorik
maupun verbal. Berikut merupakan perilaku anak yang menunjukkan
hiperaktivitas:
a. Kaki dan tangan tidak dapat tenang
b. Berteriak-teriak di tempat duduknya
c. Sering meninggalkan tempat duduknya sewaktu di kelas
d. Berlari kesana kemari
e. Sulit melakukan aktivitas/bermain dengan tenang
f. Ada saja hal yang dilakukan
10
g. Seringkali berbicara dengan suara yang keras
3. Impulsivitas atau Perilaku Impulsif
Anak yang menderita ADHD pada umumnya tidak mampu menghambat
tingkah lakunya pada waktu memberikan respon terhadap tuntutan
situasional dibandingkan dengan anak normal dengan umur dan jenis
kelamin yang sama.
Berikut merupakan perilaku impulsif yang mencirikan sebagai anak
penderita ADHD:
a. Menjawab sebelum selesai pertanyaan
b. Sulit menunggu giliran
c. Sering menginterupsi atau mengintrusi orang lain (misal
orang lainsedang berbicara atau bermain)
11
Selain itu juga ada pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa
ADHD yaitu dengan Skrining DDTK pada anak pra sekolah dengan ADHD.
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya Gangguan
Pemusatan Perhatian danHiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke
atas.
2.6 KOMPLIKASI
1. Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi, dan penyakit ansietas.
2. Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan
mengerjakan aritmatika (seringkali akibat abnormalitas konsentrasi).
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (seringkali akibat perilaku agresif
dan kata-kata yang diungkapkan).
2.7 PENATALAKSANAAN
1. Perawatan
Menurut Baihaqi dan Sugiarmin (2006) perawatan yang dapat dilakukan
orang tuaterhadap anak yang menderita ADHD antara lain :
a. Terapi medis : Mengendalikan simptom-simptom ADHD di sekolah
dan rumah
b. Pelatihan manajemen orang tua : Mengendalikan perilaku anak yang
merusak di rumah, mengurangi konflik antara orangtua dan anak serta
meningkatkan pro-sosial dan perilaku regulasi diri
c. Intervensi pendidikan : Mengendalikan perilaku yang merusak di kelas,
meningkatkan kemampuan akademik serta mengajarkan perilaku pro
sosial dan regulasi diri
d. Merencanakan program-program bulanan : Melakukan penyesuaian di
rumah dan keberhasilan ke depan di sekolah dengan mengombinasikan
perlakukan tambahan dan pokok dalam program terapi
e. Melakukan konseling keluarga : Coping terhadap stres keluarga dan
individu yang berkaitan dengan ADHD, termasuk kekacauan hati dan
permasalahan suami istri
12
f. Mencari kelompok pendukung : Menghubungkan anak dewasa dengan
orang tua anak ADHD lainnya, berbagi informasi dan pengalaman
mengenai permasalahan umum dan memberi dukungan moral
g. Melakukan konseling individu : Memberi dukungan di mana anak dapat
membahas permasalahan dan curahan hati pribadinya
2. Pengobatan
Pengobatan terhadap anak dengan ADHD umumnya dilakukan dengan
berbagai pendekatan termasuk program pendidikan khusus, modifikasi
perilaku, pengobatan melalui obat-obatan dan konseling. Disamping
pendekatan yang kontroversial antara lain melakukan diet khusus dan
penggunaan obat-obatan sertavitamin-vitamin tertentu (Delphie, 2006).
Menurut Videbeck (2008) obat stimulan yang sering digunakan untuk
mengobati ADHD antara lain :
a. Metilfenidat (Ritalin)
Dosis 10-60 dalam 2 – 4 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan
pantau supresi nafsu makan yang turun, atau kelambatan pertumbuhan,
berikan setelah makan, efek obat lengkap dalam 2 hari.
b. Dekstroamfetamin (Dexedrine) amfetamin (Adderall)
Dosis 3-40 dalam 2 atau 3 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan,
pantau adanya insomnia, berikan setelah makan untuk mengurangi efek
supresi nafsu makan, efek obat lengkap dalam 2 hari
c. Pemolin (Cylert)
Dosis 37,5-112,5 dalam satu dosis harian. Intervensi keperawatan
pantay peningkatan tes fungsi hati dan supresi nafsu makan, dapat
berlangsung 2 minggu untuk mencapai efek obat yang lengkap
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
ADHD terjadi pada anak usia 3 tahun, anak laki – laki cenderung
memiliki kemungkinan4x lebih besar dari perempuan untuk menderita
ADHD.
2. Keluhan utama
Keluarga mengatakan anaknya tidak bisa diam, kaki atau tangannya
bergerak terus
3. Riwayat penyakit sekarang
Orang tua atau pengasuh melihat tanda – tanda awal dari ADHD
14
lengkap.Usia imunisasi DPT/HB I dan Polio 2 Usia 3 bulan
anak mendapat imunisasi DPT/HB II dan Polio 3 Usia 4
bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB III dan Polio 4 Usia
9 bulan anak mendapat imunisasi campak
8. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan
gangguan hiperaktif mencakup :
a. Rambut yang halus
b. Telinga yang salah bentuk
c. Lipatan-lipatan epikantus
d. Langit-langit mulut yang melengkung tinggi
e. Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja
f. Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis,
disdiadokhokinesis serta permasalahan-permasalahan di
dalam koordinasi motorik yang halus.
9. Activity daily living ( ADL )
a. Nutrisi Anak nafsu makan nya berkurang (anarexia).
b. Aktivitas Anak sulit untuk diam dan terus bergerak tanpa
tujuan
c. Eliminasi Anak tidak mengelamai ganguan dalam eliminasi
d. Istirahat tidur Anak mengalami gangguan tidur
e. Personal Higiane Anak kurang memperhatikan kebersihan
diri nya sendiri dan sulit di atur
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
15
3.3 INTERVENSI
NO MASALAH SLKI SIKI
KEPERAWATAN
16
meningkat mengembangka
n suatu
hubungan
- Motivasi
berpartisipasi
dalam aktivitas
baru dan
kegiatan
kelompok
- Diskusikan
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
Edukasi
- Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
- Anjurkan
meningkatkan
kejujuran diri
dan
menghormati
hak orang lain
- Latih bermain
peran untuk
meningkatkan
17
keterampilan
komunikasi
- Latih
mengekspresika
nmarah dengan
tepat
2 Koping tidak Status Koping Promosi Koping
efektif (L.09086) (I.09312)
Setelah dilakukan Definisi :
tindakan keperawatan Meningkatkan upaya
selama 1x24 jam kognitif dan perilaku
masalah resiko cedera untuk menilai dan
diharapkan merspons stressor
Membaik dengan kriteria dan/ataukemampuan
hasil : menggunakansumber-
1. Kemampuan sumber yang ada.
memenuhi peran Observasi
sesuai usiacukup - Identifikasi
meningkat kegiatanjangka
2. Perilaku koping pendek dan
adaptif cukup panjang sesuai
meningkat tujuan
3. Verbalisasi - Identiffikasi
kemampuan kemampuan
mengatasi yang dimiliki
masalah cukup - Identifikasi
meningkat sumber daya
4. Verbalisasi yang tersedia
kemampuan untuk
masalah cukup memenuhi
meningkat tujuan
5. Verbalisasi - Identifikasi
18
kelemahan diri dampak situasi
cukup terhadap peran
meningkat dan hubungan
6. Perilaku asertif Terapeutik
cupuk meningkat - Diskusikan
7. Verbalisasi perubahanperan
menyalahkan yang dialami
oranglain cukup - Gunakan
menurun pendekatan
8. Verbalisasi yangtenang dan
rasionalisasi meyakinkan
kegagalan cukup - Diskusikan
menurun untuk
9. Hipersensitif mengklarifikasi
terhadap kritikan kesalahpahama
cukup menurun n dan
mengevaluasi
perilaku sendiri
- Fasilitasi dalam
memperoleh
informasi yang
dibutuhkan
- Dampingi saat
berduka (mis.
Penyakit
kronik,
kecacatan)
- Perkenalkan
dengan orang
atau kelompok
yang berhasil
mengalami
19
pengalaman
sama
- Kurangi
rangsangan
lingkungan
yang
mengancam
Edukasi
- Anjurkan
menjalin
hubungan yang
memiliki
kepentingan
dan tujuan
sama
- Anjurkan
membuat tujuan
yang lebih
spesifik
- Ajarkan cara
memcahkan
masalah secara
konstruktif
- Latih
penggunaan
teknik relaksasi
- Latih
keterampilan
sosial, sesuai
kebutuhan
20
3 Resiko Gangguan Status Perkembangan Promosi
Perkembangan (L.10101) Perkembangan Anak
Setelah dilakukan (I.10340)
tindakan keperawatan Definisi
selama 1x24 jam Meningkatkan dan
masalah resiko cedera memfasilitasi
diharapkan kemampuan orang
Membaik dengan kriteria tua/pengasuh untuk
hasil : mengoptimalkan
1. Keterampilan/pe perkembangan motorik
rilaku sesuai usia kasar, motorik halus,
cukup bahasa, kognitif, sosial
meningkat dan emosiaonal pada
2. Kemampuan anak usia prasekolah
melakukan dan usia sekolah.
perawatan diri Tindakan
cukup Observasi
meningkat - Identifikasi
kebutuhan
khusus anak
dan
kemampuan
adaptasi anak
Terapeutik
- Fasilitasi
hubungan anak
dengan teman
sebaya
- Dukung anak
berinteraksi
dengan anak
lain
21
- Dukung anak
mengekspresika
n perasaannya
sewajarnya
Berikan mainan
sesuai usia anak
- Sediakan
kesemapatan
danalat-alat
untuk
menggambar,
melukis dan
mewarnai
Edukasi
- Jelaksan
nama-nama
benda objek
yang ada
dilingkungan
sekitar
- Ajarkan sikap
kooperatif,
bukan
kompetisi
diantaraanak
- Ajarkan anak
cara meminta
bantuan dari
anak lain, jika
perlu
- Demonstrasika
22
n kegiatan yang
meningkatkan
perkembangan
pada pengasuh
Kolaborasi
- Rujuk untuk
konseling, Jika
perlu
3.4 IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada
implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan /
kolaborasi, dan tindakan rujukan / ketergantungan.Implementasi tindakan
keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pelaksanaan /
tindakan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.
3.5 EVALUASI
Keperawatan Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan
pada anak dengan hiperaktif antara lain:
1. Anak dapat mengembangkan hubungan dengan orang lain atau anak lain
2. Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain.
3. Anak mampu mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping
yang sesuai dengan umur dan dapat diterima sosial.
4. Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jam
setiap malam.
5. Anak tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder,
suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit
memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (Ketidak beresan kecil di
otak), Minimal Brain Damage (Kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis
(Terlalu banyak bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3
- 5% anak usia sekolah menderita ADHD (Permadi, 2009).
Belum ada kepastian faktor apa yang menyebabkan seorang anak dapat
menderita ADHD, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor
genetik, neurologik dan proses dalam otak, neurotransmitter, lingkungan,
psikososial merupakan faktor penyebab dari gangguan ini.
4.2 SARAN
Setelah mengetahui banyak hal mengenai ADHD yang telah dipaparkan dia
tas, sudah sepantasnya sebagai mahasiswa calon tenaga kesehatan
mengaplikasikan ilmu tersebut untuk melakukan asuhan keperawatan pada anak
berkebutuhan khusus seperti anak ADHD. Bukanlah hal yang mudah untuk
melakukan asuhan keperawatan pada anak ADHD mengingat mereka kurang
konsentrasi dan memiliki perilaku maladaptif. Maka dari itu diperlukan
pengetahuan yang lebih luas dan ketrampilan yang mendukung agar dapat
melakukan asuhan keperawatan dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/qdownload/askep-adhdkel-3-adocx-pdf-free.html
https://id.scribd.com/document/427917826/woc-ADHD-docx
https://sg.docs.wps.com/l/sAH_ZpZn51OFKpYip76inFA
25