Anda di halaman 1dari 3

ESSAY KONSEP KEPERAWATAN KRITIS

Created by: Ni Luh Sudiarti (018.01.3594)

Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi semua orang. Tanpa jiwa raga
yang sehat, tubuh tidak akan mampu melakukan segala aktivitas sehari-hari.
Seseorang yang sedang sakit atau memiliki keluarga yang sedang sakit tentunya akan
mencari solusi yang terbaik untuk dapat menjadi sehat kembali. Keperawatan
merupakan salah satu profesi dibidang kesehatan yang berperan penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien. Lingkup keperawatan sangatlah luas,
baik keperawatan jiwa, keperawatan kegawatdaruratan, keperawatan gerontik atau
lansia, keperawatan komunitas, kritis dan lain-lain. Dalam memberikan perawatan bagi
pasien, perawat harus memahami dengan baik konsep-konsep keperawatan sesuai
dengan jenis dan bidang pekerjaannya, sehingga akan mampu memberikan pelayanan
yang baik, meningkatkan derajat kesehatan, memberikan kesembuhan, dan
meningkatkan kualitas hidup bagi pasien yang membutuhkan. Seorang perawat harus
bertindak secara professional dalam menjalankan tugasnya. Salah satu spesialisasi di
bidang keperawatan yang menuntut profesionalisme seorang perawat adalah
keperawatan kritis.
Keperawatan kritis adalah salah satu jenis pelayanan keperawatan yang
berfokus pada penyakit kritis atau pasien dengan kondisi yang tidak stabil. Waktu bagi
keperawatan kritis adalah hal yang sangat penting, karena secara khusus perawat
akan berhadapan langsung dengan pasien-pasien yang memiliki masalah yang
mengancam kehidupan. Kritis itu sendiri dapat berarti sebagai penilaian dan evaluasi
secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial sehingga mampu
memberikan penyelesaian yang tepat. American Association of Critical Care Nurses
(AACN, 2012) juga menjelaskan secara spesifik bahwa asuhan keperawatan kritis
mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit aktual
atau potensial yang mengancam kehidupan.
Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis meliputi interaksi perawat kritis,
pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber
adekuat untuk pemberian perawatan. Jadi tidak hanya interaksi antara perawat dengan
pasien kritis, ruang lingkup keperawatan kritis juga mempertimbangkan pentingnya
interaksi antar perawat serta dengan lingkungan sekitar pasien yang dapat mendukung
terciptanya pelayanan kritis yang maksimal.
Tidak hanya sebatas pengertian dan ruang lingkup keperawatan kritis, seorang
perawat juga harus memahami prinsip yang benar dalam keperawatan kritis. Pasien
kritis adalah pasien dengan kondisi perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat
menyebabkan kematian. Di rumah sakit, terdapat beberapa ruang yang digunakan
dalam mengatasi pasien kritis, yaitu Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit
(ICU), dan Intensive Care Coronary Unit (ICCU). UGD merupakan unit dimana tempat
pasien pertama kali diatasi, yang merupakan pintu awal tempat pasien kritis pertama
kali menerima perawatan kritis. Di UGD pasien akan dipilah berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan yang dialaminya. Setelah dari UGD, pasien kritis yang memerlukan
perawatan kritis lanjutan akan dirawat di Ruang ICU atau unit perawatan intensif. Bagi
pasien kritis yang lebih berfokus pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah
koroner akan dirawat di ICCU atau Unit intensif untuk jantung terutama jantung
koroner.
Adapun tujuan dari keperawatan kritis yaitu untuk mempertahankan hidup
pasien. Pada konsep keperawatan kritis, keperawatan kritis seperti subspesialis
lainnya tidak terlepas dari proses keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi,
implementasi, evaluasi dan tidak lupa dokumentasi keperawatan.
Melalui proses pengkajian, data akan dikumpulkan secara terus menerus
meliputi pengkajian pada semua system tubuh untuk menopang dan dan memastikan
bahwa system-sistem tubuh itu tetap sehat dan tidak mengalami kegagalan dalam
menjalankan fungsinya. Pengkajian meliputi proses pengumpulan data, validasi data,
menginterpretasikan data dan memformulasikan masalah atau diagnosa keperawatan
sesuai hasil analisa data dengan pendekatan system meliputi aspek bio-psiko-sosial-
kultural-spiritual. Apabila pasien menggunakan alat bantu napas seperti ventilator,
hemodialisa, pengkajian juga meliputi hal-hal terkait dengan alat tersebut, baik terapi
atau dampak alat.
Setelah proses pengkajian, indentifikasi masalah/kebutuhan pasien dan
prioritas harus didasarkan pada data yang dikumpulkan. Diagnose keperawatan
ditegakkan setelah proses pengkajian telah dilaksanakan. Diagnose keperawatan
dapat diangkat berdasarkan data yang didapat dari pengkajian yang menyimpang dari
keadaan fisiologis. Hal ini dilakukan untuk mencari perbedaan untuk mengetahui tanda
dan gejala yang sulit untuk diketahui sehingga dapat mencegah kerusakan/ gangguan
yang lebih luas.
Intervensi atau rencana keperawatan ditujukan pada penerimaan dan adaptasi
pasien secara konstan terhadap status yang selalu berubah. Dalam hal ini intervensi
yang dilakukan ditujukan pada terapi terhadap gejala-gejala yang muncul pertama kali
untuk pencegahan krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama
sampai dapat beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi
atau terjadi kematian.
Setelah proses intervensi dilakukan, rencana asuhan keperawatan harus
diimplementasikan menurut prioritas dari identifikasi masalah atau kebutuhan pasien.
Perawat melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Evaluasi keperawatan dilakukan secara tepat, terus menerus dan dalam waktu
yang lama untuk mencapai masing-masing tindakan/ terapi. Perawat secara terus-
menerus menilai criteria hasil untuk mengetahui adanya perubahan kondisi pasien.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan
kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow dengan tidak
meninggalkan prinsip holistik.
Setelah melakukan proses keperawatan kritis dengan baik, seorang perawat
harus dapat melakukan pencatatan atau dokumentasi keperawatan yang berisi catatan
data pelaksanaan tindakan keperawatan atau respon klien terhadap tindakan
keperawatan sebagai pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan terhadap asuhan
keperawatan yang dilakukan perawat. Melalui pendokumentasian yang baik, informasi
mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.
Keperawatan kritis tidak hanya meliputi tindakan selama di rumah sakit.
Tindakan keperawatan kritis dapat dilakukan sebelum pasien mencapai rumah sakit,
yaitu dapat dimulai di tempat kejadian maupun dalam waktu pengangkutan pasien ke
Rumah Sakit yang disebut dengan fase prehospital. Tindakan yang dilakukan tentu
sama, dengan prinsip yang sama yakni resusitasi bila diperlukan dan stabilisasi sambil
memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang diperlukan.
Selain mengutamakan kecepatan dan ketepatan tindakan keperawatan,
seorang perawat juga harus dapat bertindak selaras dengan aspek etika dan legal
kesehatan, serta sesuai dengan kode etik keperawatan. Perawat harus bekerja sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan yang ada.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan kritis adalah salah
satu subspesialis dalam bidang keperawatan yang penting dalam mempertahankan
kehidupan pasien. Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang
cepat yang dapat menyebabkan kematian, sehingga seorang perawat kritis baik di unit
depan UGD, ICU, dan ICCU harus dapat melakukan proses keperawatan sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan, dengan tidak menyimpang pada kode etik
keperawatan, yang dilakukan secara cepat, tepat, dan terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai