Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Ilmu Kebidanan


Topik : Cara Menyusui Dengan Benar
Sasaran : Ibu pada masa nifas di Ruang Rawat Inap A (RIA)
Tempat : Ruang Rawat Inap A (RIA) RSIA Srikandi IBI Jember
Hari/Tanggal : 05 Desember 2019
Waktu : 1 x 30 Menit (09.00 – 09.30)

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI
pada bayi dengan cara menyusui dengan benar.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan ibu selama 30 menit tentang Cara Menyusui
yang Benar diharapkan Ibu dapat :
a. Menyebutkan Pengertian Cara Menyusui yang Benar.
b. Menyebutkan Manfaat dari Cara Menyusui yang Benar.
c. Menyebutkan Cara Menyusui yang Benar.
d. Menyebutkan Tanda-tanda Bayi menyusu dengan benar
e. Menyebutkan Akibat Apabila Bayi tidak menyusu dengan benar

III. SASARAN
Ibu pada masa nifas di Ruang Rawat Inap A (RIA)

IV. MATERI
a. Pengertian Cara Menyusui yang Benar.
b. Manfaat dari Cara Menyusui yang Benar.
c. Cara Menyusui yang Benar.
d. Tanda-tanda Bayi Menyusu dengan Benar.
e. Akibat Apabila Bayi tidak menyusu dengan Benar.

“Satuan Acara Penyuluhan Cara Menyusui dengan benar” 1|Page


V. METODE
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.

VI. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD

VII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Fauziah Intan Purnamasari
2. Penyaji : Vivi Kusdianti
Kiki Surani
3. Observer : Nira
Lestari
Nila Amelia
4. Fasilitator : Yffa Sri Endang Ayu
Nuril Khutbiatul

VIII. URAIAN TUGAS


1. Moderator :
a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan.
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing.
c. Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan
dengan audien.
d. Menyampaikan kontrak waktu.
e. Merangkum semua audien sesuai kontrak.
f. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi.
2. Penyaji :
a) Bertangung jawab memberikan penyuluhan.
b) Memahami topik penyuluhan.
c) Mengexplore pengetahuan audien tentang pneumonia.
d) Menjelaskan pnemonia sesuai bahasa uang dipahami audiens.
e) Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien.
3. Fasilitator :
a) Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di
awal acara.
b) Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
c) Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
d) Membagikan leaflet di akhir acara.
4. Observer :
a) Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target.
b) Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan.
c) Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

XI. Setting Tempat

LCD
Keterangan :

: Penyaji

: Moderator

: Peserta

: Fasilitator
: Observer
II. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta


Penyuluhan
i. 3 Menit Pembukaan :
1. Memperkenalkan 1. Menyambut
diri. salam dan
2. Menjelaskan mendengarkan.
tujuan dari 2. Mendengarkan
penyuluhan. dan
3. Melakukan memahami.
kontrak waktu. 3. Mendengarkan
4. Menyebutkan dan
materi - materi memperhatikan
penyuluhan yang .
akan diberikan.
ii. 15 Pelaksanaan :
Menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
tentang dan
Pengertian Cara memperhatikan
Menyusui yang .
Benar. 2. Bertanya dan
2. Memberikan menjawab
kesempatan pada pertanyaan
ibu untuk yang diajukan.
bertanya. 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan dan
tentang Manfaat memperhatikan
dari Cara .
Menyusui yang 4. Bertanya serta
Benar. aktif
4. Memberikan menjawab
kesempatan pada pertanyaan
ibu untuk yang diajukan.
bertanya. 5. Mendengarkan
5. Menjelaskan dan
tentang Cara memperhatikan
menyusui yang .
benar. 6. Bertanya dan
6. Memberikan menjawab
kesempatan pada pertanyaan
ibu untuk yang di ajukan
bertanya. oleh perawat.
7. Menjelaskan 7. Mendengarkan
tentang Tanda- dan
tanda Bayi memperhatikan
menyusu dengan
benar 8. Bertanya dan
8. Memberi kemudian
kesempatan pada menjawab
ibu bertanya. pertanyaan
9. Menjelaskan yang di ajukan.
Akibat Apabila 9. Mendengarkan
Bayi tidak dan
menyusu dengan memperhatikan
benar .
10. Memberi 10. Bertanya dan
kesempatan pada menjawab
ibu bertanya. pertanyaan
yang di ajukan.
iii. 10 Evaluasi :
Menit 1. Menanyakan pada 1. Menjawab dan
ibu tentang men
materi yang jelaskan
diberikan dan pertanyaan
reinforcement yang telah
kepada ibu bila ditanyakan tadi
dapat menjawab dan yang
& menjelaskan belum mengerti
kem bali supaya
pertanyaan/materi mengerti dan
. paham.
iv. 2 Menit Teriminasi :
1. Mengucapkan 1. Mendengarkan
terimakasih dan membalas
kepada ibu. salam
2. Mengucapkan
salam.

III. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur :
a. Diharapkan mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan.
b. Diharapkan tempat dan media serta alat sesuai rencana.
c. Diharapkan mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan.
2. Evaluasi Proses :
a. Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
c. Diharapkan waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
d. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan
penyuluhan sampai selesai.
e. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama
kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil :
Peserta mampu :.
a. 95% peserta mammpu menyebutkan pengertian ASI eksklusif.
b. 80% peserta mampu menyebutkanteknik pemberian ASI.
c. 100% peserta mampu menjelaskan cara penyimpanan ASI.
d. 85% peserta mampu mempraktekkan teknik pemberian ASI.
DAFTAR PUSTAKA

Ega, Renata. 2017. Asi ekslusif. Http://lorenatazo.blogspot.com/2009/12/asi-


eksklusif. Diakses tanggal 28 Desember 2019
Bobak, Lowdermilk & Jensen (2015). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Majalah Nikita. (2015). Perawatan ditahun pertama. Cetakan I. Jakarta: PT.
Sarana Kinasis Satya Sejati.
Roesli. Utami. 2017. Mengenal ASI Ekslusif Seni Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk
Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta
LAMPIRAN MATERI
TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

I. Pengertian Menyusui Yang Baik Dan Benar


Menyusui adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan oleh
seorang ibu pada bayinya. Pada keadaan miskin, menyusui mungkin
merupakan pemberian satu-satunya, pada keadaan sakit menyusui dapat
merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan jiwanya. Teknik menyusui
yang benar adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu
kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut. Adalah cara
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar (Suradi dan Hesti, 2014).
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi
ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi
berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang
malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono,
2017).

II. Manfaat Menyusui


1. Manfaat untuk bayi :
a. Bayi mendapat kekebalan untuk melindunginya dari banyak
penyakit dan infeksi.
b. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan
atas.
c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna
lainnya.
d. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita penyakit
tertentu.
e. Bayi lebih jarang mengalami alergi.
2. Manfaat untuk ibu :
a. Meningkatkan hormon yang berperan mengurangi perdarahan setelah
melahirkan karena rahim akan segera mengecil.
b. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker
indung telur.
c. Membantu mencapai berat badan sebelum hamil.
d. Membantu meningkatkan mineralisasi tulang pasca persalinan dan
mengurangi
e. resiko patah tulang panggul pada masa menapouse kelak. Makin lama
meneteki makan rendah resiko terjadinya patah tulang.
f. Sebagai alat kontrasepsi alamiah, asalkan belum datang haid, sedikitnya
meneteki 2-3 kali semalam dan 4 kali atau lebih disiang hari tanpa
diselingi susu formula.
g. Hubungan suami istri lebih cepat kembali seperti sebelum hamil karena
rahim lebih cepat kembali keposisi semula.
h. Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak.
III. Posisi Dan Perlekatan Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Jika menyusui dengan duduk,posisi yang tepat adalah :
1. Duduklah dengan posisi yang enak atau santai, pakailah kursi yang
ada sandaran punggung dan lengan.
2. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh
dari payudara ibu.
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar, yaitu bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan
posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan
ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
IV. Langkah – Langkah Menyusui Yang Benar
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk/berbaring dengan santai.
2. Bila dimulai dengan payudara kiri,letakkan kepala bayi pada siku bagian
dalam lengan kiri,badan bayi menghadap kebadan ibu.
3. Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kiri ibu
memegang pantat/paha kanan bayi.
4. Sangga payudara kiri ibu dengan empat jari tangan kanan, ibu jari
diatasnya tetapi tidak menutupi bagian yang berwarna hitam (aerola
mamae)
5. Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara ibu.
6. Tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar.
7. Masukkan putting payudara secepatnya kedalam mulut bayi sampai
bagian yang berwarna hitam.
V. Cara Pengamatan Ibu Dalam Teknik Menyusui Yang Benar

Apabila bayi telah menyusu dengan benar maka akan memperlihatkan


tanda – tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang.


2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi , areola bawah lebih
banyak yang masuk.
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
VI. CARA MENYUSUI
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap
air susu. Bidan / perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam
minggu pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui
yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah. Cara-cara menyusui
yang baik dan benar yakni sebagai berikut :
a. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu.
b. Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola.
c. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya
Empat hal pokok yakni :
1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.
2) Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya
kearah putting susu.
3) Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4) Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian belakang,
disamping kepala dan bahu.
5) Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan
jari yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta
gunakanlah ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa
sehingga mudah memasukkannya ke mulut bayi.
d. Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara
menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh
sisi mulut bayi.
e. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.
f. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke
payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan
ke mulut bayi
g. Arahkan bibir bawah bayi di bawah puting susu hingga dagu bayi
menyentuh payudara.
h. Perhatikanlah selama menyusui itu. Ada berbagai macam posisi
menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan
duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan
situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar.
1) Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan kaki di atas.
Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola.
2) Bayi disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan.Pada ASI yang
memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu
sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan
tersedak (Ieda dkk, 2017).
i. Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut :
1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
3) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
4) Bayi dipegang dengan satu lengan,kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakan di belakang badan
ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
7) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya
saja.
8) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara :
a) Menyentuh pipi dengan puting susu.
b) Menyentuh sisi mulut bayi.
c) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi.
9) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,
sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi
akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang
terletak di bawah areola.
10) Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi.
11) Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain.
12) Cara melepas isapan bayi yaitu :
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut bayi.
b. Dagu bayi ditekan ke bawah.
c. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan
kering dengan sendirinya.
13) Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya
bayi tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu :
a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
b. Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan.
VII. Cara Memerah Asi
Bila ibu harus bekerja sebelum usia tetap mendapat ASI eksklusif :
a. Persiapan memeras ASI.
b. Waktu yang paling tepat untuk memeras ketika payudara sedang
penuh, bisa diulang sekitar 3-4 jam.
c. Alat-alat yang digunakan untuk memeras harus dulu. Sebaiknya setiap
selesai memeras langsung dicuci agar tetap terjaga kebersihanya.
d. Ketika memeras sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman. Pilih
ruangan yang nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang menjaga
bayi. Bila ibu harus bekerja sebelum usia bayi 6 bulan, ASI bisa
diperas agar bayi tetap mendapat ASI eksklusif.
e. Persiapan memeras ASI Waktu yang paling tepat untuk memeras
ketika payudara sedang penuh, bias 4 jam alat yang digunakan untuk
memeras harus dibersihkan/disterilisasi terlebihdulu. Sebaiknya setiap
selesai memeras langsung dicuci agar tetap terjagaKetika memeras
sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman. Pilih ruangan yang
nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang menjaga bayi.
VIII. Menyimpan Asi Peras
1. Masukkan kedalam botol penutup yang sudah direbus agar steril.
2. Taruh label pada botol, jam berapa ASI tersebut diperas.
3. Cara penyimpanan :
a) No Metode Penyimpanan Dalam Lemari Es Waktu Penyimpanan.
b) Suhu 0-40C (32-390F) 8 hari 2 Dalam pembeku/ freezer (lemari es
1 pintu) suhu -150C (50F) 2 minggu
c) 3 Dalam pembeku/ freezer (lemari es 2 pintu) suhu -180C (00F) 3 –
4 miggu
d) Deep freezer -200C 6 – 12 minggu.
Keterangan: Dalam freezer tahan hingga 3 bulan tetapi zat
antibodinya berkurang Hangatkan ASI pada suhu tubuh
(370C).jangan dimasak, sebaiknya dengan cara :
1) Cairkan ASI beku dengan “penurunan suhu secara bertahap”
selama satu malam dalam lemari pendingin.
2) Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga
hangat.
3) Aduk dengan cara digoyangkan agar lemak tercampur lagi.
4) Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau
menghangatkan ASI.
5) Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24
jam.
6) Teteskan ASI pada punggung tangan untuk merasakan suhu
ASI. Bila ASI yang diteteskan terasa tidak menyengat, ASI
sudah bisa diberikan ke bayi.
IX. Waktu Dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya
bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur
dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu
kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan
mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan
agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada
malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Ibu agar
berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI
menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang
terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
Bra yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
X. Dampak Menyusui Dengan Teknik Yang Tidak Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet, nyeri, ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI dan selanjutnya bayi enggan menyusu.
XI. Posisi Menyusui
Beberapa posisi yang benar bagi ibu dan bayi ketika menyusui, yaitu:
1.Side-Lying (Berbaring miring). Ini posisi yang amat baik untuk
pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau
merasa nyeri.
2.Duduk. Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada
punggung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap
pangkuannya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila di
atas tempat tidur atau di lantai, atau duduk di kursi.
3.The cradle (Posisi Mendekap). Posisi ini sangat baik untuk bayi yang
baru lahir. Bagaimana caranya? Pastikan punggung Anda benar-benar
mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda, sampai kulitnya
dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke
arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
4.The cross cradle hold (Posisi Mendekap Silang). Satu lengan
mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan
posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas
kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu
dengan puting payudara kecil.
5.The football hold (Posisi Pencengkram/Sepakbola). Caranya, pegang
bayi di samping Anda dengan kaki di belakang Anda dan bayi terselip
di bawah lengan Anda, seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki.
Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi
caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh
bantal untuk menopang bayi.
6.Saddle hold (Posisi Duduk). Ini merupakan cara yang menyenangkan
untuk menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika
bayi Anda memiliki pilek atau sakit telinga. Caranya, bayi Anda duduk
tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
7.The lying position (Posisi Berbaring). Menyusui dengan berbaring
akan memberi Anda lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan
juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur saat
bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal.
Pastikan bahwa perut bayi menyentuh Anda
8.Posisi Laid-back breastfeeding. Posisi menyusui ini biasanya digunakan
saat melakukan IMD (inisiasi menyusu dini) dimana bayi berada di atas
Bunda dan melekat erat pada badan Bunda
XII. Fungsi Menyusui Yang Benar
1. Puting susu tidak lecet.
2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat Bayi menjadi tenang.
3. Tidak terjadi gumoh.
XIII. Akibat Tidak Menyusui Dengan Benar
1. Puting susu menjadi lecet.
2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI.
3. Bayi enggan menyusu,
4. Bayi menjadi kembung
XIV. Tanda Bayi Menyusu Dengan Benar
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih
banyak.
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
XV. Upaya Memperbanyak Asi
1. Untuk Bayi :
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama
menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara.
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap
kali menyusui.
2. Untuk Ibu :
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
b. Makan makanan yang bergizi.
c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya
dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi
penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010).

Anda mungkin juga menyukai