Kelompok 1
Karlina Warouw
Millitya K. S. Wowor
Daniel Pintunaung
UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
Definisi Keperawatan Kritis
Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu
merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani
respon manusia terhadap masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah
perawat profesional yang bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut
beserta keluarganya mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal. (Dossey, Cathie &
Cornelia, 2012)
Keperawatan kritis adalah suatu bidang yang memerlukan perawatan pasien yang
bekualitas tinggi dan komprehensif. Keperawatan kritis adalah perawatan yang khusus
menangani pasien dengan masalah yang mengancam nyawa. (Talbot & Marquardt 2017).
Menurut Sole, Klien dan Moselay (2013), keperawatan kritis berkaitan dengan
respons manusia terhadap masalah yang mengancam jiwa, seperti trauma, operasi besar,
psikologis. Fokus perawat keperawatan kritis mencakup respons pasien dan keluarga
sebagai pasien yang berisiko tinggi untuk masalah kesehatan aktual ataupun potensial yang
mengancam jiwa, pasien kritis juga yaitu pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau
lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi. Pasien
kritis dewasa yang terpasang ventilator di ICU memerlukan pemantauan dan perawat yang
intensif perawatan yang di lakukan sering kali menimbulkan rasa sakit pada pasien yang
Faktor-faktor termasuk usia dan tahap perkembangan, pengalaman dengan penyakit dan
rawat inap, hubungan keluarga dan dukungan sosial, pengalaman stres lainnya dan koping
mekanisme, dan filosofi pribadi tentang kehidupan, kematian, dan kerohanian. Stresor
terkait dengan perawatan dan perawatan kritis lingkungan mempengaruhi pasien. Dalam
satu studi, pasien diidentifikasi banyak stresor yang berbeda: kebutuhan untuk kehadiran
keperawatan, mimpi buruk, delusi, kebingungan, takut ditransfer dari unit perawatan kritis,
Menurut National Center for Health Statistics, Centers for Disease Control and
Prevention (2013), penyakit berarti suatu kondisi yang mempengaruhi kesejahteraan umum
dan kesehatan. Penyakit kritis adalah penyakit atau penyakit atau tindakan perbaikan seperti
miokard), jantung bedah katup, transplantasi organ utama, multiple sclerosis, arteri paru
primer hipertensi, bedah cangkok aorta, paralisis, koma, kebutaan total dan stroke
semuanya seperti yang didefinisikan di bagian cakupan & manfaat dari kebijakan ini.
Contoh penyakit kritis adalah pasca bedah mayor, gagal nafas, penurunan kesadaran,
jawab untuk memastikan bahwa semua pasien sakit kritis dan keluarga mereka menerima
perawatan yang optimal. Dapat disimpulkan bahwa keperawatan kritis adalah bidang ilmu
yang menangani pasien dengan masalah yang mengancam nyawa (Talbot & Marquardt
2017).
Seorang perawatan kritis yang memberikan perawatan khusus kepada pasien di unit
perawatan intensif rumah sakit. Dan untuk melakukan secara evektif, dalam posisi ini,
pelatihan sangat penting untuk jenis karir keperawatan ini sama pentingnya bahwa perawat
perawatan kritits temperamen yang tepat dia harus berkepala dingin dan percaya diri,
dengan kemampuan untuk menahan tekanan fisik dan emosional serta memiliki
kemampuan juga dalam membuat suatu keputusan penting saat sedang stress. Perawat
perawatan kritis juga harus memiliki keterampilan komunikasi yang sangat baik serta dapat
bekerja dengan pasien dan sgala usia dari berbagai latar belakang dan budaya. Dan perawat
ICU juga sering menghadapi kenyataan pahit banyak yang tidak akan dapat
mengembalikan pasien mereka ke kesehatan yang baik, dan pada kenyataanya pasien dapat
meninggal saat berada di Unit ICU selama karir mereka. Dan perawat perawatan kritis
kesehatan mental perawat itu sendiri. Dan jenis stres emosional ini bisa menguras tenagga
yang memilukan. Dengan pekerjaan perawat perawatan kritis merupakan karir yang sangat
berharga. Perawat ini juga sering menemukan kepuasan dalam memainkan peran penting
total jumlah perawat yang bekerja di rumah sakit. Perawat keperawatan kritis juga harus
memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian pada pasien yang kompleks serta
menerapkan intervensi dan terapi intensif serta dapat memantau semua pasien agar bisa
tenang dalam situasi putus asah yang kadang-kadang mengancam jiwa, dan perawat
perawatan kritits juga melakukan peran penting sebagai advokad pasien.dalam posisi ini
advokasi yang artinya mendukung dan menghormati hak-hak dasar, nilai-nilai dan
keyakinan seorang pasien yang sakit kritis atau terluka dimana seorang perawat perawatan
kritis berperan juga sebagai perwakilan pasien, seorang perawatan kritis juga membantu
menemukan sumber daya tambahan untuk pasien diluar pengaturan perawatan.dan juga
membantu dalam poses pemulihan mereka. Advokasi dalam peran ini menurut AACN,
berarti perawatan perawatan kritis di harapkan untuk menghormati hak-hak pasien atau
mengerti dalam membuat keputusan perawatan kesehatan yang independen, bahkan ketika
pasien tidak setuju dengan keputusan itu. Perawat perawatan kritis juga bertindak sebagai
pelantara dalam hal-hal yang menyangkut pasien, keluarganya dan staf lain yang terlibat
dalam perawatan langsung pasien atau anggota tim perawat lainya. Perawat spesialis
keperawatan kritis campur tangan ketika professional perawatan kesehatan lainya atau
keluarga tidak betindak dalam kepentigan terbaik pasien serta terus membantu kualitas
perawatan yang di berikan pada pasien, bantu pasien dalam mendapatkan perawatan yang
di perlukan ketika fasilitas perawatan kritis tidak dapat menyediakannya. Serta bertindak
sebagai juara pada pasien yang tidak dapat berbicara untuk diri mereka sendiri ketika
situasi menuntutnya, didik juga dan dukung orang yang bertindak sebagai juru bicara
pasien dan mentransfer perawatan ke tenaga perawatan kesehatan lainya sesuai situasi yang
ingin menjadi perawat specialis perawatan kritis harus mengikuti pelatihan selama kurang
lebih 3 bulan yang sesuai dengan standart pelayanan yang ditentukan. Pelatihan ini
dilakukan karena keberadaan ICU disetiap Rumah Sakit merupakan kebutuhan dasar.
Kualitas pelayanan yang baik akan mencerminkan mutu pelayanan di RS tersebut, bahkan
DEPKES telah menetapkan perawatan kritis sebagai penunjang standar mutu rumah sakit
melalui penilaian akreditasi Rumah Sakit. Untuk itu pengelolaan ruang perawatan khusus
perlu didukung tenaga keperawatan yang memenuhi kualifikasi sebagai perawat khusus
perawatan kritis. Seorang perawat khusus perawatan kritis diharapkan dapat menguasai
1. Kelompok Dasar
Saluran kemih
Catatan medik
Customer service.
lokal, keahlian dan kualifikasi penyedia, dan evolusi monitor otomatis dan teknologi
pendukung kehidupan modern. Pada tahun 1850-an selama Perang Krimear, itu adalah situs
yang mendefinisikan kontribusi perintis dari Perawatan Kritis oleh Florence Nightingale,
memisahkan prajurit yang terluka paling parah dan tidur mereka di dekat stasiun perawatan
sehingga mereka dapat menerima lebih banyak "perawatan intensif". Ini paling sering
disebut sebagai permulaan Perawatan Intensif. . Sekitar 70 tahun kemudian, pada tahun
1923, konsep pemulihan pasca operasi dimodelkan oleh Dr. Walter Dandy yang
mengorganisir unit perawatan pasca operasi bedah saraf di Rumah Sakit Johns Hopkins di
Baltimore, meminta staf perawat khusus. Oleh karena itu, perawat profesional menjadi
spesialis pertama yang memberikan perawatan kritis di bawah arahan ahli bedah saraf.
Perawatan intensif awal ini juga menjadi model untuk unit pemulihan pasca operasi, yang
menyediakan manajemen pasca operasi intensif untuk kausalitas militer selama Perang
Menurut Weil dan Tang (2011), dengan perluasan bangsal rumah sakit besar dan
kelangkaan tempat tidur semiprivat dan pribadi.pada akhir abad ke-19 dan paruh pertama
abad ke-20, pasien yang paling sakit parah dipisahkan dalam tempat tidur semiprivat dan
pribadi, sering kali di bawah perawatan perawat tugas khusus. Pada awal tahun 1927, Dr.
Walter Dandy, seorang mahasiswa Harvey Cushing dan penerusnya yang terkenal,
berusaha untuk meningkatkan perawatan pasca operasi pasien bedah saraf. Ia mengatur
untuk terpisah dan menentukan lokasi di Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore untuk
pasien pascaoperasi. Konsep tempat khusus untuk perawatan pasien dalam interval pasca
operasi, risiko tinggi dengan cepat diperluas, terutama selama Perang Dunia II, ketika
pengamatan pasca operasi dan apa yang disebut “shock units” berkembang untuk
Keadaan berikutnya perkembangan perawatan kritis, era ini dimulai pada tahun
1940-an sebagai tanggapan terhadap kemajuan besar dalam teknologi medis khusus yang
menyelamatkan nyawa. Unit-unit ini menyediakan perangkat dan teknik yang ditemukan
dan diterapkan untuk mengkompensasi kegagalan sistem organ tunggal. Yang paling
menonjol di antaranya adalah metode dan perangkat mekanis yang digunakan untuk
telah menjadi intervensi rutin untuk mengamankan jalan napas jauh sebelum epidemi
poliomielitis, yang sangat mendalam di Amerika Serikat pada tahun 1948 dan kemudian di
Menurut Sole, Klien dan Moselay (2013), spesialisasi keperawatan kritis semakin
berkembang pada tahun 1950-an, ketika pasien dengan polio dirawat di unit khusus. Pada
1960-an, ruang pemulihan didirikan untuk perawatan pasien yang telah menjalani operasi,
dan unit perawatan coroner dilembagakan untuk perawatan pasien dengan masalah jantung.
Pasien yang menerima perawatan di unit ini memiliki hasil yang lebih baik. Keperawatan
semakin khusus. Contohnya unit perawatan kritis khusus adalah unit kardiovaskular, bedah,
Menurut Menurut Sole, Klien dan Moselay (2013) keperawatan kritis telah di
perluas, sebagai contoh pasien yang sakit kritis di rawat di ruangan dertement emergency,
depertemen post anesthesia unit, step down intermediate care, progressive care unit , dan
spesialisasi menurut AACN (2016), Buckly& Andrews (2011), dan Destifiana (2015)
diantaranya adalah:
1. Unit gawat darurat (UGD) atau instalasi gawat darurat (IGD) adalah ruangan penting di
sebuah insiden yang tidak direncanakan sangat banyak, staf UDG harus mampu
mengobati dan merawat beragam penyakit dan cidera . UGD memang ditunjukkan
untuk cidera atua penyakit yang harus segera di tangani atua mengancam nyawa. Pasien
dengan kondisi darurat ini tidak boleh dibiarkan menunggu di tangani oleh [etugas
IGD instalasi gawat darurat merupakan unit rumah sakit yang memberikan perawatan
pertama kepada pasien. Unit ini di pimpin oleh seorang dokter jaga dengan tenaga
dokter ahli dan berpengalaman dalam menangani PGD (pelayanan gawat darurat), yang
kemudian bila di butuhkan akan merujuk pasien kepada dokter spesialis tertentu. IGD
ini menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera yang
dapat mengancam nyawa jiwa dan kelangsungan hidupnya. Adapun tugas dari IGD
pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan kondisi gawat darurat.
2. Intensive care unit (ICU) atau unit perawatan intensif merupakan ruangan penting di
rumah saikt untuk pasien dengan penyakit kritis yang dirawat oleh dokter spesialis. ICU
juga disebut sebagai CCU ( critical care unit ) atau perawatan kritis. Dan pasien yang di
masukkan di unit ini memerlukan pemantauan ketat dan peralatan khusus. Peralatan ini
bisa beragam tergantung kebutuhan pasien, namun mungkin termasuk ventilator untuk
membantu pernapasan pasien hingga mereka cukup stabil untuk bernapas sendiri. ICU
pada umumnya memiliki aturan kunjungan yang lebih ketat dari pada ruangan lain di
rumah sakit karena pasien membutuhkan istirahat yang lebih lama dan lebih sensitif
3. Post anesthesia care unit ( PACU) atau init pasca bius adalah unit rumah sakit dimana
pasien yang baru menjalani operasi akan dipantau selagi efek obat bius menghilang.
Ada pasien yang langsung pulang kerumah setelah sadar di PACU, ada juga yang
dipindahkan dulu ke ICU atau kamar regular untuk pengamatan lanjutan. Ini tergantung
pada operasi yang dilakukan dan kondisi pasien sendiri. Kunjungan diperbolehkan di
4. Ruang Operasi ruangan penting di rumah sakit ini teridir dari ruangan individual
dengan peralatan spesifik untuk melakukan operasi. Ruang oprasi bisa saja memiliki
peralatan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan akan kasus tertentu. Hal
ini tergantung pada tipe oprasi yang akan dilakukan pada pasien.
5. CCU/CICU (Cardiac/coronary care unit atau cardiac intensive care unit) adalah icu
yang berfokus pada penyakit dan oprasi yang berhubungan dengan jantung. Jenis pasien
yang terlihat di sebuah CCU tergantung pada program bagi penderita penyakit jantung
yang disediakan oleh rumah sakit. Pasien yang menderita kardiomiopati akut, penyakit
6. Neonatal intensive care unit (NICU) atau unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir
berfokus pada bayi dengan isu kesehatan yang membutuhkan perhatian dan pemantauan
khusus tingkat tinggi. Di NICU seorang perawat mungkin akan menghadapai bayi
premature dan bayi dengan berat lahir rendah, bayi dengan spina bifida atau cacat lahir
7. Pediatric intensive care unit (PICU) berfungsi seperti ICU unuk orang dewasa. Namun
PICU menghususkan pada pengobatan bagi anak-anak. Unit ini bisa ditemukan di
rumah sakit anak atau rumah sakit daerah. Perlu diketahui, tidak semua rumah sakit
memiliki kemampuan untuk mengobati pasien anak. Sehingga mungkin perlu dirujuk
8. PACU (post anesthesia care unit) ruangan tempat pengawasan dan pengelolaan secara
ketat pada pasien yang baru saja menjalani operasi sampai dengan keadaan umum
pasien stabil. Pasien operasi yang ditempatkan di ruang pemulihan secara terus menerus
dipantau. Letak ruangan pemulihan yang ideal yang ideal adalah berdekatan dengan
ruang operasi dan mudah di jangkau pelh dokter ahli anestesi atau ahli bedah sehingga
mudah dibawa kempali ke ruang oprasi bila di perlukan, serta mudah dijangkau bagian
radiologi atau ruangan harus cukup dan di lengkapi dengan lampu cadangan bila
tempat kejadian maupun dalam waktu transportasi pasien ke Rumah Sakit yang disebut
dengan fase prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah resusitasi dan stabilisasi sambil
memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang diperlukan. Triage,
yakni tindakan pertolongan yang dilakukan untuk melakukan pemilihan korban dalam
keadaan kritis dan kedaruratan. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus diberi
prioritas utama. Pada bencana alam dimana terjadi sejumlah kasus gawat darurat maka
skenario pengelolaan keadaan kritis harus dirancang sedemikian rupa sehingga pertolongan
memberikan hasil secara maksimal dengan memprioritaskan yang paling gawat dan
Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien
beresiko kritis atau yang berada dalam keadaan kritis dapat membantu mencegah
perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall),
yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada
di dalam rumah sakit. Pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan
dan monitoring penilaian setiap tindakan yang dilakukan. Dengan demikian pasien kritis
erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena dengan cepat dapat dipantau
perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya penurunan fungsi organ-organ tubuh
lainnya.
Referensi
AACN ( american assosiation of critical-care nurses). (2016). Diakses pada 22 Maret 2020
dihttp://www.aacn.org/wd/publishing/content/pressroom/aboutcriticalcarenursing
.pcms?menu=
Buckly, P., & Andrews, T. (2011). intensive care nurses' knowledge of critical care
family needs. intensive and critical care nursing . Diakses pada 22 Maret 2020 di
http://doi.org/10.2016/j.iccn.2011.07.001
Davis, A. R. (2011). Bulletin of the history of medicine. Johns Hopkins University Press,
73(2), 47-55
Dossey, B. M., Cathie E.G., & Cornelia V. K. (2012). Critical care nursing: body-mind-
Gullo, A., Besso, J., Lumb, P. D., & Williams, G. F. (2010). Intensive and critical care
National Center for Health Statistics, Centers for Disease Control and Prevention. (2013).
http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_10/sr10_259.pdf.
RSUD Dr. Soetomo. (2020). Keperawatan intensive care unit (icu) tingkat dasar.
http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/diklat_pelatihan_kicutd/#1571645656011
-c1b14ed3-5263
Sole, M., Klien, D., & Moselay, M. (2013). Introduction to critical care nursing (ed 6).
Talbot, L.A., & Marquardt, M. M. (2017). Pengkajian Keperawatan Kritis. Edisi (ed 2).
Jakarta: EGC
Tunzi, Z. (2016). How to become a critical care nurse. Every nurse org. diakses pada 22
Weil, M. H., & Tang, W. (2011). From intensive care to critical care medicine: A historical
perspective. American journal of respiratory and critical care medicine, 183, 1451
-1453.
Yuliati, M. (2020, januari 4). Keperawatan Kritis (Critical Care). Diakses pada 22 Maret