Anda di halaman 1dari 15

Tugas

ASUHAN KEPERAWATAN TB PARU

DI SUSUN

OLEH

KELAS : 2-B DIII- KEPERAWATAN

MATA KULIAH : PENATALAKSAAN TB PARU PADA ANAK


DAN IBU HAMIL

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


2018-2019
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. IDENTITAS DATA

Identitas Data Umum (selain identitas klien: nama tempat tanggal lahir, usia, agama, jenis
kelamin, juga identitas orangtua; nama orangtua, pendidikan, dan pekerjaan)

b. DIAGNOSA MEDIS :

TB Paru

c. RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG

Keluhan Utama:

1) Saat masuk Rumah Sakit

Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit).

2) Saat pengkajian

Keluhan utama : Keluhan yang dialami pasien saat dilakukan pengkajian meliputi PQRST
(palliative, quantitatif, region, scale, timing)

3) Keluhan penyerta

Keluhan yang dialami oleh pasien selain keluhan utama. Tanda dan gejala klinis TB serta
terdapat benjolan/bisul pada tempat-tempat kelenjar seperti: leher, inguinal, axilla dan sub
mandibula
d. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KESEHATAN

1) Pre Natal

Prenatal : (kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil)

2) Intra Natal

Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi menderita caput
sesadonium, bayi menderita cepal hematom

3) Post Natal:

Kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit infeksi , asfiksia icterus

e. RIWAYAT MASA LALU

1) Penyakit waktu kecil

Penyakit yang pernah diderita (tanyakan, apakah klien pernah sakit batuk yang lama
dan benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar yang lainnya dan sudah diberi
pengobatan antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah pernah berobat tapi
tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak teratur?)

2) Pernah di rawat di Rumah Sakit

Tanyakan apakah sakit yang dialami di waktu kecil sampai membuat pasien dirawat
dirumah sakit, jika ia, apakah keadaannya parah atau seperti apa.

3) Obat-obatan yang pernah digunakan

Obat-obatan yang pernah diberikan sangat penting untuk diketahui, agar kerja obat
serta efek samping yang timbul dapat di ketahui. Pemberian antibiotik dalam jangka
panjang perlu di identifikasi
4) Tindakan (operasi)

Apakah sebelumnya pernah melakukan tindakan operasi, pada bagian apa, atas
indikasi apa

5) Alergi

Apakah mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan, udara atau makanan

6) Kecelakaan

Pernah mengalami kecelakaan ringan sampai hebat sebelumnya, apabila mengalami


kecelakaan apakah langsung di beri tindakan, atau di bawa berobat ke dokter atau
hanya di diamkan saja

7) Imunisasi

i. Imunisasi aktif : merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan


antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang akan membuat zat
antibody yang akan bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini akan
lebih bertahan lama daripada imunisasi pasif
ii. Imunisasi pasif : disini tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh
mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikkan bahan atau serum yang telah
mengandung zat anti. Atau anak tersebut mendapatkannya dari ibu pada saat dalam
kandungan

 Vaksin polio
 Vaksin campak
 Vaksin BCG ( Bacillus Calmet Guirnet )
 Vaksin DPT ( Difetri Pertusis Tetanus )
 Vaksin toxoid difetri
f. KEBUTUHAN DASAR (11 Pola Fungsi Gordon)

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang

Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul
bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.

2) Pola nutrisi metabolic

Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.

Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak subkutan

3) Pola eliminasi

Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan
hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.

4) Pola tidur dan istirahat

Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang

Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa
timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.

5) Pola aktivitas dan latihan

Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit
tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari

Objektif : Tachicardi, tachipneu/dispneu saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut;


infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilang timbul

Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada


Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid
kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah,
kasar di daerah apeks paru, tachipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan
pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusi
pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran
broncogenik).

6) Pola persepsi kognitif

Subjektif : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular

Objektif : Perubahan pola biasa dalam tahap/perubahan kapasitas fisik

7) Pola persepsi dan konsep diri

Subjektif : Faktor stres lama, proses hospitalisasi yang mengakibatkan masalah pada
anak

Objektif : ansietas, ketakutan, berontak, rewel dan menangis terus-menerus.

8) Pola peran hubungan dengan sesame

 Yang mengasuh anak

Hubungan keluarga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Siapa yang lebih
intensif dan secara konstan menekankan perkembangan, pertumbuhan si anak dapat
mempengaruhi perilaku, sikap dan pengontrolan emosi serta perkembangan anak

 Hubungan dengan anggota keluarga

Keluarga diharapkan untuk dapat lebih menekankan perkembangan individu setiap


anaknya, kemudian orangtua akan lebih intensif dan secara konstan menekankan
harapan keluarga terhadap anaknya
 Hubungan dengan teman sebaya

Terciptanya hubungan yang hangat dengan teman sebayanya akan berpengaruh


besar terhadap perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak

 Lingkungan rumah

Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman


yang padat, ventilasi rumah yang kurang, jumlah anggota keluarga yang banyak),
pola sosialisasi anak.

Kondisi rumah, bagaimana kondisi rumah, apakah dalam satu keluarga ada yang
menderita TB paru.

 Merasa dikucilkan, kaji perasaan pasien atau keluarga pasien atas penyakit yang
diderita.
 Aspek psikososial (Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri).
 Berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan
biaya yang banyak.
 Tidak bersemangat dan putus harapan karena merasa tidak akan sembuh dan
terbatas ekonomi

9) Pola koping dan toleransi terhadap stress

Subjektif : Faktor stres lama, proses hospitalisasi yang mengakibatkan masalah pada
anak

Objektif : ansietas, ketakutan, berontak, rewel dan menangis terus-menerus.

10) Pola reproduksi dan seksualitas

Anak biasanya dekat dengan ibu daripada ayah.


11) Pola nilai dan kepercayaan

Pada anak biasanya belum begitu paham, tapi bagi orang tua biasnya akan
menyerahkan pada Tuhan dan selalu berdoa untuk kesembuhan keluarganya

g. PEMERIKSAAN FISIK

1) Keadaan umum : pada umumnya pasien tuberkulosis anak yang berobat sering
ditemukan sudah dalam keadaan lemah, pucat, kurus dan tidak bergairah
2) Tanda-tanda vital : sering demam walaupun tidak terlalu tinggi, demam dapat lama atau
naik turun, nafas cepat dan pendek, saat badan demam atau panas biasanya tekanan nadi
anak menjadi tachicardi
3) Antropometri

Mengukur lingkar kepala, lengan, dada dan panjang badan serta berat badan.

4) Pemeriksaan fisik

i. Kepala : kaji bentuk kepala, kebersihan rambut


ii. Mata : kaji bentuk mata, konjungtiva, sklera, pupil
iii. Hidung : terdapat cuping hidung atau tidak, ada penumpukkan sekret atau tidak,
simetris tidak.
iv. Mulut : kaji kebersihan mulut, apakah ada stomatitis, gigi yang tumbuh
v. Telinga : kaji kebersihan telinga, bentuk sejajar dengan mata, ada cairan atau tidak,
uji pendengaran anak
vi. Leher : Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla, inguinal dan sub
mandibula.
vii. Dada : Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang/
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulen
(menghasilkan sputum).

Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.

Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura.
Malaise: ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot
dan kering diwaktu malam hari.

Pada tahap dini sulit diketahui.

 Ronchi basah, kasar dan nyaring.


 Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberi
suara limforik.
 Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
 Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)

viii. Perut : kaji bentuk perut, bising usus


ix. Ekstermitas : kaji kekuatan ekstermitas atas dan bawah, apakah ada kelemahan
x. Kulit : Pembesaran kelenjar biasanya multipel.

Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla,

inguinal dan sub mandibula. Kadang terjadi abses.

xi. Genetalia : kaji apakah ada disfungsi pada alat genitalia, kaji bentuk, skrotum sudah
turun atau belum, apakah lubang ureter ditengah

h. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN untuk anak usia < 6 tahun

 Motorik kasar : sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
 Motorik halus : sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka
kotak, melempar benda
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA

No NURSING DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif :
efektif intervensi keperawatan
Kategori : Fisiologis selama 1x24 jam, maka Observasi :
Subkategori : respirasi bersihan jalan nafas - Identifikasi kemampuan
D.0001 meningkat, dengan batuk
kriteria hasil : - Monitor adanya retensi
Definisi : ketidakmampuan sputum
membersihkan sekret atau - Batuk efektif - Monitor tanda dan
obstruksi jalan napas untuk - Produksi sputum gejala infeksi saluran
mempertahankan jalan napas - Mengi menurun napas
tetap paten - Frekuensi napas 12- - Monitor input dan
20x/menit output cairan (mis,
Gejala dan Tanda mayor jumlah dan
karakteristik)
DS : - Terapeutik:
DO : - Atur posisi semi-Fowler
 Batuk tidak efektif atau fowler
atau tidak mampu - Pasang perlak dan
batuk bengkok di pangkuan
 Sputum berlebihan / pasien
obstruksi di jalan - Buang secret pada
napas / mekonium di tempat sputum
jalan napas ( pada Edukasi :
neonatus ) - Jelaskan tujuan dan
 Mengi, wheezing dan/ prosedur batuk efektif
atau ronkhi kering - Anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
Gejala dan Tanda minor selama 4 detik, di tahan
DS : selama 8 detik
 Dispnea - Anjurkan mengulangi
 Sulit bicara tarik napas dalam
 Ortopnea hingga 3 kali
DO : - Anjurkan batuk dengan
 Gelisah kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang
 Sianosis
ke-3
 Bunyi napas menurun
Kolaborasi :
 Frekuensi napas - Kolaborasi pemberian
berubah mukolitik atau
 Pola napas berubah ekspektoran, jika perlu
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA

No NURSING DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL
2. Hipertermia Setelah dilakukan Hipertermia :
Kategori : Lingkungan intervensi keperawatan
Subkategori : Keamanan dan selama 1x24 jam, maka Observasi :
Proteksi Termoregulasi, dengan - Identifikasi penyebab
D.0130 kriteria hasil : hipertermia (mis.
Dehidrasi, terpapar
Definisi : Suhu tubuh - Menggigil lingkungan panas,
meningkat - Suhu tubuh penggunaan )
- Suhu kulit - Monitor suhu tubuh
Gejala dan Tanda mayor - Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urine
DS : - - Monitor komplikasi
DO : akibat hipertermia
 Suhu tubuh di atas Terapeutik:
rentang normal tubuh - Sediakan lingkungan
yang dingin
Gejala dan Tanda minor - Longgarkan atau
DS :- lepaskan pakaian
DO : - Basahi dan kipasi
 Kulit merah permukaan tubuh
 Kejang - Berikan cairan oral
 Takikardi - Ganti linen setiap hari
 Takipnea atau lebih sering juka
 Kulit terasa hangat mengalami hiperdrosis
(keringat berlebih)
- Lakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau
kompros dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu)
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA

No NURSING DIAGNOSIS TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL
3. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi :
Kategori : fisiologosi keperawatan selama 1x24 jam,
Subkategori : nutrisi dan maka status nutrisi membaik, Observasi :
cairan dengan criteria hasil : - Identifikasi status
D.0019 nutrisi
- Porsi makanan yang di - Identifikasi alergi dan
Definisi : Asupan nutrisi habiskan intoleransi makanan
tidak cukup untuk memenuhi - Berat badan - Identifikasi makanan
kebutuhan metabolism. - Indeks Massa Tubuh (IMT) yang di sukai
- Identifikasi kebutuhan
Gejala dan Tanda mayor kalori dan jenis nutrien
DS : - - Identifikasi perlunya
DO : penggunaan selang
 Berat badan menurun nasogastrik
minimal 10% di - Monitor asupan
bawah rentang ideal makanan
- Monitor berat badan
Gejala dan Tanda minor - Monitor hasil
DS : pemeriksaan
 Cepat kenyang laboratorium
setelah makan
 Kram / nyeri Terapeutik :
abdomen - Lakukan oral hygiene
 Nafsu makan sebelum makan, jika
menurun perlu
DO : - Fasilitasi menentukan
 Bising usus hiperaktif pedoman diet
 Otot pengunyah (mis.piramida
lemah makanan)
 Otot menelan lemah - Sajikan makanan secara
 Membrane mukosa menarik dan suhu yang
pucat sesuai
 Sariawan - Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
 Serum albumin turun
konstipasi
 Rambut rontok
- Berikan makanan tinggi
berlebihan
kalori dan tinggi protein
 Diare
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastrik jika asupan
oral dapat di toleransi

Edukasi :
- Anjurkan pasien duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang di
programkan

Kolaborasi :
- Kolaboraso pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri,antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan,jika perlu
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA

TUJUAN DAN
No NURSING DIAGNOSIS INTERVENSI
KRITERIA HASIL
10 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan :
Kategori : Perilaku intervensi keperawatan
Subkategori : Penyuluhan selama 1x24 jam, maka Observasi :
dan pembelajaran tingkat pengetahuan - Identifikasi kesiapan dan
D.0111 meningkat, dengan kemampuan menerima informasi
criteria hasil : - Identifikasi faktor-faktor yang
Definisi : Ketiadaan atau dapat meningkatkan dan
kurangnya informasi - Perilaku sesuai menurunkan motivasi perilaku
kognitif yang berkaitan anjuran hidup bersih dan sehat
dengan topic tertentu - Verbalisasi minat
dalam belajar Terapeutik :
Gejala dan Tanda Mayor - Kemampuan - Sediakan materi dan media
DS : menjelaskan pendidikan kesehatan
 Menanyakan pengetahuan tentang - Jadwalkan pendidikan kesehatan
masalah yang suatu topik sesuai kesepakatan
dihadapi - Kemampuan - Berikan kesempatan untuk
DO : menggambarkan bertanya
 Menunjukan pengalaman
masalah yang tidak sebelumnya yang Edukasi :
sesuai anjuran sesuai dengan topik - Jelaskan faktor risiko yang dapat
 Menunjukan - Perilaku sesuai mempengaruhi kesehatan
persepsi yang keliru dengan pengetahuan - Ajarkan perilaku hidup bersih dan
terhadap masalah - Pertanyaan tentang sehat
masalah yang - Ajarkan strategi yang dapat
Gejala dan Tanda Minor dihadapi digunakan untuk meningkatkan
DS : - - Persepsi yang keliru perilaku hidup bersih dan sehat
DO : terhadap masalah
 Menjalani
pemeriksaan yang
tidak tepat
 Menunjukan
perilaku yang
berlebihan (Mis,
apatis, bermusuhan,
agitasi, histeria )
DAFTAR PUSTAKA

http://giezta-van.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-pada-anak-yang-tb.html

Karya Tulis Ilmiah oleh Nasruddin, 2018.

Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( Edisi 1, Cetakan III (Revisi)

Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia ( Edisi 1, Cetakan II )

Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ( Edisi 1, Cetakan II )

Anda mungkin juga menyukai