Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

Tugas Departemen Keperawatan Maternitas

Oleh :
Dewi Intan Audina
1601080452

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

A. Pengertian Anemia

Suatu keadaan kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau
massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa
oksigen keseluruh jaringan. Anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu
kondisi kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II ( Pratami (2016).

Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga
parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya
ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau
hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir
trimester pertama dan <10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga sebagai penyebab
anemia dalam kehamilan. Nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu
hamil yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan
10,5 g/dl pada trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).
B. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali menyebabkan


komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam tubuh ibu.
Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah perubahan hemodinamika.,
yang mana darah yang bersumber dari cairan dan sel-sel darah berpotensi
menyebabkan komplikasi perdarahan dan trombosis jika terjadi ketidak
seimbangan faktor prokoagulasi dan hemostasis (Prawirohardjo, 2010)
Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif
mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncak pada minggu ke 32 –
34, Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45% yang dipengaruhi oleh
aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin -
angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah sebagian besar berupa
plasma dan eritrosit (Prawirohardjo, 2010) Eritropoetin ginjal akan
meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan menyebabkan
hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5
g/dl, dan 6% perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl suatu hal yang
abnormal dan biasanya berhubungan dengan defesiensi zat besi yang diabsorbsi
dari makanan dan cadangan dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan selama
kehamilan sehingga penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat
membantu mengembalikan kadar hemoglobin.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-
rata 6 – 7 mg/hari. Volume darah akan kembali seperti sediakala pada 2-6
minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010). Selama kehamilan jumlah
leukosit juga akan meningkat yakni berkisar antara 5.000 – 12.000 /ul dan
mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000 –
16.000 /ul. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama juga
diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat
(Prawirohardjo, 2010).
C. Klasifikasi anemia dalam kehamilan
1). Defisiensi Besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia defisiensi zat besi
berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan
pertumbuhan janin yang cepat. Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan
besi maternal ke janin untuk eritropoienis, kehilangan darah pada saat
persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhanya dapat mencapai 900 mg
atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian perempuan mengawali kehamilan
dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat
pada defesiensi zat besi. Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat
dilakukan dengan suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk
memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis selama kehamilan. Namun, banyak literatur menganjukan dosis
100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di
wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk
memberikan suplemen sampai 3 minggu postpartum.
2). Defisiensi Asam Folat Pada kehamilan,

Kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena


transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat
maternal, hal ini terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi,
adanya anemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi
selama kehamilan tampaknya memiliki efek penghambat terhadap absorbsi
folat. Defesiensi asam folat sering terjadi pada kehamilan sebagai penyebab
utama anemia megabolik pada kehamilan. Anemia tipe megabolik karena
defesiensi asam folat merupakan penyebab kedua terbanyak anemia
defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA dan ditandai
dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali kongenital
janin, terutama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects).
Selain itu, defesiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung,
saluran kemih, alat gerak, dan organ lainya. Penatalaksanaan defesiensi asam
folat adalah pemberian folat secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari.
Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien
mengalami pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400
mg folat perhari.

3). Anemia Aplastik

Anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan, tetapi hubungan


antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik
yang telah ada sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setelah
terminasi kehamilan. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat
memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi kehamilan
elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang
setelah persalinan.
4). Anemia Penyakit Sel Sabit Kehamilan
Anemi ini terjadi pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle
cell anemia) disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar
pulmonal, pneomonia, perdaraan antepartum, prematuritas, dan kematian
janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang responsif dengan asam folat,
terutama pada akhir masa kehamilan, juga meningkat frekuensinya. Berat
lahir bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan
kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah
menurun dari sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan
pelayanan prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti
efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang
memuaskan.

D. Penyebab anemia

1. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan


peningkatan volume plasma
2. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat
besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.

3. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan


ketidaktahuan tentang pola makan yang benar
4. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak
dan perdarahan akibat luka
5. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan

6. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan

7. Hamil saat masih remaja


E. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Proverawati 2011) tanda dan gerjala anemi seperti:
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise
F. Patofisiologi

Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara


lain; kurang zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses penghancuran
eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya; peningkatan kebutuhan zat besi
(Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya, volume plasma
bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht),
konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan
jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik
dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga
meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi
ke janin (Prawirohardjo, 2010).

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan


mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus
meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar
40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7 sampai ke
8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika titik
keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010). Jumlah eritrosit dalam sirkulasi
darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu
sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah
karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada
akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup
bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan
volume plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%,
sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma
meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan
melambat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan memuncak
pada trimester III (Pratami, 2016).
  Kehamilan mual&muntah
Kekurangan asupan nutrisi

Plasma meningkat, Konsentrasi sel darah merah


pembentukan retikulosit lambat
HB
MK : Ansietas

Defisiensi zat besi Anemia defisiansi asam folat,

  Oksihemoglobin turun vakositas darah anemia megalosbrastik 

  Perfusi jaringan tidak efektif resitensi aliran darah perifer glositis kehilangan nafsu makan

  Kompensasi jantung Aliran 02 kejaringan kelemahan malnutrisi


  Hipoksia, pucat, lemah
MK : Defisit nutrisi
Respirasi meningkat Metabolisme aerob turun

MK : pola nafas tidak efektif keletihan MK : intoleransi aktivitas

Gangguan absorpsi <zat besi dalam makanan penurunan sirkulasi MK : Resiko Cedera

Molilitas usus menurun plasenta <asupan nutrisi imunitas menurun

Konstipasi BBLR
G. Komplikasi
1. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil Menurut (Pratami, 2016)
kondisi anemia sangat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal
kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan
dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang
janin dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis
gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga
dapat menyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his, gangguan
kekuatan mengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama
hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi,
kala ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus,
atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat.
Bahaya yang dapat timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang
mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko terjadinya dekompensasi jantung
segera setelah persalinan, resiko infeksi selama masa puerperium, atau
peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.
2. Komplikasi Anemia Pada Janin Menurut (Pratami, 2016)
Anemia yang terjadi pada ibu hamil juga membahayakan janin yang
dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta menurun ke dalam tubuh
janin sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-
uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal, atau tingkat
intiligensi bayi rendah.
3. Respon Tubuh
Respon tubuh secara fisik Pada ibu hamil yang menderita anemia
biasanya disebabkan karena penurunan konsentrasi Hb dan asupan nutrisi yang
kurang sehingga tubuh menjadi mudah cepat lelah, mata berkunang kunang,
sering merasa pusing dan keluhan saat hamil bertambah (Manuaba,dkk, 2007)
4. Respon tubuh secara psikologis
Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia
biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan keadaannya
dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi ibu bisa menyebabkan
abortus, persalinan prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl.
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Secara Medis

Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk mengatasi


anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan konsekuensi serius
perdarahan. Penanganan anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu hamil berhak
memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh pengobatan yang
aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu hamil
memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan tindakan transfusi
darah. Peningkatan oksigen melalui transfusi darah telah ditentang selama
dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi beresiko menimbulkan masalah
yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri (Pratami, 2016).

Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan


peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah kelahiran. Selain itu, tindakan
tersebut juga mengurangi resiko anemia yang berkepanjangan. Ibu yang
mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat, baik harian maupun
intermiten, tidak menunjukan perbedaan efek yang signifikan. Konsumsi zat
besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi
meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering kali
menimbulkan efek samping mual dan sembelit.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan Keperawatan di rumah Pendidikan kesehatan pada ibu


hamil yang menderita anemia adalah dengan menkonsumsi nutrisi yang baik
untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang
tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal,
telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan bahwa tubuh
menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Selain itu
pemberian vitamin adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki
cukup asam besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg
zat besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang tinggi
kandungan zat besi (Proverawati, 2011).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1) Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2) Keluhan utama Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan
mata berkunang-kunang
3) Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu Pada pengkajian ini ditemukan riwayat


kehamilan yang cukup jarak, dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti
infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia
b. Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada
usia muda, dan kehamilan yang berdekatan
4) Pola Aktivitas Sehari-hari a).Pola makan Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi
makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan
tidak mengkonsumsi tablet Fe b).Pola aktivitas/istirahat Biasanya pada ibu hamil
yang menderita anemia mudah kelelahan, keletihan, malaise, sehingga
kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak .
5). Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun,
pernapasan lambat.
b. Kepala.Rambut biasanya rontok dan tidak terdapat lesi
c. Mata konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
d. Mulut Biasanya bibir pucat dan membran mukosa kering
e. Abdomen

Inspeksi : pembesaran perut sesuai usia kehamilan Palpasi :


teraba jelas bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin 141 kali/menit

f. Ekstremitas CRT>2 detik, tidak terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan
akral biasanya dingin

6). Pemeriksaan Laboraturium dasar Hb :

Biasanya Hb pada trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11 g/dl dan
pada timester dua <10,6 g/dl Hematokrit : <37% (normal 37- 41%) Eritrosit :
<2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/mm3) Trombosit :
<200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel).

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif


2. Defisit nutrisi
3. Intoleransi aktivitas
4. Resiko Cedera
5. Ansietas
NO
NO DIAGNOSA KEP TUJUAN SIKI
DX
1. Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan pola nafas adekuat dengan kriteria hasil : - Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
DEFINISI
upaya napas
Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak memberikan
1= Menurun - Monitor pola napas (mis. Bradipnea,
ventilasi adekuat
2= Cukup Menurun takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
3= Sedang stokes, biot, ataksik)
PENYEBAB
4= Cukup Meningkat - Monitor kemampuan batuk efektif
1. Depresi pusat pernafasan
5= Meningkat - Monitor adanya produksi sputum
2. Hambatan upaya napas (mis.Nyeri saat bernafas,
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
kelemahan otot pernafasan)
No Kriteria hasil 1 2 3 4 5 - Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
3. Deformitas dinding dada
- Auskultasi bunyi napas
4. Deformitas tulang dada
1. Ventilasi - Monitor saturasi oksigen
5. Gangguan neuromuscular
semenit - Monitor nilai AGD
6. Gangguan neurologis {mis.EEG positif, cedera
2. Kapasitas vital - Monitor hasil x-ray thoraks
kepala, gangguan kejang)
Terapeutik
7. Imanuritas neurologis
3 Diameter - Atur interval pemantauan respirasi sesuai
8. Penurunan energy
thoraks kondisi pasien
9. Obesitas
anterior- - Dokumentasikan hasil pemantauan
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
posterior Edukasi
11. Sindrom hipoventilasi
4 Tekanan - Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
12. Kerusakan intervensi diafragma (kerusakan saraf
ekspirasi - Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
C5 ke atas)
5 Tekanan
13. Cedera pada medulla spinalis
inspirasi
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
1= Meningkat
GEJALA DAN TANDA MAYOR 2= Cukup meningkat
Subjektif 3= Sedang
1. Dyspnea 4= Cukup Menurun
Objektif 5= Menurun
No 1. Hasil
Kriteria Penggunaan
1 otot
2 bantu
3 pernafasan
4 5
2. Fase ekspirasi memanjang 1= Memburuk
1 dispnea
3. Pola nafas abnormal (mis.takipnea, bradipnea, 2= Cukup Memburuk
2 Penggunaan
3= Sedang
otot bantu hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)
4= Cukup Membaik
napas
GEJALA DAN TANDA MINOR 5= Membaik
3 Pemanjangan
Subjektif
fase ekspirasi
4 ortopnea
5 Pernafasan
pursed-lip
6 Pernafasan
cuping
hidung
1. Ortopnea
No Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Objektif
1. Pernafasan pursed-lip 1. Frekuensi
2. Pernafasan cuping hidung nafas
No Kriteria 3. Hasil 1 toraks
Diameters 2 3 4 5
anterior-posterior meningkat
Porsi makanan
4. Ventilasi semenit menurun 2. Kedalaman
1 yang 5. Kapasitas vital menurun nafas
dihabiskan
6. Tekanan ekspirasi menurun 3. Ekskursi dada
Kekuatan
7. otot
Tekanan inspirasi menurun
2
pengunyah
8. Ekskursi dada berubah
Kekuatan otot Tujuan setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
menelan
KONDISI KLINIS TERKAIT diharapkan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
3
Serum1. Depresi sistem saraf pusat
albumin2. Cedera kepala 1= Menurun
Verbalisasi
3. Trauma thoraks 2= Cukup Menurun
keinginan
4. Gullian barre syndrome 3= Sedang
4 untuk 5. Multiple sclerosis 4= Cukup Meningkat
meningkatkan
6. Myasthenia gravis 5= Meningkat
nutrisi7. Stroke kuadriplegia
Pengetahuan
8. Intoksikasi alcohol
tentang pilihan 1= Meningkat
5
makanan yang 2= Cukup meningkat
sehat 3= Sedang
Pengetahuan 4= Cukup Menurun
6 DEFISIT
tentang pilihan NUTRISI 5= Menurun
2. minuman
DEFINISI
yang Observasi :
sehat Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi - Identifikasi kemungkinan penyebab BB
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
kebutuhan metabolisme
Pengetahuan 1= Memburuk kurang
Perasaan cepat
17 tentang 2= Cukup Memburuk - Monitor adanya mual dan muntah
kenyangstandar
asupanPENYEBAB
nutrisi 3= Sedang - Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi
Nyeri
2 yg tepat 1. Ketidakmampuan menelan makanan 4= Cukup Membaik sehari-hari
abdomen
Penyiapan2.danKetidakmampuan mencerna makanan 5= Membaik - Monitor BB
3
No SariawanHasil
Kriteria 1 2
3. Ketidakmampuan 3 mengabsorpsi
4 5 nutrient - Monitor abumin, limfosit, dan elektrolit
penyimpanan
148 Berat
Rambut Badan
rontok
makanan yang4. Peningkatan kebutuhan metabolisme serum
25 Indeks
aman massa
Diare 5. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak Terapeutik :
tubuh (IMT)
Penyiapan danmencukupi) - Berikan perawatan mulut sebelum
39 Frekuensi
penyimpanan 6. Faktor psikologis (mis. Stress, keengganan pemberian makan, jika perlu
Makan
minuman yang
4 Nafsu
aman makan
5 Bising usus
Sikap terhadap
6 Tebal lipatan
makanan/minu
10 kulit trisep
man sesuai
7 dengan tujuan
Membrane
kesehatan
mukosa
untuk makan) - Sediakan makanan yang tepat sesuai
GEJALA & TANDA MAYOR kondisi pasien (mis. Makanan dengan
a) Subjektif tekstur halus, makanan yang diblender dll)
tidak tersedia - Hidangkan makanan secara menarik
b) Objektif - Berikan suplemen, jika perlu
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang - Berikan pujian pada pasien/ keluarga untuk
ideal Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam peningkatan yang dicapai
GEJALA & TANDA MINOR diharapkan Ansietas berkurang dengan kriteria hasil : Edukasi :
a) Subjektif - Jelaskan jenis makanan yang bergizi
- Cepat kenyang setelah makan 1= Menurun tinggi, namun tetap terjangkau
- Kram/nyeri abdomen 2= Cukup Menurun - Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
- Nafsu makan menurun 3= Sedang dibutuhkan
b) Objektif 4= Cukup Meningkat
- Bising usus hiperaktif 5= Meningkat
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah No Kriteria hasil 1 2 3 4 5
- Membran mukosa pucat
- Sariawan 1. Frekuensi nadi
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan 2. Saturasi
- Diare oksigen
KONDISI KLINIS TERKAIT 3 Kemudahan
1. Stroke dalam
2. Parkinson melakukan
3. Mobius syndrome aktivitas
4. Cerebral palsy sehari-hari
5. Cleft lip 4 Kecepatan
6. Cleft palate berjalan
7. Amyotropic lateral sclerosis 5 Jarak berjalan
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar 6 Kekuatan
10. Kanker tubuh bagian
11. Infeksi atas
12. Aids 7 Kekuatan
13. Penyakit crohn’s tubuh bagian
14. Enterocolitis bawah
15. Fibrosis kistik 8 Toleransi
dalam menaiki
tangga

INTOLERANSI AKTIVITAS 1= Meningkat


3 2= Cukup Meningkat Observasi :
DEFINISI 3= Sedang - Identifikasi ganggjuan fungsi tubuh yang
Ketidak cukupan energy untuk melakukan aktivitas 4= Cukup Menurun mengakibatkan kelelahan
sehari – hari 5= Menurun - Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola tidur dan jam tidur
PENYEBAB - Monitor lokasi dan ketidak nyamanan
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
1. ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan 1= Memburuk selama melakukan aktifitas
1 Keluhan lelah
oksigen 2= Cukup Memburuk Terapeutik
Dyspnea saat baring
2. tirah - Sediakan lingkungan yang nyaman dan
2 3= Sedang
aktivitas
3. kelemahan rendah stimulus ( mis, cahaya, suara,
4= Cukup Membaik
Dyspnea4. immobilitas 5= Membaik kunjungna )
3 setelah5. gaya hidup monoton - Lakukan gerak pasif dan atau aktif
aktivitas
GEJALA DAN TANDA MAYOR Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam - Berikan aktifitas distraksi yang
No Kriteria Hasil
Perasaan 1 2 3 4 5
41 Subyektif diharapkan Risiko Cidera berkurang dengan kriteria menenangkan
Warna
lemah1.kulit
mengeluh lelah - Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika
hasil :
2 Tekanan
Aritmia saat
Objektiuf tidak dapat berpindah atau berjalan
5 darah
aktivitas
1. frekuensi jantung menigkat >20% dari kondisi 1= Menurun Edukasi
3 Frekuensi
Aritmia istirahat - Anjurkan tirah baring
2= Cukup Menurun
6 nafas
setelah
GEJALA DAN TANDA MINOR 3= Sedang - Anjurkan melakukan aktifitas secara
4 EKG iskemia
aktivitas
a) Subyektif 4= Cukup Meningkat bertahap
7
sianosis - Disapnea saat / 5= Meningkat - Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
setelah aktivitas dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Merasa tidak No Kriteria hasil 1 2 3 4 5 - Ajarkan strategi koping untuk menguramgi
nyaman setelah beraktifitas kelelahan
- Merasa lemah 1. Toleransi Kolaborasi
aktivitas - Kolaborasi dengan ahli gizi cara
b) Obyektif 2. Nafsu makan meningkatkan asupan makanan
- Tekanan darah
berubah >20% dari kondisi istirahat 3. Toleransi
- Gambaran EKG makanan
menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas 1= Meningkat
- Gambaran EKG 2= Cukup meningkat
menunjukkkan iskemia 3= Sedang
- Sianosis 4= Cukup Menurun
KONDISI KLINIS TERKAIT 5= Menurun
1. Anemia 1= Memburuk
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
2. Gagal jantung kongestif 2= Cukup Memburuk
1 Kejadian
3. Penyakit jantung coroner 3= Sedang
Cidera
4. Penyakit katup jantung 4= Cukup Membaik
2 Luka/lecet
5. Aritmia 5= Membaik
3 Ketegangan 6. Penyakit paru obstruktif kronis
No otot Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
7. Gangguan metabolic
14 Tekanan
Fraktur 8. Gangguan musculoskeletal Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
darah
5 Perdarahan diharapkan Ansietas berkurang dengan kriteria hasil :
26 Frekuensi
4Ekspresi Observasi :
nadi
wajah 1= Meningkat - Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis.
3 Frekuensi
kesakitan
RISIKO CEDERA 2= Cukup Meningkat Kondisi fisik, fungsi kognitif, dan riwayat
napas
7 Agitasi 3= Sedang perilaku)
4 DenyutDEFINISI 4= Cukup Menurun - Monitor perubahan status keselamatan
jantung
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang 5= Menurun lingkungan
8 Iritabilitas
apikalmenyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat Terapeutik :
59 Gangguan
Denyutatau dalam kondisi baik - Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
No Kriteria
mobilitasHasil
jantung 1 2 3 4 5
1= Memburuk (mis. Fisik, biologi dan kimia), jika
Verbalisasi
radialis
10 1 Gangguan
FAKTOR RISIKO 2= Cukup Memburuk memungkinkan
6 Kebingungan
Pola 1. Ekternal
kognitif 3= Sedang - Modifikasi lingkungan untuk
Verbalisasi
istirahat/tidur
2. Terpapar pathogen 4= Cukup Membaik meminimalkan bahaya dan risiko
khawatir
2 3. Terpapar zat kimia toksik 5= Membaik - Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
akibat kondisi
4. Terpapar agen nosokomial (mis. Commode chair dan pegangan
yang dihadapi
5. Ketidakamanan trasportasi tangan)
No Perilaku
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
31 6. Internal - Gunakan perangkat pelindung (mis.
Konsentrasi
gelisah
7. Ketidaknormalan profil darah Penekangan fisik, rel samping, pintu
2 Pola tidur
Perilaku
4 8. Perubahan orientasi afektif terkunci, pagar)
3 Perasaan
Tegang9. Perubahan sensasi - Hubungi pihak berwenang sesuai masalah
keberdayaan
Keluhan
5 10. Disfungsi autoimun komunitas (mis. Puskesmas, polisi,
4 Kontak
pusing11.mata
Disfungsi biokimia damkar)
56 Anoreksia
Pola 12. Hipoksia jaringan - Fasilitas relokasi ke lingkungan yang aman
7 berkemih
13. Kegagalan mekanisme pertahanan tubuh - Lakukan program skrining bahaya
6 Palpitasi
Orientasi
14. Manutrisi lingkungan (mis. timbal)
8 15. Perubahan fungsi psikomotor
Frekuensi Edukasi :
16. Perubahan fungsi kognitif
pernapasan - Ajarkan individu, keluarga dan kelompok
9 risiko tinggi bahaya lingkungan
Frekuensi nadi KLINIS TERKAIT
KONDISI
1. Kejang
10 Tekanan darah
11 Diaforesis
12 Tremor
13 Pucat
2. Sinkop
3. Vertigo
4. Gangguan penglihatan
5. Gangguan pendengaran
6. Penyakit Parkinson
7. Hipotensi
8. Kelainan nervus vestibularis
9. Retardasi mental
5 Observasi :
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
ANSIETAS (mis. Kondisi, waktu, stresor)
- Identifikasi kemampuan mengambil
DEFINISI keputusan
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu - Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat nonverbal)
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu Terapeutik :
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
PENYEBAB kecemasan, jika memungkinkan
1. Krisis situasional - Pahami situasi yang membuat ansietas
2. Kebutuhan tidak terpenuhi dengarkan dengan penuh perhatian
3. Krisis maturasional - Gunakan pendekatan yang tenang dan
4. Ancaman terhadap konsep diri meyakinkan
5. Ancaman terhadap kematian - Tempatkan barang pribadi yang
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan memberikan kenyamanan
7. Disfungsi fungsi keluarga - Motivasi mengidentifikasi situasi yang
8. Hubungan orang tua anak tidak memuaskan memicu kecemasan
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi - Diskusikan perencanaan realistis tentang
sejak lahir) peristiwa yang akan datang
10. Penyalahgunaan zat Edukasi :
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, - Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
polutan, dan lain-lain) mungkin dialami
12. Kurang terpapar informasi - Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
GEJALA DAN TANDA MAYOR - Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
1. Subyektif pasien, jika perlu
2. Merasa bingung - Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
3. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang kompetitif sesuai kebutuhan
dihadapi - Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
4. Sulit berkomunikasi persepsi
5. Obyektif - Latih kegiatan pengalihan untuk
6. Tampak gelisah mengurangi ketegangan
7. Tampak tegang - Latih penggunaan mekanisme pertahanan
8. Sulit tidur diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
GEJALA DAN TANDA MINOR Kolaborasi :
c) Subyektif - Kolaborasi pemberian obat antlansietas,
- Mengeluh pusing jika perlu
- Anoreksia
- Palpitasi
- Merasa tidak
berdaya
d) Obyektif
- Frekuensi nafas
meningkat
- Frekuensi nadi
meningkat
- Tekanan darah
meningkat
- Diaforesis
- Tremor
- Muka tampak pucat
- Suara bergetar
- Kontak mata buruk
- Sering berkemih
- Berorientasi pada
masa lalu

KONDISI KLINIS TERKAIT

1. Penyakit kronis progresif (mis. kanker, penyakit


autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
DAFTAR PUSTAKA

Butcher, H.K, Dochterman, J.M & Wangner, C.M. (2016). Nursing Interventions
Clasification (NIC). Indonesia : CV. Mocomedia and is published by arrangements
with Elsevier Inc.

Dinarti, Aryani, R, Nurhaeni, H & Chairani, R. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta


: CV. Trans Info Media Dinas Kesehatan Kota Padang. (2013).

Laporan Tahunan Tahun 2013.Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

Laporan Ibu Hamil Anemia s.d Desember Per Kab/Kota Tahun 2016 Kemenkes RI.
(2014).

Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2014. Jakarta Kuruma & Suwati, E (2015).

Manuaba, I.B.G, Manuaba, I.A.C & Manuaba, I.B.G.R. (2007). Pengantar kuliah Obstetri.
Jakarta : ECG

Moorhead, S, Johnson, Maas, M.L, Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes lasification


(NOC). ISBNIndonesia : CV. Mocomedia and is published by arragement with
Elsevier Inc\

Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, S.(2010).Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika Putri,
F.M.S,

Saryono & Anggreni, M.D. (2013).Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kualitatif.


Yogyakarta : Nuha Medika

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta
Robson, S.

Elizabeth dan Waung. (2013).Patologi pada kehamilan. Jakarta : ECG Tarwono &
Wasnidar. (2007).Buku SakuAnemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info media
FORMAT PENGKAJIAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS

PENGKAJIAN PRENATAL
Nama mahasiwa: Dewi Intan Audina Tanggal Pengakajian:14 juli 2020
NIM :1601080452 Ruangan/ RS/ PKM :

DATA UMUM KLIEN DAN PASANGAN


1. Inisial klien : Ny. S
2. Usia : 22 Tahun
3. Status Perkawinan : Menikah
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Pendidikan Terakhir : SMA
7. Alamat : Bondowoso
8. Inisial Suami : Tn. A
9. Usia : 25 Tahun
10. Agama : Islam
11. Pekerjaan : Wiraswasta
12. Pendidikan Terakhir : SMA
13. Alamat : Bondowoso

Riwayat kesehatan sekarang :


Keluhan Saat dikaji : klien mengatakan mengeluh sulit tidur, pusing, badan terasa cepat
letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah, ibu
mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur
Riwayat Kesehatan Lalu : pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit
kurang darah sebelumnya dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan.
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit kurang darah sebelumnya dan tidak ada menderita penyakit
keturunan seperti hipertensi dan DM

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

Pengalaman menyusui: ya/ tidak Berapa lama: -


Jelaskan : Kehamilan pertama
Masalah saat menyusui: ada / tidak, kalau ada
Jelaskan : Kehamilan pertama
Riwayat Ginekologi :
Menarche : usia 13 tahun Disminore: sejak pertama kali menstruasi
Riwayat KB : Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sebelumnya
Riwayat kehamilan Saat ini
HPHT : 21 November 2019 Taksiran Persalinan : 28 agustus 2020

BB sebelum hamil : 45 kg BB saat Hamil : 56 kg TB : 157 cm


Berapa kali periksa hamil : 3x pemeriksaan
tempat periksa/ pemeriksaan : puskesmas

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status Obstetric: G1P1Ab0 Usia Kehamilan : 32 minggu
Keadaan umum : Baik dan terlihat lemah Kesadaran : composmentis
Tanda- tanda Vital
TD saat ini : 100/70 mmHg TD sebelum hamil : 110/90 mmHg
Nadi :102 x/ mnt Suhu : 36,5 ˚C Pernafasan : 23 x/mnt
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala Leher
Kepala : bentuk kepala simetris,
rambut bersih,
tidak ada
ketombe, tidak
ada rambut
rontok
Mata : bentuk simetris, konjungtiva non anemis
Hidung : simetris kiri kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : bibir tampak pucat, mukosa bibir lembab
Telinga : simetris kiri kanan, tidak ada keluar cairan dari telingga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan vena jugularis
Masalah Khusus :..................
2. Dada
Jantung : tidak ada suara tambahan, tidak ada pembesaran jantung
dan suara S1 S2 tunggal
Paru : tidak ada suara nafas tambahan
Payudara
 Puting susu : menonjol/ datar
 Areola : ya/ tidak
 Pengeluaran ASI

Masalah Khusus:.................................................................
3. Abdomen
a. uterus
Kontraksi : ya / tidak
 Leopold I : kepala/ bokong/ kosong
Tinggi Fundus Uteri : .....cm,
.......................................Taksiran Berat Janin
.......................................gram
 Leopold II : kanan: punggung/ bagian kecil/ bokong/kepala
: kiri : punggung/ bagian kecil/ bokong/
kepala
: denyut jantung janin.................x/menit
 Leopold III : kepala/ bookong/ kosong
 Leopold IV : bagian masuk PAP:

Pigementasi
o Linia nigra : tidak ada
o Strie gravidarum : tidak ada
b. Fungsi pencernaan : tidak ada masalah

4. Perineum dan genital


Vagina varises : ya/ tidak
Kebersihan : klien cukup bersih, menggati CD 2x/hari
Keputihan : ada
Jenis/ warna : putih
Konsistensi : kental
Bau :-
Hemoroid :- derajat : -
Lokasi :-
Berapa lama :- Nyeri: ya/ tidak
Masalah Khusus :...................................................................
5. Ekstremitas Ekstremitas Atas
Lingkar lengan Atas : cm
Edema : ya/tidak
Ekstremitas bawah
Edema : ya/tidak
Varises : ya/tidak
Reflek Patela : +/-, jika ada : +1/ +2 /+3
Masalah Khusus :.........................................
6. Eliminasi
 BAK
Frekuaensi : 3-4x/hari
Jumlah : tidak terkaji
Warna urine : kuning normal
Masalah khusus :.............................................................
 BAB
Frekuensi : 1-2x/hari
Konsistensi : padat
Jumlah : tidak terkaji
Konstipasi : tidak ada
Masalah Khusus :.................................................................
7. Istirahat dan kenyamanan
Kebiasaan tidur : lama 8 jam, frekuansi 2 kali
pola tidur saat ini. : baik, klien tidur malam tanpa tidur siang
Keluhan ketidaknyamanan: ya/ tidak
Alokasi: ........................, Sifat:.................,
Intensitas:.................................................
8. Mobilisasi dan latihan
Tingkat mobilisasi : cukup baik, namun klien sering merasa lelah jika
beraktivitas
Latihan/ senam : tidak ada
Masalah Khusus : ...........................................
9. Nutrisi dan cairan Asupan nutrisi
 Nafsu makan : baik/ kurang/ tidak ada
Jelaskan : klien tidak menyukai sayur-sayuran
Asupan cairan
 Cukup / kurang

Mual/ muntah: ya/ tidak Frekuaensi : kadang-kadang dan hanya mual saja
Masalah Khusus :
10. Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : klien merasa cemas dengan kondisinya saat ini
Penerimaan terhadap kehamilan : klien bahagia dengan kehamilannya
Masalah Khusus : ...................................................
11. Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan :..........................
12. Persiapan Persalinan : -
13. Persalinan : - :
14. Obat – obatan yang dipakai saat ini : Sangobion dan Vit C
Hasil Pemeriksaan Penunjang :
Data Laboratorium Darah : Hb : 10,8 gr%
FORMAT ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah keperawatan
DS : klien mengatakan Resiko Infeksi

DO ;
Vagina kemerahan

DS : klien mengatakan khawatir Ansietas


terhadap penyakit yang diderita,
sulit tidur

DO :
Tampak gelisah,cemas,tegang,
muka tampak pucat

DS: klien mengatakan tidak Gangguan rasa nyaman


nyaman dengan rasa gatal yang
muncul, dan cairan serta bau yang
muncul

DO : Gelisah

Diagnosa keperawatan
(Berdasarkan Prioritas)

Nama pasien : Ny.N


Diagnosa : Flour Albus
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal teratasi Tanda Tangan
Muncul
1 12 Juli 2020 Resiko Infeksi
2 12 Juli 2020 Ansietas
3 12 Juli 2020 Gangguan rasa nyama

Anda mungkin juga menyukai