Disusun Oleh :
Euis Ulfa Mayasari
211120089
3B
Informasi
inadekuat Defisiensi energi Oedema pulmonal
↓ sel ↓
Ansietas ↓ Ekspansi paru
↓ Intoleransi turun
Stress ulser Aktivitas ↓
↓ Retensi CO2
HCL meningkat ↓
↓ Asidosis
Mual muntah Respiratok
↓ ↓
Defisit Nutrisi Gangguan
Pertukaran Gas
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut (Suyono,2008) adalah sebagai berikut;
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas akibat dari perikarditis, efusi perikardiak
dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan
edema
b. Gangguan pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein
dalam usus,perdarahan pada saluran gastrointestinal,ulserasi dan perdarahan
mulut, nafas bau amoniak
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg syndrom (pegal pada kaki), burning feet syndro(rasa kesemutan dan
terbakar pada telapak kaki,tremor, miopati
e. Gangguan integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia, dan kekuning-kuningan, gatalgatal akibat
toksik, kuku tipis dan rapuh
f. Gangguan endokrin
Gangguan seksual, libido, fertilitasdan ereksi menurun, gangguan menstruasi
dan aminore
g. Gangguan elektrolitdan keseimbangan asam basa
Biasanya retensi garam dan air, tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
dehidrasi, asidosis dan hiperkalemia
h. Sistem hematologi
Anemia yang disebabkan berkurangnya produksi eritropoetin, dapat juga terjadi
gangguan trombosis dan trombositopenia
5. Klasifikasi
Pengukuran fungsi ginjal terbaik adalah dengan mengukur Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG). Melihat nilai laju filtrasi glomerulus ( LFG ) baik secara langsung atau
melalui perhitungan berdasarkan nilai pengukuran kreatinin, jenis kelamin dan
umur seseorang. Pengukuran LFG tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi
hasil estimasinya dapat dinilai melalui bersihan ginjal dari suatu penanda filtrasi.
Salah satu penanda tersebut yang sering digunakan dalam praktik klinis adalah
kreatinin serum. Ada 5 tingkatkan gagal ginjal kronis antara lain :
a. Stage 1 : Kerusakan ginjal (ditemukannya protein dalam urin) dengan GFR
normal
b. Stage 2 : Kerusakan ginjal dan adanya penurunan GFR yang sedikit
c. Stage 3 : Kerusakan ginjal dan adanya penurunan GFR yang moderat
d. Stage 4 : Kerusakan ginjal dan adanya penurunan GFR yang parah
e. Stage 5 : Gagal ginjal terminal .
72 ꓫ serum kreatinin
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien Chronic Kidney Disease
(CKD), antara lain (Monika, 2019):
a. Hematologi
1) Hemoglobin: HB kurang dari 7-8 g/dl
2) Hematokrit: Biasanya menurun
3) Eritrosit
4) Leukosit
5) Trombosit
b. LFT (Liver Fungsi Test)
c. Elektrolit (Klorida, kalium, kalsium)
1) AGD : penurunan asidosis metabolik (kurang dari 7 : 2) terjadi karena
kehilangan kemampuan ginjal untuk mengekskresikan hidrogen dan
ammonia atau hasil akhir.
2) Kalium : peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai dengan
perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan hemolysis.
d. Urine rutin
1) Urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
2) Volume : kurang dari 400ml/jam, oliguri, anuria
3) Warna : secara abnormal urine keruh, disebabkan bakteri, partikel, koloid
dan fosfat.
4) Sedimen : kotor, kecoklatan menunjukan adanya darah, Hb, mioglobin,
porfirin.
5) Berat jenis : kurang dari 1.015 (menetap pada 1,015) menunjukkan
kerusakan ginjal berat.
e. EKG EKG : mungkin abnormal untuk menunjukkan keseimbangan elektrolit
dan asam basa.
f. Endoskopi ginjal : dilakukan secara endoskopik untuk menentukkan pelvis
ginjal, pengangkatan tumor selektif.
g. USG abdominal
h. CT scan abdominal
i. Renogram RPG (Retio Pielografi) katabolisme protein bikarbonat menurun
PC02 menurun Untuk menunjukkan abnormalis pelvis ginjal dan ureter.
7. Penatalaksanaan klinik
Pengkajian klinik menentukan jenis penyakit ginjal, adanya penyakit penyerta,
derajat penurunan fungsi ginjal, komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal, factor
resiko untuk penurunan fungsi ginjal, dan factor risiko untuk penyakit
kardiovaskular. Penatalaksanaan menurut (Huda, 2016) yaitu:
a. Terapi penyakit ginjal
b. Pengobatan penyakit penyerta
c. Penghambatan penurunan fungsi ginjal
d. Pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular
e. Pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal
f. Terapi pengganti ginjal dengan dialysis atau transplantasi jika timbul gejala dan
tanda uremia
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit gagal ginjal kronis adalah
(Prabowo, 2014)) :
a. Penyakit Tulang.
Penurunan kadar kalsium secara langsung akan mengakibatkan
dekalsifikasimatriks tulang, sehingga tulang akan menjadi rapuh dan jika
berlangsung lama akan menyebabkan fraktur pathologis.
b. Penyakit Kardiovaskuler.
Ginjal sebagai kontrol sirkulasi sistemik akan berdampak secara sistemik
berupa hipertensi, kelainan lifid, intoleransi glukosa, dan kelainan
hemodinamik (sering terjadi hipertrofi ventrikel kiri).
c. Anemia.
Selain berfungsi dalam sirkulasi, ginjal juga berfungsi dalam rangkaian
hormonal (endokrin). Sekresi eritropoeitin yang mengalami defiensi di ginjal
akan mengakibatkan penurunan hemoglobin.
d. Disfungsi seksual.
Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, maka libido sering mengalami
penurunan dan terjadi impoten pada pria. Pada wanita dapat terjadi
hiperprolaktinemia.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan fase pertama dalam proses keperawatan. Data yang
dikumpulkan dalam pengkajian antara lain :
a. Identitas
1) Identitas Klien
Identitas klien meliputi Nama, usia, alamat, jenis kelamin, pendidikan,
agama, suku bangsa, ruang rawat, tanggal dirawat, tanggal dikaji, No RM
dan diagnose medis.
2) Identitas Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab meliputi nama, Pendidikan,umur,pekerjaandan
hubungan dengan klien.
b. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala saat awal dilakukan pengkajian yang
menyebabkan pasien berobat (Hidayat, 2021). Keluhan berupa urine output
menurun (oliguria) sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena
komplikasi pada sistem sirkulasi-ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, fatigue,
napas berbau urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan zat
sisa metabolisme/toksik dalam tubuh karena ginjal mengalami kegagalan
filtrasi.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas akibat dari perikarditis, efusi
perikardiak dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama
jantung dan edema
2) Gangguan pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
3) Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein
dalam usus,perdarahan pada saluran gastrointestinal,ulserasi dan
perdarahan mulut, nafas bau amoniak
4) Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg syndrom (pegal pada kaki), burning feet syndro(rasa kesemutan
dan terbakar pada telapak kaki,tremor, miopati
5) Gangguan integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia, dan kekuning-kuningan, gatalgatal
akibat toksik, kuku tipis dan rapuh
6) Gangguan endokrin
Gangguan seksual, libido, fertilitasdan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore
7) Gangguan elektrolitdan keseimbangan asam basa
Biasanya retensi garam dan air, tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium
dan dehidrasi, asidosis dan hiperkalemia
8) Sistem hematologi
Anemia yang disebabkan berkurangnya produksi eritropoetin, dapat juga
terjadi gangguan trombosis dan trombositopenia
d. Riwayat Kesehatan dahulu
Pada pasien CKD biasanya terdapat Penyakit pada saringan
(glomerulonephritis), infeksi kronis (pyelonefritis, ureteritis), batu ginjal
(nefrolitiasis), Trauma langsung pada ginjal, keganasan pada ginjal, penyakit
sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi), infeksi di badan (TBC
paru, sifilis, malaria, hepatitis) dan kehilangan banyak cairan yang mendadak
(luka bakar).
e. Riwayat Kesehatan keluarga
CKD bukan penyakit menular atau menurun, sehingga silsilah keluarga tidak
terlalu berdampak pada penyakit ini. Namun pencetus sekunder seperti DM dan
hipertensi memiliki pengaruh terhadap penyakit gagal ginjal kronik, karena
penyakit tersebut bersifat herediter.
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik menurut (Muttaqin & Sari, 2014) pada pasien Chronic
Kidney Disease (CKD), sebagai berikut:
1) Pemeriksaan TTV
a. Tekanan darah
Pada pasien CKD tekanan darah cenderung mengalami peningkatan dari
hipertensi ringan hingga berat.
b. Nadi
Pada pasien CKD biasanya teraba kuat dan jika disertai dengan disritmia
jantung nadi akan teraba lemah halus.
c. Suhu
Pada pasien CKD biasanya suhu akan mengalami peningkatan karena
adanya sepsis atau dehidrasi sehingga terjadi demam.
d. Frekuensi pernapasan
Pada pasien CKD akan cenderung meningkat karena terjadi takipnea
dan dispnea.
e. Keadaan umum
Pada pasien CKD cenderung lemah dan nampak sakit berat sedangkan
untuk tingkat kesadaran menurun karena sistem saraf pusat yang
terpengaruhi sesuai dengan tingkat uremia yang mempengaruhi
2) Sistem Pernafasan (Braething)
Klien bernafas dengan bau urine, sering didapat pada fase ini. Pola nafas
cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan
karbondioksida yang menumpuk di sirkulasi.
3) Sistem Kardiovaskuler (Blood)
Didapat tanda dan gejala gagal jantung kongestif. Tekanan darah meningkat,
akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada dan sesak nafas. Gangguan
irama jantung, edema penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan
curah jantung akibat hiperkalemi. Pada hematologi sering didapat adanya
anemia. Anemia sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin
4) Sistem Persarafan (Brain)
Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, difungsi serebral, seperti
perubahan proses pikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya
kejang, kram otot, dan nyeri otot.
5) Sistem Perkemihan (Bladder)
Penurunan pengeluaran urine < 400 ml/hari, sampai anuri, terjadi penurunan
libido berat.
6) Sistem Pencernaan (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, bau mulut amonia,
peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sering
didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.
7) Sistem Muskuloskeletal (Bone)
Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki.
Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum dari anemia.
g. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan
protein dan immunoglobulin)
b) Pemeriksaan Urin
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM,
keton.
2) Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,
dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia).
3) Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, anatomi kandung kemih serta prostate.
4) Pemeriksaan Radiologi
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal
Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan
rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen.
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
2 Perfusi perifer tidak efektif Perfusi perifer meningkat, Perawatan sirkulasi Observasi :
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : (I. 02079) a. Untuk mengetahui
penurunan konsentrasi a. Denyut nadi perifer sirkulasi perifer
hemoglobin meningkat Observasi : b. Untuk mengetahui
b. Warna kulit pucat a. Periksa sirkulasi perifer adanya risiko
menurun b. Identifikasi faktor risiko
c. Edema perifer menurun c. Monitor panas, kemerahan c. Untuk mengetahui
d. Nyeri ekstremitas atau bengkak pada kondisi siekulasi
menurun ektremitas perifer yang dilakukan
e. Kram otot menurun
f. Akral membaik Terapeutik : Terapeutik :
a. Hindari pemasangan infus a. Agar tidak ada
(L. 02011) dan pengmbilan darah si komplikasi yang
area keterbatasan perifer terjadi
b. Lakukan pencegahan b. Untuk menjaga
infeksi kebersihan dan
c. Lakukan perawatan kaki mencegah terjadinya
dan kuku infeksi
c. Untuk mengetahui
Edukasi : sirkulasi perifer bgus
a. Anjurkan berhenti atau tidak
merokok
b. Anjurkan olahraga rutin Edukasi :
c. Anjurkan inum obat a. Untuk mencegah
pengontrol tekanan darah terjadinya komplikasi
secara teratur pada sirkulasi perifer
d. Anjurkan melakukan b. Untuk menjaga
perawatan kulit yang tepat sirkulasi perifer agar
tetap stabil
c. Untuk menjaga dari
ketidakefektifan
perfusi perifer
d. Untuk mencegah
terjadinya infeksi
3 Gangguan integritas Integritas kulit dan jaringan Perawatan integritas kulit Observasi :
kulit/jaringan berhubungan meningkat, dengan kriteria (I 11353) a. Untuk mengetahui
dengan hasil : terjadiya kerusakan
kekurangan/kelenihan a. Kerusakan jaringan Observasi : jaringan/ kulit
volume cairan menurun a. Identifikasi penyebab
b. Kerusakan lapisan kulit gangguan integritas kulit/ Terapeutik :
menurun jaringan a. Untuk menghindari
c. Perdarahan menurun adanya kemerahan dan
d. Kemerahan menurun Terapeutik: lecet pada kulit
a. Ubah posisi tiap 2 jam b. Untuk mencegah
(L.14125) tirah baring terjadinya kerusakan
kulit
b. Hindari produk berbahan Edukasi :
dasar alcohol pada kulit a. Agar tidak kering
kering b. Agar tidak terjadi
dehidrasi
Edukasi : c. Agar tidak terjadi
a. Anjurkan menggunakan penurunan BB
pelembab d. Agar terjaga
b. Anjurkan minum air yang kebersihannya
cukup
c. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
d. Anjurkan mandi dan
menggunakan saun
secukupnya
4 Gangguan eliminasi urin eliminasi urin membaik, Manajemen eliminsi urine Observasi :
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : (I 04152) a. untuk mengetahui
penurunan kapasitas a. Desakan berkemih tanda gejala retensi
kandung kemih menurun Observasi : urine
b. distensi kandung kemih a. identifikasi tanda gejala b. untuk mengetahui
menurun retensi atau inkontinensia output urine
c. enuresis menurun urine
b. monitor eliminasi urin Terapeutik :
(L.04034) a. untuk mengetahui
Terapeutik : berapa kali berkemih
a. catat waktu kapan dalam satu hari
berkemih b. untuk mencegah
b. batasi asupan cairan, jika terjadinya BAK secara
perlu terus – menerus
c. ambil sample urine c. untuk mengetahui hasil
pemeriksaan sample
Edukasi : urin
a. jelaskan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih Edukasi :
b. jelaskan cara mengukur a. Untuk mengetahui
asupan cairan dan tanda gejala dari
keluarnya urine infeksi saluran kemih
c. anjurkan minum yang b. Agar tetap menjaga
cukup keseimbanagn input
dan ouput urine
c. Untuk mencegah
terjadinya ehidrasi
5 Defisit nutrisi berhubungan Status nutrisi membaik, Manajemen nutrisi (I 03119) Observasi :
dengan kemampuan dengan kriteria hasil : a. Untuk mengetahui
menelan makanan a. Serum albumin meningkat Observasi : makanan yang masuk
b. Perasaan cepat kenyang a. Identifikasi status nutrisi b. Untuk mengetahui
menurun b. Identifikasi alergi dan adanya alergi pada
c. Nyeri abdomen menurun intoleransi makanan makanan
d. Nafsu makan membaik c. Monitor hasil pemeriksaan c. Untuk mengetahui
laboratorium hasil pemeriksaan
(L. 03030) laboratorium
Terapeutik :
a. Lakukan oral hygiene Terapeutik :
sebelum makan a. Untuk meningkatkan
b. Fasilitasi menentukan nafsu makan pasien
pedoman diet b. Untuk memberikan
diet sesuai kebutuhan
Edukasi : pasien
a. Anjurkan posisi duduk
b. Anjurkan diet yang di Eukasi :
programkan a. Untuk memberikan
kenyamanan ketika
Kolaborasi : makan
Kolaborasi pemberian b. Untuk menjaga diet
medikasi sebelum makan yang dibutuhkan
Kolabirasi :
untuk meningkatkan nafsu
makan pasien
6 Intoleransi aktivitas Toleransi aktifitas meningkat, Terapi aktivitas (I 05186) Observasi :
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : a. Untuk mengetahui
ketidakseimbangan antara a. Keluhan Lelah menurun Observasi : aktifitas yang
suplai darah dan kebutuhan b. Dispnea setelah a. Identidfikasi deficit tingkat dilakukan klien
oksigen melakukan aktivitas aktivitas b. Untuk menentukan
menurun b. Identifikasi kemampuan jadwal aktivitas klien
c. Perasaan lemah menurun aktivitas dalam waktu c. Untuk mengetahui
d. Tekanan darah membaik tertentu respons klien
c. Monitor respons
(L.05047) emosional, fisik dan Terapeutik :
spiritual terhadap aktivitas a. Untuk melatih aktivitas
yang akan dilakukan
Terapeutik : klien
a. Fasilitasi focus pada b. Untuk Latihan bersmaa
kemampuan klien
b. Sepakati komitmen untuk c. Untuk melakukan
meningkatkan frekuensi aktivitas yang dipilih
dan rentang aktivitas oleh klien
c. Fasilitasi mana yang dipilih d. Aar keluarga faham
d. Libatkan keluarga dalam apa yang dilakukan
beraktivitas pasien
e. Jadwalkan aktivitas dalam e. Untuk menjadwalkan
rutinitas sehari – hari aktivitas yang
dilakukan ke dalam
Edukasi : jawal rutinitas
a. Jelaskan metode aktivitas
fisik sehari – hari Edukasi :
b. Ajarkan cara melakukan a. Untuk memberikan
aktivitas yang dipilih penjelasan tentang
c. Anjurkan melakukan aktivitas yang harus
aktivitas fisik dilakukan
b. Untuk memberikan
Kolaborasi : klien pemahaman
Kolaborasi dengan terapis mengenai aktivitas
yang akan dilakukan
c. Agar klien dapat
terbiasa melakukan
aktivitas fisik
Kolaborasi :
Agar klien dapat
melakukannya tiap hari
7 Ansietas berhubungan Tingkat ansietas menurun, Terapi relaksasi Observasi :
dengan krisis situasional dengan kriteria hasil : (I 09326) a. Untuk melakukan
a. Verbalisasi kebingungan terapi relaksasi
menurun Observasi : b. Agar pasien dapat
b. Keluhan pusing menurun a. Identifikasi terapi relaksasi mengontrol rasa cemas
c. Konsentrasi membaik yang efektif nya
d. TD membaik b. Monitor rspons terhadap
e. Pola berkemih membaik terapi relaksasi Terapeutik :
a. Untuk memberikan
(L.09093) Terapeutik : kenyaman pada klien
a. Ciptakan lingkungan dalam melakukan
tenang dan tanpa relaksasi
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu b. Untuk memberikan
tenang dan nyaman kenyamanan pada
b. Gunakan pakaian longgar klien
Edukasi : Edukasi :
a. Jelaskan tujuan, manfaat, a. Agar klien mengerti
Batasan dan jenis relaksasi tujuan dan manfaat
b. Jelaskan intervensi dari Teknik relaksasi
relaksasi yang dipilih b. Teknik relaksasi nafas
c. Anjurkan posisi nyaman dalam dianjurkan
d. Anjurkan rileks untuk klien jika klien
e. Anjurkan sering sedang merasakan
mengulangi atau melatih cemas berlebihan
Teknik relaksasi c. Untuk memberikan
kenyamanan paada
klien
d. Agar klien terbiasa dan
dapat melakukannya
sehrai – hari
8 Risiko infeksi dibuktikan Tingkat infeksi menurun, Pencegahan Infeksi Observasi :
dengan malnutrisi dengan kriteria hasil : (I.14539)
a. Kebersihan tangan Untuk mengetahui tanda
meningkat Observasi : gejala infeksi local dan
b. Nyeri menurun Monitor tanda dan gejala sistemik
infeksi local dan sistematik
(L.14137) Terapeutik : Terapeutik :
a. Meminimalkan a. Untuk menvegah
penyebaran infeksi terjadinya infeksi
b. Batasi jumlah pengunjung b. Untuk mencegah
c. Berikan perawatan luka terjadinya infeksi
pada area edema c. Untuk memberikan
d. Pertahankan Teknik perawatan luka
aseptic pada pasien dan d. Untuk
lingkungan pasien mencegahinfeksi
Edukasi : Edukasi :
a. Jelaskan tanda dan gejala a. Agar klien faham
infeksi dengan tanda gejala
b. Ajarkan mencuci tangan infeksi
yang benar b. Agar mencegah
terjadinya infeksi
c. Ajarkan memeriksa c. Agar klien mengetahui
kondisi luka atau luka kondisi luka yang
operasi dialami
d. Anjurkan meningkatkan d. Agar kebutuhan makan
asupan nutrisi klien tercukupi
AFTAR PUSTAKA
Martin, M. (2020). Konsep Chronic Kidney Disease. Malang: https://repository.ump.ac.id/.