Disusun Oleh :
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Periode neonatus adalah empat minggu pertama kehidupan bayi,
baik bayi dilahirkan cukup bulan atau lahir prematur. Ini adalah masa
perubahan dan perkembangan yang cepat di mana pola untuk masa bayi,
seperti pemberian makan dan ikatan, dikembangkan. Juga merupakan
periode ketika ada risiko paling besar untuk komplikasi pasca-kelahiran
atau ketika cacat lahir atau kondisi bawaan pertama kali dapat dideteksi.
Masa neonatus termasuk masa perinatal, yaitu masa awal setelah kelahiran
(Rachael, 2021).
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan BB lahir 2500 gr sampai 4000 gr (Fatmawati,
2020).
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. Bayi baru lahir memerlukan penyesuain
fisiologi berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan
intrauteri ke kehidupan ekstraurine) dan tolerasi bayi baru lahir untuk
dapat hidup dengan baik. (Herman, 2020).
2. Penyebab / Factor Predisposisi
a. His (Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
3. Pohon Masalah Fisiologis Bayi Baru Lahir
1. Pencegahan infeksi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
APGAR 0 1 2
Appearance Biru/pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna tubuh) seluruh tubuh ektremitas biru kemerahan
Pulse rate Tida terdeteksi < 100 x/menit >100 x/menit
(denyut jantung)
Grimace (respon Tidak merespon Gerakan sedikit Gerakan
otot) Ekstremitas
Respiration Tidak ada Menangis Menangis kuat
(pernapasan) lemah/merintih
Masing – masing aspek fisik pada bayi tersebut akan
diperiksa oleh dokter atau bidan dengan pemberian nilai dan
hasil penilaian sebagai berikut:
a. Appearance (warna tubuh)
e. Respiration (pernapasan)
a. Evaporasi
- Ikat puntung tali pusat dengan jarak sekitar 1cm dari dinding
perut bayi (pusat). Gunakan benang atau klem plastic penjepit
tali pusat DTT atau steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul
mati atau kuncikan penjepit plastic tali pusat.
- Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan
benang disekeliling putung tali pusat dan ikat untuk kedua
kalinya dengan simpul mati dibagian yang berlawanan.
- Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan di dalam
larutan klorin 0,5 %.
- Selimuti kembeli tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan
kering.
6. Perawatan Mata
7. Pemberian ASI
Pada masa laktasi menurut Pinem, 2009, terdapat refleks pada ibu
dan refleks pada bayi. Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
a) Refleks prolactin
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke
arah sentuhan, membuka mulutnya dan beru-saha untuk
mencari puting untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung
mengangkap puting dan areola.
b) Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum
durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi
menekan areola, lidah dan langit – langit sehingga menekan
sinus laktiferus yang berada dibawah areola. Kemudian terjadi
gerakan peristaltik yang mengeluarkan ASI dari payudara
masuk ke dalam mulut bayi.
c) Refleks menelan (swallowing reflex)
a) Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis adalah kuning pada bayi yang timbul pada hari
kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologik,
kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau
mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan tidak menyebabkan
suatu morbiditas pada bayi. Ikterus ini biasanya akan menghilang
pada akhir minggu pertama atau 10 hari pertama.
b) Ikterus patologis
Yaitu ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
billirubinnya mencapai suatu nilai yang di sebut
hiperbillirubinemia.
Penentuan kadar bilirubin atau penghitungan nilai ikterik dapat
dilakukan dengan metode Kramer. Kramer menyebutkan
timbulnya ikterus ialah menurut aturan tertentu yaitu
sefalokaudal.
Interpretasi kadar bilirubin menurut Kramer:
1) Daerah 1 ikterus pada kepala dan leher = 5 mg%
2) Daerah 2 ikatan pada derah 1 + badan bagian atas
= 9 mg%
3) Daerah 3 ikterus pada daerah 1 + 2+ bagian bawah dan
tungkai = 11 mg%
4) Daerah 4 ikterus pada daerah 1+2+3+lenagn dan kaki
bawah lutut.
5) Daearh 5 icterus pada daerah 1+2+3+4+ tangan dan
kaki = 16 mg%
Penangan ikterus menurut kadar billirubinnya:
Terapi Oksigen
(I.01026)
Definisi
Memberikan tambahan
oksigen untuk mencegah
dan mengatasi kondisi
kekurangan oksigen
jaringan
Tindakan
Observasi:
Monitor kecepatan
aliran oksigen
Monitor alat terapi
oksigen
Monitor aliran
oksigen secara
periodic dan pastikan
fraksi yang diberikan
cukup
Monitor efektifitas
terapi oksigen (mis.
Oksimetri, AGD,),
jika perlu
Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
Monitor tanda dan
gejala toksikasi
oksigen dan
atelectasis
Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
Monitor integritas
mukos hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik:
Bersihkan secret pada
mulut hidung dan
trakea, jika perlu
Pertahankan
kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen
saat pasien
ditransportasi
Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi:
Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi:
Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
Kolaborasi
penggunaan dosis
oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
- Edukasi
Pemantauan respirasi
(I.01014)
Definisi
Mengumpulkan dan
menganalisi dan untuk
memastikan kepatenan
jalan napas dan
keefektifan pertukaran
gas
Tindakan
Observasi:
Monitor frekuensi,
irama, kedalam dan
upaya napas
Monitor kemampuan
batuk efektif
Monitor adanya
produksi sputum
Monitor adanya
sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Monitor pola napas
Monitor saturasi
oksigen
Monitor AGD
Monitor x-ray thoraks
Terapeutik:
Atur internal
pemantau respirasi
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan.
Pencegahan aspirasi
(I.01018)
Definisi
Mengidentifikasi dan
menguramgi resiko
masuknya partikel
makanan/cairan kedalam
paru
Tindakan
Observasi
Monitor tingkat
kesadaran, batuk,
muntah, dan
kemampuan menelan.
Monitor status
pernapasan
Monitor bunyi napas,
terutama setelah
makan/minum
Periksa residu gaster
sebelum meberi
asupan oral
Periksa kepatenan
selang nasogastrik
sebelum memberi
asupan oral.
Terapeutik
Posisikan semi fowler
(30-40 derajat) 30
menit sebelum
memberi asupan oral.
Pertahankan posisi
semi fowler (30-45
derajat) pada pasien
tidak sadar.
Pertahankan
kepatenan jalan napas.
Pertahankan
pengemabangan balon
endotracheal tube
(ETT).
Lakukan penghisapan
jalan napas , jika
produksi secret
meningkat.
Sediakan suction di
ruangan
Hindari memberi
makan melalui selang
gastrointestinal, jika
residu banyak.
Beriakan makanan
dengan ukuran kecil
atau lunak.
Berikan obat oral
dalam bentuk cair
Edukasi
Anjurkan makan
secara perlahan
Ajarkan rencana
mencegah asirasi.
Ajarkan teknik
mengunyah atau
menelan, jika perlu.
Risiko Setelah diberikan asuhan Manajemen hipotermia
Hipotermia keperawatan selama … Mengidentifikasi dan
(D.0140) x...jam diharapkan mengelola suhu tubuh di
Definisi termoregulasi membaik bawah rentang normal
Berisiko mengalami dengan kriteria hasil: Tindakan
kegagalan Termoregulasi Observasi
termoregulasi yang (L.14134) Monitor suhu tubuh
dapat Menggigil menurun Identifikasi penyebab
mengakibatkan suhu (5) hipotermia (mis.
tubuh berada di Akrosianosis Terpapar suhu
bawah rentang menurun (5) lingkungan rendah,
normal Piloereksi menurun pakaian tipis,
Penyebab (5) kerusakan
- Bayi Baru Lahir Konsumsi oksigen hipotalamus,
menurun (5) penurunan laju
Kutis memorata metabolism,
menurun (5) kekurangan lemak
Dasar kuku sianotik subkutan)
menurun (5) Monitor tanda dan
Suhu tubuh gejala akibat
meningkat (5) hipotermia
Regulasi Temperature
(I.14578)
Definisi
Mempertahankan suhu
tubuh dalam rentang
normal.
Observasi
Monitor suhu bayi
sampai stabil (36,50C-
37,50C)
Monitor suhu tubuh
anak setiap dua jam,
jika perlu
Monitor tekanan
darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
Monitor warna dan
suhu kulit
Monitor dan catat
tanda dan gejala
hipotermia atau
hipertermia
Terapeutik
Pasang alat pantau
suhu kontinu, jika
perlu
Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi
yang adekuat
Bedong bayi segera
setelah lahir untuk
mencegah kehilangan
panas
Masukkan bayi BBLR
ke dalam plastic
segera setelah lahir
(mis. Bahan
polyethylene,
polyurethane)
Gunakan topi bayi
untuk mencegah
kehilangan panas
pada bayi baru lahir
Tempatkan bayi baru
lahir di bawah radiant
warmer
Pertahankan
kelembaban incubator
50% atau lebih untuk
mengurangi
kehilangan panas
karena prosesi
evaporasi
Atur suhu incubator
sesuai kebutuhan
Hangatkan terlebih
dahulu bahan-bahan
yang kntak dengan
bayi (mis. Selimut,
kain, bedongan,
stetoskop)
Hindari meletakkan
bayi di dekat
jendelaterbuka atau di
area aliran pendingin
ruangan atau kipas
angina
Gunakan matras
penghangat, selimut
hangat, dan
penghangat ruangan
untuk menaikkan
suhu tubuh, jika perlu
Gunakan kasur
pendingin, water
circulating blanket,
ice pack atau gel pad
dan intravascular
cooling
catheterization untuk
menurunkan suhu
tubuh
Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
Jelaskan cara
pencegahan heat
exhaustion dan heat
stroke
Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
karena terpapar udara
dingin
Demonstrasikan
teknik perawatan
metode kangguru
(PMK) untuk bayi
BBLR
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu
Risiko Ikterik Setelah dilakukan Perawatan Bayi
Neonates (D.0035) intervensi selama … x … (I.10338)
Definisi jam maka Integrasi Kulit Definisi
Beresiko mengalami dan Jaringan meningkat, Mengidentifikasi dan
kulit dan membrane dengan kriteria hasil: merawat kesehatn bayi.
mukosa neonates Integritas Kulit dan Observasi
menguning setelah 24 Jaringan (L.14125) Monitor tanda –tanda
jam kelahiran akibat Elastisitas meningkat vital bayi ( terutama
bilirubin tidak (5) suhu 36,5⸰C -37,5 ⸰C)
terkonjugasi masuk ke Hidrasi meningkat Terapeutik
dalam sirkulasi. (5) Mandikan bayi
Penyebab Perfusi jaringan dengan suhu ruangan
Penurunan berat meningkat (5) 21-24 ⸰C
badan abnormal Kerusakan jaringan Mandikan bayi
(>7-8%) pada menurun (5) dalam waktu 5-10
bayi baru lahir Kerusakan lapisan menit dan 2 kali
yang menyusu kulit menurun (5) dalam sehari
ASI, >15% pada Nyeri menurun (5) Rawat tali pusat
bayi cukup bulan) secata terbuka ( tali
Perdarahan menurun
Pola makan tidak pusat tidak di
(5)
diteteapkan bungkus apapun)
Kemerahan menurun
dengan baik Bersihkan pangkal
(5)
Kesulitan tali pusat dengan lidi
Hematoma menurun
tranmisi ke kapas yang telah
(5)
kehidupan ekstra diberi air matang
Pigmentasi abnormal
uterin Kenakan popok bayi
menurun (5)
Usia kurang dari di bawah umbilikus
Jaringan parut
7 hari jika tali pusat belum
menurun (5)
Keterlambatan
pengeluaran feses Nekrosis menurun (5) terlepas
(meconium) Abrasi kornea Lakukan pemijatan
menurun (5) bayi
Suhu kulit membaik Ganti popok bayi
(5) jika basah
Sensasi membaik (5) Kenakan pakaian
Tekstur membaik (5) bayi dalam balutan
Perawatan Neonatus
(I.03132)
Definisi
Mengidentifikasi dan
merawat bayi setelah
lahir sampai usia 28 hari
Tindakan
Observasi
Identifikasi kondisi
awal bayi setelah
lahir misalnya
kecukupan bulan, air
ketuban jernih atau
bercampur
meconium, menangis
spontan, tonus otot
Monitor tanda vital
bayi ( terutama suhu)
Terapeutik
Lakukan inisiasi
menyusui dini (IMD)
segera setelah bayi
lahir
Berikan vitamin K
1mg intramuskuler
untuk mencegah
pendarahan
Mendikan selama 5-
10 menit, minimal 1
kali sehari
Mandikan dengan air
hangat (36-37 derajat
celcius)
Gunakan sabun yang
mengandung
provitamin B5
Oleskan baby oil
untuk
mempertahankan
kelembapan kulit
Rawat tali pusat
secara terbuka ( tidak
dibungkus)
Bersihkan tali pusat
dengan air steril atau
air matang
Kenakan pakaian
dari bahan katun
Selimuti untuk
mempertahankan
kehangatan dan
mencegah hipotermia
Ganti popok segera
jika basah
Edukasi
Anjurkan tidak
membubuhi apapun
pada tali pusat
Anjurkan ibu
menyusui bayi setiap
2 jam
Anjurkan
menyendawakan
bayi setelah di susui
Anjurkan ibu
mencuci tangan
sebelum menyentuh
bayi
Pencegahan Infeksi
(I.14539)
Definisi
Mengidentifikai dan
menurunkan resiko
terserang organisme
patogenik.
Tindakan
Observasi
Monitor tanda dan
gejalainfeksilokal dan
sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah
pengunjung
Berikan perawatan
kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
Pertahankan Teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
1. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat
kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
(Dinarti dan Mulyanti, 2017).
2. Evaluasi keperawatan
Dokumentasi pada tahap evaluasi adalah membandingkan secara
sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan dengan kenyataan yang ada pada klien, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain (Dinarti dan Mulyanti,
2017).
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan
tersebut efektif dalam pelaksanaannya. Untuk pencatatan asuhan dapat
diterapkan dalam bentuk SOAP.
S : Data Subyektif
Data ini diperoleh melalui anamnesa.
O : Data Obyektif
Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung lainnya.
A : Analisis
Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan.
P : Penatalaksanaan
Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
1 ed. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. Tersedia pada: http://www.inna-ppni.or.id.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia. 1
ed. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. Tersedia pada: http://www.inna-ppni.or.id.
WHO (2019) Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Diedit oleh P.
. Karyuni dan E.Meiliya. Jakarta: EGC.
LEMBAR PENGESAHAN
Denpasar,……………..2021
Mengetahui,
Nama Pembimbing Nama Mahasiswa