Anda di halaman 1dari 21

KEGAWATDARURATAN CARDIOPULMONAL

”MANAGEMEN KEGAWATAN PADA HEMOTHORAX”


Dosen Pembimbing:
Ns. Frana Andrianur, S. Kep, M. Kep
DISUSUN OLEH:  
KELOMPOK II

• FITRIANA ENDAH

• JULIANA HERNISAH

• HERVINA BARRANG

• JUPRIADI

• INDARTIK

• KELTYWANASARI

• IRMA HUSEN

• LILIK DAIYAH

• ISWI SANDRA

• LILIK KURNIAWATI
PENDAHULUAN

• Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka penderita hematothorax selama


10 tahun terakhir ini mengalami peningkatan, dari 177 juta penduduk dunia yang
menderita Hematothorak, sekitar 76% diantaranya berada di negara berkembang, dan 62
% disebabkan karena trauma. Pada tahun 2006 penduduk Amerika Serikat yang menderita
hematothorax sebanyak 7,8 juta orang. Di Asia, prevalensi penduduk Cina, angka
penderita hematothorax sebanyak 1,5%, di hongkong 4,3% dan untuk Cina Singapura
sebanyak 6,2%. Pada tahun 2000 penderita hematothorax di Indonesia mencapai 1,6 juta
adapun prevalensi kejadian hematothorax ini tersebar diberbagai kota di Indonesia.
• Berdasarkan prevalensi dan angka kejadian yang cukup tinggi untuk hemothorax,
maka diperlukan pemahaman bagi mahasiswa khususnya bidang keperawatan yang
berada di garda terdepan guna mencegah terjadinya komplikasi terburuk dan menurunkan
angka kematian akibat hemathorax.
KONSEP DASAR HEMOTHORAX

1)ANATOMI THORAX
RONGGA TORAKS (CAVITAS THORACIS)
HEMOTHORAX

Hemathoraks merupakan suatu keadaan di mana darah


terakumulasi pada rongga pleura yang disebabkan karena
adanya trauma pada dada yang menjadi predisposisi
terpenting perembesan darah berkumpul di kantong pleura
tidak bisa diserap oleh lapisan pleura (Muttaqin, 2012).
ETIOLOGI HEMOTHORAX

Trauma dada kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan


lalu lintas yang akan menyebabkan rongga paksa tumpul pada
rongga thorak (hemothoraks) dan rongga abdomen. Trauma
tajam dapat disebabkan oleh tikaman dan tembakan (Bararah,
2013).
PATOFISIOLOGI HEMOTHORAX

Kerusakan anatomi yang terjadi akibat trauma dapat


ringan sampai berat tergantung besar kecilnya gaya penyebab
terjadinya trauma. Kerusakan anatomi yang ringan berupa
jejas pada dinding toraks, fraktur kosta simpel. Sedangkan
kerusakan anatomi yang lebih berat berupa fraktur kosta
multiple dengan komplikasi, pneumotoraks, hematotoraks
dan kontusio paru. Trauma yang lebih berat menyebabkan
perobekan pembuluh darah besar dan trauma langsung pada
jantung.
TANDA & GEJALA
HEMOTHORAX

Gejala klinis yang muncul pada pasien dengan


hemotoraks adalah nyeri dada, pasien menunjukkan distres
pernapasan berat, napas pendek, takikardi, hipotensi, pucat,
dingin, dan takipneu. Pasien juga dapat mengalami anemia
sampai syok (Boston Medical Centre, 2014).
TANDA & GEJALA
HEMOTHORAX

Derajat Hemothorax dibagi


3 bagian :
1) Hemothorax Kecil
2) Hemothorax Sedang
3) Hemothorax Besar
TANDA & GEJALA
HEMOTHORAX

Derajat Hemothoraks dibagi menjadi 3 (Bararah, 2013), yaitu


• Hemothorak Kecil: yang tampak sebagian bayangan kurang dari
15% pada foto rontgen, perkusi pekak sampai iga IX. Jumlah darah
sampai 300 ml.
• Hemothorak Sedang: 15-35% tertutup bayangan pada foto rontgen,
perkusi pekak sampai iga VI. Jumlah darah sampai 800 ml.
• Hemothorak Besar: lebih 35% pada foto rontgen, pekak sampai
cranial, iga IV. Jumlah darah sampai lebih dari 800 ml.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan penunjang untuk diagnostik, diantaranya :


1) CT Scan
Diindikasikan untuk pasien dengan hemothoraks yang untuk evaluasi
lokasi clotting (bekuan darah) dan untuk menentukan kuantitas atau jumlah
bekuan darah di rongga pleura.

2) Chest X-ray
Adanya gambaran hipodense pada rongga pleura di sisi yang terkena dan
adanya mediastinum shift. Chest x-ray sebagi penegak diagnostik yang paling
utama dan lebih sensitif dibandingkan lainnya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

3) USG
USG yang digunakan adalah jenis FAST dan diindikasikan untuk pasien yang tidak stabil dengan
hemothoraks minimal.

4) Nilai BGA
Hipoksemia mungkin disertai hiperkarbia yang menyebabkan asidosis respiratori. Saturasi O2 arterial
mungkin menurun pada awalnya tetapi biasanya kembali ke normal dalam waktu 24 jam.

5) Cek Darah Lengkap


Menurunnya Hb menunjukan jumlah darah yang hilang pada hemothoraks.
KOMPLIKASI PADA
HEMOTHORAX
Hemotorax yang tidak segera ditangani akan
menimbulkan berbagai dampak yang berbahaya bagi pasien.
Darah yang berkumpul dalam rongga pleura apabila tidak
dikeluarkan akan menjadi zat iritan. Menurut Gourlay (2002)
dalam Jones et.all(2005) darah yang terakumulasi akan
menyebabkan peningkatan efusi serum yang meningkatkan
volume rongga pleura. Darah yang dibiarkan akan mengalami
penggumpalan dalam rongga pleura (Jones et.all,2005).
PENATALAKSANAAN PADA
HEMOTHORAX
1) Resusitasi cairan
Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume darah
yang dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai
dengan infus cairan kristaloid secara cepat dengan jarum besar dan
kemudian pemnberian darah dengan golongan spesifik secepatnya.
2) Pemasangan chest tube
Pemasangan chest tube (WSD) ukuran besar agar darah pada toraks
dapat cepat keluar sehingga tidak membeku di dalam pleura.
3) Thoracotomy
ASKEP PADA HEMOTHORAX
dƌĂƵŵĂƚƵŵƉƵůͬ /ƌŝƚĂƐŝƵũƵŶŐƐLJĂƌĂĨ WĞůĞƉĂƐĂŶŵĞĚŝĂƚŽƌ
WĞŶĞƚƌĂƐŝƉĂĚĂĚĂĚĂ ŶLJĞƌŝ

WĞƌĚĂƌĂŚĂŶ s ŽůƵŵĞĚĂƌĂŚ  E LJĞƌŝ

ĞĨŝƐŝƚǀ ŽůƵŵĞ
ŬƵŵƵůĂƐŝĚĂƌĂŚ ĐĂŝƌĂŶ
ƉĂĚĂƌŽŶŐŐĂƉůĞƵƌĂ

<ŽůĂƉƐƉĂƌƵƉĂƌƐŝĂů
WĞŶƵƌƵŶĂŶĐƵƌĂŚ ^LJŽŬ
ĂƚĂƵƚŽƚĂů
ũĂŶƚƵŶŐ , ŝƉŽǀ ŽůĞŵŝŬ

, ŝƉŽƚĞŶƐŝ
WĞƌŐĞƐĞƌĂŶŵĞĚŝĂƐƚŝŶƵŵƉĂĚĂ
ƐŝƐŝLJĂŶŐƚŝĚĂŬƚĞƌŬĞŶĂ

ĞƌƐŝŚĂŶũĂůĂŶŶĂƉĂƐ
WĞŶĞŬĂŶĂŶŽůĞŚũĂŶƚƵŶŐ͕ ƉĞŵďƵůƵŚ ƚŝĚĂŬĞĨĞŬƚŝĨ
ĚĂƌĂŚďĞƐĂƌ͕ĚĂŶƚƌĂŬĞĂƉĂĚĂƉĂƌƵ
ŶŽƌŵĂů

WĞŶƵƌƵŶĂŶĞŬƐƉĂŶƐŝ s ĞŶƚŝůĂƐŝ WŽůĂŶĂƉĂƐƚŝĚĂŬ


ƉĂƌƵ K ŬƐŝŐĞŶĂƐŝ  ĞĨĞŬƚŝĨ

<ĞůĞŵĂŚĂŶ , ŝƉŽŬƐŝĂ

/ŶƚŽůĞƌĂŶƐŝŬƚŝǀ ŝƚĂƐ
ASKEP PADA HEMOTHORAX
PENGKAJIAN PRIMER
1) Airway
Pasien mengeluh batuk berdarah atau berdahak, batuk dengan sputum kental atau darah,
terkadang disertai dengan muntah darah, krekels (+), jalan nafas tidak paten.
2) Breathing
Pasien mengeluh sesak, adanya napas spontan dengan gerakan dada asimetris, napas cepat,
dipsnea, takipnea, suara napas kusmaul, napaspendek, napas dangkal.
3) Circulation
Pasien mengeluh lemas, lemah, terjadi hipotensi, nadi lemah, pucat, terjadi perdarahan,
sianosis, takikardi.
4) Disability
Adanya penurunan kesadaran (apabila terjadi penanganan yang terlambat).
5) Exposure
Pasien mengeluh nyeri pada dada (biasanya pada pasien fraktur iga dan sternum), adanya
kontusio atau jejas pada bagian dada, adanya penetrasi penyebab trauma pada dinding dada.
ASKEP PADA HEMOTHORAX

PENGKAJIAN SEKUNDER
1) ANAMNESA
2) RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN KELUARGA
3) PEMERIKSAAN FISIK
4) DATA PENUNJANG
ASKEP PADA HEMOTHORAX

DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN


1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas.
INTERVENSI
a) Pemantauan Respirasi
b) Manajemen Jalan Napas
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas, deformitas
dinding dada, deformitas tulang dada.
INTERVENSI
c) Manajemen Jalan Napas
d) Pemantauan Respirasi
ASKEP PADA HEMOTHORAX

DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN

3) Nyeri Akut berbungan dengan agen pencedera fisik (trauma).


INTERVENSI
a)Manajemen Nyeri
b)Pemberian Analgesik
4) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
INTERVENSI
a) Manajemen Hipovolemia
b) Manajemen Syok Hipovolemia
5)Risiko Syok dibuktikan dengan faktor resiko kekurangan volume.
INTERVENSI
a)Pencegahan Syok
b)Pemantauan cairan
KESIMPULAN

Hematothoraks merupakan suatu keadaan di mana darah terakumulasi pada rongga


pleura yang disebabkan karena adanya trauma pada dada yang menjadi predisposisi
terpenting perembesan darah berkumpul di kantong pleura tidak bisa diserap oleh
lapisan pleura (Muttaqin, 2012).
Kematian penderita hemothorax dapat disebabkan karena banyaknya darah yang hilang
dan terjadinya kegagalan dalam bernapas. Kegagalan pernapasan disebabkan karena
adanya sejumlah besar darah dalam rongga pleura yang menekan jaringan paru serta
berkurangnya jaringan paru yang melakukan ventilasi.
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan pasien trauma
lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu Airway, Breathing, Circulation, Disability, dan
Exposure.
SARAN

Makalah ini masih membahas manajemen kegawatan pada


hemothorax secara umum berdasarkan konsep dasar teori
yang ada. Diharapkan pembaca mampu memahami dan
mengembangkan ilmu berdasarkan konsep yang ada untuk
kemudian diaplikasikan dalam praktik langsung di lapangan
bila terjadi kasus hemothorax.

Anda mungkin juga menyukai