Puji dan syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “SYOK HIPOVOLEMIK & SYOK KARDIOGENIK” ini tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwah makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
1 |Syok Hipovolemik
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………..………………………………....4
1.2 Rumusan Masalah……………………..……………………...………5
1.3 Tujuan Penulisan…………………..………...………………………..5
2 |Syok Hipovolemik
4.2 Peran Dan Fungsi Perawat Syok Hipovolmik & Syok
Kardiogenik..................................................…………….………....39
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………..………...44
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…….46
3 |Syok Hipovolemik
BAB I
PENDAHULUAN
4 |Syok Hipovolemik
sakit dengan tingkat pelayanan yang lengkap mencapai 94%. Sedangkan
angka kematian akibat trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah
sakit dengan peralatan yang kurang memadai mencapai 64%. Berdasarkan
paparan diatas maka kami mengangkat judul mengenai “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SYOK HIPOVOLEMIK”.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Medik pada klien dengan Syok Hipovolemik?
2. Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan pada klien dengan Syok
Hipovolemik?
3. Bagaimana Manajemen Gawat darurat pada klien dengan Syok
Hipovolemik?
4. Bagaimana peran dan fungsi perawat pada klien dengan Syok
Hipovolemik?
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Medik pada klien dengan Syok
Hipovolemik
2. Untuk mengetahui Konsep Dasar keperawatan pada klien dengan Syok
Hipovolemik
3. Untuk mengetahui manajemen gawat darurat dan peran serta fungsi
perawat pada klien dengan Syok Hipovolemik
5 |Syok Hipovolemik
BAB II
KONSEP DASAR MEDIK
2.1 Definisi
Syok Hipovolemik adalah keadaan tidak cukup cairan dalam pembuluh
darah atau keluaran jantung tidak cukup tinggi untuk mempertahankan
peredaran darah, sehingga pasokan oksigen dan bahan bakar ke organ vital,
terutama otak, jantung, dan ginjal tidak cukup sehingga untuk
mempertahankan organ ini tubuh akan mengimbangi dengan menutup nadi
pada organ yang kurang vital seperti kulit, usus [CITATION Kri16 \l 1033 ].
Syok Hipovolemik adalah jenis syok yang sering dijumpai, yang
disebabkan oleh penurunan volume intravaskular. Penurunan volume darah
menyebabkan penurunan aliran darah balik vena yang mengakibatkan
penurunan pengisian ventrikel, penurunan ini sekuncup dan curah jantung,
serta penurunan perfusi jaringan[ CITATION Bru131 \l 1033 ].
2.2 Etiologi
1. Kehilangan darah akibat perdarahan
2. Kehilangan plasma, misalnya pada luka bakar
3. Kehilangan cairan akibat muntah dan diare yang berkepanjangan
2.3 Patofisiologi
6 |Syok Hipovolemik
jantung (Smelthzer et al,2010). Pengaruh tersebut berupa terjadi penurunan
volume drah yang dibawah oleh vena menuju jantung ketika darah yang
dibawah oleh vena mempunyai kapasitas atau volume yang sedikit,
pengisian ventrikel pun akan menjadi sedikit sehingga, akan terjadi
penurunan stroke volume(sv) dan mempengaruhi penurunan kardiak output
serta penurunan tekanan darah.
7 |Syok Hipovolemik
RAAs diawali dari terjadinya penurunan perfusi pada ginjal sehingga ginjal
akan mengeluarkan renin yang menjadi angiontensin satu dengan
mengeluarkan enzim angiontenisnogen (William&Hopper,2009).
Selanjutnya, angiontensin satu akan berubah menjadi angiontensin dua
dengan bantuan ACE dari paru paru. Angiontensin dua berperan sebagai
vasokonstruktor yang mengakibatkan lasokontruksi pembuluh darah. Selain
itu, akan terjadi pelepasan aldosterone oleh korteks adrenal yang berfungi
untuk retensi natrium dan air sehingga volume darah akan meningkat dan
urin output juga dapat menurun (William&Hopper,2009)
1. Fase kompensatori
Pada fase kompensatori, tekanan darah pasien masih dalam batas
normal. Vasokonstriksi, peningkatan frekuensi jantung,
peningkatan kontraktilitas jantung, semua berpengaruh dalam
mempertahankan curah jantung yang adekuat. Hal ini diakibatkan
8 |Syok Hipovolemik
oleh stimulasi sistem saraf simpatik dan pelepasan katekolamin
(epinefrin dan nonepinefrin). Pasien dalam tahap syok ini sering
disebut dalam respon “flight or flight”. Redistribusi aliran darah
terjadi untuk memastikan pasokan darah yang adekuat ke otak dan
jantung. Darah dialihkan menjauh dari organ yang tidak penting
seperti kulit, paru-paru, ginjal, dan saluran cerna. Sebagai
pengalihan ini kulit teraba dingin, bising usus hipoaktif, dan
haluaran urin menurun.
2. Fase progresif
Pada fase proresif, mekanisme yang mengatur tekanan darah tidak
mampu untuk terus mengkompensasi dan tekanan arteri rerata
(MAP) turun di bawah batas normal dengan tekanan darah sistolik
rata-rata kuran dari 80 mmHg sampai 90 mmHg. Meski semua
organ terganggu akibat hipoperfusi, pada tahap ini ada dua
peristiwa yang menjelaskan sindrom syok :
Jantung yang bekerja keras iskemik yang mengarah pada
gagal pemompaan jantung.
Fungsi otoregulasi mikrosirkulasi gagal merespon terhadap
berbagai mediator kimiawi yang dilepaskan sel-sel, yang
mengakibatkan permeabilitas kapiler.
3. Fase Irreversibel
Tahap iireversibel dari syok terjadi jika siklus perfusi jaringan
yang tidak adekuat tidak terputus. Status syok menjadi semakin
parah, meskipun penyebab awal syok itu sendiri tidak menjadi
lebih parah. Iskemia seluler dan nekrotis menyebabkan kegagalan
organ dan kematian.
9 |Syok Hipovolemik
2.4 Klasifikasi Syok Hipovolemik
1. Kehilangan cairan akibat diare, muntah-muntah atau luka bakar, bisa
berakibat dehidrasi. Di bawah ini adalah derajat dehidrasi:
10 |Syok Hipovolemik
volume dengan cairan yang hilang yang hilang
cairan kristaloid (RL atau dengan cairan dengan cairan
secara NaCL 0,9%) kristaloid kristaloid
IVFD sejumlah 3 kali (NaCL 0,9% (NaCL 0,9%
volume darah yang atau RL) dan atau RL) dan
hilang darah darah
2.6 Penatalaksanaan
Tujuan penanganan media adalah untuk mengembalikan volume
intravaskular, mendistribusikan kembali volume cairan, dan mengatasi
penyebab utama syok. Jika pasien mengalami hemoragi, perdarahan
dihentikan dengan cara penekanan atau operasi.diare dan muntah diatasi
dengan obat-obatan.
11 |Syok Hipovolemik
1. FARMAKOLOGI
a. Penggantian cairan tubuh
1) Kateter tekan vena sentra dimasukkan dalam atau didekat atrium
kanan untuk bertindak sebagai petunjuk penggantian cairan.
Pembacaan tekanan vena sentral kontinu (CVP) memberi petunjuk
dan derajat perubahan dari pembacaan data dasar; kateter juga
sebagai alat untuk penggatian volume cairan darurat.
2) Sedikitnya ada dua jalur IV yang terpasang pada pasien untuk
memberikan cairan, obat, dan/atau darah.
3) Larutan Ringer Laktat, koloid, atau natrium klorida 0,9% (saline
normal) diberikan untuk mengembalikan volume intravaskular.
4) Produk darah digunakan hanya jika tidak ada alternative lain atau
perdarahan banyak dan cepat.
b. Redistribusi Cairan
Mengatur posisi pasien dengan tepat akan membantu upaya
redistribusi cairan modifikasi. Posisi trendelenburg direkomendasikan
pada kasus syok hipovolemik. Meninggikan tungkai akan mendorong
pengembalian darah vena.
c. Terapi Farmakologis
Jika cairan yang diberikan tidak berhasil mengatasi syok hipovolemik,
medikasi vasoaktif dapat diberikan untuk mencegah gagal jantung.
Medikasi juga diberikan untuk mengatasi penyebab dehidrasi. Berikan
obat khusus yang telah diresepkan (misalnya inotropic seperti
dopamen) untuk meningkatkan kerja kardiovaskuler.
2. NON FARMAKOLOGI
a. Pantau ketat pasien yang berisiko tinggi kekurangan cairan (kurang
dari 1 tahun atau lebih dari 65 tahun).
b. Bantu penggantian cairan sebelum volume intravascular menipis
c. Pastikan keamanan dalam pemberian cairan dan medikasi, serta
dokumentasikan efek samping yang muncul
12 |Syok Hipovolemik
d. Pantau dan laporkan dengan segera jika ada tanda komplikasi dan efek
samping medikasi. Pantau pasien dengan ketat untuk adanya melihat
efek yang merugikan.
e. Pantau kelebihan beban kardiovaskular, tanda kesulitan bernapas,
edema paru: tekanan hemodinamik, tanda-tanda vital, gas darah arteri,
kadar laktat serum, kadar hemoglobin dan hematokrit, serta asupan
dan haluaran cairan.
f. Kurangi ketakutan dan kecemasan pasien terkait perlunya masker
oksigen dengan memberikan penjelasan kepada pasien.
13 |Syok Hipovolemik
konsultasi bedah dan ultrasonografi pelvis harus segera dilakukan
pada pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas tersebut.
d. Jika dicurigai terjadi diseksi dada karena mekanisme dan penemuan
dari foto polos dada awal, dapat dilakukan Transesovagial
Ecocardiografi, Aortografi atau CT-scen dada.
e. Jika dicurigai terjadi cidera abdomen, dapat dilakukan pemerikasaan
VAST (focused abnominal sonografi for trauma) yang bisa dilakukan
pada pasien yang stabil atau tidak stabil.
2.8 Komplikasi
1. Kegagalan multi organ akibat penurunan aliran darah dan hipoksia
jaringan yang berkepanjangan
2. Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus
kapiler karena hipoksia.
3. DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian
jaringan yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang
koagulasi.
14 |Syok Hipovolemik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian 11 pola gordon
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adanya perdarahan, seperti perdarahan bagian luar tubuh ketika
mengalami cedera atau perdarahan organ dalam ketika disebebkan oleh
berbagai penyakit dalam seperti infeksi. Selain perdarahan, kehilangan
banyak cairan seperti diare, muntah-muntah, keringat berlebihan, dan
luka bakar juga bisa menyebebkan penurunan jumlah darah yang
diedarkan dalam tubuh.
2. Pola nutrisi dan metabolik
a. Tidak adanya nafsu makan
b. Penurunan berat badan
3. Pola eliminasi
a. Produksi urin berkurang
b. Keringat yang berlebihan
c. Diare
d. Muntah-muntah
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Kelelahan
b. Pusing
c. Pernapasan dangkal dan cepat
d. Kelemahan
e. Nadi lemah
f. Hilang kesadaran
g. Denyut jantung cepat
h. Sesak
5. Pola tidur dan istirahat
Penurunan kualitas tidur
15 |Syok Hipovolemik
6. Pola persepsi dan kognitif
Adanya penurunan kesadaran
7. Pola persepsi dan konsep diri
a. Merasa cemas dengan penyakit yang diderita
b. Keterbatasan dalam beraktivitas akibat penyakit
8. Pola peran dan hubungan dengan sesama
Interaksi dengan lingkungan berkurang
9. Pola reproduksi dan seksualitas
a. Penurunan peran dan hubungan seksual reproduksi
b. Keterbatasan gerak untuk melakukan peran dalam proses seksual
repeoduksi
10. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
a. Gelisah
b. Cemas dan takut
11. Pola nilai dan kepercayaan
Penurunan aktivitas beribadah
16 |Syok Hipovolemik
proses penyakit (040715) dipertahankan Catat gaya dan frekuensi
pada deviasi cukup besar yang luas pada tekanan
dari kisaran normal skala darah
2 ditingkatkan ke deviasi Identifikasi kemungkinan
sedang dari kisaran penyebab perubahan tanda
normal skala 3. tanda vital
Nilai rata-rata tekanan Periksa secara berkala
darah (040740) keakuratan instrument yang
dipertahankan pada digunakan untuk perolehan
deviasi yang cukup besar data pasien
skala 2 ditingkatkan ke
deviasi sedang dari
kisaran normal skala 3.
Kerusakan kulit (040746)
dipertahankan pada skala
2 deviasi yang cukup
besar dari kisaran normal
dan di tingkatkan ke skala
4 deviasi ringan dari
kisaran normal.
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Monitor pernapasan
pola napas b/d keperawatan selama…x24 Monitor pola napas
keletihan otot jam diharapkan: (misalnya, bradipneu,
pernapasan Frekuensi pernafasan takipneu, hiperventilasi,
(041501) dipertahankan pernapasan kusmaul, dll)
pada deviasi yang cukup- Auskultasi suara napas,
cukup berat dari kisaran catat area dimana terjadi
normal skala 2 penurunan atau tidak
ditingkatkan ke deviasi adanya ventilasi dan
ringan dari kisaran normal keberadaan suara napas
skala 4 tambahan
17 |Syok Hipovolemik
Kedalaman inpirasi Kaji perlunya penyedotan
(041530) dipertahankan nafas dengan auskultasi
pada deviasi cukup cukup suara nafas ronki di paru
berat dari kisaran normal Berikan bantuan terapi
skala 2 ditingkatkan ke nafas jika diperlukan
deviasi ringan dari kisaran (misalnya,nebulizer)
nomal skala 4
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan selama..x 24 Tentukan status gizi pasien
kebutuhan tubuh b/d jam diharapkan : dan kemampuan pasien
ketidakmampuan Asupan gizi (100401) untuk memenuhi kebutuhan
mencerna makanan dipertahankan pada gizi
banyak menyimpang dari Identifikasi adanya
rentang normal skala 2 alergiatau intoleransi
ditingkatkan ke sedikit makanan yang dimiliki
menyimpang dari rentang pasien
normal Tentukan jumlah kalori dan
Asupan cairan (100408) jenis nutrisi yang
dipertahankan pada dibutuhkan untuk
banyak menyimpang dari memenuhi persyaratan gizi
rentang normal skala 2 Ciptakan lingkungan yang
ditingkatkan ke sedikit optimal pada saat
menyimpang dari rentang mengkonsumsi makanan
normal skala 4 (misalnya, bersih,
Energy (100403) berventilasi, santai, dan
dipertahankan pada bebas dari bau yang
banyak penyimpangan menyengat
dari rentang normal skala
2 ditingkatkan ke sedikit
penyimpangan dari
rentang normal skala 4
18 |Syok Hipovolemik
BAB IV
MANAJEMEN GAWAT DARURAT
19 |Syok Hipovolemik
4.1 Manajemen Gawat Darurat dalam Syok Hipovolemik
1. First aid
Ketika terdapat pasien yang menunjukan tanda dan gejala syok
hipovolemia, tindakan pertama adalah segera mungkin mencari bantuan
medis. Sementara menunggu bantuan medis datang lakukan hal-hal
berikut
a. Buat pesien merasa nyaman dan hangat (untuk mencegah terjadinya
hipovolemia)
b. Pastikan bahwa tidak ada permasalahan pada ABC (Airway,
Breathing, dan Circilation)
c. Apabila tampak adanya perdarahan external, maka lakukan penekanan
secara langsung pada lokasi perdarahan. Apabila hal tersebut gagal
lakukan penekanan secara tidak langsung atau pun cara memberikan
tourniquet
d. Baringkan pasien dalam posisi datar dengan kaki ditinggikan 45
derajat untuk mempertahankan sirkulasi. Apabila terdapat cidera pada
kepala, leher, tungkai bawah, seperti fraktur, maka jangan berusaha
untuk digerakkan sebelum sudah terfiksasi dengan baik kecuali
apabila pasien dalam keadaan darurat
e. Jika terjadi reaksi alergi, tangani reaksi alergi tersebut
2. Field care
Pada perawatan di lapangan atau saat transportasi menuju ke rumah sakit,
berikan oksigen kepada pasien untuk mempertahankan suplai ogsigen ke
jaringan. Terapi cairan intravena seperti pemberian ringer lactate dapat
mengkompesasi kehilangan darah pada pasien, namun cairan intravena
tidak mengangkut darah pada pasien, sehingga lebih baik untuk
mendapatkan trensfusi darah.
3. Hospital care
a. Syok Hipovolemik Karena Perdarahan
1) Pemeriksaan fisik
20 |Syok Hipovolemik
Pemeriksaan fisik ditujukan terhadap diagnosis kelainan yang
mengancam nyawa dan meliputi penilaian terhadap ABC.
Pencatatan data penting untuk monitoring lebih lanjut. Tanda vital,
jumlah urine dan tingkat kesadaran penting untuk dicatat.
2) Airway Breathing
Jalan nafas dan pernafasan tetap merupakan prioritas pertama untuk
menjaga tekanan O2 antara 80 – 100 mmHg.
3) Sirkulasi dan Kontrol perdarahan
Prioritas adalah : control perdarahan luar, dapatkan akses vena
yang cukup besar dan nilai perfusi jaringan. Perdarahan dari luka
eksternal biasanya dapat dikontrol dengan melakukan bebat tekan
pada daerah luka, seperti kepala leher dan ekstremitas. Perdarahan
internal dalam rongga toraks dan abdomen pada fase pra RS
biasanya tidak banyak yang dapat dilakukan >PASG (Gurita) dapat
dipakai mengontrol perdarahan pelvic dan ekstremitas inferior,
tetapi alat ini tidak boleh menggangu pemasangan infuse.
Pembidaian dan spalk traksi dapat membantu mengurangi
perdarahan pada tulang panjang.
4) Disability (pemeriksaan neurologis)
Menentukan tingkat kesadaran, pergerakan bola mata dan reaksi
pupil, fungsi motorik dan sensorik. Data ini diperlukan untuk
menilai perfusi otak.
5) Exposure (pemeriksaan menyeluruh)
Setelah menetukan prioritas terhadap keadaan yang mengancam
nyawa korban gawat darurat dilepas seluruh pakaian untuk
mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kelainan yang ada
tetapi harus dicegah hipotermi.
21 |Syok Hipovolemik
mungkin fatal NGT harus terpasang pada alat suction dan berfungsi
baik.
7) Kateter Uretra
Memungkinkan untuk pemeriksaan urine akan adanya hematuri
serta penilaian perfusi akan hasil resusitasi cairan.Darah pada
uretra atau prostat dengan letak tinggi mudah bergerak atau tidak
tersentuh pada laki laki merupakan kontra indikasi mutlak bagi
pemasangan kateter ureta.
8) Akses Vaskular
Akses vascular harus segera dan sebaiknya memakai 2 kateter intra
vena yang besar (minimum no 16 G). Tempat untuk vena adalah
berturut turut : 1. Vena perifer 2.Vena sectie 3.Vena sentral. Pada
anak kecil kurang dari 6 tahun cara intra oseus dapat dicoba
sebelum vena sentral
9) Pemberian Cairan
Larutan elektrolit isotonic digunakan untuk resusitasi awal. Cairan
jenis ini akan menambah volume intravascular lebih stabilkarena
akan mengisi cairan inter selular serta intra selular. Cairan ringer
lactate merupakan pilihan pertama. Cairan NaCl 0.9% adalah
pilihan kedua, namun pada pemberian yang massif akan
mengakibatkan asidosis hiperkloremik, terutama apabila disertai
gangguan faal ginjal. Diberikan bolus secepatnya. Dosis adalah 1-2
liter untuk dewasa dan 20 cc/kg BB untuk anak. Korban gawat
darurat diobservasi selama diguyur dan keputusan korban gawat
daruratnya akan diapakan harus didasarkan pada respon korban
gawat darurat terhadap cairan.
10) Evaluasi resusitasi cairan dan perfusi Organ
Gejala dan tanda yang dipakai diagnosis syok juga digunakan
untuk menilai hasil resusitasi. Kembalinya tekanan darah, tekanan
nadi dan denyut nadi adalah tanda bahwa sirrkulasi membaik.
Namun tanda diatas tidak menandakan perfusi organ.Perbaikan
22 |Syok Hipovolemik
kesadaran dan keadaan kulit menunjukan perbaikan
perfusi,namun sulit dihitung secara kuantifikasi. Yang paling baik
adalah hasil urine/jam. Penggantian volume yang memadai
seharusnya menghasilkan keluaran urin sekitar 0,5 ml/kg/jam
pada orang dewasa, 1 ml/kg/jam pada anak anak dan 2ml/kg/jam
untuk bayi(dibawah umur 1 th). Ringer lactate 2000 cc pada
dewasa, 20 cc / kgBB pada anak anak.
11) Tranfusi Darah
Pemberian darah tergantung respon korban gawat darurat
terhadap pemberian cairan sebelumnya>pada fase pra RS jarang
dilakukan pemberian tranfusi darah. Tranfusi darah lazimnya
diberikan dipelayanan kesehatan, namun demikian apabila
memang dibutuhkan dapat diberikan di rumah sakit lapangan.
12) Menilai kembali respon penderita dan menghindari komplikasi
Komplikasi yang paling umum pada syok hemoragik adalah
penggantian volume yang tidak adekuat.terapi yang segera tepat
dan agresif untuk memulihkan perfusi organ akan memperkecil
kejadian yang tidak dikehendaki ini sekecil mungkin.
23 |Syok Hipovolemik
sekitar 8% BB sangat kering, Oliguria, dengan cairan kristaloid
lesu, lemas (NaCl 0,9% atau RL)
Dehidrasi Berat: Nadi sangat cepat dan Penggantian volume
Kehilangan cairan tubuh kecil, sulit diraba, TD cairan yang hilang
>10%BB turun, Anuria, kesadaran dengan cairan kristaloid
menurun. (NaCl 0,9% atau RL)
24 |Syok Hipovolemik