Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK IV

SKABIES

Anastasia Astin C1914201232


Dhanty Jovica Dangeubun C1914201238
Frastika Glediderya C1914201241
MardianaC1914201246
Marni C1914201249
Rista Wahyuni C1914201256
Venniy Sulu C1914201260
Yunik Melyani Steni C1914201265
Fabiola Paula Lengkong C1914201268
DEFENISI

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan


oleh investasi dan sensitisasi (kepekaan)
terhadap Sarcoptes Scabie Var. Humini.s (Adhi
Djuanda. 2007)

Skabies adalah sejenis penyakit kulit yang


disebabkan oleh kutu kulit/kutu kudis/tungan
atau sarcoptes scabies. Kutu ini hidup di
lapisan atas dari kulit. Pada kulit, kutu ini
mengggali lubang-lubang berupa terowongan
kecil dan dalam terowongan tersebut kutu
KLASIFIKASI
 Skabies pada orang bersih (skabies of
cultivated)

 Skabies incognito

 Skabies nodular
ETIOLOGI

Scabies disebabkan oleh kutu atau


kuman sarcoptes scabei. penyakit
skabies sudah di kenal lebih dari seratus
tahun lalu sebagai akibat infestasi tungkau
yang di namakan Acarus scabici atau pada
manusia disebut Sarkoptes scabiei varian
hominis.
KLASIFIKASI

1. Pruritus (gatal pada malam hari)


2. Penyakit ini menyerang manusia secara
berkelompok,
3. Kunikulus (adanya terowongan)
4. Pada pasien yang menjaga hygiene, lesi
yang timbul hanya sedikit sehingga
diagnosis kadangkala sangat sulit
ditegakkan
PATOFISIOLOGI

Sarcoptes scabiei menyebabkan penyakit scabies


yang dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
faktor presipitasi. Faktor predisposisi dipengaruhi
oleh usia. Lansia dan anak-anak lebih beresiko
karena pada usia ini daya tahan tubuh mudah
menurun sehingga di usia tersebut mudah
terserang penyakit yang menyebabkan tungau
berkembang biak dengan cepat. Tungau
sarcoptes skabiei membuat liang di epidermis
(stratum korneum) kemudian memproduksi
subcutan proletik yang menyebabkan timbulnya
sensasi secret dan ekstreta tungau sehingga
terjadi pruritus yang menyebabkan gangguan
LANJUT…
Lingkungan dan budaya menyebabkan sanitasi sehingga keadaan
menjadi lembab. Tempat yang lembab menyebabkan
peningkatan tungau sarcoptes scabiei yang menyebabkan
terjadinya scabies. Pengetahuan yang kurang tentang penyakit
menyebabkan hambatan pemeliharaan rumah.
Personal hygiene yang kurang baik menyebabkan tungau
berpindah dan berkembang biak. Tungau mebuat liang di
epidermis (stratum korneum). Tungau meninggalkan feses di
sepanjang liang dan membuat lesi linier kemudian menyebabkan
ruam pada kulit. Sistem tubuh menjadi gagal menyebabkan
invasi tungau lebih banyak, sehingga lesi semakin parah dan
menyebabkan port entre dan resiko sekunder, luka yang tidak
terawat dan terpapar lingkungan luar menyebabkan rasa gatal
dan timbul garukan yang menyebabkan resiko infeksi. Jika tidak
ditangai maka infeksi akan masuk ke dalam jaringan terdalam
kulit, masuk di dalam pembuluh darah terjadilah syok sepsip
kemudian akan menyebabkan kematian.
PENATALAKSANAAN

 Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara


bersama-sama.
 Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat
yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.
 Mandi dengan air hangat dan sabun untuk
menghilangkan sisa-sisa kulit yang mengelupas dan
kemudian kulit dibiarkan kering.
 Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua
perangkat tidur, handuk dan pakaian yang habis dipakai
harus dicuci dengan air yang sangat panas kalau perlu
direbus dan dikeringkan dengan alat pengering panas.
 Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga
lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ruangan jangan
terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta
menjaga kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.
LANJUT…

Cara Pengobatannya

1. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20


%
2. Emulsi benzil-benzoat 20-25 %
3. Gama benzena heksaklorida
(gameksan=gammexane) 1 %
4. Benzilbenzoat (krotamiton), Tersedia 10 %
dan 25%
5. Permethrin, dalam bentuk krim 5 % sebagai
dosis tunggal
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

 Kultur darah
 Pengambil tungau dengan jarum
 Epidermal shave biopsy
 Kuretasi terowongan (kuret dermal)
 Tes tinta Burrow
 Tetrasiklin topical
 Apusan kulit
 Biopsy plong
KOMPLIKASI

Urtikaria

Follikulitis

Furunkel
Eksema
Infantum
Discharge Planning

 Menganjurkan pasien untuk menggunakan


obat/salep sesuai yang dianjurkan dokter
 Menggunakan pakaian dan linen yang
bersih
 Tidak menggunakan linen serta handuk
atau pakaian bersama/bergantian dengan
orang lain
 Hindari menggaruk daerah yang gatal
 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
rumah
PENGKAJIAN 11 POLA GORDON

1. Pola persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan


 Personal Hygine yang kurang
 Lingkungan yang kurang sehat
2. Pola aktivitas dan latihan
 Pemenuhan sehari-hari terganggu
3. Pola istirahat dan tidur
 Kesulitan tidur akibat gatal pada malam hari
4. Pola persepsi dan konsep diri
 Perasaan tidak percaya diri atau minder
5. Pola koping dan stress
 Emosi tidak stabil
 gelisah
6. Pola hubungan peran
 Dukungan dari keluarga untuk anggota keluarga yang sakit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor


mekanik (kerusakan epidermal akibat scabies)
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gatal
yang hebat terutama pada malam hari.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
fungsi tubuh (anomaly, penyakit, medikasi, kehamilan,
radiasi, pwmbwdahan, trauma,dll).
Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko :
jaringan kulit rusak, prosedur inpasif.
KASUS

Pasien anak An.K berusia 5 tahun datang berobat ke


Puskesmas Karang Anyar diantar oleh ibunya, dengan
keluhan gatal-gatal pada sela jari dan lipat paha sejak 5
hari yang lalu, pada malam hari saat tidur keluhan gatal
semakin meningkat, halseperti ini sering dirasakan oleh
anak sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya rasa gatal
terbatas pada sela sela jari kemudian rasa gatal
menyebar sampai ke lipat paha. Keluhan yang sama
pertama-tama terjadi pada kakak pasien yang baru saja
pulang dari pondok pesantren 3 bulan yang lalu.
Awalnya pasien telah berobat ke Puskesmas Karang
Anyar diberikan salep dan obat tablet, keluhan gatal
menghilang, namun selang 1 bulan setelah pengobatan
keluhan serupa terulang lagi. Ibu pasien merasa
kebingungan dengan pengobatan yang dijalani anaknya,
karena sudah berobat beberapa kali namun penyakitnya
terus kambuh dan berulang. Pada saat datang kembali
ke puskesmas yang sama dilakukan alloanamnesis
LANJUT…

Status dermatologik pasien didapatkan pada regio


inguinalis dan interdigitalis dextra et sinitra, terdapat
papul multipel berukuran milier warna kulit sebagian
eritematosa. Juga terdapat pustul, erosi dan ekskoriasi
yang ditutupi krusta merah kehitaman. Tampak bekas
garukan. Pada mata tak tampak konjungtiva pucat,
sklera anikterik. Telinga dan hidung dan mulut dalam
batas normal. Leher tidak ada pembesaran KGB.
Suara paru vesicular kanan dan kiri. Bunyi jantung
pada pemeriksaan auskultasi reguler. Abdomen dalam
batas normal. Ekstremitas superior dan inferior dalam
batas normal, tidak edema dan akral hangat. Status
neurologis : Reflek fisiologis normal, Reflek patologis
(-). Diagnosa pada pasien ini adalah Skabies.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai