PADA PENYAKIT
INFEKSI PARASIT
• Toxoplasmosis
• Trichomoniasis
• Amoebiasis
• Filariasis
• Malaria
• Enterobiasis/Oksiuriasis (Cacing Kremi)
• Askariasis (Cacing Gelang/Ascaris lumbricoides)
• Skabies
Pembahasan
• Tinjauan umum
Bagian ini berisi informasi umum tentang penyakit yang
mencakup definisi penyakit parasite, siklus hidupnya/cara
penularan,perkembangan penyakit, Tanda dan Gejala,
• Farmakoterapi Tujuan Terapi, tatalaksana terapi (terapi
farmakologi dan terapi non farmakologi), aspek ph.care (ibu
hamil/laktasi)
KESIMPULAN JIGSAW
A. Toxoplasmosis
Disebabkan toxoplasma gondii
Ditularkan lewat feses kucing dan daging mentah
Jika parasit tersebut menyerang orang dewasa, maka biasanya sistem
kekebalan tubuhnya bisa mengatasi infeksi. Kebanyakan orang yang
terjangkit toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu,
dan penyakit ini umumnya tidak menular dari satu orang ke orang
lainnya. Sekali terinfeksi maka penderita akan memiliki kekebalan
terhadap toksoplasmosis seumur hidup.
Infeksi saat hamil abortus spontan atau kelahiran anak kondisi
abnormal
Pengobatan :
Sulfadiazin dan primetamin atau sulfadiazine dan clindamisin
Neonatus : primetamin dan sulfadiazine, di(+) spiramisin dan
kortikosteroid
Trichomoniasis
Oleh :
Lingga Ikaditya, M.Sc.,Apt
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
DEFINISI
2 0 0 8 → Puskesmas seluruh
indonesia
• (5.6-12.9%) Penyakit kulit terbanyak ke-3
Currie BJ, Mccarthy JS. Permethrin and Ivermectin for Scabies. n engl j
Tungau betina berjalan 2.5mm/menit
membentuk terowongan selama 1 bulan
10% t e l u r l a r v a → n i m f a →
dewasa (kawin dengan jantan diatas kulit)
FAKTOR RESIKO
Banyak di
tempat :
•Pesantren
•Asrama
•Penjara
Kontak langsung skin to skin atau
•Panti jompo
seksual
GEJALA KLINIS
1. gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih tinggi
pada suhu yang lembab dan panas
nodular, pada
imunokompromais
Skabies
Nodular
1. Higiene perorangan
TERAPI
NON
FARMAKOLOGI
3. Semua anggota 2. Semua perlengkapan rumah
keluarga harus tangga seperti bangku, sofa,
sprei, bantal, kasur, selimut
diperiksa dan semua
harus dibersihkan dan dijemur
harus diberi dibawah sinar matahari selama
pengobatan secara beberapa jam.
serentak
TATA LAKSANA
Skabisida Topikal
Harus yang efektif terhadap semua
stadium tungau
Aman
Tidak iritan
Anti histamin untuk gatal
Mencegah penularan
Perilaku hidup bersih
CARA PENGGUNAAN
- Efek samping
Kejadian> 10%: perubahan warna gigi dan enamel
hipoplasia pada anak-anak
Kejadian 1-10%: diare, mual, fotosensitivitas
Kejadian <1%: anorexia, kram perut, colitis pseudomembran terkait antibiotik,
menggores fontanel pada bayi, sindroma insipidus diabetes, esophagitis.
Pediatri
a. Tetrasiklin (Hanya untuk anak > 8 tahun) 40 mg/kg/hari (max. 2 gram),
dibagi menjadi 4 dosis, digunakan selama 10 hari
b. Metronidazole
35-50 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 dosis, digunakan selama 5 hari
c. Iodoquinol
30-40 mg/kg/hari (max 2 g) dibagi menjadi 3 dosis, digunakan selama 20 hari
d. Nitazoxanide
200 mg oral untuk anak 4-11 tahun; 100 mg oral untuk anak 1-3 tahun. Obat
diberikan selama 3 hari
Wanita Hamil
a. Tetrasiklin
Tetrasiklin tidak bisa digunakan untuk wanita hamil. Tertasiklin termasuk
kategori D menurut FDA karena menyebabkan kerusakan fetal.
b. Metronidazole
3 x 500 mg oral selama 5 hari. Kategori menurut FDA : B
c. Iodokuinol
3 x 650 gram oral selama 20 hari. Kategori menurut FDA:
belum ada. Sejauh ini belum ada laporan kasus terkait penggunaan
iodokuinol terhadap kerusakan janin, iodokuinol digunakan bila
keuntungan lebih banyak dari kerugian
Terapi non –farmakologis
Balantidiasis jarang bermanifestasi sebagai apendisitis akut, namun
jika sudah parah maka diperlukan surgical care untuk menanganinya.
Pencegahan infeksi balantidiasis dapat
dilakukan dengan cara:
Infeksi balantidium coli dapat dicegah saat bepergian dengan
mengikuti praktik kebersihan yang baik.
Cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat setelah
menggunakan toilet, mengganti popok, dan sebelum menangani
makanan.
Ajari anak pentingnya mencuci tangan untuk mencegah infeksi.
Cuci semua buah dan sayuran dengan air bersih saat menyiapkan
atau memakannya, meski memiliki kulit yang mudah dilepas.
Toxoplasmosis
• Toksoplasmosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii yang merupakan penyakit parasit pada hewan
yang dapat ditularkan ke manusia.
• Toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi
pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau
kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut sebagai
kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus, iridosiklisis dan
retardasi mental.
• Toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Parasit ini
ditemukan pada feses kucing yang terinfeksi dan daging hewan yang
terinfeksi
Secara umum, ada 4 model penularan yang
dapat terjadi pada manusia:
1. Makanan
Apabila makanan tidak matang, atau daging yang terkontaminasi (daging babi,
daging domba), tidak membersihkan makanan dengan baik, perlatan masak yang
terkontaminasi
2) Golongan Linkosamide
Klindamisin
- Mekanisme kerja: memiliki efek bakteriostatis melalui mekanisme
penghambatan sintesis protein bakteri, yaitu dengan
menghambat translokasi ribosom
- Efek samping: nyeri abdominal, agranulositosis, diare, hipotensi,
mual, muntah
3) Golongan antibiotika lain
Dapsone
- Mekanisme kerja: sama dengan sulfonamide, yaitu antagonis kompetitif terhadap PABA, menghambat sintesis
asam folat, dan menghambat pertumbuhan bakteri
- Efek utama profilaksis pneumonia, multi bacillary leprosy, Paucibacillary leprosy, dermatitis herpetiformis, anti
acne (topical)
- Efek samping: methemoglobinemia, insomnia, sakit kepala, dermatitis, fotosensitivitas, anemia, hepatitis.
- Keterangan: dikonsumsi bersama makanan
4) Agen antiprotozoa
Pirimetamin
- Mekanisme kerja: antagonis terhadap asam folat yang secara
selektif menghambat plasmodial dihydrofolate reduktase.
- Efek samping: anoreksia, anafilaksis, anemia megaloblastis,
pigmentasi abnormal kulit, ruam kulit, diare, leukopenia. Untuk
mengantisipasi efek samping/toksik, pirimetamin harus
dikombinasikan dengan asam folinat
- Perhatian: berpotensi teratogenik sehingga tidak boleh digunakan
pada trimester pertama kehamilan
Atovaquone
- Mekanisme kerja: merupakan hydroxynaphtoquinone yang
menghamba rantai transport elektron mitokondria melalui persaingan dengan ubiquinone di ubiquinone-
cytochrome-Creduktase (kompleks III). Penghambatan transport electron oleh
atovaquone menghasilkan terhambatnya sintesis asam nukleat dan ATP pada parasit.
- Efek utama: pneumonia, malaria
- Efek samping: nyeri abdominal, batuk, diare, mual, muntah, sakit kepala, demam, anoreksia
- Keterangan: dikonsumsi bersama makanan
5) Golongan Makrolida
Azitromisin
- Mekanisme kerja: bekerja dengan berikatan pada subunit ribosom
50S, pada mikroorganisme rentan sehingga menyebabkan terganggunya sintesis
protein mikroba.
- Efek utama: pneumonia, pelvic inflammatory disease
- Efek samping: diare, mual, nyeri abdominal, faginitis, malaise,
sakit kepala
- Keterangan: konsumsi bersama makanan untuk menghindari
ketidaknyamanan pada saluran cerna
Spiramisin
- Mekanisme kerja: Alternatif terapi saat populasi tidak bisa menggunakan obat
pyrimethamine dan sulfadiazine
- Efek utama: melawan aktivitas bakteri gram positif, terapi toxoplasmosis, infeksi
protozoa (Cryptosporidiosis)
- Efek samping: mual, muntah, diare, ruam kulit, nyeri abdomen,
trombositopenia.
- Keterangan: dikonsumsi saat perut kosong karena makanan dapat
mengurangi 50% bioavilabilitas; administrasi yang tepat melalui
supositoria spiramisin
6) Golongan kortikosteroid
Prednison
- penggunaan kortikosteroid oral tanpa antibiotik dapat menyebabkan
imunodefisiensi sehingga tachyzoites menyebar cepat dan tersebar luas pada
retinitis
- Mekanisme kerja: aktivitas mineralokortikoid ringan dan aktif antiinflamasi
sedang; mengendalikan atau mencegah peradangan dengan mengendalikan
tingkat sintesis protein, menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan
fibroglass, dan menstabilkan lisosom pada tingkat sel
- Efek utama: alergi, pneumonia, asma akut, rheumatoid artritis, trombositopenia
idiopatik, slerosis
- Efek samping: insomnia, sakit kepala, edema, leukositosis
- Agen antiparasit harus dihentikan setelah steroid dihentikan. Tidak boleh
digunakan tanpa antiparasit pada terapi toxoplasmosis ocular
Prednisolon asetat 1%
- Mekanisme kerja:Agen ini menurunkan inflamasi dengan menekan migrasi
leukosit oleh leukosit polymorphonuclear dan menurunkan permeabilitas kapiler.
Frekuensi aplikasi tergantung derajat inflamasi okular
- Efek utama: efektif pada iritis, keratitis, konjungtivitis dan penyakit infalamasi
lainnya.
- Efek samping: hipertensi ocular, glaucoma, mydriasis, pteosis.
7) Antidot
Leucovorin
- dikenal dengan folinic acid, merupakan derivate asam folat yang
digunakan bersamaan dengan antagonis asam folat seperti
sulfonamide dan pirimethamin untuk mengantisipasi efek toksik.
- Mekanisme kerja: sebagai suplemen kofaktor untuk melawan
antagonis asam folat, menggantikan metothrexate pada intraselular,
mengikat dan mengembalikan folat yang dibutuhkan untuk sintesis
DNA/RNA
- Indikasi: anemia megaloblastis, menetralkan efek toksis dari
antagonis asam folat
- Efek samping: reaksi alergi, pyrexia
8) Cycloplegics/ Mydriatics
Cyclopentolate (0,5% , 1%, 2%)
- agen ini mencegah otot bodi siliaris dan otot sfingter iris untuk
merespon stimulasi kolinergik. Obat ini menginduksi mydriasis
dalam 30-60 menit dan cycloplegia dalam 25-75 menit.
- Mekanisme kerja: Memblok aksi asetilkolin menyebabkan
relaksasi otot sfingter iris kolinergis yang diinervasi secara
kolinergik. Efek antikolinergik siklopentolat pada mata
menghasilkan dilatasi pupil (midriasis) dan paralisis akomodasi
(cycloplegia)
- Efek utama: midriasis dan cycloplegia , iritis, uveitis
- Efek samping: gangguan SSP, iritasi mata, menaikan transien pada
tekanan intraocular, pandangan kabur, takikardia, konjungtivitis,
mengantuk.
Sasaran terapi
1. Fetal prophylaxis: untuk mencegah penularan vertikal dari ibu hamil
ke janin
2. Mencegah penyebaran infeksi
3. Mencegah komplikas
REGIMEN TERAPI
Untuk non-pregnant patients
Biasanya pasien yang imunokompeten tidak membutuhkan terapi.
Berikut adalah penjelasan tentang treatment yang diberikan kepada
pasien non-ibu hamil. Treatment diberikan berupa regimen 6 minggu:
a. Trimetamin 100mg Loading Dose secara oral diikuti dengaan 25-50
mg per hari + sulfadiazine 2-4 gr per hari di bagi dalam 4 dosis,
kemudian diberikan folinic acid (leucovorin) 10-25mg per hari untuk
mencegah toksisitas hematologik dari pirimetamin.
b. Pirimetamin 100mg (loading dose) secara oral diikuti dengaan 25- 50
mg per hari + klindamisin 300mg secara oral 4x1hari, kemudian
diberikan folinic acid (leucovorin) 10-25mg per hari untuk mencegah
toksisitas hematologik dari pirimetamin.
c. Treatment alternative diberikan trimetopin 10mg/kg/hari +
sulfametoxazol 50mg/kg/hari selama 4 minggu.
d. Sulfadiazin atau klindamisin dapat dihentikan dengan azitromisin
500mg/hari atau atovaquon 750mg 2 x 1 sehari pada pasien yang
imunokompeten atau alergi pada obat di atas.
Untuk pasien hamil
a. Spiramisin 1 g secara oral setiap 8 jam (disarankan untuk trimester
pertama dan awal trimester kedua)
b. Pirimetamin 50 mg/hari dan sulfadiazine 3g/hari secara oral dibagi
dalam 2-3 dosis selama 3 minggu, bisa digantikan dengan 3
minggu spiramicin 1g 3 x 1 hari atau
c. Pirimetamin 20 mg/hari dan sulfadiazine 4g/hari secara oral dibagi
dalam 2 atau 4 dosis until delivery.
d. Leucovorin 10-25mg/hari secara oral untuk mencegah bone
marrow suppression.
Untuk pasien dengan AIDS
a. Pasien dengan aids diberikan treatment pirimetamin 200 mg
secara oral initially, diikuti dengan 50-75 mg/hari secara oral +
sulfadiazine 4-8 gr/hari secara oral + asam folinat (leucovorin) 10
mg/hari, diberikan selama 6 minggu, diikuti lifelong suppressive
therapy atau sampai imun membaik
b. Suppressive therapy untuk pasien AIDS (CD4 <100 /µL) adalah
pirimetamin 50 mg/hari secara oral + sulfadiazine 1–1.5 gr/hari
secara oral + folinic acid (leucovorin) 10 mg/hari secara oral
jangka panjang atau hingga imun membaik.
Untuk pasien dengan Ocular Disease
a. Dewasa: Pirimetamin 100mg Loading Dose secara oral diikuti
dengaan 25-50 mg per hari + Sulfadiazin 1 gram, 4 kali sehari +
Folinic Acid (leucovorin) 5-25 mg tiap dosis pirimetamin
b. Anak: Pirimetamin 2 mg/kg untuk hari pertama selanjutnya 1
mg/kg tiap hari + Sulfadiazin 50 mg/kg 2 kali sehari + Folinic Acid
(Leucovorin) 7,5 mg per hari selama 4-6 minggu diikuti dengan
reevaluasi kondisi pasien.
PENCEGAHAN
Rekomendasi untuk menurunkan risiko infeksi primer toksoplasmosis diantara
ibu hamil :
- Hindari konsumsi daging yang kurang matang. Masak semua daging
sampai tidak kelihatan merah muda dan tidak berair.
- Selalu gunakan sarung tangan selama, dan cuci seluruh tangan
setelah, memegang daging mentah.
- Cucilah semua perkakas yang menyentuh daging yang kurang
matang dengan seksama.
- Cucilah semua sayuran yang tidak dimasak dengan seksama.
- Gunakan sarung tangan saat berkebun atau bekerja dengan tanah.
Cucilah tangan segera setelah menyentuh tanah.
- Jika memungkinkan, jaga kucing agar tetap didalam selama
kehamilan dan jangan member makan kucing daging yang tidak
dimasak atau mentah.
- Gunakan sarung tangan saat mengganti alas kotoran kucing, dan
cucilah tangan segera setelahnya
ANTIHELMITES
Dietilkarbamazin
■ Menyebabkan paralisis dan perubahan pada
permukaan membran mikrofilaria € hancur.
■ Cepat diabsorpsi diusus, ekskresi lewat urin,
70% bentuk metabolitnya.
Levamisol
- Dosis tunggal digunakan untuk Ascaris dan
Trichostrongylus, efektifitas sedang untuk A.duodenale
dan rendah untuk N.americanus.
- Cara kerja : meningkatkan aksi potensial
dan menghambat transmisi neuromukular €cacing
paralisis.
- Absorpsi oral cepat dan lengkap. 60% obat
diekskresi bersama ureum.
Mebendazol
- Efektif mengobati cacing gelang, cacing kremi,
cacing tambang dan T.trichiura, cacing pita.
Efeknya bervariasi € S. stercolarlis
- Kerjanya merusak subseluler dan menghambat
sekresi asetilkolinesterase cacing, menghambat ambilan
glukosa.
- Absorpsi oral buruk, ekskresi terutama lewat urin dalam
Niklosamid
- Untuk cacing pita (Cestoda), E. granulosus
dan
E.vermicularis.
- Kerjanya menghambat fosforilasi anaerobik ADP
Niridazol
- Efektif untuk S. haematobium dan S. mansoni.
- Ekskresinya dalam bentuk metabolit melalui
urine dan tinja.
- Hati-hati pada penderita gangguan fungsi hati, ginjal
dan darah.
Piperazin
- Efektif terhadap A.lumbricoides dan E.vermicularis.
Pirantel Pamoat
- Untuk cacing gelang, cacing kremi dan
cacing tambang.
- Kerjanya menimbulkan depolarisasi pada otot cacing
dan meningkatkan frekuensi imfuls, menghambat
enzim kolinesterase.
- Absorpsi melalui usus tidak baik, ekskresi
sebagian besar bersama tinja, <15% lewat urine.
Pirazikuantel
- Efektif terhadap Cestoda Trematoda, seperti
S. mansoni dan S. japonicum.
dan
- Kerjanya menimbulkan peningkatan aktivitas otot
cacing karena hilangnya Ca ion intrasel € kontraktur
dan paralisis spastik € cacing lepas dari tempatnya.
- Absorpsi oral baik, ekskresi sebagian besar bersama
urine.
Tiabendazol
- Efektif terhadap strongyloidiasis, askariasis, oksiuriasis
dan larva migrans kulit.
- Kerjanya menghambat enzim fumarat reduktase cacing
dan enzim asetilkolinesterase cacing € cacing mati.
- Absorpsi lewat usus, 90% obat diekskresi bersama
urine.
OBAT MALARIA
Klasifikasi Malaria
■ Skizontosid jaringan dan darah, gametosid dan
sporontosid.
■ Untuk serangan klinik : skizontosid darah (fase eritrosit).
Cth : klorokuin, kuinin dan meflokuin.
■ Pengobatan supresi : skizontosid darah dalam waktu
lama.
■ Pencegahan kausal : skizontosid jaringan yang bekerja
pada skizon yang baru memasuki jaringan hati. Cth :
pirimetamin dan primakuin
■ Pengobatan radikal : skizontosid darah dan jaringan (fase
eritrosit dan eksoeritrosit).
■ Gametositosit :
- P.vivax dan P.malariae € kloroquin dan kuinin
- P.falciparum € primaquin
- Sporontosid € primaquin dan kloroguanid
Kloroquin
- Efektif untuk fase eritrosit € P.vivax
dan
P.falciparum,gamet P.vivax
- Efek supresi terhadap P.vivax lebih kuat
dibandingkan kina dan kuinakrin.
- Absorpsi kloroquin oral lengkap dan cepat, metabolisme
- lambat, ekskresi lewat
Metabolisme urine. dihambat oleh
kloroquin 525-A,
SKF amodiakuin, hidroksiklorokuin dan
pamakuin.
Kontra indikasi
-- Digunakan : penyakit
sebagai hepar.
terapi supresi dan
pengendalian serangan klinik malaria.
Pirimetamin
- Untuk pencegahan dan terapi supresi.
- Kombinasi pirimetamin dengan sulfonamid dan
kuinin merupakan regimen terpilih untuk serangan
akut malaria oleh plasmodia yang resisten terhadap
kloroquin.
- Absorpsi di saluran cerna lambat tapi lengkap.
- Obat ini ditimbun di ginjal, paru, hati dan limpa
€
ekskresi lambat lewat urine.
- Tersedia sebagai tablet 25mg dan sediaan kombinasi
tetap dengan sulfadoksin 500mg (Fansidar).
Primakuin
- Untuk penyembuhan radikal malaria vivax dan ovale.
- Memperlihatkan efek gametosidal terhadap 4 jenis
plasmodium terutama P. falciparum.
- Absorbsi segera setelah pemberian oral, metabolisme
cepat, hanya sedikit yang diekskresi dalam bentuk utuh.
- Efek samping : anemia hemolitik akut pada pasien dengan
defisiensi enzim G6PD.
- Kontraindikasi : pasien dengan penyakit sistemik yang
berat yang cenderung mengalami granulositopenia, misal
artritis reumatoid & lupus eritomatosus.
- Indikasi : penyembuhan radikal malaria vivaks (malaria
tersiana) dan malaria lain yang menimbulkan relaps.
Mencegah timbulnya galur yang resisten €primakuin
diberikan bersama skizontosid 4-aminokuinolin
dalam dosis penuh
Kuinin
- Diberikan oral menyebabkan nyeri lambung, mual &
muntah
- Kina bersama pirimetamin dan sulfonamid masih
merupakan regimen terpilih untuk P. falciparum yang
resisten terhadap klorokuin
- Kina terutama berefek skizontosid, terhadap P. vivax
& P. malariae juga berefek gametosid
- Kina dan turunannya diserap baik terutama melalui
usus halus bagian atas.
- Untuk pengobatan radikal dan mengatasi kambuhnya
malaria tersiana, kuinin diberikan bersama primakuin.
- Untuk pengobatan malaria tropika yang resisten
terhadap klorokuin, diberikan kombinasi pirimetamin
& sulfonamid
Proguanil
- Merupakan turunan biguanid, dalam tubuh diubah
menjadi metabolit triazin yang berefek skizontosid
melalui mekanisme antifolat
Meflokuin
- Dapat menghilangkan demam dan parasitemia pada
pasien yang terinfeksi P. falciparum strain resisten di
daerah endemik.
- Menyebabkan penyembuhan supresi terhadap malaria
oleh berbagai strain P. falciparum . Juga pada P.
vivax
Halopantrin
- Diindikasikan pada malaria oleh P. falciparum
yang sudah resisten terhadap obat lain termasuk
skizontosid darah kerja cepat (rapidly-acting blood
schizontocides)
- Serangan akut malaria oleh P. falciparum yang sudah
resisten obat
Tetrasiklin
- Tetrasiklin & oksitetrasiklin berguna untuk
mengobati penyakit malaria oleh P. falciparum
yang sudah resisten terhadap klorokuin maupun
kombinasi pirimetamin sulfadoksin.
Kombinasi Pirimetamin Sulfadoksin
- Sangat efektif untuk mengobati penderita malaria
oleh P. falciparum yang sudah resisten klorokuin
Artemisin
- Menunjukkan sifat skizontosid yang cepat in vitro
maupun in vivo sehingga digunakan untuk
malaria yang berat
- Obat ini mungkin cukup bermanfaat pada malaria
serebral oleh P. falciparum
TERAPI
MALARIA
Obat untuk mengatasi serangan akut malaria tergantung
dari :
1. Geografi daerah kontak (daerah dgn galur yang
resisten terhadap klorokuin atau bukan)
2. Adanya bentuk eksoeritrosit (P. vivax dan P.
ovale)
3. Adanya kehamilan
4. Adanya intoleransi terhadap obat