Anda di halaman 1dari 5

MENGENAI PENYAKIT KULIT ( SCABIES) YANG SERING DI ALAMI ANAK

PESANTREN

A. Scabies, penyakit kulit khas pada warga pesantren

Bila diperdengarkan kata scabies, kebanyakan orang awam masih kurang


terdengar familier. Namun bila kita mengatakan penyakit gudiken, seketika orang
paham. Bagi orang lulusan pesantren, penyakit jenis ini dirasa sangat akrab dengan
kehidupan sehari-hari. Sampai ada ungkapan, bahwa belum afdholbagi seseorang
yang nyantri di pondok pesantren bila belum terkena gudiken. Begitu katanya, dan
penulis pun setuju dengan ungkapan tersebut mengingat pengalaman pribadi
berkawan dengan skabies ini. Nama-nama lain scabies antara lain Kudis, The Itch,
Gudig, Budukan, Gatal Agogo.
Scabies, penyakit kulit menular yang disebabkan oleh seekor tungau
(kutu/mite) yang bernama Sarcoptes scabei, filum Arthopoda , kelasArachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia olehS. scabiei var homonis, pada babi
oleh S. scabiei var suis, pada kambing oleh S. scabiei var caprae, pada biri-biri oleh
S. scabiei var ovis. Kecil ukurannya, hanya bisa dilihat dibawah lensa mikroskop,
yang hidup didalam jaringan kulit penderita, hidup membuat terowongan yang
bentuknya memanjang dimalam hari. Itu sebabnya rasa gatal makin menjadi-jadi
dimalam hari, sehingga membuat orang sulit tidur. Dibandingkan penyakit kulit gatal
lainnya, scabies merupakan penyakit kulit dengan rasa gatal nomor satu (pengalaman
pribadi lagi).

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan
sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 .
Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang
kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk
dewasa memerlukan waktu antara 8 – 12 hari.(Handoko, R, 2001). Telur menetas
menjadi larva dalam waktu 3 – 4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan
masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan
menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur,
sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi. ( Mulyono, 1986). Sarcoptes scabiei
betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 – 14 hari. Yang
diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang
dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat
terserang. (Andrianto dan Tang Eng Tie, 1989).

Penyakit ini menular dari hewan ke manusia (zoonosis), manusia ke hewan,


bahkan dari manusia ke manusia. Cara penularannya adalah lewat kontak langsung
maupun tak langsung antara penderita dengan orang lain, melalui kontak kulit, baju,
handuk dan bahan-bahan lain yang berhubungan langsung dengan si penderita.
Julukan scabies sebagai penyakitnya anak pesantren alasannya karena anak pesantren
suka (baca gemar) bertukar, pinjam-meminjam pakaian, handuk, sarung bahkan
bantal, guling dan kasurnya kepada sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya
penyakit ini dengan dunia pesantren.Tempat-tempat yang menjadi favorit bagi
sarcoptes scabei tinggal adalah daerah-daerah lipatan kulit, seperti telapak tangan,
kaki, selakangan, lipatan paha, lipatan perut, ketiak dan daerah vital.

Sarcoptes scabei betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan
stratum lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan
inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas
menjadi hypopi yakni sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan
yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu,
penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga
terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau
anyir. Sarcoptes tidak tahan dengan udara luar. Kalau orang yang menderita kudisan
dan sering menggaruk pada kulit yang terkena tungau, tungau-tungau itu tetap dapat
bertahan hidup karena kerak yang copot dari kulit memproteksi (jadi payung) tungau
terhadap udara luar. Akibat lain kegiatan menggaruk tadi adalah mundulnya infeksi
sekunder, dengan munculnya nanah (pus) dalam luka tadi. Hal ini akan menyulitkan
pengobatan.

Diagnosa pasti scabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah
yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya
dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina
bermukim agak dalam di kulit dengan membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak
digunakan larutan KOH 10 persen. selanjutnya hasil kerokan tersebut diamatai dengan
mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali.

B. Gejala Scabies

Gejala utama penyakit scabies adalah gatal pada kulit, terutama memburuk
pada malam hari. Rasa gatal terjadi karena reaksi alergi terhadap tungau. Terjadi
secara berkolompok seperti telah disebutkan di atas. Gejala scabies atau kudis lainnya
meliputi:

1. Gatal di sela-sela jari dan pergelangan tangan.


2. Gatal pada permukaan luar siku dan di ketiak.
3. Gatal di sekitar perut dan pusar.
4. Gatal Pada bagian bokong dan selangkangan
5. Gatal di sekitar puting susu, garis bra, dan sisi payudara (pada wanita).
6. Gatal Pada alat kelamin (pada pria).

Pada bayi dan anak-anak kecil, gatal-gatal dan iritasi kulit juga dapat terjadi pada kulit
kepala, leher, dan wajah dan telapak tangan dan telapak kaki.

Tips Cara Mengobati Scabies (kudis atau gudik) dengan tuntas

1. Penderita dalam satu rumah atau kelompok harus diobati secara bersamaan
(serempak), untuk memutus rantai penularan. Ayo rame-rame ke dokter…
2. Cuci semua pakaian, seprai, dan handuk yang digunakan dalam 3 hari sebelum
memulai pengobatan. Gunakan air panas pada bilasan terakhir sebelum
menjemurnya.
3. Bersihkan dengan hati-hati tempat tidur, sofa, ruangan atau kamar yang digunakan
oleh orang yang memiliki kudis atau gudikan. Itulah rangkuman tentang penyakiT.
4. scabies yang dikenal juga dengan sebutan kudis atau gudikan yang perlu diketahui.
Semoga bermanfaat.
C. Pencegahan kudisan ( scebies )
Cara Penularan Scabies Karena penyebab scabies adalah kutu yang dapat
menyebar dari orang ke orang maka penyakit ini mudah menular. Penularan scabies
bisa terjadi secara kontak langsung atau bersentuhan kulit-kulit dan hubungan suami
istri. Bisa juga terjadi secara tak langsung misalnya melalui pakaian, handuk, dan
tempat tidur yang dipakai bersama-sama. Maka tak heran jika penyakit scabies ini
akan mengenai orang secara berjamaah seperti dalam satu keluarga, satu asrama,
pondok pesantren, dan satu sekolah.
1. Bersihkan rumah secara total , mulai dari lantai, karpet, lemari, dll , anda bisa
gunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan untuk lebih bagusnya.
2. Hilangkan semua debudi kaca atau dimana saja di rumah .
3. Gantilah pakaian anda sekali sahari atau jika sudah berkesringan langsung ganti
jangan pake pakaian ynag lembab dan campur keringat .
4. Jadikan suasana lingkungan tempat tinggal tetap bersih.

Yang terpenting dalam pengobatan scabies, adalah seluruh orang yang tinggal
ditempat yang sama dengan penderita juga harus diobati. Semua pakaian, handuk,
bantal, kasur harus dijemur dibawah sinar matahari. Tujuannya agar tungau mati
karena sinar matahari. Pakaian dicuci dengan menggunakan cairan karbol. Dan bila
semua telah dilakukan, terpenting adalah mengubah cara hidup sehari-hari dengan
tidak saling meminjamkan pakaian dan barang pribadi lainnya ke orang lain.
Dengan begitu, scabies pasti akan musnah ditelan bumi, dan anak-anak pesantren
pun akan tersenyum bangga, bebas dari penyakit yang selama berabad-abad identik
dengan kehidupannya.

D. Pengobatan kudisan
1. Jangan menggaruk kulit yang mengalami kudis karena ini bisa menimbulkan
infeksi.
2. Mandi dengan air yang telah diberi larutan antiseptic ( seperti dettol, PK, dsb )
atau kamu bisa juga memakai sabun antiseptic Setelah mandi keringkan tubuh
dengan handuk bersih Jika menjelang pagi dan malam hari, oleskan krim
mengandung Permethrin 5 % bida didapatkan di apotek (misal Scabimite Krim,
atau Scabicid Cream) ke seluruh tubuh terutama pada bagian yang gatal,
selasela tubuh, lipatan-lipatan tangan dan kaki, organ intim, punggung, dan
bagian lipatan lainnya dalam tubuh .
3. Biarkan krim tersebut di tubuh anda selama kurang lebih 8 hingga 24 jam agar
meresap. kemunkinan rasa gatal akan meningkat ini bisa diakibatkan reaksi
obat.
4. Jika sudah 12-24 jam, bersihkan sisa krim dengan mandi air hangat.
5. Lakukan pengobatan selama 1 minggu kemudian.
6. Bila Permethrin tidak efektif, anda bisa dengan menggunakan Malathion Lotion,
namun untuk lotion ini biasanya harus diresepkan oleh dokter.
7. Bila cara ini tidak berhasil dan kondisi sudah kudis sedemikian parah serta
sistem kekebalan tubuh menurun bawalah ke dokter untuk mendapatkan
perawatan dan pengobatan yang terbaik.
8. Dokter akan meresepkan obat Invermectin, dan jika sampai terjadi infeksi pada
bagian kulit yang berkudis, dokter juga akan memberikan obat antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai