Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SCABIES

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Pengertian Scabies

Sesungguhnya scabies telah diketahui merupakan penyakit akibat gigitan kutu

sarcoptes scabei tahun 1687 yang biasanya berkumpul pada tangan dan pergelangan

.Kutu betina menggali stratum korneum dan bertelur 2-3 butir tiap hari yang kemudian

tumbuh menjadi dewasa dalam 10-14 hari .

Menurut Handoko (2007),scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan

oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) sarcoptes scabei.Penyakit ini dikenal

juga dengan nama the itch ,gudik,atau gatal agogo,kutu badan.Pertama kali penyebab

penyakit ini ditemukan oleh Benomo pada tahun 1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan

percobaan induksi pada sukarelawan perang dunia ke-2 .

Cara Penularan.

Cara penularan melalui 2 cara yaitu :

Secara kontak langsung :

kalau secara kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita

misalnya berjabat tangan ,tidur bersama dan hubungan sexual .

ra kontak tidak langsung :

sedangkan secara kontak tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita

seperti pakaian ,handuk ,bantal dll dan penyakit ini mudah menular dari manusia ke

manusia ,dari hewan ke manusia dan sebaliknya . Scabies dapat dikategorikan sebagai PHS
(penyakit hubungan seksual).Banyak factor penunjang melusnya penyakit ini diantaranya :

social ekonomi yang rendah ,hygiene yang buruk ,hubungan seksual yang sifatnya

promiskuitas ,kesalahan diagnosis dan perkembangan demografik serta ekologik .Scabies

menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari ,siku dan selangkangan

.Scabies identik dengan penyakit anak pondok. Penyebabnya adalah kondisi kebersihan

yang kurang terjaga ,sanitasi yang buruk ,kurang gizi dan kondisi ruangan terlalu lembab

dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung .Penyakit kulit scabies menular

dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya

harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada

komunitas yang terserang scabies karena apabila dilakukan pengobatan secara individual

maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies .

Etiologi. Sarcoptes scabei termasuk filum Artropoda ,kelas Archnida

,ordo Ackarima , super famili sarcoptes .Pada manusia disebut Sarcoptes scabei

var.hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes Scabei yang lain misalnya pada kambing dan

babi .Secara morfologik merupakan tungau kecil brbentuk oval,punggungnya cembung dan

pada bagian perut rata .Tungau ini translusen ,berwarna putih kotor dan tidak bermata

.Ukuran betina kira-kira 330-450 mikron x 250-350 mikron,sedangkan yang jantan lebih

kecil yaitu 220-240 mikron x 150-200 mikron . Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki,2

pasang kaki depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina

berakhir dengan rambut sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan

rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat .

Siklus Hidup Sarcoptes Scabiei . Menurut Johnston

(2005),siklus hidup tungau ini sebagai berikut : Setelah kopulasi (perkawinan) yang

terjadi diatas kulit ,jantan akan mati ,kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari

dalam terowongan yang digali oleh yang betina .Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil

meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk

betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya .Telur akan menetas biasanya dalam

waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.Larva ini dapat tinggal

terowongan tetapi dapat juga keluar setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang

mempunyai 2 bentuk jantan dan betina dengan 4 pasang kaki .Seluruh siklus hidupnya

mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari .Akibat

terowongan yang digali Sarcoptes scabei betina yang memakan sel-sel di lapisan

kulit,penderita mengalami gatal-gatal dan digaruk oleh penderita sehingga menimbulkan

infeksi ektoparasit dan berbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir .

Gejala Klinis. Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda

cardinal berikut :

 Pruritus nokturna artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau

meningkat pada suhu lembab dan panas ,iritasi pada kulit dan muncul gelembung berair

pada kulit .

 Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok misalnya dalam sebuah keluarga

biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.Begitu pula dalam sebuah perkampungan

yang padat penduduknya sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh

tungau tersebut .

 Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau

keabu-abuan ,berbentuk garis lurus atau berkelok,rata-rata panjang 1 cm,pada ujung

terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya

menjadi poliform(pustule,ekskoriasi dll) .Tempat predileksinya biasanya merupakantempat

dengan stratum korneum yang tipis yaitu sela-sela jari tangan ,pergelangan tangan bagian

volar ,siku bagian luar ,lipat ketiak bagian depan ,areola marne (wanita) ,umbilicus ,bokong
,genetalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah . Pada bayi akan menyerang telapak

tangan dan telapak kaki .

 Menemukan tungau dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna kemerahan

dan terasa gatal .Kerokan yang dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah

karena sarcoptes betina bermukim agak dalam dikulit .

1.2 Penatalaksanaan

Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium tungau ,tidak menimbulkan

iritasi dan tidak toksik ,tidak berbau atau kotor ,tidak merusak atau mewarnai pakaian

,mudah diperoleh ,dan harganya murah .

Jenis obat topical :

 Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim .Pada bayi dan

orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif

.Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif

terhadap stadium telur ,berbau ,mengotori pakaian ,dan dapat menimbulkan iritasi .

 Emulsi benzil-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium ,diberikan setiap malam

selama 3 kali .Obat ini sulit diperoleh ,sering memberi iritasi ,dan kadang-kadang makin

gatal setelah dipakai .

 Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau losio ,termasuk obat

pilihan karena efektif terhadap semua stadium ,mudah digunakan ,dan jarang memberi

iritasi .Obat ini tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena

toksik terhadap susunan saraf pusat .Pemberiannya cukup sekali selama 8 jam .Jika masih

ada gejala ,diulangi seminggu kemudian .

 Kromiton 10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal

.Harus dijauhkan dari mata ,mulut ,dan uretra .Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60%

pasien .Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dibersihkan setelah 24 jam

pemakaian terakhir .
 Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat mematikan

untuk parasit S .skabiei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia .Seluruh anggota

keluarga dan pasangan seksual harus diobati ,termasuk pasien dengan hiposensitisasi .
c.Riwayat Kesehatan Dahulu
pasien yang kulitnya sensitive mudah terkena scabies biasanya orang yang terkena penyakit
ini maka kulitnya kesensitivan kulit

d. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Pasien menyatakan dilingkungan sekitar rumahnya kotor .

3. POLA FUNGSI KESEHATAN

a. Pola Persepsi Kesehatan


Apabila sakit pasien biasanya menceritakan kepada suaminya dan pasien biasanya berobat
kepuskesmas/pelayanan kesehatan dan Dokter.

b. Pola Aktifitas Latihan.


AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandiri
Berpakaian
Eliminasi
Mobilitas ditempat tidur
Pindah
Ambulansi
Makanan

Pola aktivitas latihan pasien skabies tergantung pada derajat keparahan skabies dengan
keterangan:
0 = Mandiri
2 = Menggunakan alat bantu
3 = Dibantu orang lain
4 = Tergantung penuh / total

c. Pola Istirahat Tidur


Pada pasien scabies tidak dapat tidur karena gatal2 pada kulit

d. Pola Nutrisi Metabolik


Pada pasien skabies mengalami penurunan intake nutrisi,perubahan selera
makan,penurunan berat badan .

e. Pola Eliminasi
Pada pasien scabies tidak ada gangguan pada pola eliminasi
f. Pola Kognitif Perseptual
Saat pengkajian pada pasien scabies dalam keadaan sadar ,bicara lancer dengan
menggunakan bahasa Indonesia ,pendengaran masih bagus dan penglihatan tidak kabur
,wajah pasien tampak meringis menahan gatal-gatal pada seluruh tubuhnya ,pasien tampak
lemah ,pasien kelihatan tidak paham tentang penyakit yang dialaminya .

g. Pola Konsep Diri


Pasien gelisah dan cemas karena akan mengalami gangguan harga diri,peran
diri,gambaran diri dan identitas diri .

h. Pola Koping
Bila pasien mempunyai masalah pertama kali ,pasien menceritakan pada suaminya

i.Pola Seksual Reproduksi


Pada pasien skabies pola seksualnya terganggu.

j.Pola Peran Hubungan


Dalam kehidupan sehari-hari pasien memiliki hubungan yang sangat baik dengan
masyarakat dan anggota keluarga lain.

k. Pola Nilai dan Kepercayaan


Pasien beragama islam ,biasanya sholat 5 waktu dalam sehari dan pasien taat.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda – tanda vital :
- TD : 120/80 MmHg
- Nadi : > 100 x/menit
- Suhu : 38oC
- RR : > 24 x/menit

b. Keadaan Umum
Pada pasien scabies derajat kesadarannya dari
komposmentis,apatis,somnolen,delirium,spoor sampai koma

c. Kulit,Rambut,Kuku
Inspeksi : warna kulit pasien sawo mateng,rambut pasien berwarna hitam dengan persebaran
tidak merata ,kuku normal
Palpasi: turgor kulit jelek,kulit teraba hangat terdapat nyeri tekan pada kulit,terdapat kemerahan
pada kulit,ada rupture kulit,pada pasien scabies keluar pus pada kulit .

d. Kepala
Bentuk wajah simetris ,bentuk tengkorak bulat ,rambut hitam serta tidak terdapat nyeri
tekan ,adanya lesi pada kulit kepala .
e. Mata
Bola mata berbentuk bulat,konjungtiva pucat,sclera putih serta pergerakan bola mata
normal ,pupil normal

f. Telinga
Inspeksi : daun telinga normal,liang telinga terdapat serumen.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada prosesus mastoideus.

g. Hidung
Bentuk hidung normal ,tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan .

h. Mulut
Bentuk bibir normal ,gigi lengkap dan bersih,mukosa bibir kering,lidah bersih

i. Leher
Bentuk leher normal tidak terdapat bendungan vena jogularis,tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid serta nyeri tekan tidak ada.

j. Dada
Bentuk dada normal,pergerakan otot dada simetris,tidak terdapat nyeri tekan

k. Abdomen
Pada pasien CKB bentuk abdomen simetris,tidak terdapat nyeri tekan,tidak terdapat
benjolan /massa,terdapat kemerahan pada bagian perut bagian bawah dan umbilicus

l. Anus dan Rektum


Pada daerah anus dan rectum tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksternal.

m. Alat Kelamin
Pada pasien scabies terdapat kemerahan pada genetalia

n. Ekstremitas
Atas : terkoordinasi dengan baik
Bawah : terkoordinasi dengan baik

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cara menemukan tungau :
a. Carilah mula-mula terowongan ,kemudian pada ujung dapat terlihat
papul atau vesikel.Congkel dengan jarum dan letakkan diatas kaca objek ,lalu
tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop cahaya .
b. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar .
c. Dengan membuat biopsy irisan .Caranya :jepit lesi dengan 2 jari
kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop
cahaya .
d. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE .

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Data Fokus
Data Objektif :
- Skala nyeri 4
- Pasien lemah
- Perubahan selera makan
- Penurunan intake nutrisi
- Konjungtiva pucat
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak gelisah
- Adanya stratum korneum tipis di seluruh bagian tubuh
- Wajah pasien tampak meringis menahan gatal-gatal pada kulitnya
- Pasien tidur tampak sering terbangun
- Adanya lesi pada kulit kepala
- Pasien kelihatan tidak paham tentang penyakit yang dialaminya
- Ada rupture pada kulit
- Keluar pus pada kulit
- Terdapat nyeri tekan pada kulit
- Turgor kulit jelek
- Mukosa bibir kering
- Kulit teraba hangat
- Penurunan berat badan
- Terdapat kemerahan pada genetalia
- Terdapat kemerahan pada daerah umbilicus dan pada perut bagian bawah
- TTV:
- TD : 120/80 MmHg
- Nadi: > 100 x/menit
- RR : > 24 x/menit
- Suhu: 38 oC
2. ANALISA DATA

No SYMPTOM PROBLEM ETIOLOGI


1 Do : Nyeri akut Agen cedera biologi
- Skala nyeri 4
- Pasien tampak lemah
- Terdapat nyeri tekan pada kulit
- Pasien tampak meringis menahan gatal-gatal
pada kulit

2 Do : Hipertermi Trauma sel


- Suhu: 38 oC
- RR: > 24 x/menit
- Kulit teraba hangat
- Nadi : > 100 x/menit
- Turgor kulit jelek
- TD : 120/80 MmHg
- Mukosa bibir kering
3 Do : Ketidakseimbangan Tidak mampu dalam
- Pasien lemah nutrisi kurang dari memasukkan
- Penurunan intake nutrisi kebutuhan tubuh ,mencerna,mengabsorsi
- Penurunan berat badan makanan
- Turgor kulit jelek
- Mukosa bibir kering
- Perubahan selera makan

4 Do : Gangguan pola tidur Gatal-gatal pada kulit


- Suhu: 38 oC
- Konjungtiva pucat
- Pasien tidur tampak sering terbangun
- Pasien tampak lemah

5 Do : Kerusakan integritas Udara lembab adanya


- Pasien tampak lemah kulit scabies
- Turgor kulit jelek
- Adanya stratum korneum tipis diseluruh
tubuh
- Adanya lesi pada kulit kepala
- Adanya rupture pada kulit
- Keluar pus pada kulit
6 Do : Harga diri rendah Gangguan gambaran
- Pasien tampak cemas situasional diri
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak lemah

7 Do : Kurang pengetahuan Keterbatasan paparan


- Pasien kelihatan tidak paham tentang
penyakit yang dialaminya
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak cemas

8 Do: Cemas Ancaman terhadap


- pasien tampak gelisah konsep diri
- pasien tampak cemas
- pasien tampak sering terbangun
- pasien tampak lemah

9 Do: Resiko infeksi Rupture membrane


- terdapat kemerahan pada genetalia amneotik/kulit tidak
- terdapat kemerahan pada daerah umbilicus utuh
dan perut bagian bawah
- keluar pus pada kulit
- adanya lesi pada kulit kepala

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ditandai dengan skala nyeri 4,pasien
tampak lemah,terdapat nyeri tekan pada kulit ,pasien tampak meringis kesakitan karena
menahan gatal-gatal pada kulitnya
2. Hipertermi berhubungan dengan trauma sel ditandai dengan mukosa bibir kering ,badan
teraba hangat, turgor kulit jelek , suhu: 38 oC,RR : >24 x/menit ,nadi : >100 x/menit ,TD :
120/80 MmHg
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu
dalam memasukkan ,mencerna dan mengabsorbsi makanan ditandai dengan penurunan
berat badan,perubahan selera makan,penurunan intake nutrisi ,pasien lemah,mukosa bibir
kering, turgor kulit jelek
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal pada kulit ditandai dengan suhu : 38
oC ,pasien tampak lemah ,pasien tampak sering terbangun ,konjungtiva pucat .
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan udara lembab adanya scabies ditandai
dengan pasien tampak lemah,turgor kulit jelek,adanya stratum korneum tipis diseluruh
tubuh ,adanya lesi pada kulit kepala ,adanya rupture pada kulit ,keluar pus pada kulit
6. Resiko infeksi berhubungan dengan rupture membrane amneotik/kulit tidak utuh ditandai
dengan terdapat kemerahan pada genetalia ,terdapat kemerahan pada daerah umbilicus dan
perut bagian bawah ,adanya lesi pada kulit kepala
7. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri ditandai dengan
pasien tampak cemas ,pasien tampak lemah ,pasien tampak gelisah
8. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan pasien tampak
lemah ,pasien tampak cemas ,pasien tampak gelisah , pasien tampak sering terbangun
9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan ditandai dengan pasien
kelihatan tidak paham tentang penyakit yang dialaminya, pasien tampak cemas ,pasien
tampak gelisah

B. PERENCANAAN

WAKTU No TUJUAN/NOC INTERVENSI/NIC


Dx
Tgl Jam
01 Jan 08.00 1 Setelah dilakukan tindakan Pain Management (1400)
08 WIB keperawatan selama…x 24 jam - kaji secara komprehensif tentang
skala nyeri dapat berkurang dengan nyeri meliputi:lokasi,karakteristik
criteria hasil : onset/durasi,frekwensi,kualitas
Pain Control (1605) ,intensitas dan factor
(160501) mengenai factor penyebab yang menimbulkan nyeri
(160502)mengenali permulaan- observasi reaksi non verbal dari
nyeri ketidaknyamanan terutama pada
(160503) menggunakan tindakan ketidakmampuan untuk
pencegahan berkomunikasi secara efektif
(160504) menggunakan metode - pastikan pasien mendapat
pencegahan non analgetik untuk perawatan dengan analgesic yang
mengurangi nyeri diperlukan
(160505)gunakan analgetik yang - gunakan strategi komunikasi
cocock terapeutik untuk menyatakan
(160506)gunakan tanda peringatan pengalaman nyeri dan
untuk meminta bantuan menyampaikan penerimaan dari
(160507) catat gejala perawatan respon pasien pada nyeri
kasehatan yang profesional - pertimbangkan pengaruh budaya
(160509)mengenali gejala-gejala pada respon nyeri
nyeri - tentukan pengaruh dari
(160510)mencatat pengalaman pengalaman nyeri pada
tentang nyeri kulitas hidup (missal:tidur, makan
(160511)melaporkan nyeri yang ,aktivitas,pengamatan dan
sudah terkontrol hubungan)
- bantu pasien dan keluarga mencari
bantuan dan menyediakan
dukungan
- sediakan informasi tentang nyeri
seperti penyebab dari nyeri berapa
lama ini akan berakhir dan
aketidaknyamanan dari prosedur

01 Jan 10.00 2 Setelah dilakukan tindakan Temperature regulation (3900)


08 WIB keperawatan selama …x 24 jam - monitor suhu minimal 2 jam
suhu tubuh dalam rentan
- monitor suhu secara kontinyu
normal dengan criteria hasil : - monitor warna kulit dan
Thermoregulation (0800) temperature
(080001) kulit tidak teraba hangat - monitor TTV
(080002)suhu tubuh dalam rentang - monitor perubahan temperature
normal sampai stabil
(080003) tidak terjadi sakit kepala - monitor dan catat tanda dan gejala
pada pasien hypothermia dan hyperthermia
(080004)Tidak terjadi gangguan - naikkan secara adekuat asupan
pada otot makanan dan minuman
(080005) pasien tidak menunjukkan - berikan antipiretik jika perlu
wajah cepat marah - beri tahu dokter jika tindakan tidak
(080006)tidak terjadi perubahan berhasil
warna kulit
(080007)Pasien tidak menunjukkan
perasaan ngantuk
(080008)Tidak terjadi kejang pada
otot
(080010)Pasien dapat berkeringat
apabila udara panas
(080011)Pasien bisamenggigil
apabila cuaca dingin
(080012) nadi dalam rentang
normal
(080013) pernafasan dalam rentang
normal
(080014)hidrasi yang adekuat

01 Jan 12.00 3 Setelah dilakukan tindakan Nutrition management ( 1100)


08 WIB keperawatan selama …x 24 jam - Kaji pasien apabila pasien
nafsu makan pasien dapat memiliki alergi makanan tertentu
bertambah dengan criteria hasil : - Buat makanan pilihan
Nutritional status (1004) untuk pasien
(100401)Pasien mendapat asupan - kolaborasikan dengan ahli gizi
nutrisi yang cukup untuk kalori dan tipe nutrisi yang
(100402)pasien mendapat asupan dibutuhkan untuk memenuhi
makanan dan caiaran yang cukup kebutuhan nutrisi pasien
(100405)adanya peningkatan berat
- anjurkan pasien agar intake kalori
badan sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
kebiasaan
- dorong peningkatan asupan protein
dan vitamin C
- berikan makanan ringan seperti:
sering memberikan minum dan
buah segar atau just buah

01 Jan 14.00 4 Setelah dilakukan tindakan Sleep Enchancement (1850)


08 WIB keperawatan selama …x 24 jam - Berikan tempat tidur sesuai
pasien dapat tidur dengan nyenyak keinginan pasien
dengan criteria hasil : - Determinasikan efek medikasi
(sleep:0004) terhadap pasien dalam pola tidur
(000401) dapat mengontrol waktu - Monitor pola tidur pasien dan
tidur lamanya wktu tidur
(000402) observasi waktu untuk - Ciptakan suasana yang nyaman
tidur - Batasi pengunjung bila perlu
(000403) dapat mengontrol pola - Kolaborasi pemberian penenang
tidur pasien
(000404)dapat mengontrol kualitas
tidur pasien
(000405) dapat mengontrol tidur
yang efisien
(000406) tidak terjadi gangguan
tidur
(000407) pasien dapat tidur dengan
teratur
(000408) dapat menyatakan
perasaan segar setelah bangun tidur
(000409) tidur sebentar secukupnya
dengan tepat sesuai umur
(000410) mampu mengontrol waktu
bangun tidur dengan tepat

02 Jan 10.00 5 Setelah dilakukan tindakan Skin Surveillance (3590)


08 WIB keperawatan selama…x 24 jam agar - monitor warna kulit
pasien tidak menunjukkan adanya - monitor temperature kulit
kerusakan integritas kulit dengan- monitor adanya abrasi kulit dan
criteria hasil : ruam kulit
Tissue integrity:skin dan mucous- monitor pasien agar memakai baju
membranes (1101) yang longgar
- catat perubahan kulit dan
membrane mukosa
(110101)temperature jaringan- monitor sumber tekanan dan
dalam rentan normal pergesekan
(110102)sensasi dalam rentang - monitor kulit pada area yang
normal kemerahan dan luka
(110103)elastisitas dalam rentang - monitor kulit dan membrane
normal mukosa pada area perubahan warna
(110104)hidrasi dalam rentang yang mengakibatkan luka memar
normal
(110105) pigmentasi dalam rentang
normal
(110106)pernafasan dalam rentang
normal
(110107)warna kulit normal
(110108)tekstur kulit dalam rentang
normal
(110109)lapisan kulit dalam
rentang normal
(110110)tidak adanya kerusakan
jaringan kulit
(110112)pertumbuhan rambut pada
kulit dalam rentang normal
(110113) tidak ada intensitas kulit

02 Jan 12.00 6 Setelah dilakukan tindakan Infection control (6540)


08 WIB keperawatan selama…x 24 jam - observasi dan laporkan tanda dan
tidak terjadi infeksi dengan criteria gejala infeksi seperti kemerahan
hasil : ,panas,nyeri,tumor,dan adanya
Knowledge infection control fungsiolesa
(1807) - kaji warna kulit,kelembaban
(180703)adanya pengurangan tekstur dan turgor ,cuci kulit dengan
transmisi infeksi hati-hati ,gunakan hidrasi dan
(180704)adanya tanda dan gejala pelembab seluruh permukaan
pengurangan terhadap- gunakan strategi untuk mencegah
kekhawatiran terjadinya infeksi infeksi nosokomial
(180705)menggambarkan prosedur - istirahat yang adekuat
srening - ajari pasien dan anggota keluarga
(180706)monitor prosedur tentang bagaimana mencegah
(180707 menggambarkan keaktifan infeksi
untuk peningkatan kekebalan
infeksi
(180708) menggambarkan
pengobatan untuk diagnosa infeksi
(180709) mengikuti peningkatan
untuk diagnosa infeksi

03 Jan 08.00 7 Setelah dilakukan tindakan Self esteem enhancement (5400)


08 WIB keperawatan selama…x 24jam - pantau tingkat keburukan dari klien
masalah pasien selesai dengan - dukung klien untuk memotivasi
kruteria hasil : dirinya sendiri
Coping (1302) - mengajarkan klien untuk
(130201) identifikasi pola masalah beradaptasi dengan kritik negative
yang efektif - berikan penghargaan pada pasien
(130202) identifikasi pola masalah setelah mampu beradaptasi dengan
yang tidak efektif kekurangan diri
(130204)Laporkan terjadinya
penurunan stress
(130208)mampu beradaptasi
dengan situasi yang dialami
(130209) gunakan dukungan social
yang tersedia
(130212) gunakan masalah strategi
yang efektif
(130216) laporkan terjadinya
penurunan fisik penyebab dari
stress
(130217) laporkan terjadinya
penurunan perasaan negative

03 Jan 10.00 8 Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction (5820)


08 WIB keperawatan selama …x 24 jam - identifikasi level stres apabila
pasien tampak terlihat tidak mengalami perubahan
cemas dengan criteria hasil : - intruksikan pasien untuk
Anxiety control (1402) menggunakan teknik relaksasi
(140201) monitor intensitas
- bantu pasien untuk
kecemasan mengidentifikasi situasi dan
(040202) eliminasi tanda penyebab penyebab stres
cemas - cari pemahaman pasien tentang
(040203) menurunkan stimulasi persepsi situasi stress
lingkungan apabila terjadi
- dengarkan keluhan –keluhan
kecemasan pasien
(040204) mencari informasi untuk - ciptakan suasana nyaman untuk
menurunkan kecemasan fasilitas dalam ruangan
(040205) merencanakan strategi - control stimulasi jika diperlukan
koping untuk situasi stress untuk pasien yang membutuhkan
(040206) menggunakan strategi - Berikan obat untuk menurunkan
koping yang efektif kecemasan bila perlu
(040207) menggunakan teknik
relaksasi untuk menurunkan cemas
(040208) mencatat teknik relaksasi
untuk menurunkan cemas
(040209) mencatat durasi
penurunan dari episode cemas
(040209) mencatat
peningkatan panjang dari waktu
diantara episode cemas
03 Jan 12.00 9 Setelah dilakukan tindakan Teaching: individual (5606)
08 WIB keperawatan selama … x 24 jam - mengobservasi kesiapan klien
pasien dapat mengerti tentang untuk mendengar (mental
penyakit yang dideritanya dengan ,kemampuan untuk melihat
criteria hasil : ,mendengar,nyeri ,kesiapan
emosional,bahasa dan budaya)
Knowledge :disease process - menentukan tingkat pengetahuan
(1803) klien sebelumnya
(180301)familiar dengan proses - menjelaskan proses penyakit
penyakit (pengertian ,etiologi, tanda dan
(180302)mendiskripsikan proses gejala )transmisi dan efek panjang
penyakit pada ibu dan fetus
(180303)mendiskripsikan factor
- diskusikan perubahan gaya hidup
penyebab yang bias untuk mencegah
(180304)mendiskripsikan factor komplikasi/mengontrol proses
resiko penyakit
(180305)mendiskripsikan efek
- diskusikan tentang pilihan
penyakit terapi/perawatan
(180306)mendiskripsikan tanda dan
gejala
(180307)mendiskripsikan
perjalanan penyakit
(180309) mendiskripsikan tentang
komplikasi
(180310) mendiskripsikan tanda
dan gejala tentang komplikasi
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Skabies adalah penyakit kulit yang menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap tungau (mite) sarcoptes scabei.

2. Tidak semua diagnosa keperawatan yang sesuai dengan scabies dapat muncul pada
kasus.Diagnosa yang muncul yang sesuai dengan kasus ,dengan kondisi klien adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2. Hipertermi berhubungan dengan trauma sel
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak mampu dalam memasukkan ,mencerna ,mengabsorbsi makanan
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal pada kulit
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan udara lembab adanya scabies
6. Resiko infeksi berhubungan dengan rupture membrane amneotik/kulit tidak utuh
7. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri
8.Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
9.Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan

3. Pola intervensi keperawatan yang direncanakan semua dapat dilakukan dan rencana yang
dibuat tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai pada rencana keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

 Mansjoer,Arif,Supihalta.2005.Kapita Selekta Kedokteran Jil2.media Aesculapis.FKUI


 Muda,Ahmad.2003.kamus lengkap kedokteran.Surabaya.Gitamedia Press
 Subagyo Waskito Satrio,2007.Scabies.www.Cermin Dunia Kedokteran.com
 Johnson, Marion dan Maridean mass.2004.NOC.USA.Mosby year book

 Mc Loskey,Joanne Cdan Gloria M.Bulechec.2004.NIC.USA.Mosby year


ASUHAN KEPERAWATAN KANDIDIASIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya disebut
Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering
dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa
gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka kematian sekitar 71%-79%.
Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari
dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.

Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi
putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang
menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM,
yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis
jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C.
krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albican merupakan
jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi
oportunistik.

Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada
neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88%
pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang
menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS

Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu pada
moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush, sehingga ia menamakan jamur itu
thrush fungus. Veron (1835) menghubungkan penyakit pada bayi tersebut dengan infeksi pada saat
dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat kandungan ibunya. Berg (1840) berkesimpulan bahwa alat
minum yang tidak bersih dan tangan perawat yang tercemar jamur merupakan faktor penting dalam
penyebarab infeksi ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih diberikanlah nama
Oidium Albicans. Nama oidium kemudian berubah menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba
mempelajarinya, antara lain Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout
(1923) menamakan jamur itu dalam genus candida.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi candidiasis ?

2. Bagaimana klasifikasi dan gambaran klinis candidiasis?

3. Apa saja etiologi candidiasis?

4. Apa saja manifestasi klinis candidiasis?

5. Bagaimana patofisiologi candidiasis ?

6. Apa saja komplikasi pada penyakit candidiasis?

7. Apa pemeriksaan candidiasis?

8. Bagaimana cara penularan dan cara pencegahan candidiasis?

9. Bagaimana asuhan keperawatan secara teoritis pada penderita candidiasis oral ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sistem Integumen
dan menambah wawasan Mahasiswa tentang penyakit Candidiasis serta asuhan keperawatan secara
teoritis pada penderita candidiasis

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI CANDIDIASIS

Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 % dari
populasi (Silverman S, 2001).

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.albicans.
Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS),
perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang
(Stedman, 2005).

Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa lesi putih atau lesi eritematus
(Silverman S, 2001). Pada keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa
terbakar (burning sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa
kering atau serostomia (Greenberg M. S. , 2003). Pada umumnya infeksi tersebut dapat di
tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan
mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya. (Silverman S, 2001).

2.2 KLASIFIKASI DAN GAMBARAN KLINIS CANDIDIASIS

Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut:

a. Candidiasis Selaput Lendir

 Thrush / Candidosis oral

Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut berupa


bercak berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri. Bercak ini
bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush pada dewasa bisa merupakan pertanda
adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atau AIDS. Pemakaian antibiotik yang
membunuh bakteri saingan jamur akan meningkatkan kemungkinan terjadinya thrush.

 Perleche

Infeksi jamur ini merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakan dan sayatan
kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut
sehingga tumbuh jamur.
 Infeksi vagina (vulvovaginitis)

Vulvovaginitis sering berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina disertai

rasa panas ditemukan pada wanita hamil, penderita


diabetes atau pemakai antibiotik. Gejalanya, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar
vagina.

 Balanitis atau balanopostitis

Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis


(glans penis) dan kulitnya. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan membengkak, serta bisa
menyebabkan terjadinya penyempitan uretra. Lelaki yang berhubungan intim dengan perempuan yang
mengidap jamur berpotensi terkena penyakit ini. Peradangan biasanya terjadi akibat infeksi jamur
atau bakteri di bawah kulit pada penis yang tidak disunat.

 Kandidosis mukokutan kronik

Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada sekelompok gangguan heterogen yang ditandai oleh
infeksi superfisial berulang atau persisten pada kulit, membran mukosa, dan kuku yang disebabkan
oleh Candida albicans. Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem
hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik,
umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip dengan penderita dengan
defek poliendokrin.

b. Candidiasis kutis

 Candidiasis intertriginosa

Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di
daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis
dan umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut
dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.
 Kandidiasis perianal

Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.

 Kandidiasis kutis generalisata

Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering
disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-
pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau
mungkin karena gangguan imunologik.

 Paronikia dan onikomikosis

Infeksi jamur ini terjadi pada kuku dan jaringan sekitarnya ini menyebabkan rasa nyeri dan peradangan
sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal ini sering diderita oleh orang-orang
yang pekerjaannya berhubungan dengan air.

c. Candidosis Sistemik

 Endokarditis

Infeksi ini sering disebabkan oleh penumpukan dan pertumbuhan ragi dan pseudohifa /vegetasi pada
katub jantung buatan juga pada morfinis sebagai akibat penyuntikan sendiri.

 Meningitis

Gejala sama dengan meningitis TB atau karena bakteri lain

 Reaksi id (kandidid)

Reaksi ini terjadi karena adanya metabolit Candida. Klinisnya berupa vesikel – vesikel yang bergerombol
,terdapat pada sela jari tanganatau bagian badan yang lain ,mirip dermatofitid. Di tempat tersebut tidak
adaelemen jamur. Bila lesi candidosis diobati , kandidid akan sembuh. Jikadilakukan uji kulit dengan
kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif

2.3 ETIOLOGI

Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor endogen maupun eksogen, antara lain
:

1. Faktor endogen :

a. Perubahan fisiologik

 Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina

 Kegemukan, karena banyak keringat

 Debilitas

 Iatrogenik

 Endokrinopati, gangguan gula darah kulit

 Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaanumum yang buruk.

b. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna.

c. Imunologik : penyakit genetik.

2. Faktor eksogen :

a. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat

b. Kebersihan kulit

c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan
masuknya jamur.

d. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

1. Pada bayi
 Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut

 Menimbulkan nyeri

 Infeksi mulut (peradangan).

2. Pada anak-anak dan dewasa

 Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut gusi danamandel (tonsil)

 Lesi menyerupai keju

 Nyeri

 Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores

 Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut

 Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut

 Kehilangan selera makan

2.5 PATOFISIOLOGI

Jamur candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit
sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan
sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berpoliferasi dan
menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit
yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya
dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan
candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-
obatan yang menekan sistem imunserta penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired Immuno
deficiency Sindrome (AIDS).

Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika pertahanan
tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam keadaan normal tidak
memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun
manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.
2.6 DIAGNOSIS

Diagnosa dari candidiasis biasanya berdasarkan dari gejala klinis yang ditimbulkan. Selain itu, dapat
dilakukan pemeriksaan langsung dan pemeriksaan biakan.

1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau
dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. Pemeriksaan biakan: bahan yang
akan diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik
(kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau
lemari suhu 37ºC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi Candida
albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.

2. Pemeriksaan biakan dilakukan dengan menanam bahan ke dalam agar dekstrosa glukosa Sabouroud,
setelah itu dapat ditambahkan dengan antibiotic (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Kemudian disimpan dalam suhu kamar 37ºC. Setelah 24-24 jam, koloni akan tumbuh.

Identifikasi untuk Candida albicans dilakukan dengan membiakkannya pada corn meal agar. Pada media
ini, akan membentuk Chlamydoconidia dan pada serumnya akan membentuk germ tube.

Germ tube test merupakan test yang dilakukan untuk membedakan Candida albicans dengan
candidia lainnya secara ekonomis dan efisien. 0,3 ml serum (bisa serum manusia, kelinci, domba)
dicampur dengan sel yeast. Lalu diinkubasi dengan suhu 35-37 oC selama 2-3 jam. Serum diambil dengan
usa dan diletakkan pada objek glass dan ditutup dengan deck glass. Bila terbentuk germ tube maka
kesimpulannya adalah Candida albicans. Germ tube merupakan filament yang dibentuk oleh
Blastoconidia dengan ciri khas tidak ada konstriksi pada perbatasan antara Germ Tube dan Blastoconida.

2.7 PENATALAKSANAAN

Dalam menanganinya dapat dilakukan pengobatan yang bervariasi, tergantung pada daerah mana yang
terkena dampak dari timbulnya Kandidiasis tersebut, seperti:

Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu, pengobatan yang paling
sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini akan diteteskan pada mulut bayi
untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu
dicuci sampai bersih, teteskan 2 tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara merata.
Cara ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun harus dilakukan dengan hati-hati, jangan
sampai membuat bayi muntah.
a. Bila menderita candidiasis sebaiknya segera mengkonsumsi obat-obatan antifungal seperti
Nistatin dan clotrimazole. Untuk kasus-kasus yang lebih parah, ketoconazole atau flukonazol
dapat diminum sekali sehari.

b. Bila menderita candida esophagitis dapat di obati dengan ketoconazole, itraconazole (Sporanox)
atau flukonazol. Kandidiasis cornu dapat diobati dengan dengan antifungal powders dan krim.

c. Sedangkan bagi candidiasis yang terjadi pada vagina dan menyebabkan infeksi dapat diobati
dengan obat antifungal seperti butoconazole, clotrimazole, miconazole, Nistatin, tioconazole dan
terconazole.

2.8 KOMPLIKASI PADA PENYAKIT CANDIDIASIS

Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus.
Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa

2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan pemberian flukonazol.

3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab ataukumur.

2.10 CARA PENULARAN

Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja, dari penderita
ataupun “carrier”, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.

2.11CARA PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :

1. Pencegahan Pada bayi biasakan mencuci bersih dan mensterilkan botol/dot/pacifier yang digunakan dan
menyimpan pada tempat yang bersih dan kering.

2. Biasakan berkumur setelah memakai kortikosteroid inhaler

3. Rajin berkumur dan menggosok gigi

4. Rajin membersihkan gigi tiruan atau kawat gigi

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS PADA GANGGUAN SISTEM


INTEGUMEN ; CANDIDIASIS ORAL

A. PENGKAJIAN

1. SYSTEM KARDIOVASKULER

Tidak ada nyeri dada

2. SYSTEM PERNAFASAN

Respirasi normal, nadi normal


3. SYSTEM INTEGUMENT

Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral adanya lesi, pecah-pecah dan kemerahan pada sudut
mulut

4. SYSTEM MUSCULOSKELETAL

Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena kurang asupan nutrisi

5. SYSTEM PERSYARAFAN

Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian lain yang terinfeksi dan kesadaran penuh

6. AKTIVITAS / ISTIRAHAT

Gejala : Perubahan pola tidur

Tanda :Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih kemerahan, garis

Hitam dibawah mata

7. SIRKULASI

Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang terinfeksi

8. INTEGRITAS EGO

Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya

Tanda : Ansietas, murung, menarik diri

9. MAKANAN / CAIRAN

Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat, Anorexia,Kehilangan nafsu makan


karena nyeri, Diindikasi kan infeksi sudah menyebar sampai esofagus sehingga terjadi gangguan menelan
pula.
Tanda : Porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.

10. KEAMANAN
Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit / ulkus pada kulit, Riwayat berulangnya
infeksi jamur.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa yang muncul pada penderita candidiasis yaitu :

1. Nyeri akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah dan eksudat berwarna putih

2. Hipertermi b.d suhu tubuh meningkat

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun

4. Kerusakan integritas mukosa oral b.d inflamasi

5. Gangguan rasa nyaman ( gatal-gatal ) berhubungan dengan infeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN / KRITERIA
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
HASIL

1 Nyeri akut b.d proses Setelah  Kaji nyeri secara komprehensif


dilakukan  Untuk mengetahui
infeksi yang tindakan keperawatan baik skala, frekuensi, lokasi dan nyeri yang dialami
menghasilkan 1x24 jam diharapkan nyeri durasinya klien secara
bentukan warna pada mukosa klien hilang. komprehensif
merah dan eksudat
berwarna putih
Dengan kriteria hasil klien  Untuk mengetahui
mampu : tingkat kenyamanan
 Observasi respon non verbal klien
 Mampu mengontrol nyeri
 Agar klien bias
memahami dan
 Mampu mengetahui mengetahui
factor penyebab nyeri bagaimana nyeri bias
terjadi
 Skala nyeri hilang
 Jelaskan mekanisme nyeri yang
 Untuk mengurangi
 Ekspresi wajah rileks terjadi
sensasi nyeri

 Untuk mengobati
nyeri

 Ajarkan tekhnik relaksasi dan  Mengurangi timbulnya


distraksi untuk mengurangi rasa nyeri
nyeri

 Kolaborasi dengan dokter dalam


pemberian obat analgetik

 Kolaborasi dengan keluarga


dalam mengontrol factor pemicu
timbulnya nyeri seperti
pembatasan aktivitas

2 Hipertermi b.d suhu Setelah dilakukan  Kaji ttv klien terutama suhu tubuh
 Mengetahui keadaan
tubuh meningkat tindakan keperawatan klien umum klien
1x24 jam diharapkan suhu
tubuh klien kembali
 Dengan
menghangatkan
normal.  Berikan kompres hangat di sekitar
seluruh permukaan
lipatan misalnya ketiak dan
Dengan kriteria hasil klien kulit, terjadi pelebaran
lipatan paha
mampu : pembuluh darah
disekitar kulit sehingga
 Suhu tubuh kembali
aliran darah
normal
bertambah dan panas
 Tidak ada perubahan kulit tubuh makin cepat
dibuang keudara
 Tidak ada pusing
 Menjaga kecukupan
cairan dalam tubuh
dan mencegah
timbulnya panas lebih
tinggi

 Pakaian tipis
membantu
mengurangi
penguapan tubuh
 Beri minum air putih atau susu <
dari 1000 cc/hr  Membantu
menurunkan demam
klien

 Anjurkan keluarga untuk tidak


memakaikan selimut dan pakaian
tebal kepada klien

 Kolaborasi pemberian obat anti


mikroba dan antipiretik

3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Kaji pola nutrisi klien  Mengetahui pola
kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan nutrisi klien
tubuh b.d nafsu makan 1x24 jam diharapkan
 Memberikan nutrisi
menurun status nutrisi klien
yang adekuat
membaik.
 Beri nutrisi dalam keadaan lunak,
 Mencegah kerusakan
Dengan kriteria hasil klien porsi sedikit tapi sering
integritas pada
mampu :
 Hindari makanan dan obat- mukosa mulut
 Mampu mengidentifikasi obatan yang dapat menimbulkan
kebutuhan nutrisi reaksi alergi pada rongga mulut
 Perkembangan nutrisi
 Adanya peningkatan  Anjurkan keluarga untuk
klien sangat penting
berat badan sesuai melaporkan tentang
diperlukan untuk
dengan tujuan perkembangan nutrisi klien
intervensi selanjutnya
 Tidak ada tanda
malnutrisi
  Kolaborasi pemasangan NGT jika
Menunjukan peningkatan  Membantu klien untuk
fungsi pengecapan dari tidak dapat makan dan minum memenuhi kebutuhan
menelan peroral nutrisi

4 Kerusakan integritas Setelah  kaji kerusakaan lesi mukosa oral mengetahui derajat
dilakukan
mukosa oral b.d tindakan keperawatan kerusakan
inflamasi 1x24 jam diharapkan
 mengurangi kerusakan
kerusakan  berikan kebersihan pada alat-alat
integritas
integritas mukosa
mukosa oral teratasi yang digunakan klien

Dengan kriteria hasil klien


 meminimalkan
tumbuhnya jamur
mampu :
 ajarkan oral hygine yang baik disekitar rongga mulut
 Mukosa oral kembali
normal 
obat antifungi dapat
meminimalkan
 Tidak bengkak dan penyebaran jamur
hiperemi  kolaborasi pemberian anti jamur penimbul lesi
seperti nystatin
 Lesi berkurang dan
berangsur sembuh

 Membrane mukosa oral


lembab

5 Gangguan rasa Setelah 


dilakukan kaji rasa gatal klien  Mengetahui rasa gatal
nyaman ( gatal-gatal ) tindakan keperawatan yang dialami klien
berhubungan dengan 1x24 jam diharapkan klien
Dengan mengetahui
infeksi tidak gatal-gatal lagi.
fisiologis dan

Dengan kriteria hasil klien jelaskan kepada klien gejala gatal psikologis dan prinsip
mampu : berhubungan dengan gatal serta
penyebabnya penangannya akan
 klien menunjukan
meningkatkan rasa
berkurangnya rasa gatal-
kooperatif
gatal

 tidak ada lecet akibat


 Untuk menghindari
terjadi komplikasi
garukan
 klien tidur nyenyak tanpa  Mukosa yang bersih
terganggu rasa gatal mengurangi rasa gatal

 anjurkan kepada klien untuk tidak


menggaruk mukosa nya

 kolaborasi dengan keluarga untu


tetap menjaga kebersihan mukos
klien
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.albicans. Penyakit ini
biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis,
pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).

Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja, dari penderita
ataupun “carrier”, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.

Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus.
Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

3.2 SARAN

Dengan kita mengetahui apa itu candidiasis dan bagaimana asuhan keperawatan secara teoritis pada
pasien penderita candidiasis sehingga kita bisa mengaplikasikan nya, dan bisa menambah wawasan kita
tentang candidiasis

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, huda. Asuhan keperawatan berdasarkan dignosa medis & nic-noc. Edisi revisi 2015, penerbit
mediaction : Jakarta

Chin, James. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Edisi 17, Cetakan II, Penerbit CV. Infomedika,
Jakarta, 2006
Greenberg L. Michael. 2005. Teks- Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg Jilid 2.Jakarta : Erlangga

Louise B. Hauley. 2003.Mikroorganisme Penyakit Infeksi. Jakarta : Hipokrates

Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35555-Kep%20Sensori%20dan%20Persepsi-
Askep%20Candidiasis.html

Anda mungkin juga menyukai