SCABIES
Disusun oleh:
Topik :
SCABIES
Mengetahui,
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN SCABIES
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)
Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini
berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau
bersifat mikroskopis. Penyakit skabies sering disebut kutu badan. Penyakit
ini juga mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia
dan sebaliknya. Skabies mudah menyebar baik secara langsung atau
melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak
langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang
pernah dipergunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat
tungau sarcoptesnya. Skabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit
seperti disela-sela jari, siku, selangkangan. Skabies identik dengan
penyakit anak pondok pesantren, penyebabnya adalah kondisi kebersihan
yang kurang terajaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi dan kondisi
ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara
langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu
komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus
dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan
lingkungan pada komunitas yang terserang skabies, karena apabila
dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali
penyakit skabies.
B. ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida,
ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei var. hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil,
berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau
ini transient, berwarna putih, kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang
betina berkisar antara 330 450 mikron x 250 350 mikron, sedangkan
yang jantan lebih kecil, yakni 200 240 mikron x 150 200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai
alat alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir
dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut, setelah kopulasi
(perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-
kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam
stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau
50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.
Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva
yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi
nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang
kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8 12 hari.
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 4 hari, kemudian
larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut.
Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit
dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan
tungau jantan mati setelah kopulasi.
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar
selama lebih kurang 7 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang
tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada
bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, dapat menyerang seluruh tubuh.
C. PATOGENESIS
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang
terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kurang lebih satu bulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,
urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta
dan infeksi sekunder.
D. CARA PENULARAN
Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung, adapun cara penularannya adalah:
E. GEJALA KLINIS
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda
dibawah ini :
F. DIAGNOSA SCABIES
Kelainan kulit menyerupai dermatitis, dengan disertai papula,
vesikula, urtika dan lain lain. Garukan tangan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Di daerah tropis, hampir setiap
kasus scabies terinfeksi sekunder oleh streptococcus pyogenes.
Diagnosis ditegakkan atas dasar :
a. Adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis
lurus atau berkelok kelok, panjangnya beberapa milimeter
sampai 1 cm, dan pada ujungnya tampak vesikula, papula,
atau pustula.
b. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan
tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, aerola mammae (wanita), umbilicus, bokong,
genetalia eksterna. Pada orang dewasa jarang terdapat di
muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif.
Sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh
permukaan kulit.
c. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu
anggota keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya
scabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperatur
tubuh lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat.
G. DIAGNOSIS BANDING
a. Prurigo
Biasanya berupa papul, gatal, predileksi bagian ekstensor ekstremitas,
dan biasanya gatal pada malam hari.
b. Gigitan Serangga
Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan papul.
c. Folikulitits
Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema.
H. PENATALAKSANAAN SCABIES
J. PENCEGAHAN SCABIES
Cara pencegahan penyakit skabies adalah dengan :
a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.
b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara
teratur minimal 2 kali dalam seminggu.
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Sdri. ZN
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Susukan
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gatal di tangan, kaki dan perut.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh gatal di tangan, kaki dan sekitar pusar selama 5
hari. Awalnya merah, kemudian menjadi bintil berair dan ada yang
bernanah. Gatal dirasakan lebih berat saat malam dan pagi hari
setelah bangun tidur. Tidak ada demam sebelum munculnya lesi
pada kulit.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya
- Pasien tidak memiliki riwayat keadaan medis tertentu, seperti
DM, hipertensi, dan asma.
- Pasien tidak memiliki alergi obat ataupun alergi oleh alergen
lain.
Riwayat Penyakit Keluarga
- Keluarga tidak pernah mengalami hal serupa dahulu maupun
sekarang.
- Keluarga tidak pernah memiliki kondisi medis tertentu seperti
DM, hipertensi, dan asma.
- Keluarga tidak pernah memiliki alergi obat dan alergi karena
alergen lain.
Riwayat Sosial
- Pasien tinggal di rumah bersama orang tua dan adiknya.
- Seminggu lalu, pasien kontak dengan teman yang menderita
gatal serupa. Teman pasien tinggal di pondok pesantren yang
sedang mudik.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik, pasien tampak sehat
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : 110 / 70 mmHg
Status lokalis kulit
Ditemukan UKK berupa papul pustul dengan diameter 0,3
0,5 cm dan eritem pada lesi dan di sekitarnya. Batas lesi
tegas berbentuk bulat dan beberapa tidak teratur. Jumlah
lesi multipel dan tersebar di area tangan, perut sekitar pusar
dan kaki. Didaparkan ekskoriasi di beberapa lesi akibat
garukan dari pasien.
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
V. DIAGNOSIS KERJA
Scabies
VI. DIAGNOSIS DIFERENSIAL
- Prurigo
- Gigitan serangga
- Folikulitis
VII. PENATALAKSANAAN
Scabimite
Digunakan tipis tipis pada malam hari sebelum tidur di
seluruh tubuh yang terkena lesi scabies. Setelah salep
digunakan, pasien dianjurkan untuk tidak mandi selama 8
12 jam. Setelah itu diedukasi satu minggu kemudian
kontrol ke puskesmas.
Pasien datang dengan keluhan gatal pada tangan, perut dan kaki. Gatal
dirasakan pada malam hari dan pagi hari setelah bangun tidur. Pada awal keluhan,
pasien mengatakan bahwa muncul lesi kemerahan, kemudian menjadi berair dan
sebagian bernanah. Karena gatal, pasien menggaruk lesi kulit, dan akhirnya
menjadi luka. Keluhan sudah dirasakan selama 5 hari ini.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan ujud kelainan kulit berupa papul pustul
dengan diameter 0,3 0,5 cm dan eritem pada lesi dan di sekitarnya. Batas lesi
tegas berbentuk bulat dan beberapa tidak teratur. Jumlah lesi multipel dan tersebar
di area tangan, perut sekitar pusar dan kaki. Didaparkan ekskoriasi di beberapa
lesi akibat garukan dari pasien.
Scabimite
Digunakan tipis tipis pada malam hari sebelum tidur di
seluruh tubuh yang terkena lesi scabies. Setelah salep
digunakan, pasien dianjurkan untuk tidak mandi selama 8
12 jam. Setelah itu diedukasi satu minggu kemudian
kontrol ke puskesmas.
Penyuluhan cuci tangan memakai sabun dengan langkah yang benar juga
harus dilakukan secara berkala, karena metode ini merupakan metode pencegahan
yang paling ampuh dan paling hemat biaya namun sering disepelekan oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA