Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi dari tungau

parasit Sarcoptes scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Tungau skabies pertama kali

diidentifikasi pada tahun 1687, oleh karena itu skabies merupakan salah satu penyakit pada

manusia yang penyebabnya dapat diketahui.

Terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang menderita skabies. Skabies

adalah penyakit endemik di seluruh dunia, dapat menyerang seluruh ras dan berbagai tingkat

sosial, namun gambaran akurat mengenai prevalensinya sulit didapatkan. Skabies, atau

dikenal sebagai kudis, merupakan penyakit kulit yang sangat gatal, disebabkan oleh infestasi

dan sensitisasi terhadap parasit Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya, seperti telur,

feses, saliva, atau produk sekretori lainnya. Penyakit ini bersifat menular dan umumnya

menyerang sekelompok orang, misalnya pada perkampungan padat penduduk atau penghuni

asrama.

Parasit Sarcoptes scabiei berukuran kecil dengan panjang sekitar 0,5 mm dan sulit

diidentifikasi tanpa penggunaan kaca pembesar. Skabies betina tinggal di terowongan di

bawah kulit, di mana mereka bertelur dan berkembang biak. Baik parasit skabies sendiri

maupun produk yang dihasilkannya dapat menyebabkan reaksi alergi yang bermanifestasi

sebagai makula kemerahan atau papul eritem dan memberikan rasa sangat gatal. Tungau

skabies tidak menyebabkan infeksi, namun kebiasaan menggaruk yang hebat karena rasa

gatal yang ditimbulkan tungau skabies dapat berujung pada infeksi sekunder.

Infestasi skabies sering dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, lokasi

dan kebersihan tempat tinggal, serta kebiasaan higiene yang buruk. Cara penularan penyakit

ini adalah melalui kontak, baik langsung maupun tidak langsung. Kontak tidak langsung

1
umumnya jarang terjadi, kecuali bila pasien menderita skabies berkrusta / skabies Norwegia.

Kontak langsung didapatkan melalui sentuhan kulit, misalnya berjabat tangan, tidur bersama,

maupun hubungan seksual. Sementara itu, kontak tidak langsung (melalui benda) dapat

terjadi pada kondisi bertukar handuk, seprei, bantal, serta pakaian. Umumnya penularan

terjadi disebabkan oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau dapat pula dalam

bentuk larva.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penulisan ini adalah

1. Apa itu Skabies penyakit berbasis lingkungan?

2. Apa yang menyebabkan penyakit Skabies?

3. Bagaimana gejala dari penyakit Skabies?

4. Berapa lama Masa Inkubasi Skabies?

5. Bagaimana Cara Penularan penyakir Skabies?

6. Bagaimana Cara Pencegahan penyakit Skabies?

7. Apa saja Faktor resiko dari Penyakit Skabies?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yakni;

1. Pengertian Skabies penyakit berbasis lingkungan

2. Penyebab penyakit Skabies

3. Gejala dari penyakit Skabies

4. Masa Inkubasi Skabies

5. Cara Penularan penyakir Skabies

6. Cara Pencegahan penyakit Skabies

2
7. Faktor resiko dari Penyakit Skabies

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYEBAB SKABIES

Sarcoptes scabiei adalah penyebab penyakit scabies. Tungau ini termasuk dalam

varietas hominis, yang masuk dalam kelas Arachnida, subkelas Acarina, ordo Astigmata, dan

famili Sarcoptidae. Tungau betina membuat galian di bawah kulit dan meninggalkan telur di

lokasi tersebut. Saat telur menetas, larva tungau mulai beralih ke lapisan terluar kulit. Larva

tersebut mengalami maturasi dan menyebar ke area lain dari kulit penderita atau individu

lain.

Tungau betina hidup selama 30-60 hari di dalam “terowongan”. Selama itu pula, tungau

tersebut terus memperluas terowongannya.

Gatal yang timbul pada skabies merupakan reaksi alergi dari tubuh terhadap tungau,

telur, dan kotorannya. Kontak fisik yang dekat dan lebih jarang serta berbagai pakaian atau

alas tidur dengan individu yang terinfeksi dapat menyebabkan penularan tungau. Faktor

risiko tingginya penularan kudis terjadi pada:

1. Lingkungan yang hidup berkelompok. Tingginya kepadatan penghuni rumah,

interaksi, dan kontak fisik erat yang akan memudahkan penularan scabies

Misalnya, di panti asuhan, panti jompo, asrama, atau pengungsian

2. Orang yang aktif berhubungan seksual

3. Keterbatasan air bersih serta perilaku kebersihan yang buruk

4. Pasien dengan kekebalan tubuh rendah, misalnya pada HIV

B. GEJALA

Tanda dan gejala penyakit scabies umumnya dikeluhkan dapat berupa:

3
1. Rasa gatal, yang sering kali sangat hebat dan umumnya lebih parah pada malam

hari

2. Bekas galian yang tipis dan tidak reguler, yang umumnya berbentuk luka atau

benjolan pada kulit

3. Galian umumnya timbul pada area lipatan kulit.

Walaupun hampir setiap bagian tubuh dapat terkena, pada orang dewasa dan anak

yang lebih besar, skabies umumnya ditemukan pada: daerah antara jari-jari, ketiak, sekitar

pinggang, bagian dalam pergelangan tangan, siku bagian dalam, telapak kaki, sekitar

payudara, sekitar genitalia pria, bokong, lutut, selangka punggung. Sementara itu, pada bayi

dan anak yang lebih kecil, infeksi dapat tampak pada: kepala, wajah, leher, telapak tangan,

telapak kaki.

Pada individu yang pernah mengalami skabies sebelumnya, tanda dan gejala dapat

timbul dalam beberapa hari setelah terekspos kuman. Namun, pada individu yang belum

pernah mengalami skabies, gejala bisa punya jeda waktu sekitar enam minggu hingga tanda

dan keluhan mulai timbul.

Penting diketahui, skabies dapat ditularkan oleh satu individu ke individu lain meski

belum mengalami tanda atau gejala tertentu.

C. MASA INKUBASI

Tungau penyebab kudis biasanya menggali bagian kulit yang sangat tipis, seperti area

lipatan kulit, daerah lipatan pusar, dan batang penis pada pria. Biasanya tungau betina

meninggalkan 2-3 telur di lapisan tersebut.

Tungau betina akan mati dalam waktu 30-60 hari, sementara telur-telur yang tersimpan

dalan lapisan stratum corneum akan berkembang menjadi larva dan selanjutnya menjadi

tungau dewasa dan mengulangi siklus perkembangbiakan tungau dari awal.

4
Tungau yang bersembunyi di lapisan dalam kulit tidak langsung menyebabkan scabies.

Tubuh biasanya mulai bereaksi terhadap infeksi tungau beberapa hari atau berminggu-

minggu setelahnya. Selama tungau betina membuat lubang di dalam lapisan kulit, bintik

merah atau bintil pustula atau papula kemudian mulai muncul di permukaan kulit dalam

waktu 2-5 minggu.

Pada orang yang baru pertama kali terinfeksi, masa inkubasi yaitu periode di mana

tungau penyebab scabies belum menimbulkan gejala gatal bisa berlangsung selama 2-6

minggu . Setelahnya, barulah gejala kudis seperti rasa gatal mulai muncul. Sebaliknya, pada

orang yang sebelumnya pernah terinfeksi, gejala scabies akan muncul dalam waktu beberapa

hari.

Akan tetapi, tidak semua orang menunjukkan gejala seperti ruam merah atau bintil

pustula selama tungau penyebab scabies berkembang biak di dalam kulit.

D. CARA PENULARAN
Penularan skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, adapun cara

penularannya adalah:

1. Kontak langsung (kulit dengan kulit)

Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur

bersama dan hubungan seksual. Pada orang dewasa hubungan seksual merupakan

cara tersering, sedangkan pada anak-anak penularan didapat dari orang tua atau

temannya.

2. Kontak tak langsung (melalui benda)

Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur,

pakaian atau handuk mempunyai peranan penting dalam penularan skabies dan

dinyatakan bahwa sumber penularan utama adalah selimut, pakaian dalam dan

penderita perempuan.

5
E. CARA PENCEGAHAN
Siregar (1996) yang dikutip Ruteng, 2007 menyatakan bahwa penyakit ini erat

kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik. Oleh sebab itu untuk

mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.

b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya scara teratur m`inimal dua

kali dalam seminggu.

c. Menjemur kasur dan bantal minimal dua minggu sekali.

d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.

e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai terinfeksi

tugau skabies.

f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.

Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas dari infeksi

ulang. Dariansyah (2006) yang mengutip pendapat Azwar, langkah yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

a. Suci hamakan sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara merendam di

cairan antiseptik.

b. Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air sabun dan gunakan seterika panas untuk

membunuh semua telurnya, atau dicuci kering.

c. Keringkan topi yang bersih, kerudung dan jaket.

d. Hindari pemakain bersama sisir, mukena atau jilbab.

6
Departemen Kesehatan RI, 2002, memberikan beberapa cara pencegahan yang

dilakukan berupa penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara

penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita skabies dan orang-orang yang

kontak meliputi:

a. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya.

b. Laporan kepada Dinas Kesehatan setempat.

c. Penderita dirawat di Rumah Sakit diisolasi sampai dengan 24 jam setelah dilakukan

pengobatan yang efektif.

Penanggulangan wabah yang terjadi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

a. Berikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita dan orang yang berisiko.

b. Pengobatan dilakukan secara masal.

c. Penemuan kasus dilakukan secara serentak baik didalam keluarga, unit atau instalasi

militer, jika memungkinkan penderita dipindahkan.

d. Sediakan sabun, sarana pemandian dan pencucian umum.

F. FAKTOR RESIKO

Terdapat kondisi-kondisi tertentu yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk

lebih mudah tertular tungau penyebab kudis ataupun menunjukkan gejala scabies.

Faktor risiko ini dikelompokkan menjadi risiko terkait kondisi kesehatan, gaya hidup, serta

situasi lingkungan tinggal.

1. Kondisi sistem kekebalan tubuh

Siapapun memang bisa tertular tungau penyebab scabies, tapi kondisi sistem

kekebalan tubuh yang lemah dapat menyebabkan perkembang biakan tungau

berlangsung lebih cepat.

7
Sebagaimana yang terjadi pada kondisi scabies berkrusta. Pada scabies biasa,

jumlah tungau yang menginfeksi hanya berkisar 10-15, tapi pada scabies berkrusta

seseorang bisa memiliki ribuan hingga jutaan tungau di dalam kulitnya.

Selama ini kondisi scabies berkrusta terjadi pada orang-orang dengan kerja sistem

imun yang tidak optimal, seperti:

 Penderita HIV

 Orang yang menjalani pengobatan kemoterapi atau imunosupressan

 Penderita leukimia atau kanker darah

2. Pekerjaan

Orang-orang yang bekerja di tempat-tempat tertentu juga berisiko lebih tinggi

untuk mengalami scabies. Beberapa di antaranya adalah perawat, dokter, atau

petugas di layanan kesehatan yang melakukan kontak fisik dekat dan secara rutin

dengan penderita scabies.

Dalam kondisi ini, menjaga kebersihan diri saja tidak cukup. Anda perlu

menghindari kontak kulit secara langsung dengan melindungi diri Anda

menggunakan sarung tangan dan masker penutup wajah untuk meminimalisir

risiko penularan tungau penyebab penyakit scabies.

3. Lingkungan tempat tinggal

Tungau penyebab scabies bisa ditularkan dengan mudah dalam lingkungan tinggal

tertutup yang terdiri dari banyak orang, seperti rumah, asrama, penjara, penitipan

anak, dan panti jompo.

Oleh karena itu, jika Anda termasuk orang tinggal atau beraktivitas penuh di

lingkungan tersebut sebaiknya perlu untuk selalu waspada. Sebagai langkah

pencegahan kudis, usahakan untuk selalu menghndari kontak fisik yang terlalu

lama dengan penderita sekaligus tidak menggunakan pakaian atau kain yang sama.

8
Menjaga lingkungan tinggal tetap bersih dari tungau penyebab kudis juga penting

untuk menghindari terulangnya infeksi. Cuci pakaian secara terpisah dan gunakan

air panas dan pengering bersuhu tinggi untuk memastikan tungau penyebab

penyakit scabies benar-benar mati. Terakhir, pastikan juga rutin membersihkan

tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang tungau seperti sofa, kasur, dan

karpet dengan vacuum cleaner serta menjaga kelembapan ruangan tetap optimal.

9
10

Anda mungkin juga menyukai