PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Skabies pada manusia adalah penyakit yang sangat menular yang
disebabkan olehtungu Sarcoptes Scabiei var. Hominis. Tungau ini adalah parasit
obligat untuk manusia. Skabies tidak hanya menular dengan penyakit seksual
semata-mata, tetapi mempunyai banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya
seperti personal hygiene yang jelek dan sebagainya.
Skabies?
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
melengkapi tugas Sistem Integumen berkenaan dengan penyakit
Kulit karena Parasit (Skabies)
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan gambaran tentang konsep penyakit scabies
2. Menjelaskan tentang pengkajian keperawatan pada klien
dengan scabies
3. Menjelaskan tentang pembuatan diagnosa berdasarkan
pengkajian
4. Menjelaskan tentang pembuatan rencana keperawatan
berdasarkan teorii keperawatan
1.4
Manfaat
1. Mengetahui penyebab dan proses perjalanan penyakit Skabies.
2. Memahami parameter pengkajian yang tepat untuk menentukan status
kesehatan.
3. Mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan Skabies
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi
Penyakit scabies merupakan penyakit yang tidak asing lagi buat kita.
kambing oleh Sarcoptes Scabiei Var. Caprae, sedangkan pada biri-biri oleh
Sarcoptes Scabiei Var. Ovis (Sacharin, 2001).
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan
sensitisasi (kepekatan) terhadap Sarcoptes Scabiei Var. Hominis dan produknya
(Adhi, 2007).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang
mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Penyebab Scabies adalah Sarcoptes Scabiei (Isa, Soedjajadi, Hari, 2005).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa scabies
adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasai dan sensitisasi
terhadap tungau (mite) Sarcoptes Scabiei Var. Hominis. Penyakit ini dikenal juga
dengan nama the icth, gudik, atau gatalagogo. Penyakit scabies ini merupakan
penyakit menular oleh kutu tuma gatal Sarcoptes Scabiei tersebut, kutu tersebut
memasuki kulit stratum korneum membentuk kanal atau terowongan lurus atau
berbelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 cm.
2.2
Etiologi
Skabies (Scabies, bahasa latin = keropeng, kudis, gatal) disebabkan oleh
tungau kecil berkaki delapan (Sarcoptes Scabiei), dan didapatkan melalui kontak
fisik yang erat denagn orang lain yang menderita penyakit ini, seringkali
berpegangan tangan dalam waktu yang sangat lama barnagkali merupakan
penyebab umumterjadinya penyebaran penyakit ini. Semua kelompok umur bisa
terkena. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda,
walaupun akhir-akhir ini juga sering didapatkan pada orang berusia lanjut,
biasanya di lingkungan rumah jompo. Kontak sesaat tidak cukup untuk dapat
menimbulkan penularan, sehingga siapapun yang biasa mengahadapi kasus
scabies dalam tugas pelayanan kesehatan tidak perlu takut tertular penyakit ini.
Tungau scabies betina membuat liang di dalam epidermis, dan
meletakkan telurnya di dalam liang yang ditinggalkannya. Tungau scabies jantan
hanya mempunyai satu tugasdalam kehidupannya, dan sesudah kawin dengan
tunagu betina serta pelaksanaan tugasnya selesai, mereka mati. Mulanya hospes
(inang) tidak menyadari adanya aktivitas penggalian terowongan dalam epidermis,
tetapi setelah 4-6 minggu terjadi reaksi hypersensitivitas terhadap tungau atau
dimulai 2-4 minggu setelah penyakit dimulai. Selama waktu itu kutu berada diatas
kulit atau sedang menggali terowongan tanpa menimbulkan gatal. Gejala gatal
timbul setelah penderita tersensitasi oleh ekskreta kutu.
2.3
Patofisiolgi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau
bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kelainan ni
timbul pada pergelangan tangan. Gata yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan
setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul
erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang
terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau (Handoko, 2001).
Sarcoptes scabiei var hominis adalah suatu tungau dengan pangjang kirakira 0,5mm, yang menyebabkan skabies pada manusia. Tungau betina menggali di
bawah kulit dan menghasilkan telur dan skibala. Reaksi hipersensitivitas lambat
tipe IV terjadi setelahsekitar 1 bulan pada pasien yang tidak tersensitisasi atau
dalam beberapa jam pada pasien yang tersensitisasi. Hal ini menyebabkan pruritus
berat yang khas untuk infeksi skabies (Greenberg, 2007).
2.4
Klasifikasi
Terdapat beberapa bentuk scabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit
dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk
tersebut antara lain:
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated)
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan
yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
2. Skabies incognito
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati
dengan
(Harahap.M, 2000).
Manifestsi klinis
betina
2.6
Pathway
Sanitasi Buruk
Keadaan lembab
dan panas
Reservoir sarcoptes
SCABIES
Reaksi Peradangan
Akumulasi Sekret
Pengeluaran
Reseptor
Ekskret S.skabies
di kulit
Melakukan Garukan
pada kulit
Peningkatan pembentukan
histamin
Penderita Mengalami Gatal
Vesikel dan
Ekskoriasi
Resiko Infeksi
Papul Pecah
Gangguan pola
Kerusakan lapisan kulit
tidur
2.7
Pemeriksaan penunjang
Rusaknya
pertahanan
barier
Dicurigai
skabies
dapat
dilakukan
pemeriksaan
diagnostik
seperti
Gangguan
integritas
dibawah
ini:
kulit- Membuka lubang galian atau lesi kulit lainnya dengan pisau skalpel
nomor 15, isinya ditempelkan diatas kaca objek dan berikan setetes
10
daerah eitema.
Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat
11
sangat
aman
dan
efektif.
Kekurangannya
adalah
hygienenya,
13
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
A. Identitas
Nama, umur
dewasa dapat pula terkena, selain itu dikaji juga usia anak karena
semakin muda, system imunnya rendah sehingga mudah sekai untuk
masuknya Sarcoptes Scabiei, S. Scabiei senang dengan kulit yang tiis
seerti pada kulit anak), jenis kelamin (frekuensi yang sama pria dan
wanita untuk dewasa, sedangkan pada anak-anak, biasanya banyak
terjadi pada anak laki-laki karena aktivitas anak laki-laki lebih
banyak dibanading anak perempuan dan hygiene anak laki-laki
kurang sehingga mudah terkena skabies), agam, suku/bangsa,
penddikan, pekerjaan, alamat (alamat untuk menentukan penyebab
mengapa asien terkena skabies, karena apabila anak yang terkena
skabies tiggal di tempat yang endemik scabies dan daerah tersebut
padat penduduknya akan terjadi peningkatan resiko penularan
skabies).
B. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama: biasanya pasien mengeluh gatal terutama pada
malam hari, pada penderia terdapat lesi dikulit terutama pada
kulit yang tipis seperti kulit keala, wajah leher, telaak tangan, dan
-
14
yang
dilakukan
agak
dalam
hingga
kulit
15
b. Sistem kardiovaskular
Tidak ada keluhan, masih dalam batas normal
c. Sistem respirasi
Tidak ada keluhan, masih dalam batas normal
d. Sistem pengindraan
Terdapat lingkaran hitam disekitar kantung mata akibat sering
e.
f.
g.
h.
atau
apabila
tidak
terjadi
perubahan
pasien
16
dilakukan
secara
maksimal.
Diagnosa
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pecahnya papul
akibat garukan yang dilakukan pasien akibat rasa gatal yang
ditimbulkan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gatal yang hebat
khususnya pada malam hari.
3. Resiko infeksi behubungan dengan rusaknya pertahanan barier akibat
3.3
Tujuan dan KH
Tujuan:
setelah -
Intervensi
Observasi
Rasional
-
Agar
lebih
17
dilakukan tindakan
TTV
keperawatan
karakteristik
keadaan
sebenarnya
diharapkan
yag terjadi
Hindari
pasien
Tempat
gangguan
integritas
kulit
dapat
diminimalisir.
KH:
-Pasien
dapat
mengetahui
dan
mengetahui
bentuk
dari
menambah
tempat
tidur
gangguan
Menganjurkan
klien
terjadinya
integritas
-
menggaruk
integritas
kulitnya
-Pasien mengetahui
Menjaga agar
kuku
cara mencegah
selalu
terpangkas
terjadinya
integritas kulit
-Integrtas
kulit
yang baik dan
dapat
dipertahankan
(sensasi,
elastisitas,
temperatur)
-Tidak ada luka atau lesi pada
kulit
-Tidak terjadi erosi
ada kulit
Gunakan
bedak
kulit
Menggaruk dapat
erosi
yang
berlebih
pada
kulit
Pemotongan
kuku
akan
menjaga
kulit
bersih
gangguan
pada
menyebabkan
untuk
berhenti
gangguan
tidur
penggunaan
yang kasar
penyebab
yang
infeksi
karena
kuku
terjaga
kebersihannya
Agar kulit terjaga
kebersihan
kering
dan
meminimalkan
untuk menjaga
gesekan
kesehatan kulit
-
pada
kulit
Obat anti tungau
Kolaborasikan
untuk membasmi
dengan
tungau
tenaaga medis
bersarang
lain
kulit
dalam
pemberian
sedangkan
yag
pada
pasien
obat
18
obat
anti
topikal
tungau
dan
menjaga
obat topikal
2
Tujuan:
setelah -
Lakukan
untuk
kulit
Memberikan
dillakukan
pengkajian
informasi
tindakan
masalah
dalam
keperawatan
gangguan
menentukan
tidur
rencana
kebutuhan istirahat
karakteristik,
tidur
dan penyebab
dapat
terpenuhi
KH:
-Pasien mengetahui
penyebab
gangguan
pola
tidur
yang
dialami
pasien -
cara mengatasi
pola
tidur
dalam
batas normal
bantal
yang
Meningkatkan
knyaman
saat
tidur
dan
bersih
Hindarkan
pasien
dari
minum
atau
Kafein memiliki
efek
puncak
kafein
menjelang
tanpa
jam
tidur,
mengandung
tidur di malam
ada gangguan
-Pola, kualitas, dan
jumlah
tempat
keperawatan
makanan yang
istirahat
-Pasien dapat tidur
nyenyak
kurang tidur
Kondisikan
nyaman
selama ini
-Pasien mengetahui
gangguan
pasien,
dasar
hari
Melaksanakan
gerak
badan -
secara teratur
Gerak
badan
memberikan efek
yang
menguntungkan
untuk tidur jika
19
dilaksanakan
-
Mengerjakan
haal-hal
yag
memudahkan
peralihan
menjelang
-
dalam
pemberian
Tujuan:
seteaah -
dari
keadaan tertidur
tidur
Kolaborasi
obat
Meguranagi rasa
gatal
anti
histamin
Observasi
Demam
dapat
dilakukan tindakan
tandatanda
terjadi
keperawatan
infeksi
adanya infeksi
dan
peradangan
Laksanakan
pemakaian
seperti
yang
pendinginan
lewat pengisatan
untuk
infeksi
-Pasien mengetahui
yang
mengurangi
menimbulkan
intensitas
cara mengatasi
vasokontriksi
inflamasi
resiko infeksi
-Tidak
terjadi
pembuluh darah
kulit,
tanda-tanda
infeksi
basah
menghasilkan
diprogramkan
penyebab resiko
Kompres
akan
kompres basah
mengetahui
karena
dengan
demikian
pada
akan
mengurangi
klien
eritema
-
Gunakaan
serta
produk serum.
Kortikosteroid
obat-obatan
memiliki
topikal
antiinflamasi
yang
kerja
20
mengandung
yang
kortikosteroid
menjelaskan
seperti
sebagian
yang
diresepkan
dokter
kemampuannya
dan
untuk
menurut
menimbulkan
indikasinya
vasokonstriksipa
da
pembuluh
darah
kecil
dalam
dermis
lapisan atas.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Scabies adalah penyakit yang disebabkan zoonosis (suatu infeksi atau
infestasi yang dapat diidap oleh manusia dan hewan lain yang merupakan host
normal atau biasanya; sebuah penyakit manusia yang diperoleh dari sumber
hewan) yang menyerang kulit. Merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh seekor kutu (kutu/mite) yang bernama Sarcoptes Scabiei, filum Arthopoda,
kelas Arachnida, ordo Ackraina, superfamily Sarcoptes.
Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak
fisik yang erat.
Masa inkubasi skabies bervariasi, ada yang beberapa minggu bahkan
berbulan-bulan tanpa menunjukkan gejala. Mellanby menunjukkan sensitisasi
dimulai 2-4 minggu setelah penyakit dimulai. Selama waktu itu kutu berada diatas
kulit atau sedang menggali terowongan tanpa menimbulkan gatal. Gejala gatal
timbul setelah penderita tersensitasi oleh ekskreta kutu.Diduga epidemic scabies
setiap siklus 30 tahun
4.2
Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca dan
22
DAFTAR PUSTAKA
Graham-Brown, R., & Burns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta:
Erlangga.
Greenberg, M. I. (2007). teks-atlas:KEDOKTERAN KEDARURATAN. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Mandal, W. D.-W. (2008). Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga.
prof.Dr.R.S. Siregar, s. (2004). SARIPATI PENYAKIT KULIT. Jakarta: EGC.
Rahariyani, L. D. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta: EGC.
Sinclair, C. (2009). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.
23