Dosen Pembimbing:
Dra.Dw.Ayu Kt. Surinati.,S.Kep.Ns.,M.Kes
Disusun oleh :
KOMANG ARHYA DUTA MARTHA
P07120221033
1A/STr.Keperawatan
a. Definisi
Skabies pada manusia adalah infestasi parasit yang disebabkan
oleh Sarcoptes scabiei var hominis. Tungau mikroskopis menggali ke
dalam kulit dan bertelur, akhirnya memicu respons imun inang yang
menyebabkan rasa gatal dan ruam yang hebat. Infestasi skabies dapat
diperumit oleh infeksi bakteri, yang mengarah pada perkembangan luka
kulit yang, pada gilirannya, dapat menyebabkan perkembangan
konsekuensi yang lebih serius seperti septikemia, penyakit jantung, dan
penyakit ginjal kronis.
b. Klasifikasi Scabies
Menurut Kamal, A., (2019) skabies dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Skabies pada orang bersih (Scabies in the clean)
Tipe ini sering ditemukan bersamaan dengan penyakit menular
lain. Ditandai dengan gejala minimal dan sukar ditemukan
terowongan. Kutu biasanya menghilang akibat mandi secara teratur.
b. Skabies pada bayi dan anak kecil
Gambaran klinis tidak khas, terowongan sulit ditemukan
namun vesikel lebih banyak, dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki.
c. Skabies noduler (Nodular Scabies)
Lesi berupa nodul coklat kemerahan yang gatal pada daerah
tertutup. Nodul dapat bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun
walaupun telah diberikan obat anti skabies.
d. Skabies in cognito
Skabies akibat pengobatan dengan menggunakan kostikosteroid
topikal atau sistemik. Pemberian obat ini hanya dapat memperbaiki
gejala klinik (rasa gatal) tapi penyakitnya tetap ada dan tetap menular.
e. Skabies yang ditularkan oleh hewan (Animal transmited scabies)
Gejala ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi
terutama terdapat pada tempat-tempat kontak, dapat sembuh sendiri
bila menjauhi hewan tersebut dan mandi yang bersih.
f. Skabies krustosa (crustes scabies / scabies keratorik )
Tipe ini jarang terjadi, namun bila ditemui kasus ini, dan terjadi
keterlambatan diagnosis maka kondisi ini akan sangat menular.
g. Skabies terbaring di tempat tidur (Bed ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus
terbaring di tempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
h. Skabies yang disertai penyakit menular seksual yang lain
Apabila ada skabies di daerah genital perlu dicari kemungkinan
penyakit menular seksual yang lain, dimulai dengan pemeriksaan
biakan atau gonore dan pemeriksaan serologi untuk sifilis.
i. Skabies dan Aquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
Ditemukan skabies atipik dan pneumonia pada seorang
penderita.
j. Skabies dishidrosiform
Jenis ini di tandai oleh lesi berupa kelompok vesikel dan
pustula pada tangan dan kaki yang sering berulang dan selalu sembuh
dengan obat antiskabies (Kamal, A., 2019).
c. Etiologi Skabies
Faktor Risiko
e. Patofisiologi Scabies
Penularan dari Sarcoptes scabies terjadi saat tungau betina yang
telah dibuahi menembus kulit dan masuk ke epidermis. Tungau akan
mengeluarkan sekret berupa cairan bening yang membentuk kolam di
sekitar tubuhnya. Kondisi pada stratum corneum lisis dan tungau bergerak
masuk ke dalam kulit, adanya gerakan mendorong masuk ke dalam
tersebut menyebabkan terbentuknya terowongan tungau di stratum
korneum (Arlian, 2017; Widasmara, 2020).
Apabila tungau dewasa tersebut berhasil untuk menggali sampai di
stratum korneum, maka tungau tersebut akan mulai bertelur dengan jumlah
rata-rata 0-4 telur perhari. Akibatnya, telur yang menetas akan
berkembang. Seluruh siklus hidup menuju dewasa memerlukan waktu
sekitar 2 minggu (Shimose, et all, 2013; Widasmara, 2020). Setelah tungau
menjadi dewasa, maka mereka akan meninggalkan terowongan dan naik
ke permukaan kulit untuk bereproduksi dan mengulang siklus hidup yang
sebelumnya. Pada tungau jantan tidak membentuk terowongan tetapi tetap
berada di atas permukaan kulit untuk bereproduksi dan akan mati
setelahnya. Jumlah rata-rata tungau di tubuh inang yang terinfeksi berkisar
antara 10-12, tetapi jumlah tungau yang relatif rendah mungkin
disebabkan adanya mekanisme menggaruk dan respons imun dari
inangnya (Shimose, et all, 2013; Widasmara, 2020).
Penularan skabies dapat terjadi melalui kontak kulit ke kulit
dengan indivvidu yang terinfeksi, sanitasi yang buruk, dan kurangnya
menjaga kebersihan. Tungau tidak bisa loncat atau terbang, melainkan
merangkak dengan kecepatan 25 cm/menit pada kulit yang hangat, dan
tungau dapat bertahan 24-36 jam pada suhu kamar dengan kelembapan
rata-rata (Shimose, et all, 2013; Widasmara, 2020). Berikut merupakan
WOC dari Scabies :
f. Pemeriksaan Fisik Scabies
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita baik,
kesadaran compos mentis . Tekanan darah 120/80mmHg, nadi 80x/menit,
laju respirasi 20x/menit. Status generalis didapatkan kepala normocephali,
tidak didapatkan adanya tanda-tanda anemia dan ikterus pada kedua mata,
tidak terdapat hiperemia pada konjungtiva, kornea, serta lensa mata
bening. Pada pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan tidak
ditemukan kelainan dan pada leher tidak ditemukan pembesaran
kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan thorax didapatkan suara jantung
dan paru dalam batas normal. Pada abdomen tidak didapatkan adanya
distensi, bising usus terdengar dalam batas normal, hepar dan lien tidak
teraba. Pada ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat edema dan teraba
hangat
g. Pemeriksaan Penunjang Scabies
Pemeriksaan penunjang skabies dapat dilakukan dengan
menggunakan gelas mikroskop cahaya untuk menemukan dan
mengidentifikasi Sarcoptes Scabiei, telur, dan tinjanya. Adapun cara
yang dilakukan dalam pengambilan sampel untuk Skabies yaitu :
Menentukan lokasi lesi kanakuli (terowongan) yang digunakan
sebagai sampel.
Meneteskan minyak di lokasi lesi yang sudah ditentukan. Minyak
mineral yang diteteskan ini bertujuan agar hasil kerokan kulit tetap
baik, tinja tetap baik, dan kutu tetap hidup.
Melakukan pengerokan pada kulit dengan menggunakan pisau
skalpek no.15 sepanjang lesi kanakuli, atau bisa dengan
menggunakan gelas objek yang diposisikan 900 dari permukaan
kulit.
Hasil kerokan kulit dipindahkan ke gelas objek dan ditutup dengan
gelas penutupnya. Tidak dianjurkan untuk menggunakan KOH
sebagai pengganti minyak mineral karena KOH dapat melarutkan
tinja dari Sarcopes Scabiei sehingga menyulitkan identidikasi.
C. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn Handika datang ke rumah sakit pada tanggal 14
November 2021 pukul 10.00 WITA. Tn Handika sering menggaruk
hingga kulit tampak kemerahan, muncul ekskoriasi, dan koreng pada
area-area yang berisi papula ia mengatakan sangat tidak nyaman dan
tidak tahu harus bagaimana mengatasi keluhan tersebut.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn Handika mengatakan ia tidak pernah dirawat di rumah
sakit sebelumnya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tn Handika mengatakan keluarganya tidak memiliki
riwayat penyakit menular dan tidak pernah mengalami penyakit gatal-
gatal seperti yang dialaminya.
D. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
Keadaan umum :
Kesadaran : Composmentis
TTV TD : 110/70 mmHg
Nadi : tidak dikaji
Suhu : 36,5 derajat C
RR : tidak dikaji
BB : 70 Kg
TB : 160 Cm
a. Kepala:
Inspeksi : Warna rambut hitam, tidak terdapat kutu ataupun lesi pada
kulit kepala , tidak terlihat adanya kerondokan dan tidak terlihat
adanya benjolan.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan edema
b. Mata
Inspeksi : Pandangan tidak kabur, kunjungtiva enemis, skela putih,
reflek pupil normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan sekitar mata.
c. Telinga
Inspeksi : Telinga simetris dan tidak terdapat lesi dan terlihat sedikit
serumen.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekanan sekitar telinga.
d. Hidung
Inspeksi : Tidak ada lesi, sekret dan tidak terdapat pernafasan
cuping hidung
Palpasi : -
e. Mulut
Inspeksi : Warna mukosa mulut merah muda dan bibir tampak
sedikit kering.
Palpasi : tidak terlihat adanya nyeri tekan.
f. Leher
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid tidak terlihat
adanya pembengkakan.
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau kelenjar
limfe dan tidak ada nyeri tekan.
g. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : Gerakan dada kanan dan kiri simetris
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan atau teraba massa
Auskultasi : Tidak terdapat suara nafas tambahan
2) Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri V
Auskultasi : Tidak terdapat suara jantung tambahan
3) Abdomen
Inspeksi : Terlihat adanya kunikulus pada bagian umbilicus
sepanjang 1 cm
Auskultasi : bising usus terdengar normal 3 kali/mnt
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara perkusi pekak pada kuadran kanan atas
4) Ekstremitas
1) Atas
Inspeksi : tidak terlihat adanya bekas luka, terlihat adanya
kemerahan pada kulit, ekskoriasi, dan koreng pada tangan,
area ketiak dan kunikulus berwarna putih keabuan pada
sela-sela tangan dan lipatan ketiak. Terlihat adanya papula
berair pada sela-sela jari.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2) Bawah
Inspeksi : tidak terlihat adanya bekas luka, terlihat adanya
kemerahan pada kulit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5) Genetalia
Inspeksi : tidak dikaji
6) Anus dan rectum
Inspeksi : Tidak dikaji
7) Muskuloskeletal
Reflek tendon normal
8) Neurologi
Composmentis
E. Data BioPsikoSosialSpiritual
a. Bernafas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal
Sesudah sakit : Pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal
b. Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya baik dan tidak
ada mual muntah
Sesudah sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya masih baik dan
tidak ada mual muntah
c. Eliminasi
Sebelum sakit : BAB dan BAK klien normal, BAB 2x sehari dan
BAK 4-5x sehari
Sesudah sakit : BAB dan BAK klien normal, BAB 2x sehari dan BAK
4-5x sehari
d. Gerak badan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat bergerak dengan bebas
Sesudah sakit : Pasien mengatakan Gerakan badan sedikit terganggu
karena rasa gatal
e. Istirahat tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya dapat tidur dengan
baik tanpa adanya gangguan
Sesudah sakit : Gatal-gatal semakin memberat pada malam hari
sehingga Pasien sering terbangun.
f. Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan berganti pakaian 1x sehari karena
kesibukannya
Sesudah sakit : Pasien mengatakan berganti pakaian 2x sehari
g. Rasa Nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien merasa
nyaman dan tidak mengalami keluhan
Sesudah sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa tidak
nyaman karena luka pada tubuhnya dan terasa gatal
h. Kebersihan diri
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dirinya hanya mandi 1x sehari
Sesudah sakit : Pasien mengatakan dirinya mandi 2x sehari
i. Rasa Aman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak
mengalami rasa cemas dan merasa aman.
Sesudah sakit : Pasien mengatakan bahwa merasa cemas dengan
kondisinya. Namun Pasien yakin ia akan sembuh jika mengikuti
pengobatan dengan disiplin
F. Pola Komunikasi/Hubungan Dengan Orang Lain
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan orang
lain secara normal
Sesudah sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan orang
lain secara normal
G. Ibadah
Sebelum sakit : Pasien beragama hindu. Klien dapat beribadah dengan
normal
Sesudah sakit : Pasien beragama hindu. Klien dapat beribadah
walaupun sedang sakit.
H. Produktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya dapat mengerjakan
pekerjaannya sebagai notaris dan aktifitas sehari hari dengan baik
Sesudah sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya sulit untuk
mengerjakan pekerjaannya karena luka pada tubuhnya dan terasa gatal
I. Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berekreasi dengan normal
dan hanya terganggu oleh pekerjaanya
Sesudah sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya jarang berekreasi
karena pekerjaanya dan gatal gatal yang dialaminya sangat
mengganggunya.
J. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : -
Sesudah sakit : -
VALIDASI DATA :
Penyebab
Akibat
4. Implementasi Keperawatan
TGL/ NO. DX Implementasi Evaluasi Proses Paraf
JAM
14/11/21 Kerusakan - Melakukan pemeriksaan fisik - Pasien sudah mengetahui dan
13.00 Integritas untuk mengidentifikasi memahami lokasi kerusakan
WITA Kulit
kerusakan kulit kulit
SDKI - Pasang perban atau balutan - Pasien dapat untuk membatasi
D.0129 TTD/DUTA
pada tangan atau siku untuk gerakan menggaruk yang
membatasi gerakan tidak terkontrol
menggaruk yang tidak - Pasien dapat mengobati rasa
terkontrol gatal
- Berikan antipruritic, sesuai - Pasien dapat meminimaliris
indikasi iritasi yang dialami
- Memberikan kompres dingin
- Pasien paham bagaimana
untuk mengurangi iritasi
lingkungan yang bersih untuk
-Membersihkan lingkungan
mengurangi risiko infeksi
dengan baik setelah
- Pasien paham cara mencegah
digunakan untuk setiap pasien
penyebaran infeksi agar tidak
- Mempertahankan teknik
meluas
isolasi yang sesuai
- Pasien mengetahui Sabun anti
- Mengunakan sabun anti
mikroba agar lebih efektif
mikroba untuk mencuci
membunuh pathogen pada
tangan tangan
- Meningkatkan intake nutrisi - Pasien paham cara Mencuci
Berikan terapi antibiotik bila tangan sebelum dan sesudah
perlu melakukan tindakan, dapat
meminimalkan timbulnya
infeksi pada pasien
- Pasien paham cara untuk
mengurangi risiko infeksi
- Pasien paham cara untuk
mencegah terjadinya infeksi
yang lebih parah
5. EVALUASI
TGL/ No.DX Evaluasi
JAM
16/11/21 S: Pasien mengatakan gatal gatal yang dialami sudah mulai
10.00 Kerusakan berkurang
WITA Integritas
Kulit O: Tampak sudah tidak terlihat adanya kemerahan dan Ekskoriasi, dan
Koreng pada area area yang berisi papula.
SDKI D.0129
A: masalah teratasi, gatal gatal yang dialami teratasi , kemerahan dan
ekskoriasi teratasi serta koreng pada area area yang berisi papula
sudah sembuh
Clinical Teacher/CT
( ....................)
NIP
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/skabies/etiologi