Anda di halaman 1dari 30

ASKEP SKABIES

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering
menyebutnya gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini
adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-alat
yang dipakai penderita, misal : baju, handuk, dll.Gejala klinis yang sering menyertai
penderita adalah : Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya
tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas
lesi yang berwarna hitam, Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya
kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Predileksi atau lokasi tersering adalah pada sela-sela jari tangan, bagian fleksor
pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat ketiak bagian depan, perut bagian bawah,
pantat, paha bagian dalam, daerah mammae/payudara, genital, dan pinggang. Pada pria
khas ditemukan pada penis sedangkan pada wanita di aerola mammae. Pada bayi bisa
dijumpai pada daerah kepala, muka, leher, kaki dan telapaknya. Pemariksaan adanya
skabies atau Sarcoptes scabei dengan cara :Melihat adanya burrow dengan kaca pembesar
Papula, vesikel yang dicurigai diolesi pewarna (tinta) kemudian dicuci dengan pelarutnya
sehingga terlihat alur berisi tinta Melihat adanya sarcoptes dengan cara mikroskopis,
yaitu : Atap vesikelnya diambil lalu diletakkan di atas gelas obyek terus ditetesi KOH
30%, ditutup dengan gelas penutup dan diamati dengan mikroskop. Papula dikorek
dengan skalpel pada ujungnya kemudian diletakkan pada gelas obyek lalu ditutup dan

diamati

dengan

mikroskop.

Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan terbaru tentang
kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas dari faktor penyebabnya), namun
tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini masih merupakan salah satu penyakit yang
sangat mengganggu aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Di berbagai belahan dunia,
laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang padat
penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas higienis
pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang ditimbulkannya terutama
waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut mengganggu kelangsungan hidup
masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan
dilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama,
maka efisiensi dan efektifitas kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan
menurunnya kualitas hidup masyarakat. (Kenneth, F,1995).\
Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di puskesmas seluruh
Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6 % 12,95 % dan skabies menduduki urutan ketiga
dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun
1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan 5,77 % dari seluruh kasus baru. Pada
tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6 % dan 3,9 % (Sungkar,S, 1995).
B. Rumusan
Kasus

Masalah
4

Tn.C (40 th) datang kepoliklinik kulit dengan keluhan gatal-gatal hebat, yang biasanya
semakin memburuk pada malam hari. Pada sela jari tangan, pada pergelangan tangan,

sikut, ketiak, terlihat adanya terowongan tungau. Klien mengatakan jarang mandi jika
pulang

kerja

karena

pulang

sudah

larut

malam.

Tentukan:
1.

Diagnosa

medis

kasus

tersebut

2. tanda-tanda dan hasil pemeriksaan penunjang yang ditunjukkan pada kasus di atas
mengarahkan

penyakit

apa?

3. kemungkinan apa yang terjadi jika tidak ditangani dengan baik (komplikasinya)?
4. identifikasi masalah utama pada pasien berdasarkan konsep patofisiologi yang kalian
ketahui?
5. lengkapi data-data klinis dan diagnostik pasien berdasarkan konsep patofiologi yang
kalian

ketahui?

6. tentukanlah masalah keperawatan pada pasien tersebut dan penyebabnya


7.

buat

NCP

dengan

diagnosa

utama?

Dari kasus tersebut, Tn, C diagnosis medis kelainan kulit berupa Skabies

BAB II
PEMBAHASAN
A.

DEFINISI

Skabies merupakan infeksi kulit oleh kutu Sarcoptes scabies yang menimbulkan gatalgatal.Penyakit ini dapat ditemukan pada orang-orang yang miskin yang hidup ditengah kondisi
hygene yang dibawah standar, meskipun sering juga ditemukan pada orang-orang yang sangat
bersih. Skabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual aktif. Namun demikian, investasi
parasit ini tidak bergantung pada aktivitas seksual karena kutu tersebut sering menjangkiti jarijari tangan, dan sentuhan tangan dapat menimbulkan infeksi. Pada anak-anak, tinggal semalaman
dengan teman yang terinfeksi atau saling berganti pakaian dengannya dapat menjadikan sumber
infeksi. Petugas kesehatan yang melakukan kontak fisik yang lama dengan pasien scabies dapat
pula

terinfeksi.

Kutu betina yang dewasa akan membuat terowongan pada lapisan superficial kulit dan berada
disana selama sisa hidupnya. Dengan rahang dan pinggir yang tajam dan persendian kaki
depannya, kutu tersebut akan memperluas terowongan dan mengeluarkan telurnya 2 hingga 3
butir sehari selama 2 bulan. Kemudian kutu betina itu mati. Larva ( telur ) menetas dalam waktu
4 hingga 4 hari dan berlanjut lewat stadium larva serta nimfa menjadi bentuk kutu dewasa dlam
tempo

sekitar

10

hari.

Scabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh seekor tungau (kutu/mite) yang
bernama Sarcoptes scabei, filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili

Sarcoptes. Pada manusia oleh S. scabiei var homonis, pada babi oleh S. scabiei var suis, pada
kambing oleh S. scabiei var caprae, pada biri-biri oleh S. scabiei var ovis.
B.

ETIOLOGI

Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman Sercoptes scabei varian hominis.Sarcoptes
scabieiini

termasuk

filum Arthopoda,

kelas

Arachnida,

ordo Ackarina,

superfamili

Sarcoptes.Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var hominis.Kecuali itu terdapat S. scabiei
yang

lainnya

pada

kambing

dan

babi.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian
perutnya rata.Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang
betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil,
yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2pasang
longlegs di depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2pasang longlegs kedua pada betina
berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan longlegs ketiga berakhir dengan
rambut

dan

keempat

berakhir

dengan

alat

perekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit,
yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh
yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum,
dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari
sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan
lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan
4

pasang

kaki.

Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12
hari.Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-4 hari, kemudian larva meninggalkan
terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang
akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan
tungau jantan mati setelah kopulasi. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar
selama lebih kurang 7-14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab,
contohnya lipatan kulit pada orang dewasa.Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka
seluruh badan dapat terserang penyakit skabies ini.
C.

PENGKLASIFIKASIAN

SKABIES

Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat
menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain (Sungkar, S, 1995):
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated). Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul
dan

terowongan

yang

sedikit

jumlahnya

sehingga

sangat

sukar

ditemukan.

2. Skabies incognito. Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga
gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi.
Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi
luas

dan

mirip

penyakit

lain.

3. Skabies nodular. Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus
biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus
ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur
lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa
bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan. Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing.

Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang
sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering
kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha,perut, dada dan lengan. Masa inkubasi
lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu) dan
dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya
pada

manusia.

5. Skabies Norwegia. Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya
kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat
disertai distrofi kuku. Berbeda dengan scabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia
tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat
banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun
tubuh

gagal

membatasi

proliferasi

tungau

dapat

berkembangbiak

dengan

mudah.

6. Skabies pada bayi dan anak. Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M,
2000).
7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden). Penderita penyakit kronis dan orang tua yang
terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. (Harahap.
M, 2000).
D.
Diagnosis

MANIFESTASI
dibuat

dengan

menemukan

dari

KLINIS
4

tanda

cardinal

berikut

1. Gatal-gatal yang hebat akibat reaksi imunologi tipe lambat terhadap kutu atau butiran

fesesnya.
2. Terbentuk terowongan bisa berupa lesi yang multiple, lurus atau bergelombang, berwarna
coklat atau hitam dan menyerupai benang, yang terlihat terutama diantara jari-jari tangan serta
pada

pergelangan

tangan.

3. Gatal-gatal pada malam hari ( gejala klasik) yang disebabkan karena peningkatan kehangatan
kulit

yang

menimbulkan

efek

stimulasi

terhadap

parasit

tersebut.

4. Lesi sekunder sering di jumpai dan mencakup vesikel, papula, ekskoriasi serta kusta.
5. Superinfeksi bakteri terjadi akibat ekskoriasi yang tetap dari terowongan dan papula.
6. Lokasi yang sering adalah permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki, ujung-ujung sendi
siku, daerah sekitar putting susu, lipatan aksila, di bawah payudara yang menggantung, dan pada
atau

di

dekat

lipatan

paha

atau

gluteus,

penis

atau

skrotum.

7. Erupsi yang berwarna merah dan gatal biasanya terdapat pada daerah-daerah kulit di
sekitarnya.
8. Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang
lembab

dan

panas.

9. Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh anggota


keluarga.
10. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi
pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis,
yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian
bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh

permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
11. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih
stadium

hidup

tungau

ini.

12. Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis
kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo,
dan furunkulsis.
E.

Patofisiologi

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita
sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit
yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi.Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel,
dan urtika.Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
Patoflow
Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk
Kontak kulit kuat (Bersalaman, bergandengan)
Timbul lesi (Pergelangan tangan)
Gatal (Sensitivitas terhadap secret)
Waktu 1 bulan setelah infestasi

Timbul papul,vesikel,urtika timbul erosi,eks koriosi, krusta


Digaruk infeksi sekunder
Kelainan kulit dermatitis menyebar luas
F.

KOMPLIKASI

Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat
garukan.Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel.Infeksi
bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada
ginjal.Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan,
baik

pada

terapi

awal

ataupun

pemakaian

yang

terlalu

sering.
Urtikaria

Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan
menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal.Urtikaria dapat
berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria akut umumnya berlangsung 20 menit
sampai

jam,

menghilang

dan

mungkin

muncul

di

bagian

Infeksi

kulit

lain.

sekunder

Folikulitis

Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Pada kulit yang terkena akan
timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut tampak beruntus-beruntus kecil
berisi

cairan

yang

bisa

pecah

lalu

mengering

dan

membentuk

keropeng.
Furunkel

Furunkel (bisul) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutaneus di sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan

bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari
tangan.Furunkel berawal sebagai benjolan keras bewarna merah yang mengandung nanah. Lalu
benjolan ini akan berfluktasi dan ditengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula).
Bisul bisa pecah spontan atau mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.

Infiltrat

Eksema

infantum

Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang
umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak.Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak
tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
G.

Pemeriksaan

Fisik

Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit, termasuk membrane mukosa, kulit kepala dan
kuku.

Prosedur

Utama

Inpeksi

dan

Memerlukan

Penlight

Pasien

Sarunga

dapat
tangan

Tampilan

ruangan
dapat

melepaskan
harus

palpasi

yang

terang

digunakan
seluruh
selalu

untuk

pakaianya

dipakai

ketika

umum

dan

dan

hangat

menyinari
diselimuti

melakkan

lesi

dengan

pemeriksaan

dikaji

benar
kulit
:

Warna

Suhu

Kelembaban

Kekeringan

Tekstur

kulit

(kasar

atau

halus)

Lesi

Vaskularitas

Mobilitas

Kondisi

kuku

dan

rambut

Turgor

kulit

Edema

Elastisitas kulit
1.
Pengkajian

Pengkajian

dan

pemeriksaan

dilaksanakan

di

fisik

bangsal

bedah

:
Biodata

a.
Nama

Scabies

Identitas

pasien

Tn.

TTL

Umur

Jenis

kelamin

laki-laki

Alamat

Agama

Suku

Pendidikan
Diagnosa

:
medis

b.
Nama
TTL

Identitas

Skabies
penanggungjawab

Ny.
:

Umur

Jenis

kelamin

perempuan

Alamat

Agama

Suku

Pendidikan

Hub.dengan

pasien

istri

Riwyat

a.

kesehatan

Keluhan

utama

Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama pada
malam

hari.

b.

Riwayat

kesehatan

sekarang

Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan
akibat

rasa

c.
Pasien

gatal

yang

Riwayat
pernah

d.

sangat

hebat.

kesehatan
masuk

Riwayat

dahulu

Rs

karena

kesehatan

alergi
keluarga

Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis.

a.

Pola

fungsi

Pola

persepsi

kesehatan
terhadap

kesehatan

Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi perubahan
pasien
b.

memaksakan

diri
Pola

ke

puskesmas
aktivitas

atau

RS

terdekat.
latihan

Aktivitas latihan selama sakit :Aktivitas 0 1 2 3 4, Makan, Mandi, Berpakaian, Eliminasi,


Mobilisasi

di

tempat

tidur

Keterangan

Dengan

Dengan

Dengan

Mandiri

menggunakan
bantuan

Tergantung

c.

menggunakan

total,

alat

bantuan
orang

dari

lain

tidak

Pola

orang

dan

berpartisipasi

bantu

alat

dalam

istirahat

lain
bantu

beraktivitas
tidur

Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.
d.
Tidak

Pola
ada

nutrisi

gangguan

e.

metabolik

dalam

nutrisi

metaboliknya.

Pola

elimnesi

Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari,
dengan

bau

f.

khas

warna

Pola

kuning

kognitif

jernih.
perceptual

Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal.
g.

Pola

1.

status

2.

peran

hubungan

perkawinan
Pekerjaan

menikah

petani

3. kualitas aktivitas :sebelum sakit klien rajin ke sawah untuk menggarap sawahnya
4.
h.

Sistem

dukungan
Pola

:
nilai

istri
dan

dan

anaknya
kepercayaan

Klien

beragama

islam,

i.

ibadah

dilakukan

Pola

secara

konep

rutin.
diri

1.

Harga

diri

tidak

terganggu

2.

Ideal

diri

tidak

terganggu

3. Identitas diri : terganggu, karena merasa malu akibat penyakit yang dideritanya
4.

Gambaran

5.

Peran

j.
Pada

diri

diri

Pola
klien

scabies

tidak
tidak

seksual
mengalami

k.

gangguan

pada

Pola

terganggu
terganggu
reproduksi

seksual

reproduksinya.
koping

1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien menjadi
malas

untuk

bekerja.

perubahan ya 2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi

BAB

II

KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN
1) Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi (kepekaan)
terhadap Sarcoptes scabiei var. huminis dan produknya (Adhi Djuanda. 2007: 119-120).
2) Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah menular dari
manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyebabnya scabies adalah
Sarcoptes scabiei (Isa Marufi, Soedjajadi K, Hari B N, 2005,http: //journal.unair.ac.id, diakses
tanggal

30

September

2008).

3) Scabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah menular dari manusia ke
manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan di
seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite) Sarcoptes scabiei (Buchart, 1997:
Rosendal, 1997,http: //journal.unair.ac.id, diakses tanggal 30 September 2008).
2. ETIOLOGI
Scabies disebabkan oleh kutu atau kuman sarcoptes scabei. Secara morfologik sarcoptes scabei
merupakan tungau kecil berbentuk oval punggungnya cembung dan bagian perutnya rata
berwarna putih kotor dan tidak memiliki mata. Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit
stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam
terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas
menjadi hypopi yakni sarcoptes muda. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan
hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal.
3.

PATOFISIOLOGI

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita
sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit
yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel,
dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

4.

MANIFESTASI

Diagnosis

dibuat

dengan

menemukan

KLINIK
dari

tanda

cardial

berikut

1) Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang
lembab

dan

panas.

2) Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia,misalnya mengenai seluruh anggota


keluarga.
3) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada ujung menjadi
pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis,
yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian
bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh
permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4) Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih
stadium hidup tungau ini.
Keluhan
a)
b)

utama
Rasa

Tonjolan

pada
gatal

kulit

(lesi)

berwarna

penderita
terutama
putih

scabies
pada

keabu-abuan

adalah

malam
sepanjang

sekitar

hari.
1

cm.

c) Kadang disertai nanah karena infeksi kuman akibat garukan.


Klasifikasi scabies antara lain :
1) Scabies pada orang bersih, yaitu ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang
sedikit

jumlahnya

sehingga

jarang

dijumpai.

2) Scabies nodular, yaitu lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya
terdapat didaerah tertutup, terutama pada genetalia laki-laki. Nodus ini timbul sebagai reaksi
hipersensitivitas

terhadap

tungau

scabies.

3) Scabies yang ditularkan melalui hewan,yaitu sumber utamanya adalah anjing, kelainan ini
berbeda dengan scabies manusia karena tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan
genetalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak dengan
binatang kesayangannya. Kelainan ini hanya bersifat sementara karena kutu binatang tidak dapat
melanjutkan

siklus

hidupnya

pada

manusia.

4) Scabies pada bayi dan anak, yaitu lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh,
termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan dan kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder
impetigo

sehingga

terowomgan

jarang

ditemukan.

5) Scabies terbaring ditempat tidur, yaitu kelainan yang sering menyerang penderita penyakit
kronis dan pada orang yang lanjut usia yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur terus. Sehingga
orang

itu

dapat

menderita

scabies

dengan

lesi

yang

terbatas.

6) Scabies Norwegia atau scabies krustosa, ini ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,skuama
generaisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predleksi biasanya kulit kepala yang
berambut, telinga, bokong,siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang disertai distrofi kuku, namun
rasa gatal tidak terlalu menonjol tetapi sangat menular karena jumlah tungau yang menginfeksi
sangat banyak (ribuan).
5.

PENATALAKSANAAN

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi
dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan
harganya murah.

Jenis

obat

topical

1) Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan
orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya
adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur,
berbau,

mengotori

pakaian

dan

dapat

menimbulkan

iritasi.

2) Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam
selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal
setelah dipakai.
3) Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losion, termasuk obat
pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi.
Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap
susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi
seminggu kemudian.
4) Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan antigatal.
Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien.
Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.
5) Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan
untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
6) Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area
yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.

PENGKAJIAN KELUARGA
1. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn K
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh (Sopir)
Alamat: Desa Jatimulya RT 5 RW 3 Lebaksiu
No. Telp
:b. Komposisi Keluarga
No

Nama

L/

Usia

1
2
3

Ny. I
An. F
An. D

P
P
L
P

35 th Istri
13 th Anak
5 th Anak

c. Genogram

Hub. Klg

Pendidikan

Pekerjaan

Status

SD
MTS
TK

Ibu Rumah Tangga


Pelajar
Pelajar

Kesehatan
Sehat
Sehat
Influenza

Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Anggota keluarga yang sakit
= anggota dalam satu rumah
= Anggota keluarga yang sudah
meninggal
d. Tipe keluarga
a). Jenis type keluarga : nuclear family
b). Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Terkadang terjadi pertengkaran antara anak pertama
dengan anak kedua dikarenakan sifatnya yang masih kekanak-kanakan dan tidak mau mengalah
e. Suku Bangsa
a). Asal suku bangsa : Jawa
b). Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Bahwa 2 anak sudah cukup dan bisa mendukung
kesehatan keluarga yang optimal serta kesejahteraan hidup yang baik.
f. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga Tn. K jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke dokter / puskesmas dan tidak
percaya akan pengobatan lewat dukun atau orang pintar.
g. Status sosial dan Ekonomi Keluarga

a). Anggota keluarga yang mencari nafkah


b). Penghasilan
c). Harta benda yang dimiliki
d). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
disimpan untuk keperluan yang
tak terduga.

: Tn. K
: Rp 1.500.000,-/bulan
: Rumah, motor, kulkas, TV,
perabot Rumah Tangga, dll
: Rp 1.200.000,- dan sisanya

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahap perkembangan Keluarga Tn. K termasuk dalam tahap perkembangan usia remaja. An. F
merupakan anak pertama dari keluarga Tn. K. Dia merupakan anak yang mudah bergaul,
penurut, bersikap optimistis, sudah timbul perasaan suka dengan lawan jenis, mempunyai
perilaku bertanggung jawab secara sosial, mampu memilih karier/cita-cita yang diinginkannya,
mampu memposisikan peran sosial di lingkungan.
b. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya :
An. F tergolong anak usia remaja awal. Terkadang emosinya masih tergolong labil sehingga
keluarga harus mampu membantu anak dalam mengontrol emosinya dengan pendekatan yang
adaptif dan edukatif. Keluarga juga harus mampu membantu anak dalam mempersiapkan karier
atau cita-cita yang dinginkannya serta mendorong anak untuk bisa memposisikan diri sebagai
anak tertua yang bertanggung jawab menjaga keluarga dan adiknya serta memberikan
pemahaman dan sikap moral terhadap norma-norma yang berlaku baik di keluarga maupun di
masyarakat.
c. Riwayat Kesehatan Inti :
1). Riwayat keluarga saat ini :
Bahwa anggota keluarga Tn K ada yang mempunyai masalah kesehatan yaitu An. D anak kedua
dari keluarga Tn. K yang menderita penyakit influenza seminggu yang lalu.
2). Riwayat Penyakit Keturunan
Tn K dan istrinya yaitu Ny. I tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan yang diwariskan dari
orang tuanya.
3). Riwayat Kesehatan masing-masing anggota keluarga
No

Nama

Umur

BB

Keadaan
Kesehatan

1.
2.
3.
4.

Tn. K
Ny. I
An. F
An. D

40 th
35 th
13 th
5 th

60 kg
62 kg
48 kg
15 kg

Sehat
Sehat
Sehat
Sakit

Imunisasi
(BCG/Polio
/DPT/HB/
Campak)
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap

Masalah
Kesehatan

Tindakan
yang
telah dilakukan

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Influenza

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Membeli

obat-

obatan
di
warung / Apotik

4). Sumber Pelayanan yang dimanfaatkan


Keluarga Tn K jika ada anggota keluarganya yang sakit ringan maka hanya mengkonsumsi obatobatan yang dibeli di apotik atau warung akantetapi jika sakitnya sudah parah maka akan dibawa
ke Dokter Umum ataupun Rumah Sakit
5). Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Anggota keluarga Tn K sebelumnya pernah dirawat di RSUD Soesilo Slawi yaitu istri Tn. K
akibat menderita penyakit chikungunyah.
3.
a.
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).
9).
10).
11).

12).

Pengkajian Keluarga
Karakteristik Rumah
Luas rumah
: 144 m2
Tipe rumah
: Permanen
Kepemilikan
: Pribadi
Jumlah dan ratio kamar
: 3 kamar
Ventilasi jendela
: Cukup dengan terdapatnya ventilasi disetiap
kamar dan ruangan yang lain
Pemanfaatan ruangan
: Baik dengan penerangan yang cukup
Septic tank
: Tidak ada (Pembuangan langsung ke sungai)
Sumber air
: Menggunakan sumur
Kamar mandi/WC
: Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan WC
Sampah
: Pembuangan sampah di tanah kosong atau
pekarangan
Kebersihan lingkungan
: Cukup bersih dimana terdapat saluran irigasi
dibelakang rumah yang digunakan untuk
pembuangan (feses) sekaligus pekarangan
untuk pembuangan sampah baik organik
maupun non organik

Denah rumah

Utara

Barat

Timur

Selatan

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1). Kebiasaan
: Klien dengan tetangga sekitar rumah sangat dekat dan
merupakan saudaranya sendiri sehingga terbiasa saling
membantu bila salah satu mempunyai kegiatan di
lingkungannya. Jarak rumah Kelurga Tn K dengan
tetangganya termasuk dekat
2). Aturan
: Bahwa setiap warga harus ikut andil dalam kebersihan
lingkungan terutama kebersihan sepanjang jalan dan sungai.
Warga diminta untuk mau ikut kerja bakti demi kebersihan
lingkungan serta agar tidak terjangkit penyakit chikungunyah
yang akhir-akhir ini sedang marak di lingkungan desanya.
3). Kebersihan : Setiap 1 bulan sekali warga membersihkan lingkungan.
Terutama di sekitar pinggir jalan akan dibuat pondasi untuk
mencegah meluapnya air sungai di pemukiman warga saat
musim hujan dan untuk memperindah jalan.
4). Budaya
: Budaya yang digunakan adalah gotong royong dan paguyuban
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. K sebelumnya tinggal di Jakarta selama 8 tahun setelah itu pindah rumah di desa
Jatimulya 1 tahun ini.
d. Sistem Pendukung
Keluarga Tn. K ada 4 orang terdiri atas suami, istri, dan 2 orang anak.
4. Struktur Keluarga
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Diantara anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis. Dalam menghadapi suatu
permasalahan biasanya selalu dilakukan dengan cara musyawarah keluarga sebelum diputuskan
suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan cara terbuka
b. Struktur Kekuatan Keluarga

Merupakan keluarga inti yang terdiri suami istri dan dua orang anak yang satu sama lain saling
memperhatikan
c. Struktur Peran Keluarga
1). Tn. K :
- Peran informal

: Tn. K sebagai orang yang dihormati dan sebagai


pengambil keputusan

- Peran formal

: Menjadi kepala keluarga, suami, ayah

2). Ny. I :
-

Peran informal

: Ny. I sebagai orang yang penyayang terhadap anakanaknya serta bisa sebagai sahabat jika anaknya sedang
membutuhkan saran atau meluangkan uneg-unegnya

Peran formal

: Sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu

3).

4).

An. F
Peran formal
: Sebagai anak pertama
Peran informal
: An. F berperan sebagai pelindung dan penghibur
An. D
Peran formal
: Sebagai anak kedua
Peran informal
: An. D merupakan anak bungsu dari keluarga Tn. K
dan mempunyai peran sebagai penghibur
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama Islam
yang dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
b. Fungsi sosial
1). Kerukunan hidup dalam keluarga
Kerukunan terjaga dengan baik
2). Interaksi hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga sangat baik dengan komunikasi yang dilakukan secara terbuka
3). Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan, Keluarga Tn K selalu mengedepankan musyawarah yang
dilakukan antara Tn K dengan istrinya. Tetapi saat Tn. K tidak ada dirumah, segala keputusan di
ambil oleh Ny I dengan sebelumnya sudah berkomunikasi atau berkoordinasi dengan suaminya.
4). Kegiatan keluarga waktu senggang
Berkunjung ke sanak saudara dan seringkali dihabiskan dirumah dengan menonton TV dengan
anaknya

5). Partisipasi dalam kegiatan social


Tn K merupakan orang yang mengadu nasib di ibukota Jakarta. Waktunya dihabiskan di Jakarta
mencari nafkah untuk keluarganya. Sebulan sekali Tn. K pulang kerumah untuk bertemu istri dan
anak-anaknya. Hal ini sudah diketahui oleh masyarakat dilingkungannya dan memaklumi
kondisi Tn. K karena sedikit sekali intensitas untuk berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1). Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn K terutama Ny. I mengatakan bahwa dia tahu akan makan makanan yang bergizi.
Ny. I selalu memperhatikan asupan nutrisi bagi keluarganya terutama anak-anaknya salah
satunya adalah selalu ada menu sayuran setiap makan siang. Ny. I tahu bahwa sayuran itu sangat
penting untuk kesehatan anaknya. Selain nasi yang tinggi karbohidrat serta lauk pauk yang tinggi
akan protein, Ny. I juga menyediakan buah-buahan serta susu sebagai menu tambahan bagi anakanaknya.
2). Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. K saat ada anggota keluarga yang sakit ringan seperti batuk, pilek, demam hanya
mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung atau apotik seperti Decolgen, Paramex, dll.
Keluarga Tn. K juga menyimpan cadangan obat-obatan dirumah yang dibeli dari warung atau
apotik. Tetapi, jika penyakitnya tidak kunjung sembuh (> 1 minggu) atau sakitnya parah maka
keluarga Tn. K akan berobat ke dokter atau Rumah Sakit.
3). Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn K saat ini ada anggota keluarganya yang mengalami sakit yaitu An. D yang
mengalami gejala influenza hampir 1 minggu yang lalu. Keluarga Tn. K hanya memberikan
obat-obatan yang dibeli di warung dan tidak membawa anaknya ke Pelayanan Kesehatan seperti
dokter, puskesmas, bidan, dll. Menurut keluarga Tn. K anaknya hanya mengalami sakit biasa
dikarenakan faktor cuaca yang tidak bersahabat serta karena faktor makanan seperti jajanan yang
tidak sehat (Es, makanan ringan yang mengandung MSG, coklat,dll) yang sering dikonsumsi
anaknya baik saat dirumah maupun disekolah.
4). Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Rumah keluarga Tn K letaknya dekat dengan saluran irigasi. Rumah Tn. K tidak dilengkapi
dengan septic tank sehingga pembuangannya (feses) langsung menuju saluran irigasi. Rumah Tn.
K juga dikelilingi lahan kosong atau pekarangan yang dijadikan tempat pembuangan sampah
baik itu organik maupun non organik.. Hal inilah yang mengakibatkan keluarga Tn. K yaitu Ny. I
sebulan yang lalu terjangkit penyakit chikungunya yang dibawa oleh nyamuk jenis aedes

albopictus karena kesadaran akan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang masih rendah serta
disekeliling rumah keluarga Tn. K dikelilingi banyak pohon bambu yang merupakan sarang
nyamuk jenis aedes albocpitus.
5). Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Fasilitas /pelayanan kesehatan yang ada yaitu puskesmas, rumah bidan serta dokter yang
semuanya masih bisa di jangkau dengan kendaraan dan jaraknya relatif dekat dengan rumah
keluarga Tn K. Keluarga Tn. K saat ada anggota keluarganya yang sakit langsung membawanya
ke puskesmas atau dokter yang terdekat. Tetapi jika penyakitnya sudah mulai parah maka akan
langsung dibawa ke RS terdekat.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. K berkeinginan mempunyai 2 anak saja sehingga bisa mengoptimalkan pendidikan
anaknya serta kesejahteraan keluarganya. Dahulu Ny. I pernah menggunakan KB suntik 3
tahun. Setelah merasa tidak cocok dan membuat badan menjadi gemuk akhirnya Ny. I
mengambil keputusan berhenti menggunakan KB sampai sekarang.
e. Fungsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan :
Tn. K bekerja sebagai buruh (sopir) di Jakarta
b. Pemanfaatan sumber yang ada di masyarakat : tidak ada
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn K ingin anak pertamanya menjadi anak yang pintar, anak yang penurut serta mau
mengerti kondisi ekonomi keluarganya saat mengalami krisis keuangan.
b. Stressor jangka panjang
Keluarga Tn K ingin anaknya mampu hidup mandiri secara penuh tanpa bergantung dengan
orang tua. Mampu belajar hidup yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang
tumbuh, menjadi pribadi yang kuat dan mau menerima keadaan baik secara fisik maupun
financial keluarga.
c. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga Tn. K sudah dapat beradaptasi dengan baik dengan perkembangan anaknya sekarang
ini. Mereka menyebutkan hal itu masih wajar dan masih bisa diperbaiki melalui pendekatan yang
edukatif.
d. Strategi koping
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah apalagi menyangkut perkembangan
anaknya.
e. Strategi adaptasi disfungsi
Keluarga selalu menggunakan pendekatan yang adaptif dan edukatif jika anaknya dalam
perkembangan mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai harapan keluarga.

7. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan
Keluarga Tn K berharap agar keluarganya tidak mengalami penyakit yang sama yang diderita
istrinya dan akan lebih waspada serta menjaga kebersihan dan kesehatan dilingkungannya.
b. Petugas kesehatatan yang ada
Keluarga Tn K berharap agar petugas kesehatan yang ada mampu memberikan pelayanan yang
baik dan sama rata tidak membeda-bedakan berdasarkan status sosial ekonomi.
8. Pemeriksaan Fisik
No
1.
2.
a.
b.
c.
d.

Jenis
Pemeriksaan
Kesadaran
TTV :
TD
Suhu
Nadi
Pernafasan

Nama Anggota Keluarga


Ny. I
An. F

An. D

CM

CM

CM

120/80 mmHg
36 C
86 kali/menit
20 kali/menit

110/80mmHg
36,7 C
84 kali/menit
18 kali/menit

37C
90 kali/menit
22 kali/menit

3.

BB dan TB

BB : 62 kg
TB : 151 cm

BB : 48 kg
TB : 148 cm

BB : 15 kg
TB : 90 cm

4.

Kepala

5.

Mata

Mesochepal,
Tidak ada kelainan
Konjungtiva an anemis,
sclera non ikterik

7.

Leher

8.

Telinga

9.
10.

Mulut
Hidung

11.

Paru-paru

12.

Jantung

Mesochepal,
Tidak ada kelainan
Konjungtiva
an
anemis, sclera non
ikterik
Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Bersih,
bentuk
simetris,
fingsi
pendengaran baik
Mukosa bibir lembab
Bentuk
simetris,
fungsi penciuman baik
Inspeksi : bentuk
simetris palpasi : taktil
fremitus
sama
perkusi
:
sonor
auskultasi : vesikuler
Inspeksi : kedua belah
dada
simetris

Bulat ,
Tidak ada kelainan
Konjungtiva
an
anemis, sclera non
ikterik
Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Bersih,
bentuk
simetris,
fingsi
pendengaran baik
Mukosa bibir lembab
Bentuk
simetris,
fungsi penciuman baik
Inspeksi : bentuk
simetris palpasi : taktil
fremitus
sama
perkusi
:
sonor
auskultasi : vesikuler
Inspeksi : kedua belah
dada
simetris

Tidak ada pembesaran


kelenjar tiroid
Bersih, bentuk simetris,
fingsi pendengaran baik
Mukosa bibir lembab
Bentuk simetris, fungsi
penciuman baik
Inspeksi
:
bentuk
simetris palpasi : taktil
fremitus sama perkusi :
sonor
auskultasi : vesikuler
Inspeksi : kedua belah
dada
simetris

13.

Abdomen

14.

Kulit dan kuku

15

Ekstremitas

(Prekordium),ictus
kordis tampak.
Palpasi
:
terdapat
pulsasi, ictus kordis
teraba
Perkusi : redup (pekak)
Auskultasi : s1> s2,
murni tidak ada suara
tambahan

(Prekordium),ictus
kordis tampak.
Palpasi : terdapat
pulsasi, ictus kordis
teraba
Perkusi
:
redup
(pekak)
Auskultasi : s1> s2,
murni tidak ada suara
tambahan

(Prekordium),ictus
kordis tampak.
Palpasi : terdapat
pulsasi, ictus kordis
teraba
Perkusi
:
redup
(pekak)
Auskultasi : s1> s2,
murni tidak ada suara
tambahan

Inspeksi : datar, tidak


ada bekas luka
Auskultasi : bising usus
12x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri
tekan
Perkusi : timpani
Turgor kulit < 3 detik,
CRT < 3 detik, kuku
bersih
dan
tidak
panjang
Tidak ada masalah,
keadaan kuku bersih,
tidak ada oedema

Inspeksi : datar, tidak


ada bekas luka
Auskultasi : bising
usus 14x/menit
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan
Perkusi : timpani
Turgor kulit < 3 detik,
CRT< 3 detik, kuku
bersih
dan
tidak
panjang
Tidak ada masalah,
keadaan kuku bersih,
tidak ada oedema

Inspeksi : datar, tidak


ada bekas luka
Auskultasi : bising
usus 16x/menit
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan
Perkusi : timpani
Turgor kulit < 3 detik,
CRT < 3 detik, kuku
bersih
dan
tidak
panjang
Tidak ada masalah,
keadaan kuku bersih,
tidak ada oedema

Anda mungkin juga menyukai