Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Fitriyanti Pattaru’, Ns., M.Kep

Oleh :

KELOMPOK II

Aprilianti Paembonan Marini Vanessa Zyatna Patattan


Aurelia Antonieta Exposto Monika Tangki’ Maria Rosalia Yoana Gosal
Christian Delchky Youfans Nurnisa Ramadhani Yunik Melyani Steni
Dian Novita Sari Rian Adhi Pratama Harry Christian Saroinsong
Frastika Glediderya Rista Wahyuni Meliana Puji Astuti
Isabella Rosigna Kota Trysna Levia Kulla

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kelompok panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Keperawatan

Dalam makalah ini akan dijabarkan mengenai : metode pemberian asuhan


keperawatan dan tugas pokok serta fungsi kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
(Asosiate).

Kelompok mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampuh, narasumber serta


semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga sampai kepada mahasiswa.

Makassar, 2 Oktober 2020

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Model Praktik Keperawatan Profesional................................................3
1. Model Asuhan Keperawatan Fungsional..........................................3
2. Model Asuhan Keperawatan Tim.....................................................4
3. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien......................................5
4. Model Asuhan Keperawatan Primer.................................................6
5. Model Asuhan Keperawatan Kasus..................................................7
6. Model Asuhan Keperawatan Moduler..............................................8
B. Tugas dan Fungsi Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.
(Asosiate)................................................................................................9
1. Tugas dan Fungsi Kepala Ruangan...................................................9
2. Tugas dan Fungsi Ketua Tim............................................................9
3. Tugas dan Fungsi Perawat Pelaksana (Asosiate).............................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran ......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan bangsal dapat dilakukan melalui berbagai tugas, antara lain
pengelolaan personalia, penataan ruang, penataan logistik, penataan dokumen,
pengelolaan administrasi, penerapan model keperawatan profesional atau biasa
disebut dengan metode alokasi dan tugas pendukung lainnya. Beberapa mode atau
model yang sering digunakan dalam memberikan layanan keperawatan yaitu model
keperawatan fungsional, model keperawatan tim, model keperawatan alokasi
pelanggan dan model keperawatan primer, model keperawatan modular dan lain-
lain. Setiap model perawatan atau model yang memberikan perawatan kepada pasien
memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengadopsi model keperawatan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi bangsal diharapkan dapat meningkatkan kualitas
keperawatan (Mugianti, 2016)
Penerapan model keperawatan profesional merupakan salah satu metode untuk
meningkatkan kualitas keperawatan dalam manajemen keperawatan / pelayanan.
Penerapan model keperawatan harus memenuhi kondisi dan kondisi pelayanan
keperawatan yang ada, karena akan mendorong perawat untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara optimal, mendorong interaksi antara perawat dan
pasien, serta memungkinkan pasien memperoleh hasil yang lebih baik sebagai
pengguna. Kepuasan terhadap pelayanan keperawatan dan perawat sebagai pemberi
pelayanan keperawatan. Perlu dikaji Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) bagi setiap perawat, karena merupakan salah satu bentuk pelayanan
keperawatan profesional dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Pengetahuan dan pemahaman Anda tentang MPKP sangat penting,
karena dapat menumbuhkan nilai profesional MPKP dan memungkinkan Anda
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien dan keluarga serta
memberikan pelayanan yang berkualitas (Mugianti, 2016)
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apa saja jenis-jenis Model Praktik Keperawatan Profesional ?
2. Apa saja tugas dan fungsi dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
(asosiate) ?
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis Model Praktik Keperawatan Profesional
2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana (asosiate)
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis Model Praktik Keperawatan
Profesional
2. Mahasiswa mampu mengetahui tugas dan fungsi dari kepala ruangan, ketua tim
dan perawat pelaksana (asosiate)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)


1. Model Asuhan Keperawatan Fungsional
Model Asuhan Keperawatan Fungsional artinya, pengorganisasian tugas
keperawatan dibagi menurut jenis tugas dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Perawat dapat melakukan dua atau lebih jenis layanan untuk semua klien di unit
tersebut. Karena kurangnya perawat profesional, metode ini dikembangkan
selama Perang Dunia II, sehingga banyak asisten perawat direkrut. Setidaknya
latih mereka dalam perawatan, dan ajari mereka beberapa tugas sederhana dan
berulang, seperti suntikan, tekanan darah, suhu tubuh, perawatan luka, dll.
Karena terbatasnya jumlah perawat yang ada, awalnya bersifat sementara,
namun justru berlanjut hingga saat ini, khususnya di Indonesia (Mugianti, 2016)
a. Kelebihan
1) Sederhana
2) Efisien.
3) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik
yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
b. Kekurangan
1) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah
2) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
3) Perawat cenderung meninggalkan
4) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan
5) Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat
6) Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk
7) Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

3
Gambar 2.1
Model asuhan keperawatan fungsional (Rakhmawati, 2010)
2. Model Asuhan Keperawatan Tim
Model keperawatan tim adalah layanan keperawatan yang
diselenggarakan oleh sekelompok perawat dan sekelompok klien. Tim tersebut
dipimpin oleh perawat bersertifikat dan berpengalaman dengan pengetahuan di
bidangnya masing-masing. Tugas dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
dilaksanakan oleh ketua kelompok / ketua kelompok. Selain itu, pemimpin tim
bertanggung jawab untuk membimbing anggota sebelum menetapkan tugas,
menerima laporan kemajuan layanan layanan pelanggan, dan membantu anggota
tim untuk menyelesaikan tugas saat menghadapi kesulitan. Selain itu, pemimpin
tim melaporkan kepada pemimpin ruangan kemajuan layanan atau perawatan
klien (Mugianti, 2016)
a. Kelebihan
1) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
2) Pasien dilayani secara komfrehensif
3) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
4) Tercipta kerja sama yang baik
5) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
6) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif
b. Kekurangan
1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi

4
dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas
terhambat.
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau
4) berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
5) Akuntabilitas dalam tim kabur.

Gambar 2.2
Model asuhan keperawatan tim (Rakhmawati, 2010)

3. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien


Model asuhan keperawatan alokasi klien artinya, seorang perawat akan
bertugas dalam jangka waktu tertentu, dan seorang perawat akan mengatur
asuhan / pelayanan untuk satu atau lebih klien sampai klien tersebut kembali.
Direktur bertanggung jawab untuk mengalokasikan tugas dan menerima laporan
tentang layanan layanan klien (Mugianti, 2016)
a. Kelebihan
1) Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
2) Memberi kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif
3) Memotivasi perawat untuk bersama pasien selama bertugas
4) Pekerjaan non keperawatan dapat dilakukan oleh staf bukan perawat,
mendukung penerapan proses keperawatan
5) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
b. Kekurangan
1) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan

5
2) Peserta didik sulit melatik ketrampilan dalam perawatan besar, misalnya
menyuntik, mengukur suhu
3) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab pasien bertugas

Gambar 2.3
Model asuhan keperawatan Alokasi klien

4. Model Asuhan Keperawatan Primer


Perawatan primer adalah metode pemberian perawatan, di mana perawat
profesional bertanggung jawab atas perawatan pasien 24 jam sehari. Metode ini
sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Mulai dari masuknya pasien hingga
keluarnya pasien, tanggung jawabnya meliputi asesmen pasien, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.Ini merupakan tugas utama perawat
junior dengan bantuan asisten perawat. Perawatan primer akan menciptakan
peluang untuk memberikan perawatan komprehensif yang berpusat pada pasien.
Di bawah tanggung jawab perawat yunior dan asisten perawat yang akan
melaksanakan rencana keperawatan dalam operasi keperawatan, evaluasi dan
persiapkan rencana perawatan klien. Model pelayanan primer memerlukan
kualifikasi tertentu, karena perawat primer harus merupakan perawat profesional
(perawat terdaftar), yang merawat pasien mulai dari evaluasi, diagnosis,
pembuatan rencana, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pelaksanaan kegiatannya,
perawat junior dibantu oleh asisten perawat. Oleh karena itu, peran asisten
perawat adalah membantu dalam pelaksanaan tindakan. Perawat utama akan
memberikan perawatan 24 jam untuk 4-6 klien / pasien (Mugianti, 2016)
a. Kelebihan
1) Mendorong kemandirian perawat.
2) Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

6
3) Berkomunikasi langsung dengan Dokter
4) Perawatan adalah perawatan komprehensif
5) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
6) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
7) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
b. Kekurangan
1) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
2) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
3) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

Gambar 2.4
Model asuhan keperawatan primer (Rakhmawati, 2010)
5. Model Asuhan Keperawatan Kasus
Setiap pasien ditugaskan ke semua perawat yang memenuhi semua
kebutuhan mereka selama pelayanan mereka. Untuk setiap shift, pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda, dan tidak ada jaminan bahwa orang yang
sama akan merawat pasien keesokan harinya. Metode penugasan kasus biasa
adalah menerapkan pasien ke perawat, biasanya untuk perawat swasta atau
perawatan khusus, seperti isolasi, perawatan intensif (Nursalam, 2011)
a. Kelebihan
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dapat dilakukan dengan mudah
3) Kebutuhan pasien terpenuhi.
4) Pasien merasa puas.
5) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

7
6) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
b. Kekurangan
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
3) Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
4) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
5) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penaggung jawab klien bertugas

Gambar 2.5
Model asuhan keperawatan kasus (Rakhmawati, 2010)
6. Model Asuhan Keperawatan Moduler
Model asuhan keperawatan moduler adalah gabungan asuhan
keperawatan primer dan tim dimana perawat profesional dan non-profesional
(perawat terampil) memberikan layanan keperawatan atau organisasi
keperawatan untuk sekelompok pelanggan mulai dari masuk hingga keluar, yang
disebut tanggung jawab umum atau tanggung jawab penuh. Metode ini
membutuhkan perawat yang berpengetahuan luas, terampil dan memiliki
keterampilan kepemimpinan. Idealnya ada 2-3 perawat yang melayani 8-12 klien
(Mugianti, 2016)
a. Kelebihan dan kekurangan : Sama dengan gabungan antara metode tim dan
metode perawat primer.

8
B. Tugas dan Fungsi Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
(Asosiate)
1. Tugas dan Fungsi Kepala Ruangan
Kepala Ruang bertanggung jawab atas semua pasien yang ada di ruangan,
saat mereka berperan sebagai manajer asuhan keperawatan. Selain sebagai
manajer asuhan keperawatan yang mengkoordinir para ketua tim, kepala ruang
juga bertugas sebagai manajer lini dalam pelayanan keperawatan secara hirarkhi,
oleh karena itu Kepala Ruang memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menetapkan standar kinerja staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang
dipimpinnya.
c. Memberikan kesempatan pada ketua tim dan membantu mengembangkan
ketrampilan manajemen dan kepemimpinan.
d. Secara berkesinambungan mengorientasikan staf baru tentang prosedur tim
keperawatan.
e. Menjadi nara sumber bagi ketua tim dan staf saat diskusi.
f. Memotivasi staf/ perawat pelaksana untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
g. Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpinnya
(Mugianti, 2016)
2. Tugas dan Fungsi Ketua Tim
Ketua tim adalah manajer asuhan keperawatan dalam satu tim, yang
mengkoordinir para perawat yang menjadi anggotanya untuk mengasuh
sekelompok pasien, oleh karena itu memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
a. Mengkaji setiap klien dan menetapkan tindakan keperawatan yang tepat.
Pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan. Dapat
dilaksanakan serah terima tugas.
b. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dan pengobatan
c. Menyusun rencana keperawatan yang tepat waktu, membimbing anggota tim
untuk mencatat tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
d. Meyakinkan hasil evaluasi berupa respon klien tehadap tindakan
keperawatan tercatat.
e. Menilai kemajuan klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan
anggota tim (Mugianti, 2016)
9
3. Tugas dan Fungsi Perawat Pelaksana (Asosiate)
Perawat pelaksana merupakan anggota tim dimana anggota tim harus
memberikan asuhan kepada pasien yang menjadi kelolaan dan harus bekerja
secara tim dan mempertanggung jawabkan kegiatannya kepada ketua tim, secara
rinci tanggung jawab anggota tim adalah :
a. Menyadari bahwa yang bersangkutan memiliki tanggung jawab untuk setiap
klien di unit tersebut. Misalnya pengaturan istirahat dan rapat tim.
b. Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan
secara teliti termasuk program pengobatan.
c. Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawatan yang
dilakukan serta respon klien.
d. Menerima bantuan dan bimbingan dari ketua tim (Mugianti, 2016)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Upaya peningkatan mutu layanan keperawatan dapat dilakukan melalui pengelolaan
bangsal secara tepat. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan model
asuhan keperawatan profesional yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi baik
keadaan ketenagaan maupun sarana penunjang yang ada. Penerapan model asuhan
keperawatan profesional yang tepat dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan
tanggung gugat dari perawat sebagai pemberi layanan keperawatan (Care Providers)
dan dapat memberikan kepuasan bagi pasien sebagai penerima layanan keperawatan
(Care Receivers).
Setiap perawat di ruang Model Praktek Keperawatan Profesional memiliki uraian
tugas sesuai dengan perannya Metode Tim diterapkan untuk memastikan bahwa pasien
mendapat layanan keperawatan yang berkualitas
B. Saran
Sebagai seorang perawat harus lebih memahami tentang model asuhan keperawatan
yang kiranya seusai dengan ketenagaan maupun sarana penunjang yang ada agar sesuai
dengan kebutuhan di tempat pelayanan perawat bekerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mugianti, S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. In


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Nursalam. (2011). MANAJEMEN KEPERAWATAN Aplikasi dalam Praktik Nursalam.


(2011). Salemba Medika. https://doi.org/10.1001/archinte.165.22.2659

Rakhmawati, W. (2010). Metode Penugasan Tim dalam Asuhan Keperawatan.


http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/03/metode_penugasan_tim_dlm_asuhan_keperawatan.pdf

Anda mungkin juga menyukai