Anda di halaman 1dari 11

 

 
 

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN SCABIES

A.  DEFINISI

Scabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. 


scabiei. 

Pada penyakit ini terdapat keluhan gatal-gatal yang hebat karena kutu tersebut
menggali kulit dan membuat terowongan dalam kulit, khususnya diantara jari-jari
tangan, pada alat genitalia serta bokong

(the itch,
Skabies (the itch, gudik, budukan, gatal agogo) adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. homini dan
homini dan
 produknya (Defka, 2010)
2010)

B.  ETIOLOGI

Penyebabnya adalah Sarcoptes scabiei.


scabiei. faktor penunjang penyakit ini antara
lain sosial ekonomi rendah, higiene buruk, kesalahan diagnosis, dan perkembangan

demografi serta ekologi (mansjoer, 2000)


C.  MANIFESTASI KLINIS

1.  Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi
 pada suhu yang lembab
lembab dan panas.
2.  Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh
anggota keluarga
3.  Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
 putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata
rata-rat a panjang
1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel
4.  Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik pada pasien yang

selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis
kadangkala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul
likenifikasi, impetigo, dan furunkuloris (Mansjoer, 2000)

D.  PATOFIOLOGI

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi
 juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau
 bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan lesi timbul
 pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
ter jadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap
secret dan ekstret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah

infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya
 

 papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta
dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari
lokasi tungau (Harahap, 2000).
 

E.  PATHWAY
 

F.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

Cara menemukan tungau:

1.  Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau
vesikel. Congkel dengan jarum dan letakkan di atas kaca obyek, lalu tutup
dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop cahaya
caha ya
2.  Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas
 putih dan dilihat dengan kaca
kaca pembesar
3.  Dengan membuat biopsi irisan. Caranya jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat
irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop cahaya.
4.  Dengan biopsi eksisional dan periksa dengan pewarnaan HE (Brooker dan
Christine, 2001)

G.  PENATALAKSANAAN

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi atau tidak toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah. Terapi obatnya yaitu
Kloderma, Interhistin, Mycanosol.

Jenis obat topical:

1.  Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim.
Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman
dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari
karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan
dapat menimbulkan iritasi
2.  Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan
kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
3.  Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio,
termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur
6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat.
Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masih ada gejala, diulangi
seminggu kemudian.
4.  Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai
antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim(
 

eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-
turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir
5.  Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat
mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia
6.  Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya
 bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan
(Defka, 2010)
 

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

PADA PASIEN DENGAN SCABIES

A.  PENGKAJIAN

1.  Identitas
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang meliputi
nama, jenis kelamin, suku, tanggal lahir, alamat, agama, dan tanggal
 pengkajian.
2.  Keluhan utama
Klien dengan penyakit scabies biasanya datang dengan keluhan utama gata-
gatal.
3.  Riwayat keluhan penyakit
a.  Riwayan keluhan utama
Pada kasus scabies umumnya klien mengeluh gatalnya lebih meningkat
 pada malam hari
 b.  Riwayat kesehatan sekarang
Klien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema
karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat
c.  Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama.
Etiologi scabies adalah Sarcoptes scabiei 
scabiei  berupa tungau yang bisa
 berpindah-pindah. Maka pada klien dengan penyakit scabies ada
kemungkinan penyakit bisa muncul kembali apabila klien tidak menjaga
kebersihan diri dan
dan lingkungannya.
lingkungannya. Penyakit juga
juga bisa muncul kembali
karena kontak dengan anggota keluarga atau orang lain yang menderita
scabies.
d.  Riwayat kesehatan keluarga
Salah satu manifetasi klinis dari penyakit scabies adalah umumnya
ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh anggota
keluarga. Jadi pada klien dengan penyakit scabies harus dikaji tentang
anggota keluarga yang lain
4.  Keadaan umum
Kesadaran compos mentis. Kemudian dikaji juga apakah klien paham tentang
 penyakitnya
5.  Kebutuhan dasar
a.  Rasa nyaman nyeri
 

Suhu umumnya normal


Kaji nyeri, skala nyeri 1-3 (ringan), 4-6 (sedang), 7-10 (berat). Pada klien
dengan penyakit scabies jarang ditemukan adanya nyeri
 b.   Nutrisi
Tidak ada gangguan pada kebiasaan makan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
Jarang adanya penurunan berat badan pada klien dengan seboroik
c.  Kebersihan
1)  Kulit
Lakukan inspeksi pada kulit klien dengan memperhatikan warna
kulit, perubahan
perubahan warna
warna kulit. Lakukan palpasi untuk memeriksa
temperatur, kelembaban, tekstur, dan elastisitas. melakukan
observasi untuk mengetahui apakah ada gejala lain yang
 berhubungan dengan lesi misalnya gatal, kronologi terjadinya lesi
2)  Kuku
Observasi warna kuku klien, kebersihan kuku dan apakah kukunya
 panjang atau pendek
3)  Rambut
Kaji kebiasaan mandi, mencuci rambut, kebersihan badan dan
rambut, dan keadaan kuku. Pada klien dengan penyakit scabies
kebersihan sangat penting karena etiologi dari scabies adalah tungau
yang mudah berkembang pada orang dengan higiene yang buruk.
d.  Cairan
Kaji elastisitas kulit apakah elastis atau tidak, apakah lembab atau tidak.
Pada klien dengan penyakit scabies, elastisitas kulit biasanya jelek dan
kering
e.  Aktivitas dan latihan
Kaji aktivitas dan latihan, klien dengan penyakit scabies mengalami gatal
yang bisa mengganggu aktivitas
f.  Eliminasi
Kaji eliminasi BAB dan BAK
Penyakit scabies umumnya tidak mengganggu proses BAB dan BAK
g.  Oksigenasi
Kaji nadi, pernafasan, TD, dan respirasi
Penyakit scabies umumnya tidak mengalami gangguan oksigenasi
h.  Istirahat dan tidur
Kaji pola tidurnya
 

Klien dengan scabies umumnya mengalami gangguan pola tidur karena


rasa gatal, terlebih di malam
mal am hari karena aktivitas tungau lebih tinggi pada
suhu yang lembab dan panas
i.  Seksualitas
Kaji hubungan seksualitasnya apakah terganggu atau tidak karena adanya
rasa gatal.

B.  DIAGNOSAN KEPERAWATAN

1.  Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri


2.  Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
 baik
3.  Resiko Infeksi berhubungan dengan jaringan kulit rusak dan prosedur infasif
4.  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema

C.  INTERVENSI

1.  Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri


Kriteria hasil :
-  Kebutuhan tidur klien terpenuhi
Intervensi :
1)  Kaji tidur klien
2)  Berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur)
3)  Kolaborasi dengan dokter pemberi analgetic
4)  Catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
5)  Berikan Lingkungan yang nyaman dan kurangi kebisingan
6)  Berikan minum hangat (susu) jika perlu
7)  Berikan musik klasik sebagai pengantar tidur

2.  Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
 baik
Kriteria hasil :
-  Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri
-  Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan mandiri
Intervensi :
1)  Dorong individu untuk mengekpresikan perasaan khususnya mengenai
 pikiran, pandangan dirinya.
dirinya.
2)  Dorong indivu untuk bertanya mengenai masalah penanganan,
 perkembangan kesehatan
 

3)  Ijinkan pasien mengungapkan emosi negatif seperti marah

3.  Resiko Infeksi berhubungan dengan jaringan kulit rusak dan prosedur infasif.
Kriteria hasil :
-  Diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi
Intervensi :
1)  Monitor tanda dan gejala infeksi
2)  Monitor kerentanan terhadap infeksi
3)  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
4)  Berikan perawatan kulit pada area epidema
5)  Inspeksi kondisi luka

4.  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.


Kriteria hasil :
-  Diharapkan Lapisan kulit klien terlihat normal
Intervensi :
1)  Anjurkan psien menggunakan pakaian yang longgar
2)  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3)  Monitor kulit akan adanya kemerahan
4)  Mandikan pasien dengan air yang sejuk dan memakai sabun

D.  IMPLEMENTASI

Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan


pelaksanaa n dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci
E.  EVALUASI

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi


 proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai
 

DAFTAR PUSTAKA

Defka. 2010. Asuhan Keperawatan Skabies.


(http://defkanurse.wordpress.com/2010/08/06/asuhan-keperawatan-skabies/ 
http://defkanurse.wordpress.com/2010/08/06/asuhan-keperawatan-skabies/ 
diakses tanggal 13 April 2018

Mansjoer, Arif., Suprohaita, Wardhani, W.A., dan Setiowulan,


Seti owulan, Wiwiek. 2000.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Ausculapius

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Edisi 31. Jakarta. EGC
Brunner & Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai