Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING


SKABIES

Nama
NIM

Oleh :
: Ebbel Tantian Igamu
: 2010730029

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN
Skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit yang paling sering terjadi.
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabei var. Hominis.
Skabies yang juga dikenal dengan nama the itch, gudik, budukan, gatal agogo ini sangat
mudah menular. Penularan skabies bisa terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung misalnya ibu yang menggendong anaknya yang menderita skabies atau
penderita yang bergandengan tangan dengan teman-temannya. Secara tidak langsung
misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan lain-lain. Masa inkubasinya sangat
bervariasi. Penyakit skabies ini sangat mudah sekali menular dan sangat gatal terutama pada
malam hari. Predileksi dari skabies ialah biasanya pada axilla, areola mammae, sekitar
umbilikus, genital, bokong, pergelangan tangan bagian volar, sela-sela jari tangan, siku
flexor, telapak tangan dan telapak kaki. Skabies yang terjadi pada anak balita biasanya
terdapat pada leher, kepala, telapak tangan dan telapak kaki sehingga sering dikelirukan
dengan gambaran eksema atopik. Karena sifatnya yang sangat menular, maka skabies ini
populer dikalangan masyarakat padat. Distribusi epidemiologisnya kosmopolitan terutama
pada penduduk dengan keadaan sosial ekonomi rendah. Adapun empat tanda kardinal gejala
penyakit skabies yakni pruritus nokturna, menyerang manusia secara berkelompok, adanya
terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi, dan ditemukannya tungau. Diagnosis
dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut. Effluoresensinya berupa
papula atau vesikel dimana 3 puncaknya terdapat gambaran yang sebenarnya merupakan
lorong-lorong rumah sarcoptes yang biasanya disebut kunikulus. Pada populasi yang
memiliki imunitas yang rendah atau pada usia tua akan lebih mudah terjadi bentuk yang lebih
berat dari skabies yang disebut Norwegian skabies atau skabies berkrusta yang lebih menular
dan susah untuk diobati. Berikut ini dilaporkan satu kasus skabies pada seorang pria. Kasus
ini dilaporkan karena angka kejadiannya yang sering sehingga perlu pengetahuan dan
keterampilan untuk mencegah dan mengatasinya.
B. DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei.
C. EPIDEMIOLOGI
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang
menunjang perkembangan penyakit ini salah satunya higiene yang buruk
D. ETIOLOGI
Disebabkan oleh parasit Sarcoptus scabiei var.hominis. Kondisi higiene yang buruk dan
sosial ekonomi yang rendah menjadi faktor yang mendukung terinfeksi penyakit ini.

E. PATOGENESIS
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Penularan dapat terjadi karena bersalaman atau
bergandengan tangan yang lama sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan
kuman skabies berpindah ke lain tangan, kuman skabies dapat menyebabkan bintil (papul,
gelembung berisi air, vesikel dan kudis) pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kirakira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul,vesikel, urtikaria dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas
dari lokasi tungau
F. GEJALA KLINIS
Ada 4 cardinal sign:
1. Pruritus Nokturna
2. Hiposensitisasi, yaitu seluruh anggota keluarga terinfeksi tapi tidak memberikan
gejala namun penderita bersifat Carrier
3. Adanya terowongan (kunikulus)
4. Menemukan tungau
G. DIAGNOSIS KLINIS
Ditemukannya 2 dari 4 tanda khas pada klinis
Diagnosis Penunjang :
1. Dengan mikroskop menggunakan objek glass
2. Dengan kaca pembesar
3. Biopsi irisan
4. Biopsi eksisional dengan pewarnaa HE (Hematoxylin Eosin)
H. TATALAKSANA
Non medikamentosa :
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Medika mentosa :
1. Permetrin 1xsehari sehabis mandi sore
2. Malation 0,5%
3. Emulsi benzil benzoat 20-25% 1xsehari setiap malam

LAPORAN KASUS

A. STATUS PASIEN
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Tgl kasus
Ruang
Status
Pekerjaan

: Bpk. H
: 36 tahun
: Laki-laki
: Cilincing
: 29 april 2014
: BP UMUM
: Menikah
: Buruh Pabrik

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Terasa gatal-gatal pada betis kanan dan sela jari tangan kanan
Riwayat Peyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada betis kanan dan sela jari kelingking
dan jari manis tangan kanan sejak 7 hari yang lalu. Awalnya hanya kemerahan saja
hingga muncul bentuk terowongan. Keluhan gatal dirasakan semakin parah pada
malam hari dan mengakibatkan pasien sering terbangun di malam hari. Rasa gatal
yang dirasakan hingga mengakibatkan luka akibat garukan pasien.Pasien tidak
demam.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :
tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat Alergi :
Makanan (-), obat-obatan (-),debu (-).
Riwayat Pengobatan:
Diberikan bedak salicyl
Riwayat Psikososial:
Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya, ukuran rumah kecil dengan
lingkungan padat penduduk, terdapat 1 kamar yang diisi oleh 1 keluarga, kondisi
rumah terasa pengap dan lembab, kasur dan kursi jarang di bersihkan dan dijemur,
ventilasi sedikit.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum:
KU
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Composmentis
BB
: 65 kg
TB
: 170 cm
Status Gizi
: Normal
Tanda Vital

TD
: 110/80 mmHg
N
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
S
: 36,50 C
Kepala :Normocephali, rambut hitam distribusi merata,tidak ada kelainan kulit,
Konjungtiva tidak pucat,sklera tidak ikterik,alis mata hitam dan tidak ada
madarosis, telinga normal, hidung normal, bibir tidak kering lidah tidak
pucat.
Thorax :bentuk normal, simetris, tidak ada kelainan kulit
Abdomen :bentuk normal, tidak ada pembesaran lien dan hati, tidak ada kelainankulit
Lain-lain
Ekstr. Atas :Terdapat lesi berbentuk terowongan pada sela jari kelingking dan jari
manis tanga kanan
Ekstr. Bawah :Terdapat luka garukan dan lesi berbentuk terowongan pada betis kanan.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan
E. DIAGNOSIS
Diferential diagnosis: 1. Skabies
2. Pedikulosis Corporis
3. Dermatitis
Working diagnosis
: Skabies
F. TATALAKSANA
Loratadin 2x1 Pc
Scabimide salf 1x sesudah mandi sore
G. PROGNOSIS
Baik, jika pasien mengikuti anjuran pengobatan dan meningkatkan kebersihan diri
dan lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, A. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FK UI.
PAPDI. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta: Interna Publishing.

Anda mungkin juga menyukai