Anda di halaman 1dari 40

R E F E RAT

SKABIES &
PEDIKULOSIS
Dibuat Oleh
Ricky Aristin
Tubagus Firman Hidayat

Pembimbing:
Dr.dr. Muljani Enggalhardjo, Sp.KK
BAB 1
Pendahuluan
SKABIES PEDIKULOSIS

Penyakit kulit yang disebabkan Infestasi tungau pada manusia


oleh sensitisasi dan infestasi oleh yang disebabkanoleh Pediculus
Sarcoptes scabiei var. hominis humanus capitis, Pediculus
humanus corporis, dan pediculus
phtirus pubis
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Skabies
Definisi Etiologi
Merupakan penyakit kulit Tungau Sarcoptes Scabiei var.
yang diakibatkan karena Hominis betina dan larva.
sensitisasi dan infestasi oleh Memiliki morfologi bentuk
Sarcoptes Scabiei var. oval, punggung cembung,
Hominis, serta produknya. perut rata, memiliki 8 kaki.
Ciri khas gejala skabies yaitu Transmisi: kontak langsung
pruritus nocturna, menyerang dan tidak langsung.
orang yang berkelompok,
dengan predileksi lipatan
kulit tipis, lembab, dan
hangat.
Dunia
Jumlah penderita skabies di dunia diketahui lebih
dari 300 juta per tahun yang jumlahnya bervariatif di
setiap negara

Indonesia
Di Indonesia, skabies sangat sering ditemukan di

Epidemiologi puskesmas, dimana prevalensi pada tahun 2008


yaitu 5,6-12,9% sehingga skabies tergolong penyakit
kulit terbanyak di Indonesia.

Faktor yang mempengaruhi


kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah,
kepadatan penduduk, dan terbatasnya air bersih
serta perilaku kebersihan yang buruk.
Patogenesis dan Manifestasi Klinis
Transmisi secara langsung tungau skabies terhadap inang -> betina yang terfertilisasi sekresi
enzim proteolitik yang memungkinkan mereka untuk menggali ke stratum korneum -> betina
bertelur 2-3x per hari dan menetas di stratum korneum setelah 3 hari -> larva berganti kulit
dan menjadi dewasa dalam 2 minggu dan kawin dalam kantong pada stratum korneum ->
setelah perkawinan tungau jantan mati dan betina mulai menggali -> tungau betina yang
baru akan memperbanyak siklus dan membuat lebih banyak terowongan -> lesi terowongan
yang dangkal, linier, berliku, scaly +/-.
Peningkatan serum IgG & IgE dan peripheral eosinophilia -> inappropiate T helper-type
immune response -> reaksi hipersensitivitas tipe IV yang tertunda (2-4 minggu setelah kontak
awal) terhadap antigen dari tungau, feses tungau, dan sel telur -> urticarial crusted papules,
plak eksematosa, gatal parah pada malam hari -> ekskoriasi -> infeksi sekunder oleh
bakteri -> pustul.
Manifestasi Klinis
Skabies Klasik Skabies Krustosa
Papul eritem -> ekskoriasi Papul berwarna abu sampai
Burrow (terowongan) dengan kuning-putih, plak pecah-
vesikel atau papul pecah dan nodul.
disekitarnya Hiperkeratosis dengan krusta
Pruritus yang parah tebal
Burrow tampak lebih gelap Terdapat fisura -> secondary
Burrow seperti garis kecil infection
bergelombang Lebih banyak pada telapak
Predileksi termasuk sela jari, kaki, telapak tangan, telinga,
pergelangan tangan, bagian dan permukaan ekstensor
lateral dari jari, permukaaan siku.
ekstensor siku, permukaan Pruritus hanya sedikit atau
dan ekstensor lutut. tidak ada
Sangat infeksius
Skabies Klasik Skabies Krustosa
Diagnosis
2 dari 4 tanda kardinal Pemeriksaan Penunjang

Pruritus nokturna Kerokan kulit


Penyakit atau gejala yang sama di Pengambilan tungau dengan
sekitar penderita jarum
Ditemukan terowongan, vesikel, Usap kulit
papul atau pustul pada tempat Burrow ink test
predileksi Pemeriksaan histopatologi
Terdapat tungau pada Dermoskopi
pemeriksaan laboratorium Imaging secara in vivo (Optical
coherence tomography)
Deteksi antibodi dengan ELISA
PCR
Tatalaksana
Tatalaksana
Bayi
Wanita Hamil
Krim permethrin 5% dioleskan ke
seluruh tubuh bayi -> diamkan 12
Permethrin 5% (lini pertama)
jam -> cuci bersih -> ulangi dalam
Benzyl Benzoate losio dan
1 minggu.
precipitated sulfur (lini kedua)
Sulfur 6% dalam petrolatum
Crotamiton dan 0,5% Malathion
selama 3 periode 24 jam berturut-
(lini ketiga)
turut (alternatif pada bayi kurang
dari 2 bulan)
Antihistamin oral dan antipruritik
topikal atau kortikosteroid
Tatalaksana Dekontaminasi
Tindakan dekontaminasi yang direkomendasikan untuk skabies yaitu:
Cuci semua tekstil yang baru digunakan (pakaian dalam, piyama, sprei, handuk) dengan
mesin cuci dan keringkan pada suhu minimal 80˚C selama minimal 35 menit.
Penyimpanan sisa pakaian dan barang-barang lainnya yang baru bersentuhan dengan
tubuh penderita (sepatu, boneka, dll.) selama minimal 3-4 hari pada suhu minimal 21˚C
di lokasi kering dalam kantong plastik tertutup, atau sebagai alternatif, bekukan pada
suhu dibawah -10˚C selama minimal 5 jam (menurut data terbaru).
Pembersihan semua kontak
Bersihkan furnitur berlapis kain, bantal tempat tidur, kasur, karpet, lantai, dan kursi mobil
menggunakan pembersih vakum
Sarung tangan sekali pakai harus selalu digunakan selama melakukan semua tugas
tersebut
Tatalaksana Wabah
Melapor ke dinas kesehatan yang bertanggung jawab.
Pembentukan tim untuk perencanaan yang baik dalam mengelola informasi dari semua
peserta.
Klarifikasi penyerapan biaya oleh penyelenggara asurasnsi kesehatan dan/atau asosiasi profesi.
Pemeriksaan awal yang sinkron: triase kasus dibagi menjadi terinfestasi parah (isolasi, rawat
inap), pasti/mungkin terinfestasi (beberapa perawatan), dan tidak terinfestasi (perawatan
tunggal).
Pengobatan yang sinkron dari semua orang yang terinfestasi pada hari 1 dan 8 dengan
ivermectin, atau oleh staf perawat terlatih pada hari 1,2, dan 8 dengan permethrin.
Pengobatan individu yang sinkron dari semua orang yang dihubungi pada hari pertama,
termasuk orang yang dihubungi di luar fasilitas tempat wabah terjadi.
Menghindari kontak tubuh selama setidaknya 36 jam setelah perawatan.
Tindakan dekontaminasi intensif sesuai dengan rekomendasi saat ini.
Pemeriksaan lanjutan pada hari 14, 28, dan 42 setelah pengobatan.
Prognosis Komplikasi
Prognosis bonam apabila Infeksi sekunder oleh bakteri
dilakukan terapi Staphylococcus aureus dan
Pada pasien Streptococcus grup A
immunocompromised Hiperpigmentasi/hipopigment
meningkatkan risiko asi post inflamasi
terinfestasi kembali Pruritus setelah pengobatan
skabies
Pedikulosis
Kapitis & Pubis
Pedikulosis Kapitis

Definisi Etiologi
Infestasi kulit kepala dan rambut Kutu kepala, Pediculus
yang disebabkan oleh pediculus humanus var capitis
humanus var capitis. kutu kepala memiliki 2 mata
dan 3 pasang kaki berbentuk
seperti cakar
Tidak bersayap
Siklus hidup sepenuhnya di
rambut
Siklus Hidup Kutu Kepala
Menyerang anak-anak usia 3-12 tahun terutama
perempuan

Dipengaruhi oleh faktor kebersihan, lingkungan,


serta kebiasaan sosial.

Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi masih tinggi terutama pada
asrama dan sekolah.
Prevalensi sebesar 59,7% di SD No 6 Darmasaba,
Kabupaten Badung pada tahun 2021.
Prevalensi sebesar 64,6%pada santriwati di
Pondok Pesantren PPAI An-Nahdliyah, Kabupaten
Malang.
Patogenesis

Kutu penghisap darah


Kutu dapat mengeluarkan sekret
Reaksi inflamasi dan hipersensitivitas akibat
benda asing
Kelainan kulit lainnya disebabkan oleh garukan
Manifestasi Klinis
Gejala utama :pruritus
Gejala terbatas pada kulit kepala
Paling banyak ditemukan di oksipital dan retroaurikular
Masa inkubasi : 4-6 minggu
Lesi : makula dan papul eritematosa yang berukuran 2 mm
Paling sering ditemukan hanya lesi erosi, ekskoriasi, eritema, dan skuama
Dapat terjadi infeksi sekunder
ditemukan pus dan krusta sehingga rambut tampak menggumpal
pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular
berbau busuk
Diagnosis

Anamnesis : gatal pada kepala.


Gold standard : ditemukan kapsul telur (nits) dan kutu hidup di
rambut.
Telur berwarna abu-abu dan berkilat
Adanya kutu dewasa : infestasi aktif
Diagnosis Banding

Dermatitis Seboroik Tinea Kapitis Psoriasis


Lesi ekzema dengan skuama Rambut-rambut putus lesi plak eritematosa, dengan
kekuningan lesi bersisik dengan eritema skuama yang tebal
berminyak auspitz sign
ketombe mudah lepas biasanya disertai kelainan di
daerah lain
Tatalaksana
Non-Medikamentosa
Mencukur rambut kepala terutama laki-laki
Menyisir rambut dengan sisir serit dengan bantuan air, minyak, atau sampo
Dilakukan setiap beberapa hari
Tingkat kesembuhan mencapai 95% dilakukan selama 24 hari
Edukasi pasien
Menghindari kontak lansung dengan penderita
Semua pakaian, topi, sarung bantal, handuk, selimut yang digunakan selama
seminggu sebelumnya harus dicuci dengan air panas dan dijemur.
Vakum pada lantai, karpet, kain, area bermain dapat dilakukan.
Tatalaksana
Tatalaksana
Ibu Hamil dan Menyusui
Pilihan utama : Permethrin 1%
Studi membuktikan bahwa tidak terdapat indikasi toksisitas embrio
Studi lain membuktikan penggunaan 4% permethrin pada wanita hamil tidak
menunjukkan efek samping apapun.
Lini kedua : malathion 0,5%
Studi percobaan hewan : tidak menunjukkan pengaruh terhadap tumbuh kembang
janin
Studi di San Fransisco terhadap 7450 wanita yang terkespos malathion tidak
menunjukkan peningkatan risiko malformasi kongenital
Studi lain menunjukkan ibu hamil yang memiliki konsentrasi malathion di urin
tidak memiliki perbedaan berat lahir, lingkar kepala, atau masalah lainnya.
Pengobatan dengan ivermectin masih kontroversial. FDA = Kategori C
Tatalaksana Infantil
Pilihan utama : metode mekanikal dengan sisir serit (terutama bayi usia dibawah 2
bulan)
Rambut dapat dibasahkan dengan air, minyak, atau sampo
Dilakukan hingga tidak ada kutu yang ditemukan di setiap bagian rambut
Proses harus diulangi setiap 3-4 hari selama minimal 2 minggu setelah kutu
ditemukan
Dapat digunakan bersamaan dengan sampo permethrin 1% pada bayi usia lebih
dari 2 bulan
Malathion : kontraindikasi untuk anak dengan usia dibawah 2 tahun.
keamanan untuk usia 2-6 tahun juga masih tidak jelas dan tidak memiliki studi
yang jelas
Ivermectin oral: anak-anak dengan berat lebih dari 15 kg dengan dua kali dosis
tunggal 200 µg/kg dengan jarak 7 sampai 10 hari.
Pedikulosis Pubis

Definisi Etiologi
Infestasi Phthirus pubis pada Kutu bernama Phthirus pubis,
rambut di area pubis dan sering dikenal dengan kutu
sekitarnya kepiting
Berukuran 0,8-1,2 mm dengan
tubuh yang lebar dan pendek.
Memiliki cakar pertama yang
bergerigi
Paling sering ditemukan di
area kemaluan dan perianal
Pedikulosis Pubis

Epidemiologi Patogenesis
Diperkirakan menginfestasi Perjalanan penyakit sama
2% dari total populasi dewasa dengan varian lainnya
Ditemukan di berbagai tingkat Kutu menempel akan
sosial ekonomi dan etnis mengeluarkan liur dan
Tergolong penyakit infeksi ekskreta saat menghisap
menular seksual darah
Dapat terjadi pada anak-anak Menimbulkan reaksi sistem
yaitu pada alis dan bulu mata imun tubuh yang
menimbulkan pruritus
Muncul lesi lain seperti erosi,
ekskoriasi, infeksi sekunder
akibat garukan
Manifestasi Klinis
Gejala utama :pruritus
Gejala dapat terjadi pada beberapa bagian tergantung pada regio yang
terinfestasi
Dapat Ditemukan makula serulae : bercak-bercak ireguler berwarna abu-abu
atau kebiruan dengan diameter 1 cm .
Pasien yang terinfestasi terdapat rata-rata 10-25 kutu hidup pada tubuhnya.
Kutu dapat dilihat secara kasat mata namun sulit dilepaskan karena kepala
kutu masuk ke dalam folikel rambut.
Black dot : Krusta yang terlihat sebagai bercak hitam pada celana dalam
putih pada saat bangun tidur.
Manifestasi Klinis

Makula Serulae Telur (nits) Pada Bulu Mata


Diagnosis

Anamnesis
Gold standard : ditemukan kapsul telur (nits) dan kutu hidup di
rambut.
Pemeriksaan dilakukan di seluruh bagian tubuh yang berambut,
terutama bulu mata, alis, dan area perianal.
Pemeriksaan dapat dikonfirmasi dengan mikroskopik terhadap
rambut.
Skrining penyakit IMS lainnya.
Diagnosis Banding

Skabies
Pruritus nokturna
Predileksi : sela jari, siku, lipat ketiak.
Tinea kruris
Lesi eritematosa bersisik dengan pinggiran
meninggi, disertai pustula dan vesikel pada batas
lesi yang aktif
Folikulitis
Lesi papula eritematosa maupun pustula
Terdapat nyeri, dapat disertai demam dan malaise
Faktor Risikio

Kebersihan yang buruk


Lingkungan yang padat
Menggunakan barang secara bersama dan berganti-
gantian (pakaian, sprei, handuk,dll)
Aktif seksual dengan pasangan yang berbeda
Tatalaksana
Tatalaksana
Ibu Hamil dan Menyusui
Paling dianjurkan pengobatan bersifat topikal dan bukan sistemik.
Pengobatan lini pertama : Permethrin 1%
Dioleskan tipis pada seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam,
kemudian mandi
Dapat diulangi 4 hari kemudian jika belum sembuh
Pengobatan lini kedua : salep malathion 0,5%
Diberikan pada regio yang terkena dan dibilas setelah 8-12 jam
Pengobatan manual seperti mencukur rambut pubis.
Penggunaan vaselin pada phthriasis palpebrarum
Penggunaan ivermectin masih kontroversial, FDA : kategori C
Prognosis
Prognosis sangat baik jika pengobatan dilakukan dengan tepat
Menjaga kebersihan serta mengubah kebiasaan buruk seperti
menggunakan barang secara bergantian
Dapat sembuh tanpa gejala apapun dan efek samping lainnya
baik dari segi kesehatan maupun kosmetik
Reinfestasi dapat terjadi jika faktor pencetus belum dieliminasi
Penutup

Infestasi parasit terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Terutama


di negara-negara berkembang dimana terdapat kemiskinan, kepadatan penduduk,
dan kurangnya perhatian pada kesehatan masyarakat
Agen parasit menyebabkan beberapa gangguan kulit yang paling umum.
Diantaranya adalah pedikulosis, dan skabies.
Infestasi oleh parasit akan menunjukkan manifestasi yang berbeda atau
dimodifikasi oleh faktor individu atau eksternal yang membuat diagnosis atau
pengobatannya sulit
Pengobatan anti-parasit standar terutama berfokus pada penggunaan obat-
obatan tertentu untuk mengganggu fungsi reguler parasit target.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai