SKABIES
Oleh :
Preseptor :
2021
1
Bed Side Teaching
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Bed Site
Teaching ini yang berjudul “Skabies”. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar
dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca tentang
Skabies. Selain itu, makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam
menjalankan kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang. Saya sebagai penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama preseptor kami
Dr.dr.Satya Wydya Yenny, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV yang telah meluangkan
waktunya dalam diskusi ilmiah memberikan bimbingan, saran, dan perbaikan
kepada penulis. Dengan demikian penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat dalam menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai skabies.
Penulis
2
Bed Side Teaching
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei var, hominis,dan produknya. Sinonim atau nama lain
skabies adalah the itch, sky-bees, gudik, budukan, dan gatal agogo.1
1.2 Epidemiologi
Sekitar 300 juta kasus skabies di seluruh dunia dilaporkan setiap tahunnya.
Prevalensi scabies sangat tinggi pada region: Afrika, Amerika Selatan, Autralia,
dan Asia Tenggara. Tingginya prevalensi berkolerasi dengan kemiskinan, status
nutrisi yang rendah, dan higene yang tidak adekuat. Skabies sering terjadi pada
anak-anak dan dewasa muda. 2,3
Menurut Depkes RI, berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia pada
tahun 2008, angka kejadian skabies adalah 5,6%-12,95%. Skabies di Indonesia
menduduki urutan ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering.4,5
3
Bed Side Teaching
Penularan biasanya melalui scabies betina yang sudah dibuahi atau kadang-
kadang oleh bentuk larva. Siklus hidup tungau ini sebagai berikut; setelah
kopulasi yang terjadi di atas kulit, tungau jantan akan mati, kadang-kadang masih
dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh tungau betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum
dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakkan telurnya 2 hingga 50.
Bentuk betina yang sudah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan
menetas biasanya dalam waktu 3 sampai 10 hari dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat
juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk,
jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidup mulai dari telur
sampai bentuk dewasa memerlukan waktu 8-12 hari.1
Kelainan kulit tidak hanya dapat disebabkan oleh tungau scabies, tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira
sebulan setelah investasi. Pada saat itu, kelainan kulit menyerupai dermatitis
dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat
timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.1
4
Bed Side Teaching
Setelah paparan pertama, pruritus dan kemerahan dapat muncul dalam 6-8
minggu.9 Kelainan kulit yang dapat ditemukan berupa papul, vesikel, urtika.
Selain itu, akibat garukan terdapat lesi berupa erosi, eksoriasi, krusta, dan infeksi
sekunder.10 Untuk mendiagnosis penyakit ini harus ditemukan minimal 2 dari 4
tanda kardinal di bawah:
5
Bed Side Teaching
yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,
siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (perempuan),
umbilicus, bokong, genitalia eksterna (laki-laki), dan perut bagian
bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan, telapak kaki,
wajah, dan kepala.
4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling menunjang
diagnosis. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau.
Selain tungau dapat ditemukan telur dan kotoran (skibala).1
6
Bed Side Teaching
1.8 Komplikasi
Infeksi kulit sekunder oleh S. aureus sering terjadi terutama pada anak-anak.
Komplikasi scabies dapat menurunkan kualitas hidup dan prestasi belajar. 8
Limfangitis dan seprikemia dapat terjadi terutama pada scabies berkrusta.9
1.9. Tatalaksana
1.9.1 Nonmedikamentosa
1.9.2 Medikamentosa
1. Topikal
7
Bed Side Teaching
Krim permetrin 5% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Bila
belum sembuh, dapat diulang setelah satu pekan. tidak dianjurkan pada
bayi di bawah 2 bulan
Krim lindane 1% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Cukup
sekali pemakaian, dapat diulang bila belum sembuh setelah satu pekan.
Tidak boleh digunakan pada bayi, anak kecil, dan ibu hamil.
Salep sulfur 5-10%, dioleskan selama 8 jam, 3 malam berturut-turut.
Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada hari ke-1,2,3, dan
Emulsi benzil benzoat 10% dioleskan selama 24 jam penuh.
2. Sistemik
Antihistamin sedatif (oral) untuk mengurangi gatal.
Bila infeksi sekunder dapat ditambah antibiotik sistemik.
Pada skabies krustosa diberikan ivermektin (oral) 0,2 mg/kg dosis tunggal,
2-3 dosis setiap 8-10 hari. Tidak boleh pada anak-anak dengan berat
kurang dari 15 kg, wanita hamil dan menyusui.11
1.9 Pencegahan
1.10 Prognosis
8
Bed Side Teaching
9
Bed Side Teaching
BAB 2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. GP
Umur : 16 tahun
Nomor Hp : 0838XXX35260
Agama : Islam
Suku : Minang
I. Anamnesis
Seorang pasien laki-laki usia 16 tahun, datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP M. Djamil Padang pada tanggal 28 Juli 2021 dengan :
Keluhan Utama
Bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal pada kedua telapak tangan, sela-
sela jari tangan dan kedua tungkai bawah, yang semakin bertambah banyak sejak
2 minggu yang lalu.
10
Bed Side Teaching
11
Bed Side Teaching
Status Dermatologikus
Distribusi : terlokalisir
12
Bed Side Teaching
13
Bed Side Teaching
14
Bed Side Teaching
15
Bed Side Teaching
III. Resume
Bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal pada kedua telapak tangan, sela-
sela jari tangan dan kedua tungkai bawah, yang semakin bertambah
banyak sejak 2 minggu yang lalu.
Gatal terus menerus dan meningkat pada malam hari.
Hampir semua teman-teman pasien mengalami keluhan yang sama
Dari pemeriksaan dermatologis didapatkan lesi berlokasi di kedua telapak
tangan, sela-sela jari tangan, kedua tungkai bawah, kedua kaki dan sela-
sela jari kaki.
VII. Penatalaksanaan
Umum
Edukasi kepada pasien tentang :
Penjelasan perjalanan penyakit
Pengobatan terhadap pasien dan teman-teman yang terkena secara
serentak
16
Bed Side Teaching
Khusus
Topikal : Krim Permetrin 5%, dioleskan selama 8-10 jam pada malam hari
pada seluruh tubuh kecuali wajah dan leher. Jika terkena air kembali dioleskan.
VIII. Prognosis
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmetikum : bonam
Quo ad functionam : bonam
17
Bed Side Teaching
Resep Obat
Praktek Umum
SIP : 131220017
Hari : Senin- Jum’at
Jam: 17.00 – 20.00
Alamat : Jl. Jati, Padang
No Telp : (0751) 12345
Padang, 28 Juli 2021
R/ Permetrin 5% 30 gr tube No I
Sue (dioles seluruh tubuh kecuali wajah, leher, di malam hari 8
jam)
R/ Cetirizin Tab 10 mg No V
S1dd tab 1
Pro :G
Usia : 16 Tahun
Alamat : Panti Asuhan Muhamadiyah Padang
18
Bed Side Teaching
BAB III
DISKUSI
Seorang pasien laki-laki usia 16 tahun, datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP M. Djamil Padang pada tanggal 28 Juli 2021 dengan diagnosis skabies.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan lokasi lesi pada kedua telapak tangan, sela-
sela jari tangan, kedua tungkai bawah, kedua kaki dan sela-sela jari kaki.Lesi
terlokalisir, bentuk bulat-tidak khas, susunan tidak khas, batas tidak tegas, ukuran
milier-lentikuler, dengan efloresensi papul eritem, pustul, erosi, dan krusta
kemerahan
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei var, hominis,dan produknya. Dalam mendiagnosis
scabies diperlukan minimal 2 dari 4 tanda kardinal, pada pasien ini tanda kardinal
yang ditemukan adalah pruritus nokturna, infeksi yang menyerang secara
berkelompok, serta kanalikuli. Oleh karena itu, dapat ditegakkan diagnosis scabies
pada pasien walaupun pada penunjang dengan kerokan tidak ditemukan tungau.
Skabies ditularkan secara langsung melalui kontak kulit dan tidak langsung
melalui benda-benda, faktor risiko skabies tinggi pada lingkungan padat penduduk
dan higine kurang. Pasien diketahui tinggal di panti asuhan dalam lingkungan
yang cukup padat, pasien juga jarang mencuci sprei, dan kasur pasien dering
ditiduri oleh teman-temannya. Semua hal tersebut dan ditambah dengan higine
19
Bed Side Teaching
yang kurang menjadi faktor risiko tinggi pasien terinfeksi skabies, kemungkinan
pasien terinfeksi melalui kontak langsung dan tidak langsung.
Diagnosis banding yaitu dermatitis atopik dapat disingkirkan melalui
anamnesis dimana pasien mengaku tidak memiliki riwayat atopik pada dirinya
maupun keluarganya. Selain itu predileksi lesi pada pasien ditambah dengan
ditemukan lesi khas skabies yaitu kanalikuli juga mendukung bahwa diagnosis
pasien saat ini adalah skabies.
Tatalaksana pada pasien diberikan krim permetrin 5 % yang mana efek kerja
obat membunuh tungau di semua stadium, pasien juga diberikan obat
antisimtomatis yaitu Cetrizine sebagai anti gatal. Selain farmakologi, pasie juga di
edukasi untuk menjaga higine, mencuci baju dan sprei dan rendam air panas lalu
dijemur di bawah sinar matahari, pasien juga diminta untuk menjemur kasurnya,
hal ini berguna untuk mematikan tungau yang masih hidup di benda-benda
tersebut. Untuk mencegah transmisi tungau, pasien juga dianjurkan untuk tidak
meminjam barang-barang temannya. Terapi skabies harus dilakukan secara
meneyluruh kepada sekelompok yang terkena sekaligus, oleh karena itu, teman-
teman pasien juga diminta untuk melakukan pengobatan dan menjaga higine.
Prognosis pasien: Quo ad sanam: dubia ad bonam, Quo ad vitam: bonam,
Quo ad kosmetikum: bonam, Quo ad functionam: bonam. Prognosis kesembuhan
diberikan dubia ad bonam dikarenakan risiko pasien untuk mendapatkan skabies
kembali sangat tinggi mengingat saat ini pasien tinggal di panti asuhan.
20
Bed Side Teaching
DAFTAR PUSTAKA
21