Anda di halaman 1dari 21

TERMOFISIKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa  atas limpah hidayah, rahmat dan
lindungan-nya. Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas dari Ibu Layli Mualifah s.kep, Ns, M.Ph, selain itu kami
menyusun makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami tentang Termofisika.

Tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, kami sadar akan
kesuksesan dalam mengerjakan sesuatu tidak akan mungkin bisa terselesaikan tanpa
dukungan dari orang lain yang senan tiasa dengan kesungguhan hati turut berpartisipasi
dalam penyusunan makalah ini. Hanya sepatah kata yang sangat berarti penulis bisa
ucapkan sebagai tanda terimakasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa menerima amal dan
kebaikan yang pahalanya kelak akan menuntunnya menjadi seorang yang sangat berarti
dan berguna di dunia ini.

Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karna kami juga masih
dalam belajar, oleh karena itu kami menerima saran/kritikan anda agar makalah
selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya.

Demikianlah makalah yang saya susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang
kurang berkenan saya mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat buat
pembaca.

Yogyakarta, 23 September 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................1

1.3 TUJUAN......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN DAN APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA...........................3

2.2 KONSEP-KONSEP TERMODINAMIKA.................................................................5

BAB III PENUTUP.........................................................................................................17

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termofisika merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di dalamnya
mencakup cukup banyak materi lainnya, termometrik dan skala temperatur pengaturan
suhu, serta perpindahan panas.

Termofisika adalah ilmu pengetahuan yang mencakup semua cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari dan menjelaskan sikap zat dibawah pengaruh kalor dan perubahan-
perubahan yang menyertainya.Di dalamnya tercakup: kalorimetri, termometri, perpindahan
kalor,termodinamika, teori kinetik gas dan fisika statistik.Termodinamika adalah ilmu
tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas
dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara  alami
maupun hasil rekayasa teknologi. 

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Hukum keseimbangan/
kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas
secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan
ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan
entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses
ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlangsung secara spontan pada satu
arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlangsung secara bolak-
balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati
keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya.
Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dan aplikasi hukum termodinamika ?


2. Bagaimana konsep-konsep termodinamika ?

1
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum 
Termodinamika.
2. Memberikan penjelasan tentang hal – hal dasar yang sering dilupakan dalam
Thermodinamika.
3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum Termodinamika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Aplikasi Hukum Termodinamika


2.1.1 Pengertian Thermodinamika

Termodinamika(bahasa Yunani) berasal dari dua kata yaitu, thermos = 'panas'


and dynamic = 'perubahan'. Jadi thermodinamika adalahilmu mengenai fenomena-
fenomena tentang enersi yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan. Misalnya suatubenda dinaikkan suhunya maka timbul pemuaian atau
penyusutan; pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses
ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami
perpindahan yang mengakibatkan terlaksananya suatu usaha.

Dengan demikian thermodinamika merupakan akar dari beberapa cabang ilmu


fisika. Dalam mempelajarari thermodinamika bukan hanya fenomena suhu tetapi juga
tuntutan logika, sifat-sifat gas, larutan zat padat dan reaksi kimia.

2.1.2 Aplikasi Hukum Termodinamika

Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses


mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua
termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran
sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah
Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin
terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem
tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”

Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah.


Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik).
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke
dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es
sampai suhu keduanya sama.

Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat
alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak,
molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi
dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi
kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi
dalam.

3
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau
pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini
tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua
termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri
sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan
penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika
membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.

Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk


memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang
dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Formulasi Kelvin-Planck

“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber
pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain, formulasi
kelvin-planck menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari
lautan dan menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek
lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau
mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari
usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu
tinggi.
2.      Formulasi Clausius

“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda
panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin
(suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa
memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha.  (Marthen Kanginan, 2007:
249-250).

Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai


perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan
perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal
yang sama maka perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi
hukum kedua termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian : “Tidak mungkin
membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir
dan mengubahnya menjadi usaha”Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika
dirumuskan dengan ungkapan:“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya
hanya menyerap kalor dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini
ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.

4
2.2 Konsep-konsep Termodinamika

2.2.1 Termometrik
1. Sifat Termometrik Zat

Sesungguhnya setiap zat atau benda yang dipanaskan atau dinaikkan


suhunya akan mengalami pemuaian, baik itu pemuaian pajang (l), luas (A),
dan volume (V). Hal itu merupakan bukti bahwa benda atau zat tersebut
memiliki yang namanya Sifat Termometrik, yaitu sifat dasar suatu zat yang
apabila diubah-ubah suhunya akan berubah pula secara teratur. Adapun sifat-
sifat yang berubah antara lain:

1) Wujud/bentuknya
2) Volumenya
3) Panjang dan Luasnya
4) Hambatan Listriknya
5) Warnanya
6) Daya hantar listriknya.

Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer


mempunyai karakteristik linier, yaitu hubungan sifat termometrik bahan
dengan suhu dan mengikuti persamaan di bawah ini,

t (x) = a (x) + b

dengan: t = temperature (suhu)

x = thermometric property (sifat termometrik)

a,b = constants that depend on the substances used (konstanta yang


bergantung pada bahan yang digunakan).

Sifat termometrik zat adalah sifat-sifat zat yangberubah jika suhunya


berubah. Sifat-sifat termomertrik digunakan sebagai dasar untukpengukuran
suhu. Sifat-sifat termometrik zatantara lain: volume zat akan berubah
jikasuhunya berubah, panjang benda akanberubah jika suhunya berubah,
hambatanlistrik konduktor akan berubah jika suhunyaberubah, dan tekanan
gas pada volumetetap akan berubah jika suhunya berubah.

2.2.2 Skala Temperatur Pengaturan Suhu


1. Pengertian Suhu

Apa yang akan dirasakan oleh jarimu jika dimasukkan ke dalam air es?
Ya, air es akan terasa dingin. Dingin boleh dikatakan sebagai salah satu
ukuran dari suhu suatu benda. Benda yang dingin mempunyai suhu yang
lebih rendah dari benda yang panas. Dari pernyataan ini suhu dapat

5
difenisikan sebagai derajat/tingkatan panas suatu benda atau kuantitas panas
suatu benda. Seperti dalam materi sebelumnya, suhu merupakan salah satu
besaran pokok dengan satuan derajat Kelvin.

2. Alat Ukur Suhu

Untuk menentukan panas atau tidaknya suatu benda, kita dapat


menggunakan jari tangan kita, tetapi tangan tidak dapat dipakai untuk
menentukan tingkat panas suatu benda secara tetap.

Alat yang tepat untuk mengukur suhu benda adalah termometer. Macam-
macam thermometer :

A. Berdasarnya zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi :


a) Termometer zat padat

Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan


logam konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai
termometer hambatan. Biasanya termometer ini menggunakan kawat
platina halus yang dililitkan pad mika dan dimasukkan dalam tabung
perak tipis tahan panas. Contoh: Termometer platina

b) Termometer zat cair


Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair
yang digunakan biasanya raksa atau alkohol. Contoh termometer
Fahrenheit, Celcius, Reamur. Alasan pemilihan raksa atau alkohol
sebagai isi termometer adalah sebagai berikut:
1. Mudah dilihat karena raksa terlihat mengkilap sedangkan alkohol
dapat diberi warna merah.
2. Daerah ukurannya sangat luas (raksa : – 390C s/d 3370C dan alkohol:
-1140C – 780C).
3. Keduanya merupakan panghantar kalor yang baik.
4. Keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil.

6
c) Termometer gas
Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap
tekanan. Bagan alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa
mula-mula permukaannya sama tinggi. Jika salah satu ujungnya
dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas bertekanan, maka akan
terjadi selisih tinggi. Contoh: termometer gas pada volume gas tetap.

7
B. Berdasarkan pembuatnya, antara lain:
a) Termometer Celcius
b) Termometer Fahrenheit
c) Termometer Reamur
d) Termometer Kelvin
C. Berdasarkan penggunaanya, antara lain:
a) Termometer Laboratorium
Termometer yang biasanya digunakan untuk eksperimen di lab.

b) Termometer suhu badan / klinis


Termometer khusus untuk mengukur suhu badan manusia.
Termometer ini biasanya digunakan dalam bidang medis dan
mempunyai batas skala 34-42 0C.

8
2.2.3 Pengaturan Suhu Tubuh

Proses fisiologis – keseimbangan antara produk panas dan kehilangan panas ,


Manusia / mamalia – “ warm blood “, dimana suhu tubuh tetap walaupun suhu
lingkungan berubah. Produksi panas dan kehilangan panas tubuh diatur oleh susunan
saraf pusat yang mengatur metabolisme, sirkulasi darah, respirasi, dan kontraksi otot 

Temperatur normal tubuh – 37oC 


Tempat pengaturan suhu tubuh – aksila, sub lingual, rectal  

1. Pengaturan Temperatur Tanpa Umpan Balik 


a. Pada benda mati 
b. Satu arah 
Misal : 
- logam dipanaskan – suhu meningkat – memuai 
- Pada suhu tinggi logam pancarkan panas logam panas dimasukkan air
dingin air menjadi dingin dan logam menjadi hangat akhirnya semuanya
menjadi dingin, karena logam  tidak memproduksi panas.
* Suhu berubah sesuai lingkungan     
2. Pengaturan Temperatur Dengan Umpan Balik 
a. Pada manusia suhu tubuh konstan / tetap walaupun suhu lingkungan berubah 
b. Ada keseimbangan peningkatan dan penurunan panas dari tubuh
c. Panas tubuh dapat hilang dan masuk ke dalam lingkungan melalui :
       * konveksi       |
       * radiasi           |           dikontrol oleh SSP
       * evaporasi      |
3. Konveksi : bila suhu sekeliling objek lebih rendah dari suhu lingkungan 
4. Radiasi : suhu udara behubungan langsung dengan tubuh dan suhu sekeliling
objek tersebut sangat rendah 
5. Evaporasi : out put dari evaporasi kulit dan paru-paru 
6. Mekanisme aktivitas tubuh pada lingkungan :

9
- *DINGIN* 
 Produksi panas naik 
 menggigil 
 kelaparan – nafsu makan naik 
 aktivitas otot lurik meningkat 
 peningkatan sekresi epineprin & norepineprin
Kehilangan panas turun 
 penyempitan pembuluh darah kulit 
 kulit mengkerut
- *PANAS* 
Kehilangan panas naik 
 berkeringat 
 peningkatan pernafasan 
 pelebaran pembuluh darah kulit 
Produksi panas turun 
 nafsu makan turun 
 lesu dan lembam 

7. TRANSFER PANAS
Energi panas yang hilang atau masuk dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara
a. Konduksi 
- Pemaparan panas dari suatu objek yang suhunya lebih tinggi ke objek lain
dengan jalan kontak langsun.
- Kecepatan secara konduksi tergantung besarnya perbedaan temperatur dan
konduktivitas termal dari bahan.
- Logam --- baik 
- Udara --- jelek 
b. Konveksi 
- Pemindahan panas dengan cara aliran panas 
- Terjadi karena pemanasan yang asimetris 
- Pertukaran panas dan gaya konduksi berbanding lurus dengan perbedaan
temperatur antara kulit dan udara dan percepatan udara.
c. Radiasi 
- Transfer panas dari suatu permukaan objek ke objek lain tanpa kontak dari
kedua objek 
- Benda hitam penyerap radiasi terbaik 
- Pada lingkungan dengan temperatur 23oC sebagian besar tubuh
kehilangan panas secara radiasi.
- Pada suhu lingkungan 34oC tubuh tidak melakukan radiasi 
d. Evaporasi  
- Penguapan – peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap 
- Terjadi lewat kulit dan paru-paru 
- Lewat paru-paru manusia kehilangan 9X103kal/gr 
- Kehilangan panas lewat evaporasi terjadi bila :

10
- Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambien 
- Adanya gerakan angin 
- Adanya kelembaban 
8. Energi Panas Di Bidang Medik 
- Untuk terapi ------- fisioterapi 
- Efek Panas 
Bila mengenai suatu bagian tubuh – suhu naik 
 secara fisik – cair, padat, gas, akan memuai 
 secara kimia – suhu naik – rx. kimia meningkat 
 secara biologis – efek panas – peradangan – vasodilatasi pembuluh
darah – meningkatkan aliran darah – peredaran darah lancar –
suplai oksigen dan zat gizi lancar – metabolisme meningkat 
- Penggunaan Energi Panas Untuk Pengobatan 
Jenis metode yang digunakan :
 Metode Konduksi 
.> Dasar fisika – dua benda yang beda panas akan terjadi transfer
panas dari yang panas ke dingin 
.> Transfer panas tergantung oleh :
      - luas daerah kontak            - beda temperatur 
      - material konduksi panas    - lama kontak 
Contoh untuk pengobatan :
1. kantong air panas – nyeri 
2. handuk panas – otot yang sakit 
3. mandi uap / turkish bath – relaksasi otot 
4. lumpur panas / mud packs 
5. wax bath / parafin bath – nyeri sendi 
6. elektrik pads – nyeri, LBP
Metode 1 – 6 pada fisioterapi biasanya digunakan pada :
  - neuritis             - strain     
  - contusio otot     - low back pain 
  - sinusitis            - sprains
 Metode Radiasi 
Pemanasan permukaan tubuh – mirip pemanasan dengan nyala
api / sinar matahari
ELEKTRIK FIRE
a. old type fire
- daya 750 watt
- radiasi merah – infra red home treatment
b. pencil bar type
- dengan reflektor   rektanguler “shape like acous tie type”
INFRA MERAH
- lampu pijar 350 watt – 1000 watt diberi filter merah 

11
- serupa dengan metode konduksi panas tapi lebih efektif dan
penetrasi lebih dalam 

 Metode Elektromagnetis 
 Metode Gelombang Ultrasonik

2.2.4 Skala Termometer


1. Fahrenheit

Pada tahun 1714, seorang ilmuwan Jerman yang bernama Daniel George
Fahrenheit membuat termometer yang mula-mula diisi alkohol dan
kemudian diganti dengan raksa. Sebagai titik tetap pertama ia menggunakan
campuran es dan garam dapur yang diberi angka 00F (suhu terendah yang ia
ketahui) dan titik tetap kedua ia menggunakan tubuh manusia dan diberi
angka 960C.

Berdasarkan definisi modern, skala termometer Fahrenheit adalah skala


dengan temperatur air mendidih ditetapkan sebagai 212 derajat dan
temperatur es melebur sebagai 32 derajat. Pada jaman dulu termometer ini
banyak digunakan di Eropa dan Amerika Serikat, tetapi pada saat ini negara-
negara di Eropa sudah banyak beralih ke termometer Celcius sedangkan
Amerika Serikat masih tetap menggunakannya.

2. Celcius

Sekitar 20 tahun setelah Fahrenheit membuat termometer, seorang


profesor dari Swedia yang bernama Ander Celsius juga membuat
termometer. Termometer ini menggunakan titik tetap bawah adalah suhu es
sedang mencair sebagai 00C dan titik tetap atas adalah suhu air sedang
mendidih sebagai 1000C masing-masing pada tekanan standar. Skala antar
kedua temperatur ini dibagi dalam 100 derajat.
Termometer ini banyak digunakan oleh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia.

12
3. Kelvin
Pada dasarnya skala kelvin sama dengan skala celcius (seperseratus).
Hanya saja skala kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0 K) yang besarnya
sama dengan -273,150C. Sehingga untuk suhu es mencair sama dengan
273,15 K dan air mendidih sama dengan 373,15 K.

Perbandingan antar skala thermometer

13
2.2.4 Konversi Antar Skala Termometer

Untuk mengkorvensi suhu menurut termometer satu ke suhu menurut


termometer yang lain, digunakan persamaan sebagai berikut :

Untuk skala Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin berlaku:

2.2.5 Perpindahan Panas (Heat and Mass Transfer)


1) Macam-macam Perpindahan Panas
a. Perpindahan Panas Radiasi

Pengertiannya Adalahproses transport panas dari benda bersuhu tinggi


ke benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda – benda itu terpisah
didalam ruang (bahkan dalam ruang hampa sekalipun).
q = δ A (T14 – T24)
Dimana :
            δ = Konstanta Stefan-Boltzman 5,669 x10-      8  w/m2 k4
            A = Luas penampang
            T = Temperatur
14
Contoh soal perpindahan panas radiasi:
Dua plat hitam tak berhingga yang suhunya masing masing 800 0C dan
300 0C saling bertukar kalor melalui radiasi. Hitunglah perpindahan
kalor persatuan luas.
Penyelesaian :
q    = δ A (T14 – T24)
q/A =  δ  (T14 – T24)
q/A = (5,669 x 10-8)(10734 – 5734)
q/A = 69,03 kW/m2

b. Perpindahan Panas Konveksi

Pengertiannya adalah transport energi dengan kerja gabungan dari


konduksi panas, penyimpanan, energi dan gerakan mencampur. Proses
terjadi pada permukaan padat (lebih panas atau dingin) terhadap cairan
atau gas (lebih dingin atau panas).
q = h. A. Δt
Dimana :
q = Laju perpindahan panas konveksi
h = Koefisien perpindahan panas konveksi         (w/m2 0C)
A = Luas penampang (m2)
∆T = Perubahan atau perbedaan suhu        (0C; 0F)
Contoh soal perpindahan panas konveksi:
Udara pada suhu 20 0C bertiup diatas plat panas 50 x 75 cm. Suhu
platdijaga tetap 250 0C. Koefisien perpindahan kalor konveksi adalah
25 W/m20C. Hitunglah perpindahan kalor.
Penyelesain :
q = h A (Tw - T∞)
   = (25)(0,50)(0,75)(250 – 20)
   = 2,156 kW

c. Perpindahan Panas Konduksi

15
Pengertiannya adalah proses transport panas dari daerah bersuhu
tinggi ke daerah bersuhu rendah dalam satu medium (padat, cair atau
gas), atau antara medium – medium yang berlainan yang
bersinggungan secara langsung.
Dinyatakan dengan :
q = - KA dT/dx
Dimana :
q = Laju perpindahan panas (w)
A = Luas penampang dimana panas mengalir (m2)
dT/dx = Gradien suhu pada penampang, atau laju perubahan suhu T
terhadap jarak dalam arah aliran panas x
k = Konduktivitas thermal bahan (w/moC)

ContohSoalPerpindahan Panas konduksi


Salahsatupermukaansebuahplattembaga yang tebalnya 3 cm
0
mempunyaisuhutetap 400 C,
0
sedangkansuhupermukaanygsebelahlagidijagatetap 100 C.
Berapakalor yang berpindahmelintasilempengitu?

Penyelesaian :
Darilampirantabeldiketahuikonduktivitas termal tembagaadalah 370
W/m 0C. 

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Thermodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang enersi yang


berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan.

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
2. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem.
3. Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
4. Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum
ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.

Terdapat berbagai konsep-konsep thermodinamika

1. Sifat Termometrik, yaitu sifat dasar suatu zat yang apabila diubah-ubah suhunya
akan berubah pula secara teratur.Adapun sifat-sifat yang berubah antara lain:
- Wujud/bentuknya
- Volumenya
- Panjang dan Luasnya
- Hambatan Listriknya
- Warnanya
- Daya hantar listriknya.
2. Alat Ukur Suhu
- Berdasarnya zat termometriknya,
- Berdasarkan pembuatnya, Berdasarkan penggunaanya,
3. Pengaturan Suhu Tubuh:
- Pengaturan Temperatur Tanpa Umpan Balik 
- Pengaturan Temperatur Dengan Umpan Balik 

17
- Konveksi : bila suhu sekeliling objek lebih rendah dari suhu lingkungan 
- Radiasi : suhu udara behubungan langsung dengan tubuh dan suhu
sekeliling objek tersebut sangat rendah 
- Evaporasi : out put dari evaporasi kulit dan paru-paru 
- Mekanisme aktivitas tubuh pada lingkungan :
- Transfer Panas: Konduksi , Konveksi , Radiasi , Evaporasi  
- Energi Panas Di Bidang Medik 

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/mamahsalimah/termofisika
http://wewewe-blog.blogspot.com/2013/10/termofisika.html
file:///D:/MUTIAH%20TUGAS/ILMU%20BIOMEDIK/makalah-kimia-fisik-
termodinamika.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196703071991031-
SAEFUL_KARIM/Bab_I_Pendahuluan.pdf
http://alcmuthya.blogspot.co.id/2014/10/makalah-termofisika-termodinamika.html

19

Anda mungkin juga menyukai