Anda di halaman 1dari 21

LOGO

Dinamika Kebudayaan

Oleh:
Ns. Said Taufiq, S.Pd,SKM,M.Kes
Internalisasi
 Proses belajar kebudayaan sendiri
 Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk mengembangkan
berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya.
Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam pengaruh yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan
budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses
panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal,
dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat,
perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
Pendahuluan

 Perawat sebagai salah satu komponen pemberi pelayanan kesehatan memiliki


peran penting dalam rangka peningkatan kualitas layanan
 Untuk itu seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang
sangat penting adalah sistem pendokumentasian yang baik
 Realita saat ini asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan
konvensional, belum disertai dengan sistem/perangkat teknologi yang memadai
Pendahuluan

 Dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan yg masih manual, perawat


mempunyai potensi besar terhadap kelalaian dalam praktek
 Dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat
dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen.
 Salah satu perkembangan teknologi informasi yang sudah mulai digunakan
perawat secara internasional adalah teknologi PDA (personal digital assistance)
Sistem Informasi Keperawatan

 Kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi


dan ilmu keperawatan yang disusun untuk
memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan
yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan
Tujuan Sistem Informasi Keperawatan (ANA)

 Legalitas perolehan dan penggunaan data keperawatan


 Informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi
 Mendukung proses pengambilan keputusan
 Mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru
 Meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan
 Memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan
yang diiinginkan.
Kondisi Pendokumentasian Askep saat ini

 Umumnya masih tertulis secara manual shg


membebani perawat
 Banyak format pendokumentasian yang hilang
 Biaya pencetakan form mahal sehingga sering
form pendokumentasian tidak tersedia
 Banyak format dokumentasi yang diisi lengkap
 Terjadi kelalaian dalam pencatatan
 Masalah pertanggungjawaban scr hukum
 Membutuhkan tempat yang besar
untuk arsip
Keuntungan Pendokumentasian Askep Digital

 Dokumentasi askep lebih cepat dan lengkap


 Data tersimpan dapat dijadikan bahan
penelitian
 Edukasi berkelanjutan bagi pasien
 Dapat tersimpan dengan mudah dan aman
 Akses data tersimpan lebih cepat
Pengembangan SIK bagi Perawat

Perawat menggunakan sistem informasi


keperawatan dengan tujuan untuk mengkaji
pasien secara jelas, menyiapkan rencana
keperawatan, mendokumentasikan asuhan
keperawatan, dan untuk mengontrol kualitas
asuhan keperawatan. Perawat dapat memiliki
pandangan terhadap data secara terintegrasi
(misalnya integrasi antara perawat dan dokter
dalam rencana perawatan pasien)
Manfaat SIKep bagi Rumah Sakit

 Manajemen lebih efektif


 Penggunaan sumber biaya lebih
efisien
 Meningkatkan program perencanaan
 Meningkatkan pendayagunaan
perawat
Manfaat Penerapan SIKep bagi Perawat
 Meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf
perawat
 Meningkatkan dokumentasi
 Meningkatkan komunikasi
 Meningkatkan layanan monitoring pasien
 Meningkatkan perencanaan
 Meningkatkan standar praktik keperawatan,
 Kemampuan menetapkan masalah
 Meningkatkan evaluasi keperawatan
 Mendukung organisasi yang dinamik
Penerapan SI dalam Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa
penggunaan sistem informasi keperawatan yang
efektif dan teknologi tepat guna akan dapat
mengurangi kesalahan dalam memberikan
perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan
sistem informasi keperawatan juga akan
meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan
Penerapan SI dalam Asuhan Keperawatan
 Penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI pada pengkajian data, perawat
tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan
secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan
masalah sesuai data yang dipilih
 Komputer akan membantu melakukan analisis data dengan menggunakan sistem
“pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data
untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil
dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku
 Komputer akan secara automatis menganalisa data yang dimasukkan dan
memunculkan diagnosa keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada
disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga di sinilah peran perawat tidak bisa
digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di tangan perawat
Penerapan SI dalam Asuhan Keperawatan

 Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan


menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal
memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing
diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu
(dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan
 Untuk intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama
dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang
tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan
Penerapan SI dalam Asuhan Keperawatan
 Implementasi keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC.
Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan,
menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas
tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan
oleh perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung diintegrasikan
dengan billing system rumah sakit, sehingga tidak ada double entry dalam
keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri
sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal
mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan
 Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian subyek,
observasi, analisa, dan planning keperawatan.
Tampilan Aplikasi Dokumentasi ASKEP

LOGIN
Tampilan Aplikasi Dokumentasi ASKEP
Tampilan Aplikasi Dokumentasi ASKEP
Tampilan Aplikasi Dokumentasi ASKEP
Tampilan Aplikasi Dokumentasi ASKEP
LOGO

Anda mungkin juga menyukai