Anda di halaman 1dari 15

Peran Sistem Informasi dalam Pelayanan Keperawatan

Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut untuk terus mengembangan dirinya agar
bisa beradaptasi di zaman era modern seperti saat ini. Siapapun itu dan apapun profesinya.
Termasuk perawat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada
masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar
NANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan
penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada pasien
berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas perawat secara
maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan.
Perawat saat ini dituntut untuk terus meng-upgrade pengetahuan nya agar bisa bersaing dengan
perawat –perawat lainnya diseluruh dunia , salah satunya dalam bidang sistem informasi dan
teknologi .

Di zama era digital saat ini, sistem informasi memiliki peran tersendiri dalam profesi
keperawatan khususnya pada pelayanan keperawatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), peran artinya pemain sandiwara (film), Peran juga disebut sebagai posisi dan pengaruh,
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan .
sedangkan keperawatan artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan perawat atau perihal cara
merawat orang yang sakit. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Peran Sistem Informasi Dalam
Pelayanan Keperawatan adalah pengaruh suatu susunan pengetahuan perihal cara melayani yang
berkaitan dengan perawat. Peran sistem informasi dalam pelayanan keperawatan sangat banyak.
Tetapi dalam bidang keperawatan, peran yang sangat spesifik berupa sistem informasi dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan dan manejemen keperawatan.
1. Sistem Informasi Asuhan Keperawatan
Dalam memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya, perawat perlu memberikan
asuhan yang tepat bagi setiap pasien sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang diderita pasien
tersebut. Setiap asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat , harus didokumentasikan
sebagai bentuk pertanggung jawab dan gugat perawat itu sendiri. Dokumentasi asuhan
keperawatan adalah bentuk pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi
hasil asuhan yang berkaitan dengan perawat.
Saat ini, di zaman modern seperti ini kebutuhan makin meningkat. Kebutuhan dalam
bidang teknologi dan sistem informasi khusunya. Untuk itu, saat ini sudah mulai
dikembangkanlah sistem informasi dalam bidang keperawatan khusunya dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan. Pengembangan tersebut bertujuan agar memudahkan
para perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan dan menjaga agar tidak mudah
rusak dan hilang. Dengan adanya sistem informasi dokumentasi asuhan keperawatan diharapkan
dapat mempermudah seorang tenaga perawat dalam melakukan diagnosa dan melakukan
tindakan yang tepat kepada pasien Selain itu juga hasil pengembangan sistem nantinya dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi calon tenaga perawat sebagai kompetensi dasar
dalam pelayanan pada masyarakat.
Rancangan sistem informasi asuhan keperawatan bisa memudahkan perawat dalam
memasukkan data pribadi, sosial maupun medis pasien dari kajian yang telah dilakukan oleh
perawat dan membantu memudahkan dalam penyimpanan data pasien yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan.Sistem informasi sasuhan keperawatan mudah penggunaannya dan
diharapkan dapat memberikan alternative pemecahan masalah serta memanfaatkan beberapa unit
komputer yang terdapat disetiap bangsal dan software SIMRSnya serta dapat memanfaatkan
sumber daya manusia yang cukup potensial.
Kegiatan pencatatan yang dilakukan perawat secara manual membutuhkan waktu yang
cukup lama, sedangkan dengan menggunakan sistem informasi asuhan keperawatan akan lebih
efisen karena sistem yang dibuat mempunyai konsep pengisian secara checklist, selain itu, dapat
menghasilkan data dan laporan yang akurat.
Manfaat asuhan keperawatan adalah memberikan pedoman dan bimbingan yang
sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan. Berdasarkan survey awal, sistem pengelolaan asuhan keperawatan masih manual, maka
perlu penempatan teknologi komputerisasi guna pengelolaan data untuk menunjang sistem ini peneliti
akan membuat sistem informasi tentang keperawatan yang diharapkan dapat memberikan alternatif
pemecahan masalah serta memanfaatkan beberapa unit komputer yang terdapat disetiap bangsal serta
dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang cukup potensial. Cara kerjanya adalah dengan
memasukkan data yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat ke software komputer
setelah perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien.

Laila (2015), dalam penelitiannya Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan


Keperawatan Berbasis Elektronik Di Rsud Kota Semarang, mempunyai Gambaran desain login
sistem informasi asuhan keperawatan ,terdiri dari login perawat yang harus memasukkan nama dan kode
perawat yang sudah terdaftar di database sistem. Kemudian tampilan antarmuka (Interface) mempunyai
beberapa bagian tampilan yaitu pengkajian awal asuhan keperawatan, perencanaan asuhan keperawatan,
implementasi asuhan keperawatan, dan evaluasi asuhan keperawatan.
Pada proses diagnosis keperawatan memiliki standar baku yang digunakan yaitu standar
NANDA Berikut dibawah ini adalah lima tahap proses keperawatan yang terdapat dalam asuhan
keperawatan, yaitu :
1. Pengkajian
Pengakajian adalah pengumpulan , pengaturan, validasi dan dokumentasi data (informasi)
yang sistematis dan berkesinambungan. Semua fase proses keperawatan bergantung pada
pengumpulan data yang akurat dan lengkap. Tampilan sistem informasi asuhan keperawatan bagian
pengkajian awal terdiri dari data pribadi dan sosial pasien dan data medis yang berhubungan dengan
kajian awal antara lain tanda vital, riwayat penyakit dan pengkajian review persistem. Tampilan dilayar
akan seperti tampak pada gambar dibawah ini :
Sementara Hamzah (2016) , dalam penelitiannya tentang Rancang Bangun Sistem Dokumentasi
Asuhan Keperawatan Bagi Tenaga Perawat Dalam Mendiagnosa Pasien, Aplikasi merupakan
aplikasi berbasis web sehingga untuk dapat mengakses aplikasi dibutuhkan browser (Mozilla
firefox atau Google Chrome) serta log in terlebih dahulu menggunakan username dan password.
Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan karakteristik dari pasien ketika perawat
melakukan suatu interview. Tampilan di layar akan seperti pada gambar disamping :

2. Diagnosis
Diagnosis adalah pernyataan atau kesimpulan tentang sifat dan fenomena. Diagnosis
terdiri dari pernyataan masalah klien dan factor yang berhubungan atau factor resiko.
Laila (2015), dalam penelitiannya Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan
Keperawatan Berbasis Elektronik Di Rsud Kota Semarang, mempunyai tampilan diagnosa yang
tergabung dalam rencana asuhan keperawatan seperti gambar dibawah ini :
Hamzah (2016), dalam
penelitiannya tentang Rancang Bangun Sistem Dokumentasi Asuhan Keperawatan Bagi Tenaga
Perawat Dalam Mendiagnosa Pasien, Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah seorang
perawat untuk menampilkan hasil diagnosa. Tampilan di layar akan seperti pada gambar
disamping:

3. Intervensi
Intervensi adalah setiap tindakan berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang perawat
lakukan untuk meningkatkan hasil pada pasien . Intervensi bisa disebut perencarnaan. Hasil fase
perencanaan adalah rencana asuhan klien.
Laila (2015), dalam penelitiannya Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan
Keperawatan Berbasis Elektronik Di Rsud Kota Semarang , untuk tampilan bagian perencanaan
terdiri dari diagnosa keperawatan, tujuan keperawatan dan rencana tindakan. Untuk perencanaan setiap
tindakan yang dilakukan berbeda beda formulir antara tindakan satu dengan tindakan lain. Sedangkan
untuk tampilan pada layar , seperti pada bagian pembahasan diagnosa sebelumnya.
Sementara Hamzah (2016), dalam penelitiannya tentang Rancang Bangun Sistem
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Bagi Tenaga Perawat Dalam Mendiagnosa Pasien,
Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan langkah seorang perawat untuk menampilkan
rencana tindakan. Tampilan di layar akan seperti pada gambar dibawah:
4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat menerapkan intervensi keperawatan yang ada
dan mendokumentasikannya dalam dokumentasi asuhan keperawatan.
Laila (2015), dalam penelitiannya Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan
Keperawatan Berbasis Elektronik Di Rsud Kota Semarang , Tampilan sistem informasi asuhan
keperawatan bagian implementasi yaitu terdiri dari data implementasi keperawatan yang meliputi tanggal
dan tindakan, pemebrian obat dan infus yang terdapat nama obat, tanggal pemberian dan jenis infus yang
diberikan kepada pasien, lembar catatan perkembangan pasien yang berfungsi untuk perawat memaparkan
perkembangan kondisi pasien dari hari ke hari pasien dirawat, membaik, tetap dengan kondisi awal atau
semakin memburuk, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat catatan perkembangan pasien.tampilan
seperti pada gambar dibawah ini :
Sementara Hamzah (2016), dalam penelitiannya tentang Rancang Bangun Sistem
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Bagi Tenaga Perawat Dalam Mendiagnosa Pasien,
Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan langkah seorang perawat untuk menampilkan
rencana tindakan. Tampilan pada layar seperti gambar dibawah ini :

5. Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan , berkelanjutan dan terarah ketika klien dan
profesional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan dan keefektifan
rencana asuhan keperawatan.
Laila (2015), dalam penelitiannya Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan
Keperawatan Berbasis Elektronik Di Rsud Kota Semarang , Bagian tampilan yang terakhir yaitu
evaluasi yang terdiri dari pasien masuk meliputi keadaan umum, riwayat masuk dan data objektif akan
dijkaji dan dimasukkan datanya ke dalam sistem informasi asuhan keperawatan oleh perawat, kemudian
masa perawatan meliputi tindakan keperawatan, tindakan medis dan pemeriksaan penunjang, dan pasien
pulang meliputi keadaan pasien saat dipulangkan.tampilan pada layar seperti gambar dibawah ini :

Dari kelima tahap tersebut, dibuat rancangan sistem informasi asuhan keperawatan berbasis
elektronik yang nantinya akan diterapkan di rumah sakit maupun pusat kesehatan lainnya, seperti
klinik dan puskesmas berdasarkan Sistem Informasi dan Komunikasi Nasional
(SIKNAS)ONLINE yang menjadi dasar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)dan
peraturan pemerintah Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan. Asuhan keperawatan
merupakan proses keperawatan dan catatan tentang tanggapan atau respon pasien terhadap
tindakan medis, tindakan keperawatan, atau reaksi pasien terhadap penyakit. Selain itu
keperawatan juga mempunyai kode etik keperawatan yang dituangkan dalam Keputusan
Musyawarah Nasional VI Persatuan Perawat Nasional Indonesia Nomor 09/MUNAS
VI/PPNI/2000.

2. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan


Peran sistem informasi dalam pelayanan keperawatan tidak hanya diterapkan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan, tetapi bisa dalam bentuk sistem informasi manajemen
asuhan keperawatan. Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang
terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasional, manajemen dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Indari (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen (Sim) Asuhan Keperawatan Anak Berbasis Teknologi Terhadap Pengetahuan
Tentang Standar Operasional Prosedur (Sop) Keperawatan Di Ruang Anak Rumah Sakit Saiful
Anwar Malang, Aplikasi SIM keperawatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengetahuan tentang SOP di ruang anak Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Disarankan untuk
diaplikasikannya SIM keperawatan untuk semua rumah sakit termasuk RSSA yang didalamnya
memuat kontens SOP yang lebih praktis, efektif dan fleksibel

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang SOP


mengalalami peningkatan setelah aplikasi SIM keperawatan.hal ini bisa disebabkan adanya
informasi tentang SOP yang ada dalam SIM keperawatan yang memberi kemudahan kepada
perawat untuk mencari infomasi tentang SOP tersebut. Hal ini sesuai teori yang mengatakan
bahwa Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Menurut teori diatas
peneliti berpendapat media yang memudahkan informasi adalah SIM keperawatan itu sendiri,
dimana kontens SIM mudah diakses, fleksibel dan sangat mudah didapatkan.
Oleh sebab itu, peran sistem informasi dalam pelayanan keperawatan sangat penting
karena telah terbukti dalam penelitian bahwa telah memudahkan para perawat dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan. Sangat disayangkan bila rancangan-rancangan
sistem informasi asuhan keperawatan yang sudah ada tidak dikembangkan dan tidak diterapkan
dalam pelayanan asuhan keperawatan saat ini. Memang pada kenyataannya, sistem informasi
asuhan keperawatan belum banyak diterapkan di rumah sakit dan / di pusat kesehatan lainnya
khususnya didaerah terpencil yang sulit akan listrik dan koneksi internet. Selain membutuhkan
biaya yang besar, suatu sistem informasi juga perlu perawatan yang khusus yang tidk semua
orang bisa melakukannya kecuali orang – orang yang sudah terlatih dibidangnya.
Tingkat kematangan suatu sistem informasi juga perlu diketahui , agar didapatkan hasil
apakah sistem informasi tersebut sudah betul- betul matang dan berguna atau belum. Oleh sebab
itu, Aufa dalam penelitiannya tentang Analisis Tingkat Kematangan Sistem Informasi Pada
Rumah Sakit Aisyiyah Kudus , Hasil penelitian diperoleh data tingkat kematangan sistem
informasi RS Aisyiyah pada level 1,92. Pengukuran ini diharapkan dapat membantu proses
evaluasi pada sistem informasi di Rumah Sakit dan membantu pengambilan keputusan dalam
mengembangkan pelayanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Berikut ini tabel analisis kesenjangan yang menunjukkan
gap antara tingkat kematangan saat ini (as is) dengan tingkat kematangan harapan (to-be).
Dari hasil kuesioner II tentang tingkat kematangan (maturity level) mengenai proses pengawasan
dan evaluasi kinerja TI pada Sistem Informasi RS Aisyiyah Kudus berada pada tingkat 1,92
(level 2) ini menunjukkan bahwa proses pengawasan dan evaluasi kinerja TI sudah diterapkan
berdasarkan pengalaman yang berulang yang pernah dilakukan sebelumnya. Tetapi belum ada
prosedur dan kebijakan yang terstandarisasi maka diperlukan langkah-langkah untuk mencapai
tingkat kematangan yang diharapkan yaitu level 3. Alasan tingkat kematangan yang ingin dicapai
sebesar 3 adalah kesiapan pihak Rumah Sakit dalam bidang tata kelola Rumah Sakit dan
keuangan. Fokus Rumah Sakit pada tahun 2014 masih pada pembangunan penambahan gedung
baru dan peningkatan Rumah Sakit ke level C sehingga dana untuk pengembangan TI menjadi
terbatas. Untuk mencapai tingkat 3 , mengacu pada standar Cobit maka setiap unit/bagian harus
memiliki mekanisme dan prosedur yang jelas mengenai tata cara dan manajemen proses
teknologi informasi, dan mensosialisasikan dengan baik di seluruh jajaran manajemen
organisasi.Gap tingkat kematangan yang ada (1,08) dapat diatasi dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang sesuai dengan kondisi yang telah distandarisasi dan melakukan penyempurnaan
terhadap kondisi yang belum terpenuhi. Dalam perbaikan tingkat kematangan, karena pihak
manajemen sebagai pengambil keputusan maka manajemen harus merumuskan rencana stategis
TI yang terstruktur, didokumentasikan, dikomunikasikan, dan diketahui semua staf. Diperlukan
usaha yang terus menerus dalam mencapai keadaan yang diinginkan.
Dari penelitian tersebut , diketahui bahwa untuk mematangkan suatu sistem informasi
dalam pelayanan asuhan keperawatan tidaklah mudah. Butuh perbaikan , sosialisasi dan usaha
terus menerus agar tingkat sistem informasi teresebut mencapai tingkat kematangan yang
diharapkan.
Semua hal di dunia ini memiliki sisi baik-buruk, hitam-putih, positif-negatif, begitupun
Peran sistem informasi dalam pelayanan keperawatan . Peran sistem informasi dalam pelayanan
keperawatan memiliki banyak dampak positif dan negatif . salah satu dampak positif nya,
pelayanan asuhan keperawatan menjadi lebih mudah dan praktis serta dokumen asuhan
keperawatan tidak mudah rusak dan atau hilang. Tetapi dampak negatifnya, pembuatan,
pemasangan dan perawatan sistem informasi asuhan keperawatan memerlukan biaya yang besar.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat dimasa depan nanti, peran sistem
informasi dalam pelayanan keperawatan ini bisa diterapkan disemua tempat layanan kesehatan,
baik itu rumah sakit, puskesmas, klinik , dikota maupun desa agar semua perawat dan pasien bisa
menikmati kemudahan dengan adanya sistem informasi dalam pelayanan keperwatan ini.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peran sistem informasi dalam
pelayanan keperawatan sangat penting yakni untuk memudahkan proses keperawatan khususnya
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dan manajemen keperawatan. Rancangan sistem
dokumentasi asuhan keperawatan tidak hanya dalam bentuk software dan atau aplikasi yang
diinstal pada sebuah komputer, tetapi ada yang berupa web yang diakses menggunakan internet.
Sebagian besar sistem informasi asuhan keperawatan tersebut mempunyai username dan
password yang hanya bisa diakses oleh perawat . Tampilan dari sistem informasi asuhan
keperawatan tersebut juga berbeda-beda tergantung dari provider yang membuatnya. Tetapi
walaupun tampilan nya berbeda, sistem informasi asuhan keperawatan tersebut memiliki inti
pokok yang sama sesuai kaidah proses asuhan keperawatan yang ada. Proses asuhan
keperawatan tersebut terdiri dari : pengkajian, diagnose, intervensi , implementasi dan evaluasi.
Tidak hanya itu, peran sistem informasi dalam pelayanan juga bisa berbentuk berbasis teknologi
yang bermanfaat untuk mendalami pengetahuan tentang standar operasional prosedur. Namun,
sistem informasi asuhan keperawatan belum banyak diterapkan di rumah sakit dan / di pusat
kesehatan lainnya khususnya didaerah terpencil yang sulit akan listrik dan koneksi internet.
Selain membutuhkan biaya yang besar, suatu sistem informasi juga perlu perawatan yang khusus
yang tidk semua orang bisa melakukannya kecuali orang – orang yang sudah terlatih
dibidangnya. Dari segudang manfaat yang ditawarkan sistem informasi dalam pelayanan
keperawatan, terdapat tingkat kematangan sistem informasi yang harus dicapai sesuai harapan
masing-masing instansi kesehatan. Untuk mencapai tingkat kematangan suatu sistem informasi
tidaklah mudah, butuh perbaikan , sosialisasi dan usaha terus menerus agar tingkat sistem
informasi teresebut mencapai tingkat kematangan yang diharapkan. Selain itu , dalam peran
sistem informasi dalam pelayanan keperawatan mempunyai dampak positif dan negatif yang
perlu diketahui agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Created By : Diana Febriyanti


Daftar Pustaka

Aufa dan Heru . Analisis Tingkat Kematangan Sistem Informasi Pada Rumah Sakit Aisyiyah Kudus .
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro

Hamzah . 2016 . Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita
Pneumonia . Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN 2085-1588

Kozier, et all. 2010. Buku Ajar Fundamental keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC

Indari . 2015 . Pengaruh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (Sim) Asuhan Keperawatan Anak
Berbasis Teknologi Terhadap Pengetahuan Tentang Standar Operasional Prosedur (Sop)
Keperawatan Di Ruang Anak Rumah Sakit Saiful Anwar Malang . Jurnal Ilmiah Poltekkes RS
dr.Soepraoen

Laila dan Arif . 2015 . Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan Keperawatan Berbasis
Elektronik Di Rsud Kota Semarang . Jurnal Ilmiah Rmik Udinus

Rosadi, nicky dan Ahmad Khoiril Anam. 2016. Bahasa Indonesia Masa Kini . Jakarta : Pustaka
Mandiri

Thomas Dan Hamzah. 2016 . Rancang Bangun Sistem Dokumentasi Asuhan Keperawatan Bagi
Tenaga Perawat Dalam Mendiagnosa Pasien . Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No 3, 15 Agustus 2016, ISSN : 2407 – 3911

Anda mungkin juga menyukai