Anda di halaman 1dari 59

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

KEPERAWATAN

Ahmad Hasan Basri.,Ns., M.Kep.


PENDAHULUAN

Keperawatan
Terus berkembang
Di Indonesia

Kemajuan dunia  Strata pendidikan


keperawatan  Akses Informasi cepat
Asuhan keperawatan

Pengkajian - Evaluasi

Dokumentasi

Bukti Pertanggungjawaban
Dokumentasi keperawatan saat ini

Seharusnya Kenyataan

Terkomputerisasi Manual
Dokumentasi keperawatan yg manual

Berpotensi tjd kelalaian

Perawat banyak menulis & lama

Dokumentasi kep terkomputerisasi


Dokumentasi keperawatan terkomputerisasi

Sistem Informasi Manajemen Keperawatan


Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Manfaat

 Pendokumentasian kep.
 Penghematan biaya dr penggunaan kertas
 Tdk perlu tempat yg besar utk penyimpanan arsip
 Penyimpanan data pasien lebih lama
 Sumber pelaksanaan riset kesehatan
Manfaat

 Mendukung otonomi yg dpt dipertanggungjawabkan


 Meningkatkan produktifitas kerja
 Mengurangi kesalahan dlm interpretasi pencatatan
 Membantu mencari informasi yg cepat shg dpt
membantu pengambilan keputusan scr cepat
Dokumentasi keperawatan berbasis komputer

Keuntungan

1. Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang


standar yang mudah dan cepat diketahui
2. Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan
sekaligus meningkatkan waktu perawat berfokus pada
pemberian asuhan
3. Accessibility & legibility, mudah membaca dan
mendapat informasi klinik tentang semua pasien dan
suatu lokasi
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan


dari komponen-komponen dalam organisasi
yang berhubungan dengan proses penciptaan
dan pengaliran informasi. Sistem Informasi
mempunyai komponen- komponen yaitu proses,
prosedur, struktur organisasi, sumber daya
manusia, produk, pelanggan, supplier, dan
rekanan.  (Eko,I. 2001).
Sistem informasi keperawatan a/ kombinasi ilmu
komputer, ilmu informasi & ilmu keperawatan yg disusun
utk memudahkan manajemen & proses pengambilan
informasi & pengetahuan yg digunakan utk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &
Cococran,1989)

Sistem informasi keperawatan berkaitan dgn legalitas utk


memperoleh & menggunakan data, informasi &
pengetahuan  ttg  standar dokumentasi , komunikasi,
mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan & mendesiminasikan pengetahuan
baru, meningkatkan kualitas, efektifitas & efisiensi
asuhan keperawatan. (Vestal, Khaterine, 1995 )
Pendokumentasian keperawatan yg
menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas
yg dibuat menjadi lebih lengkap.
Menurut Jasun (2006) Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan merupakan
“papper less” utk seluruh dokumen
keperawatan
Program-Program
Dalam SIM Keperawatan
A. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Askep megunakan standar Internasional dg


mengacu pd Diagnosa Kep yg dikeluarkan oleh North
American Nursing Diagnosis Association, standar
outcome kep mengacu pd Nursing Outcome
Clasification & standar intervensi kep mengacu
pd Nursing Intervention Clasification. Standar Askep ini
jg telah dilengkapi dgn standar pengkajian perawatan &
standar evaluasi keperawatan dgn mengacu pd kriteria
yg ada dlm Nursing Outcome Clasification  dgn model
skoring
B. Standart Operating
Procedure (SOP)

Standart Operating Procedure  (SOP)


adalah uraian standar tindakan
perawatan yg terdapat dlm standar
askep. SOP mrpk aktifitas detail dr
Nursing Intervention Clasification
C. Discharge Planning

DP a/ uraian ttg perencanaan & nasihat


perawatan setelah pasien dirawat dari
rumah sakit. Dlm sistem, discharge
planning sudah tersedia uraian dimaksud,
perawat tinggal print out yang selanjutnya
hasil print out tersebut dibawakan pasien
pulang
D. Jadual Dinas Perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara


otomatis oleh program komputer,
sehingga penanggung jawab ruang
tinggal melakukan print.
E. Penghitungan angka kredit Perawat

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah


pembuatan angka kredit, dikarenakan persepsi yang
berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga
perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk
menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga
penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan
tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan,
angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat
sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses
harian, mingguan atau bulanan
F. Daftar Diagnosa Keperawatan

Daftar diagnosa keperawatan


direkapitulasi oleh sistem berdasar
input perawat sehari-hari.
Penghitungan diagnosa keperawatan
bermanfaat untuk pembuatan standar
asuhan keperawatan
G. Daftar Intervensi Keperawatan

Adalah rekap tindakan


keperawatan terbanyak
berdasarkan pada masing-
masing diagnosa
keperawatan yang ada
H. Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap


tindakan-tindakan perawatan pada satu
periode, yang dapat difilter berdasar
ruang, pelaksana dan pasien. Laporan
ini dapat menjadi alat monitoring yang
efektif tentang kebutuhan
pembelajaran bagi perawat. Laporan
implementasi juga dapat dijadikan alat
bantu operan shift
I. Laporan Statistik

Laporan statistik yang di munculkan


dalam sistem informasi manajaman
keperawatan adalah laporan berupa
BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang
tersebut
J. Resume Perawatan

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap,


resume keperawatan harus dicantumkan dalam
rekam medik. Resume perawatan bermanfaat
untuk melihat secara global pengelolaan pasien
saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah
dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume
perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari
perawatan. Komputer telah merekam data-data
yang dibutuhkan untuk pembuatan resume
perawatan
K. Daftar Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah


berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan
standar asuhan keperawatan yang ada. Namun
karena dokumen yang tidak lengkap, SAK
banyak diadopsi hanya dari literatur yang
tersedia. Dalam sistem informasi manajemen
keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari
sistem yang telah dibuat
L. Presentasi Kasus Online

Sistem dengan jaringan WiFi


memungkinkan data pasien dapat
diakses dalam ruang converence.
Maka presentasi kasus kelolaan di
ruang rawat dapat dilakukan on line
ketika pasien masih di rawat
M. Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan


SIM RS, memugkinkan perawat
mengetahui jasa tindakan yang
dilakukannya.
N. Monitoring Tindakan & Aktifitas Perawat

Manajemen perawatan dapat mengakses


langsung tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh perawat, dan mengetahui
pula masing-masing perawat telah
melakukan aktifitas keperawatan apa .
O. Laporan Shift

Laporan shift merupakan rekapan


dari aktifitas yang telah dilakukan
dan yang akan dilakukan oleh
perawat, tergantung item mana yang
akan dilaporkan pada masing-
masing pasien
P. Monitoring Pasien

Monitoring pasien oleh Kepala Ruang


dapat dilakukan ketika Kepala Ruang
sedang rapat di ruang converence. Akan
diketahui apakah seorang pasien telah
dilakukan pegkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi
atau belum
Trend Kecendrungan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah


sakit menuntut adanya suatu sistem teknologi
informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan
adanya dokumentasi keperawatan yang lengkap
dengan hanya menggunakan cara manual tulisan
tangan selama ini hanya menambah beban kerja
perawat dan semakin mengurangi jumlah waktu
perawat bersama pasien
Trend Kecendrungan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Sistem informasi keperawatan di luar negeri


sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika,
sehingga perawat di luar negeri mampu
bekerja secara efisien dan dan berkualitas
tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu
diikuti oleh perawat di Indonesia
Trend Kecendrungan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Perlunya keperawatan di Indonesia


memiliki sistem informasi manajemen
keperawatan dalam melakukan pelayanan
kepada pasien di rumah sakit, sehingga
perawat bisa bekerja lebih efektif dan
efisien
Trend Kecendrungan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Pelaksanaan proses asuhan


keperawatan akan lebih cepat,
efektif dan efisien dengan
menggunakan SIM
Trend Kecendrungan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Diharapkan hari rawat pasien lebih


cepat karena interaksi pasien-
perawat lebih banyak sehingga
tujuan asuhan keperawatan lebih
cepat tercapai
Trend Kecendrungan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Profesionalisme perawat akan semakin


meningkat dan pengakuan kesetaraan
antara profesi perawat dengan medis
akan lebih baik

Citra perawat di masyarakat dan


diantara profesi lain akan semakin baik
Trend Kecendrungan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Penggunaan SIM keperawatan akan


meningkatkan kualitas pelayanan
rumah sakit
Isu Tentang SIM Keperawatan
Di Indonesia Sampai Saat ini

Perawat di Indonesia memiliki


keinginan yang tinggi untuk memiliki
program SIM keperawatan

Blm dilaksanakannya SIM keperawatan di


Indonesia berdampak thd semakin tingginya
beban kerja perawat. Sehingga perawat
berharap pihak manajemen RS segera
mengaplikasikan program SIM keperawatan.
Isu Tentang SIM Keperawatan
Di Indonesia Sampai Saat ini

Beberapa rumah sakit di Indonesia,


sampai saat ini yang berkembang
adalah Sistem Informasi Rumah Sakit
yang baru berupa billing system

Rumah Sakit di Indonesia 99% masih


melaksanakan pendokumentasian
keperawatan secara manual
Isu Tentang SIM Keperawatan
Di Indonesia Sampai Saat ini

Untuk aplikasi sistem informasi


manajemen asuhan keperawatan baru
beberapa rumah sakit saja yang sudah
menerapkan dan itu pun masih
terbatas, seperti Rumah Sakit
Fatmawati Jakarta dan rumah sakit
Charitas Palembang
Isu Tentang SIM Keperawatan
Di Indonesia Sampai Saat ini

Pihak manajemen rumah sakit masih memandang


SIM keperawatan belum menjadi suatu prioritas
utama untuk diaplikasikan karena salah satu
penyebabnya adalah membutuhkan biaya yang
cukup besar, masih belum memiliki pemahaman
yang baik tentang dampak apabila program ini
diberlakukan terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dan rumah sakit secara umum, adanya
pemikiran bahwa pekerjaan perawat tidak
memerlukan bantuan teknologi/alat yang canggih
Isu Tentang SIM Keperawatan
Di Indonesia Sampai Saat ini

Masih banyak perawat yang tidak mengenal apa


sistem informasi manajemen keperawatan yang
berbasis komputer tersebut. Kondisi ini karena
sangat bervariasinya tingkat pendidikan
keperawatan.
Faktor Pendukung Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

ada perusahaan yang menawarkan produk SIM


keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di
rumah sakit. Sekalipun memiliki harga yang cukup
tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat
mendukung pelaksanaan SIM keperawatan di
beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup
untuk membeli produk tersebut.
Faktor Pendukung Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

mudahnya akses informasi tentang


pelaksanaan SIM keperawatan juga
memudahkan rumah sakit dalam memilih SIM
yang tepat.
Faktor Pendukung Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang


keamanan terhadap dokumentasi yang berupa
lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan
bentuk perlindungan hukum atas dokumen yang
dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau
organisasi.
Faktor Pendukung Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor


pendukung karena sistem ini semaksimal mungkin
dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien.
Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh
mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter,
perawat, pasien sendiri
Faktor Penghambat Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

struktur organisasi keperawatan di Indonesia,


sebagai contoh pengambil keputusan/kebijakan
bukan dari profesi perawat, sehingga seringkali
keputusan tentang pelaksanaan SIM yang sudah
disepakati oleh tim keperawatan dimentahkan lagi
karena tidak sesuai dengan keinginan pengambil
kebijakan.
Faktor Penghambat Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

kemampuan sumber daya keperawatan. Ada banyak


sumber daya manusia di institusi pelayanan
kesehatan yang belum siap menghadapi sistem
komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena
ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka
terhadap sistem informasi teknologi yang sedang
berkembang. Pemahaman yang kurang tentang
manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab
ketidaksiapan SDM keperawatan
Faktor Penghambat Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

faktor sumber dana. Sebagaimana kita tahu bahwa


untuk mendapatkan sistem informasi manajemen
keperawatan yang sudah siap diterapkan di rumah
sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar .
Masalahnya sekarang, tidak setiap rumah sakit
memiliki dana operasional yang cukup besar,
sehingga seringkali SIM keperawatan gagal
diterapkan karena tidak ada sumber dana yang
cukup
Faktor Penghambat Pelaksanaan
SIM Keperawatan Di Indonesia

kurangnya fasilitas Information technology


yang mendukung. Pelaksanaan SIM
keperawatan tentunya membutuhkan banyak
perangkat keras atau unit komputer untuk
mengimplementasikan program tersebut
Alternatif Pemecahan Masalah
Penerapan SIM di Indonesia

Perlu adanya pemahaman yang sama diantara pihak


manajemen rumah sakit dengan tim keperawatan
tentang pentingnya pelaksanaan SIM keperawatan di
rumah sakit yang diwujudkan dalam bentuk
pengalokasian dana yang memadai untuk
implementasi SIM keperawatan, pemberian pelatihan
bagi perawat tentang pelaksanaan SIM keperawatan,
pengadaan fasilitas informasi teknologi yang
memadai
Alternatif Pemecahan Masalah
Penerapan SIM di Indonesia

Perlu adanya integrasi program SIM dalam kurikulum


pendidikan keperawatan

Peningkatan standarisasi tingkat pendidikan perawat


agar memiliki pemahaman yang tepat tentang
teknologi informasi dalam keperawatan.
Alternatif Pemecahan Masalah
Penerapan SIM di Indonesia

Adanya aspek legal berupa Undang-undang praktek


keperawatan

Perlu adanya penelitian yang lebih jauh terhadap


faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
aplikasi SIM di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai