Anda di halaman 1dari 25

SISTEM INFORMASI

KEPERAWATAN
Definisi Informasi Keperawatan

Usaha ilmiah multidisiplin untuk menganalisis, meresmikan, dan


pemodelan bagaimana perawat mengumpulkan dan mengelola data,
proses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan
berbasis pengetahuan dan kesimpulan untuk perawatan pasien, dan
menggunakan pengetahuan empiris dan pengalaman untuk
memperluas ruang lingkup dan meningkatkan kualitas praktik
professional mereka (Goossen, 1995).
Definisi Sistem Informasi Keperawatan (1)
• Sistem Informasi Keperawatan merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan
proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi
mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur
organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan
rekanan. (Eko,I. 2001).
• Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan
(Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh  Hariyati, RT.,  1999).
Definisi Sistem Informasi Keperawatan (2)
• Sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan 
tentang  standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan,mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas,efektifitas dan efisiensi
asuhan keperawatan dan memberdayakan pasien untuk memilih
asuhan kesehatan yang diiinginkan. (ANA (Vestal, Khaterine, 1995
dikutip oleh  Hariyati, RT, 1999))
Lebih lanjut tentang Sistem Informasi
Keperawatan
• Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak
pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga data dapat
dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna,
akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi
• Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “paper less”
untuk seluruh dokumen keperawatan (Jasun, 2006)
Faktor Pendukung Pelaksanaan SIM
Keperawatan di Indonesia
• Adanya perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk
SIM keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di Rumah Sakit. Sekalipun memiliki
harga yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan
SIM keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli
produk tersebut.
• Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi
yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk perlindungan
hukum atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau
organisasi.
• Aspek etika karena sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan
data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini,
misalnya dokter, perawat, pasien sendiri.
Faktor Penghambat Pelaksanaan  SIM Keperawatan di Indonesia (1)

1. Masalah Pengambilan Keputusan

Untuk memutuskan menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan


berbasis komputer tidak terlalu mudah karena pihak manajemen harus
memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia,
sebagai contoh pengambil keputusan atau kebijakan bukan dari profesi perawat ,
sehingga seringkali keputusan tentang pelaksanaan SIM yang sudah disepakati oleh
tim keperawatan dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan pengambil
keputusan.
Pihak manajemen rumah sakit masih banyak yang mempertanyakan apakah SIM
keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
Faktor Penghambat Pelaksanaan  SIM Keperawatan di Indonesia (2)

2. Ketidaksiapan Sumber Daya Manusia Keperawatan

Ada banyak sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan yang


belum siap menghadapi sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan
karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka terhadap sistem
informasi teknologi yang sedang berkembang. Pemahaman yang kurang
tentang manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksiapan
SDM keperawatan.
Faktor Penghambat Pelaksanaan  SIM Keperawatan di Indonesia (3)

3. Faktor Sumber Dana

Untuk mendapatkan sistem informasi manajemen keperawatan yang


sudah siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang cukup
besar, sedangkan tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional
yang cukup besar, sehingga seringkali SIM keperawatan gagal
diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup.
Faktor Penghambat Pelaksanaan  SIM Keperawatan di Indonesia (4)

4. Kurangnya fasilitas teknologi informasi yang mendukung

Pelaksanaan SIM keperawatan tentunya membutuhkan banyak


perangkat keras atau unit komputer untuk mengimplementasikan
program tersebut.
Proses Keperawatan
• Nursing assessment
• Problem identification or diagnosis
• Planning
• Implementation
• Evaluation
• Outcome identification
(Doenges dkk, 1995; ANA, 1998)
Standar Minimum Data Keperawatan
• Empat unsur perawatan: masalah keperawatan/diagnosis, intervensi
perawatan, hasil perawatan, dan intensitas perawatan yang tepat
• Lima elemen demografis pasien atau klien: identifikasi pribadi, tanggal
lahir, jenis kelamin, ras dan budaya, dan tempat tinggal
• Tujuh elemen layanan: nomor unik fasilitas atau kantor layanan, angka
atau grafik unik catatan kesehatan, nomor unik dari penyedia utama
perawat yang terdaftar, episode admisi atau tanggal pertemuan, debit
atau tanggal keluar, disposisi pasien atau grafik, dan pembayar untuk
tagihan
Fungsionalitas Sistem Imformasi
Keperawatan
• Konfigurasi system
• Kamus
• Keamanan dan kerahasiaan
• Patient Admission, discharge dan transfer
• Data pasien: manipulasi data bagi pengguna
Program-program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan (Jasun, 2006) (1)
a. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan
yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association
Standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi keperawatan
mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. 
Standar Asuhan Keperawatan ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu
pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi
keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model
skoring.

b.Standart Operating Procedure (SOP)


Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat dalam standar
asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
  
Program-program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan (Jasun, 2006) (2)
c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat
perawatan setelah pasien dirawat dari rumah sakit. Dalam
sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat
tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan
pasien pulang.
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer,
sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
Program-program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan (Jasun, 2006) (3)
e. Pembuatan angka kredit
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit,
dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat.
Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit.
Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang
dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat
sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.

f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak


Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-
hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan
keperawatan.
Program-program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan (Jasun, 2006) (4)
g. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu
periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini
dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran
bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan
shift.

h. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman
keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.
Program-program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan (Jasun, 2006) (5)
 i. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam
rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat
dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan
dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang
dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.

j. Daftar SAK 
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena
dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem
informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
Program-program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan (Jasun, 2006) (6)
k. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam
ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line
ketika pasien masih di rawa

l. Mengetahui Jasa Perawat


Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan
yang dilakukannya.

m. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat Manajemen Perawatan


Dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui
pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
Program-program yang dirancang dalam SIM
Keperawatan (Jasun, 2006) (7)
n. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan
dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang
akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
o. Monitoring Pasien oleh Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh  Kepala Ruang dapat dilakukan ketika Kepala
Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah
seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi atau belum.
Prinsip desain antarmuka
• Sederhana dan dialognya natural
• Bahasanya mudah dimengerti oleh pengguna
• Minimalkan beban memori pengguna
• Konsisten
• Memberi umpan balik
• Menyediakan fasilitas keluar darurat dari system
• Menyediakan shortcut/jalan pintas
• Memberi pesan kesalahan yang jelas (jika terjadi kesalahan)
• Mencegah terjadinya kesalaha
Mengapa Sistem Informasi Keperawatan?
• Penggunaan system informasi keperawatan dalam kelengkapan
dokumentasi keperawatan di rumah sakit sangat berguna bagi pasien,
perawat, dan tim kesehatan lainnya
• Dokumentasi keperawatan akan lebih berkualitas dengan
memanfaatkan system informasi berbasis komputer
Keunggulan Sistem Informasi Keperawatan

1. Memudahkan pengelola data dalam proses pengolahan/analisis data.


2. Proses dilakukan secara otomatis.
3. Informasi yang disajikan lebih cepat dan akurat.
4. Terhindar dari masalah duplikasi data, data tidak lengkap dan data
hilang karena adanya basis data
5. Tampilan report lebih menarik karena disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik
6. Implementasi lebih efektif karena adanya sistem monitoring
Kelemahan Sistem Informasi Keperawatan

1. Sistem membutuhkan pengembangan yang kontinyu


2. Sepenuhnya mengandalkan tenaga komputer sebagai basis data,bila
tenaga listrik tidak mendukung, sistem akan lumpuh
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai