Anda di halaman 1dari 24

bggzStruktur Organisasi Keperawatan

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan


Dosen pembimbing: Ns Mey Lys C Hutasoit,M.Kep

Vv
Disusun oleh:
Rini Ning Tiyas
Abror Mua’lim

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ichsan Medical Centre


Program Studi S1 Keperawatan Ekstensi
Tahun Ajaran 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah merupakan salah satu dari hak asasi manusia, seperti
dalam UUD 1945 juga dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Organisasi pelayanan kesehatan, seperti Rumah Sakit dan klinik merupakan
salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.
Prinsip organisasi adalah fleksibilitas, artinya organisasi senantiasa dinamis
sesuai dengan dinamika yang ada dalam organisasi dan juga harus
memperhatikan perubahan dari luar organisasi. Organisasi pelayanan
kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas pokoknya melakukan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin
dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau
berkualitas.
B. TUJUAN
1. Apa yang dimaksud dengan Rumah Sakit tipe A, B, C, dan D?
2. Apa yang dimaksud dengan Klinik?
3. Untuk mengetahui Manajemen Health Organization
4. Untuk mengetahui pengertian dari Home Health
5. Untuk mengetahui apa saja Public Health
6. Untuk mengetahui struktur dan fungsi oranisasi
7. Untuk mengetahui tip working relationship
8. Untuk mengetahui fungsi- fungsi dalam Rumah Sakit
9. Untuk mengetahui struktur organisasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. TIPE RUMAH SAKIT


1. Rumah Sakit Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua
belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik
Sub Spesialis. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1
dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah
Sakit. Jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah. Sarana prasarana
Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri.
Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
laksana. Struktur organisasi tersebut paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah
Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur
keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan
internal, serta administrasi umum dan keuangan. Tata laksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana organisasi, standar pelayanan,
standar operasional prosedur (SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS), hospital by lawsdan Medical Staff by laws.
a. Pelayanan Medik Umum
Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut
dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana.Pada
Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 18 (delapan belas) orang
dokter umum dan 4 (empat) orang dokter gigi sebagai tenaga
tetap.Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan
gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu
dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat
darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.

b. Pelayanan Medik Spesialis Dasar


Terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus
ada masing- masing minimal 6 (enam) orang dokter spesialis dengan
masing- masing 2 (dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
c. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
Terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik,
Patologi Klinik dan Patologi Anatomi. Pada Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik harus ada masing- masing minimal 3 (tiga) orang
dokter spesialis dengan masing- masing 1 (satu) orang dokter spesialis
sebagai tenaga tetap. Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-
kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga Hidung Tenggorokan,
Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran
Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan
Kedokteran Forensik. Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada
masing- masing minimal 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan masing-
masing 1 (satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
d. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
Terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi, Periodont i,
Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi dan Penyakit mulut. Pelayanan
Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing- masing minimal 1 (satu)
orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap.
e. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
f. Pelayanan Medik Subspesialis
Terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,
Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf,
Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi
dan Gigi Mulut. Pelayanan Medik Subspesialis harus ada m asing-
masing minimal 2 (dua) orang dokter subspesialis dengan masing-
masing 1 (satu) orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap.
g. Pelayanan Penunjang Klinik
Terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi,
Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
h. Pelayanan penunjang non klinik
Terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/ Dapur, Teknik dan
Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan
Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.
2. Rumah Sakit Kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar,
4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan
Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas B meliputi
Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik
Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik
Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang
Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.Perbandingan tenaga keperawatan
dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai
dengan pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua
ratus) buah.
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
laksana.Struktur organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit
atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta
administrasi umum dan keuangan.Tata laksana meliputi tatalaksana
organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur(SPO), Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by lawsdan Medical
Staff by laws.
a. Pelayanan Medik U m u m
Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pada Pelayanan
Medik Dasar minimal harus ada 12 (dua belas) orang dokter umum dan 3
(tiga) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat Harus dapat memberikan pelayanan gawat
darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan
kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat
darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar
Terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik Spesialis Dasar masing-
masing minimal 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1
(satu) orang sebagai tenaga tetap.
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
Terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik
dan Patologi Klinik. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada
masing- masing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis dengan masing-
masing 1 (satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
e. Pelayanan Medik Spesialis Lain
Sekurang-kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas) pelayanan
meliputi Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru,
Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran
Forensik. Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing- masing
minimal 1 (satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 4
orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang
berbeda.
f. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
Terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/ Endodonsi, dan
Periodonti. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-
masing minimal 1 (satu) orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap.
g. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

h. Pelayanan Medik Subspesialis


Pelayanan Medik Subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat) subspesialis dasar
yang meliputi Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan
Ginekologi. Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing- masing
minimal 1 (satu) orang dokter subspesialis dengan 1 (satu) orang dokter
subspesialis sebagai tenaga tetap.
i. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawata n intensif, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
j. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen,
Jasa Boga / Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan
Limbah, Gudang, Ambulance,Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah,
Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air
Bersih.
3. Rumah Sakit Kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar
dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.
Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C meliputi
Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik
Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan
Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. Perbandingan tenaga
keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga
keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah tempat tidur
minimal 100 (seratus) buah.
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
laksana. Struktur organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit
atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta adminis
trasi umum dan keuangan. Tata laksana meliputi tatalaksan organisasi, standar
pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMS) dan hospital by laws dan Medical Staff by laws.

a. Pelayanan Medik Umum


Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pelayanan Medik
Dasar minimal harus ada 9 (sembilan) orang dokter umum dan 2 (dua)
orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat
darurat 24 (dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan
kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat,
melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar
Terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam,Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9
(sembilan) orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai
tenaga tetap.
d. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu)
pelayanan.
e. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
f. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing- masing minimal 1 (satu)
orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
g. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
h. Keperawatan dan asuhan kebidanan
i. Pelayanan Penunjang Klinik
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
j. Pelayanan Penunjang Non Klinik
Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen,
Jasa Boga / Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan
Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam
Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.
4. Rumah Sakit Kelas D.
Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar.
Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas meliputi
Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan
Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. Perbandingan tenaga
keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga
keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah tempat tidur
minimal 50 (lima puluh) buah.
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
laksana.Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur
pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis,
satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan.Tatakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional
prosedur(SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMS), hospital
by lawsdan Medical Staff by laws.
a. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,
Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak
/Keluarga Berencana. Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 4
(empat) orang dokter umum dan 1 (satu) orang dokter gigi sebagai
tenaga tetap.
b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat
darurat 24 (duan puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan
kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat,
melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar sekurang-kurangnya 2 (dua) dari 4
(empat) jenis pelayanan spesialis dasar meliputi Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan
Medik Spesialis Dasar harus ada masing- masing minimal 1 (satu) orang
dokter spesialis dari 2 (dua) jenis pelayanan spesialis dasar dengan 1
(satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yaitu laboratorium dan
Radiologi.
e. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
f. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan High Care Unit,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam
Medik.
g. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen,
Jasa Boga / Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan
Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam
Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

B. KLINIK
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar

0
dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan (perawat, dan atau bidan) dan di pimpin oleh seorang tenaga medis
(dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau gigi spesialis).
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan
Klinik Utama:
1. Klinik Utama, merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.
2. Klinik Pratama, dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis
penyakit tertentu. Klinik harus memenuhi persyaratan, diantaranya :
a. Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-
masing.
b. Bangunan dan RuanganBangunan klinik paling sedikit terdiri
atas:
1) ruang pendaftaran/ruang tunggu.
2) ruang konsultasi dokter
3) ruang administrasi
4) ruang tindakan
5) ruang farmasi
6) kamar mandi/wc
7) ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
c. Prasarana klinik meliputi:
1) instalasi air
2) instalasi listrik
3) instalasi sirkulasi udara
4) sarana pengelolaan limbah
5) pencegahan dan penanggulangan kebakaran
6) ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap
7) sarana lainnya sesuai kebutuhan.
d. Peralatan

1
Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis
yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan
memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
e. Perizinan
Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
1) surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat.
2) salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk
kepemilikan perorangan
3) identitas lengkap pemohon
4) surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah
setempat
5) bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan
bangunan
6) dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL)
7) profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi
kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan
peralatan serta pelayanan yang diberikan
8) persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
9) izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun

f. Pimpinan klinik pertama dan klinik utama:


Klinik Pratama:
1) Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter spesialis atau
dokter gigi
2) Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua)
orang dokter dan/ atau dokter gigi.
Klinik Utama:
1) Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.

2
2) Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu)
orang dokter spesialis dari masing- masing spesialisasi sesuai
jenis pelayanan yang diberikan
3) Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi
sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis.
g. Surat izin praktek
1) Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai
Surat
2) Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP)
3) Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus
mempunyai STR dan SIK.
4) Pelayanan rawat inap

C. HEALTH MANAJEMEN ORGANIZATION


Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk
mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.
Unsur-unsur Manajemen:
1. Manusia (pelaksana yang handal dan terampil)
2. Money (ketersediaan dana)
3. Mesin (perlengkapan mesin-mesin sebagai alat bekerja,apabila diperlukan)
4. Metode (cara)
5. Material (sarana dan prasarana)
6. Market (pemasaran, pemasyarakatan dan pembudayaan)
Tingkatan Manajemen:
1. High level (tingkat tinggi)
Contoh halnya dirut dan wakilnya. Membuat rencana jangka panjang,
merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi/
hubungan organisasi dengan lingkungan luar.
2. Middel level (tingkat menengah)
Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Bertanggung-jawab atas
ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka

3
menengahmelakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat
keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya.
3. Low level (tingkat bawah)
Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya
operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional.
Membuat keputusan jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari.
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum terdiri atas:
a. Direktur
b. Kepala Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaia
2. Sub Bagian Program
3. Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Keperawatan, terdiri dari :
1. Sub Bidang Pelayanan Keperawatan
2. Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Logistik Keperawatan.
d. Bidang Pelayanan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pelayanan Medik
2. Sub Bidang Penunjang Medik
e. Bidang Penyelenggaraan Rekam Medis dan Administrasi Pelayanan
Terpadu Rumah Sakit terdiri dari:
1. Sub Bidang Rekam Medik.
2. Sub Bidang Administras Pelayanan Terpadu Rumah Sakit
f. Jabatan fungsional.

D. HOME HEALTH
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home health
care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit.
1. Mekanisme Pelayanan Home Care

4
Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
a. Pasien/ klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter.
b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak
dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus
yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan
dirumah.
c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana
pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang
dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan
dirumah.
d. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan
kesepakatan.
2. Unsur Pelayanan Home Care
Unsur pelayanan home care ada 4, yaitu:
a. Pengelola adalah agensi atau unit yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan di rumah yang bisa merupakan
bagian Puskesmas, Rumah Sakit, klinik atau mandiri.
b. Pelaksana terdiri dari tenaga keperawatan dan tenaga profesional lain
dan non profesional yang terdiri koordinator kasus dan pelaksana
pelayanan.
c. Klien adalah penerima pelayanan kesehatan.
d. Koordinator kasus adalah seorang perawat dengan kriteria tertentu baik
yang masih aktif maupun yang sudah memasuki masa pensiun.

3. Pengelola
Persyaratan Pengelola:
a. Mendapat ijin mengelola dari Pemda dengan rekomendasi dari Dinkes.
b. Memiliki kantor dengan alamat jelas.
c. Memiliki peralatan pelayanan kesehatan.
d. Mampu menyediakan transportasi yang dibutuhkan klien.

5
e. Memiliki tenaga (pimpinan, administrasi dan perawat minimal D3 yg
purna waktu)
f. Mampu menyediakan tenaga profesional atau non yg bersertifika t
pelatihan home care.
g. Punya kerjasama dengan Rumah Sakit rujukan.
4. Koordinator Kasus
Syarat Koordinator Kasus:
a. Minimal berumur 21 tahun
b. Minimal pendidikan D3 Keperawatan.
c. Koordinator kasus harus punya sertifikat pelatihan home care.
d. Mampu melakukan pengkajian awal dan melakukan analisis terhadap
kasus.
e. Mampu memimpin bekerjasama dalam tim.
f. Mampu melaksanakan bimbingan tehnis, monitoring dan evaluasi.
5. Pelaksana
Syarat Pelaksana:
a. Usia minimal 21 tahun.
b. Punya ijasah formal.
c. Punya sertifikat pelatihan home care.
d. Mampu memberikan yan sec mandiri dan bertanggung jawab.
e. Mampu bekerja sesuai SOP yang ada.
f. Mampu melaksanakan tindakan sesuai etika.

E. PUBLIC HEALTH
Ilmu Public Health Menurut Winslow adalah ilmu atau seni yang bertujuan
untuk mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi
hidup masyarakat melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang
terkoordinasi, perbaikan kesehatan lingkungan, mencegah dan memberantas
penyakit menular, dan melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat/
perorangan.
Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat:
1. Epidemiologi

6
2. Kesehatan Lingkungan
3. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
4. Administrasi Kesehatan Masyarakat
5. Gizi Masyarakat
6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
7. Kesehatan Reproduksi masyarakat
8. Sistem Informasi Kesehatan
9. surveilans penyakit menular dan tidak menular.
Jenis organisasi kesehatan:
1. IDI (IKATAN DOKTER INDONESIA)
Organisasi profesi kedokteran yang menghimpun para dokter Indonesia.
2. PPNI (PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA)
PPNI sebagai organisasi profesi keperawatan yang berkewajiban untuk
mengendalikan mutu pelayanan kesehatan.
3. IBI (IKATAN BIDAN INDONESIA)
Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan kaum
wanita. Khususnya dalam pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga.
4. PMI (PALANG MERAH INDONESIA)

F. Tipe Working Relationship


1. Birokras
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-
tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang
terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang
mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan
yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan
spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena
tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi.
Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja
dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien

7
sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi
dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
2. Matriks
Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium
penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-
lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi, fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi
fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian
sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah
sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar
kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua
kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan
kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan
konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki
dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah
matriks memiliki rantai komando ganda.
3. Organil Network
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan
rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen
dengan tim yang diberdayakan.

8
G. Fungsi-fungsi dalam organisasi
1. Formal dan informal
a. Formal
Sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir
untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional. Organisasi formal
memiliki struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-
hubungan otoriternya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur
yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa
komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya.
Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise,
imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainnya terurutkan dengan baik dan
terkenadali. Selain itu, organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan
mengingat bahwa ditekankan mareka beraturan, maka mereka relative bersifat
tidak fleksibel. Contoh organisasi formal adalah perusahaan besar, badan-badan
pemerintah, dan universitas-universitas.
b. Informal
Kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir
untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempunyai tujuan bersama,
dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur. Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut.
Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang
bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisai informal adalah pertemuan
tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan
menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang
dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan
menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks

9
BAB III
ANALISIS JURNAL HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI
KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM
PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RSD BALUNG
KABUPATEN JEMBER

0
A. Abstrak
Pengorganisasian adalah suatu proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki dan
lingkungan yang melingkupinya. peranan kinerja perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan sangatlahpenting, karena akan berdampak pada peningkatan
mutu pelayanan pada pasien. Penelitian ini menggunakan desain studi korelasi
analitik untuk mengetahui hubungan antara struktur organisasi dengan kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan di RSD BalungJember. Populasi
pada penelitian ini adalah semua perawat dirawat inap RSD Balung sebanyak 116
perawat. Dengan sampel se banyak 90 perawat. Teknik sampling padpenelitian ini
adalah teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan 50% responden mempunyai penilaian
bahwa Struktur Organisasi di RSD Balung dalam kategori kurang baik, sedangkan
perawat yang mempunyai kinerja kurang baik dalam pemberian asuhan
keperawatan sebanyak 44 responden (48,9%). Analisis Hubungan struktur
organisasi dengan kinerja perawat menggunakan uji Spearman Rho dengan (α =
0,05) didapatkan Pvalue = 0.000, α = 0.05, r =0.654. Kesimpulan pada penelitian
ini menunjukkan bahwa ada hubungan struktur organisasi dan kinerja perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan. Saran dari penelitian ini adalah diharapkan
untuk merubah struktur organisasi yang sesuai dengan permenkes nomor 340
tahun 2010 dan undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.

P: Patient and Problem


Patient : Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat dirawat inap RSUD
Balung sebanyak 116 perawat. Dengan sampel sebanyak 90 perawat. Teknik
sampling pada penelitian ini adalah teknik random sampling, yaitu cara
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau

1
elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih
sebagai sampel penelitian Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Alat
pengumpulan data demografi adalah kuesioner yang terdiri dari umur, jenis
kelamin, dan masa kerja.
Problem : Desain penelitian yang dipakai adalah studi korelasi analitik yang
bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Struktur Organisasi dengan kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan di RSUD Balung Jember.
I:( Intervensi)
Desain penelitian yang di pakai adalah studi korelasi analitik yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara struktur organisasi dengan kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan di RSD Balung.
C:( Comparition)
Peneliti tidak memaparkan adanya teori pembanding dalam penelitian ini.
O:(Outcome)
Berdasarkan uji statistik Menggunakan metode Spearman Rho(α= 0,05)diperoleh
hasil (Pvalue =0.000, α = 0.05, r = 0.654) yang berarti ada hubungan yang
bermakna atau signifikan antara struktur organisasi keperawatan dengan kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan.

BAB IV
KESIMPULAN

Menurut pendapat kami,struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangatlah


penting dikarnakan jika Struktur organisasi yang kurang baik menyebabkan proses

2
manajemen dalam hal perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan
pengawasan tidak bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan
organisasi.
Perencanaan yang tidak di buat dengan sistematik dan tidak sesuai dengan
kebutuhan organisasi akan menyebabkan tujuan dari organisasi tidak jelas,
pelaksanaan dan pengawasan tidak terstandar, tidak bisa menentukan penyusunan
skala prioritas baik sasaran maupun kegiatan, tidak bisa melakukan penghematan
pada sumber daya organisasi dan pimpinan akan kesulitan menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Dep Kes RI, (2005). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

3
Nursalam, (2002) Konsep dan Penerapan pimpinan menggerakkan pelaku-pelaku
organisasi sangat menentukan untuk bisa melakukan perubahan yang sesuai
dengan tujuan organisasi itu sendiri.
.http://alexander- mp.blogspot.co.id/2013/02/makalah-organisasi-pelayanan-
kesehatan.html https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/05/08/home-care/
http://rsud.inhukab.go.id/susunan-organisasi-tugas-pokok-dan-
fungsi/https://muhammadidris1970.wordpress.com/tag/organisasi-dan-
manajemen/

Anda mungkin juga menyukai