Anda di halaman 1dari 2

KOMUNIKASI UMUM VS KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik biasanya dilakukan oleh perawat namun tidak menutup


kemungkinan juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain. Komunikasi terapeutik memang lebih
banyak dilakukan oleh perawat karena perawatlah yang lebih sering bertemu dan lebih dekat
dengan pasie. Berbeda dengan komunikasi umum, komunikasi umum dapat dilakukan oleh siapa
saja, tidak hanya oleh tenaga kesehatan namun juga dapat dilakukan oleh semua orang dari bayi
sampai lansia. Hal ini terjadi karena bertujuan untuk komunikasi umum memberikan
informasi atau bertukar informasi, sedangkan komunikasi terapeutik semata-mata bertujuan
untuk kesembuhan pasien. Diskusi kali ini membahas tentang perbedaan komunikasi umum
dan komunikasi terapeutik. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komunikasi
umum dan komunikasi terapeutik.
Komunikasi umum adalah penyampaian informasi dari satu orang kepada orang
lain baik verbal maupun nonverbal. Komunikasi umum biasanya dilakukan secara umum
dengan topik yang umum, artinya komunikasi umum dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa
kecuali. Dan komunikasi umum juga bertujuan untuk sosialisasi, bertukar pikiran atau informasi,
menyampaikan informasi dan atau pesan. Informasi yang disampaikan dapat berupa simbol-
simbol atau kalimat, bisa secara lisan atau pun tulisan dan bisa secara langsung atau tidak
langsung. Komunikasi umum dapat disampaikan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
Komunikasi terapeutik adalah bentuk ketrampilan menyampaikan informasi dan
wawancara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam rangka mengajak pasien dan
keluarga bertukar pikiran, melakukan tindakan investasi keperawatan, dan bertujuan
semata-mata untuk penyembuhan pasien. Komunikasin terapeutik dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan dan lebih sering dilakukan oleh perawat dan pasien, komunikasi ini jika dilihat
dari tujuannya, tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, karena tujuannya kususnya adalah
untuk kesembuhan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik secara umum bertujuan untuk memperjelas dan
mengurangi pikiran dan perasaan pasien, mengurangi keraguan dan membantu pasien
menentukan pilihan, mempererat hubungan pasien dengan tenaga kesehatan. fungsi dari
komunikasi terapeuti adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antar perawat dan
pasien, membina hubungan interpersonal pasien, meningkatkan kesejahteraan pasien dengan
memenuhi kebutuhan pasien.

Tahapan-tahapan komunikasi terapeutik, yaitu:


1. Tahap Praorientasi, yaitu tahapan sebelum perawat bertemu dengan pasien, pada tahapa
ini perawat menyiapkan peralatan untuk asuhan keperawatan, melihat catatan medis pasien
yang akan dirawat, menetukan rencana interaksi dan tujuannya, dan evaluasi diri. Agar
dalam melakukan komunikasi lancar maka strategi saat prainteraksi harus dilakukan, yaitu
mengeksplorasi perasaan diri, menganalisis kelemahan diri, mengumpulkan data pasien dan
berpikir positif.
2. Tahap Orientasi, yaitu tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan pasien,
atau setelah bertemu dengan pasien dan membebaskan diri dari semua barang bawaan. Pada
tahap ini perawat memberi salam kepada pasien, memperkenalkan diri, mengevaluari
keadaan pasien, membuat dan mengingatkan kontrak perawat dengan pasien, serta menggali
informasi pasien lebih banyak dengan menjalin hubungan saing percaya antar perawat
danpasien. Dalam tahap ini perawat harus membina hubungan saling percaya, bersikap
menarima, melakukan kontark, bertanya kepada keluarga tentang topik yang menarik,
mengeksplorasi perasaan dan mengidentifikasi masalah pasien agar dapat lancar dalam
berkomunikasi.
3. Tahap Fase kerja, yaitu melakukan tindakan asuhan keperawatan yang dibutuhkan
pasien. Untuk memperlancar fase kerja, perawat harus dapat mengatasi penolakan perilaku
adaptif dengan komunikasi yang nyaman.
4. Tahap Terminasi, yaitu tahap akhir dimana perawat telah selesai melakukan tindakan
asuhan keprawatan dan akhir setiap pertemuan perawat dengan pasien. Dalam tahap
ini perawat melakukan efaluasi hasil, tahap tindaklanjut, kontrak yang akan datang, serta
eksplorasi perasaan. Strategi agar lancar dalam tahap ini adalah, perawat harus mengevaluasi
pencapaian tujuan dari interaksi,melakukan evaluasi subjektif dan menyepakati tindak
lanjut.

4 hambatan komunikasi terapeutik, yaitu


1. Resisten, dimana pasien menunjukan sikap maladaptif atau enggan mematuhi peraturan.
2. Transferen, dimana pasien menganggap perawat sangat berpengaruh dimasa lalunya.
3. Kontertransferen, sama dengan transferen namun berbeda pada pelakunya, kontertransferen
dilakukan dari perawat kepada pasien.
4. Boundari Violationa, yaitu tindakan yang sangat melenceng atau sangat jauh dari peran dan
fungsi perawat.
Perbedaannya terletaak pada tujuan, pelaku, dan topik dalam komunikasi. Pada
kumunikasi umum tujuan komunikasinya untuk sosialisasi, dengan topik yang masih umum dan
dengan pelaku yang umum dari bayi sampai lansia. Komunikasi terapeutik, bertujuan untuk
kesembuhan pasien, dengan topik yang khusus sesuai dengan keadaan pasien, dan dengan pelaku
yang khusus pula, yaitu perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

REFERENSI
Arwani. (2002). Komunikasi Dalam Keperawatan. jakarta : EGC.
Lusa. (2009, agustus 14). Komunikasi Terapeutik. Dipetik mei 2, 2012, dari
www.lusa.web.id/komunikasi-terapeutik.
Setiyanti, Y. (2007, juli 15). Makalah Ilmiah Komunikasi Terapeutik Antar Perawat dan
Pasien. Dipetik mei 2, 2012, dari
pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/komunikasi_terapeutik.pdf.
Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi . Jakarta:
Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai