Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PENELITIAN

Hubungan Antara Komunikasi Dokter-Pasien dan Tingkat Kepuasan


Pasien Rawat Inap di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

Correlation Between Doctor-Patient Communication and Satisfaction


Level of Inpatient at RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado

Ardiansa Tucunan 1) Grace Korompis 1)


1)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

Abstrak determine, maintain and increase the relationship


with other people. One of the factors that affected
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi the satisfaction of inpatient service that is good
manusia yang memungkinkan seseorang untuk intertwined communication between doctor and
menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan patient. The communication competence
kontak dengan orang lain. Salah satu faktor yang determines a success in helping the settlement of
turut mempengaruhi kepuasan pasien pada patient’s health. The aim of this study was to
pelayanan rawat inap adalah komunikasi yang analyze the correlation between doctor-patient
terjalin dengan baik antara dokter dan pasien. communication and satisfaction level of inpatient
Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan at RSUPare patients Prof.Dr.R.D.Kandou Manado.
dalam membantu penyelesaian kesehatan pasien. The used research method was descriptive analytic
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis using cross-sectional study approach. The research
hubungan antara komunikasi dokter-pasien dan population, patients who were eligible above 21
tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUP Prof. years old or has been married, conscious patients,
Dr. R.D. Kandou Manado. Metode penelitian yang able to read or write, well-communicated and
digunakan yaitu deskriptif analitik dengan ready participated in research. The primary data
pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian was obtained by questionnaires. The sample
yaitu pasien rawat inap yang telah dirawat minimal amount in this research those were 82 patients. The
tiga hari. Sampel penelitian yaitu pasien yang statistic analysis used univariate descriptive
memenuhi kriteria: umur 21 tahun ke atas atau analysis and bivariate descriptive analysis with
sudah menikah, dalam keadaan sadar, dapat multiple regression test. The result of this study
membaca dan menulis, dapat berkomunikasi showed that verbal communication correlated with
dengan baik dan bersedia ikut dalam penelitian. satisfaction level of inpatient, nonverbal
Data primer diperoleh melalui kuesioner. Jumlah communication correlated with with the
sampel dalam penelitian ini yaitu 82 pasien. satisfaction level of inpatient, anmd no correlation
Analisis statistik menggunakan analisis deskriptif between verbal and nonverbal communication
univariat dan analisis bivariat dengan simultaneously with satisfaction level of inpatient.
menggunakan uji regresi ganda. Hasil penelitian Key Words : communication, physician-patient,
menunjukkan bahwa komunikasi verbal patient’s satisfaction.
berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat
inap, dan tidak ada hubungan antara komunikasi
verbal dan nonverbal secara bersama-sama dengan
tingkat kepuasan rawat inap. Pendahuluan
Kata kunci : komunikasi, dokter-pasien, kepuasan Salah satu syarat yang paling penting
pasien.
dalam pelayanan kesehatan ialah
pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan
dikatakan bermutu apabila memberikan
Abstract kepuasan kepada pasien. Kepuasan pasien
Communication is a basic element of the
dalam menerima pelayanan kesehatan
human interaction which enabled anyone to mencakup beberapa dimensi. Salah satu

33
JIKMU, Vol. 1, No. 1, Januari 2011

diantaranya ialah dimensi kelancaran terlihat dari hasil penelitian yang


komunikasi antara petugas kesehatan dilakukan Tubbs yang menunjukkan
(termasuk dokter) dengan pasien. Hal ini bahwa persentase dokter tidak ramah
berarti pelayanan kesehatan bukan hanya sebesar 42%, penjelasan dokter tidak dapat
berorientasi pada pengobatan secara medis dimengerti sebesar 30%, dokter tidak
saja, melainkan juga berorientasi pada menjawab pertanyaan dengan jujur dan
komunikasi karena pelayanan melalui lengkap sebesar 40% (Resnani, 2002).
komunikasi sangat penting dan berguna Dalam komunikasi global, kita
bagi pasien, serta sangat membantu pasien diperhadapkan dengan terganggunya
dalam proses penyembuhan (Resnani, komunikasi antara dokter dan pasien,
2002). meningkatnya ketidakpuasan pasien,
Pada dasarnya, setiap orang munculnya banyak keluhan dan tuntutan
memerlukan komunikasi sebagai salah malpraktek, serta ditinggalkannya
satu alat bantu dalam kelancaran bekerja kedokteran konvensional dan digantikan
sama dengan orang lain dalam bidang dengan alternatif yang seringkali tidak
apapun. Komunikasi berbicara tentang dapat dibuktikan. Keluhan yang paling
cara menyampaikan dan menerima sering diajukan oleh pasien dan
pikiran-pikiran, informasi, perasaan dan masyarakat mengenai dokter yaitu masalah
bahkan emosi seseorang sampai pada titik komunikasi dan bukannya kompetensi
tercapainya pengertian yang sama antara klinik, dan keluhan yang paling sering
penyampai pesan dan penerima pesan. ialah dokter tidak mendengarkan mereka
Secara umum, definisi komunikasi adalah (Meryn, 1998).
proses penyampaian pikiran-pikiran atau Dalam suatu penelitian yang dilakukan
informasi dari seseorang kepada orang lain di Amerika, ditemukan bahwa sebagian
melalui suatu cara tertentu sehingga orang besar pasien tidak merasa puas dengan
lain tersebut mengerti betul apa yang cara dokter berkomunikasi dengan mereka.
dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran Pasien-pasien tidak merasa puas dengan
atau informasi (Anonimous, 2006). cara dokter berkomunikasi dengan mereka.
Komunikasi verbal adalah jenis Pasien-pasien tersebut mengatakan bahwa
komunikasi yang paling lazim digunakan dokter mereka tidak menjelaskan banyak
dalam pelayanan keperawatan di rumah hal kepada mereka secara lengkap, tidak
sakit. Komunikasi verbal biasanya lebih berempati dengan dimensi kemanusiaan
akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah atau menggunakan bahasa medis yang
adalah alat atau symbol yang dipakai membingungkan mereka (Anonimous,
untuk mengekspresikan idea atau perasaan 1993a). Penelitian yang dilakukan Wilson
, membangkitkan respon emosional atau dkk (2007) tentang komunikasi dokter-
menguraikan objek, observasi dan ingatan. pasien terhadap 17.000 pasien berusia 65
Keuntungan komunikasi verbal dalam tahun ke atas menemukan bahwa ada
tatap muka yaitu memungkinkan tiap kesenjangan komunikasi yang begitu luas
individu untuk berespon secara langsung. antara dokter dan pasien-pasien berusia
Komunikasi nonverbal adalah pemindahan tua.
pesan tanpa menggunakan kata-kata. Menurut kesimpulan yang dirangkum
Komunikasi nonverbal merupakan cara oleh American Society of Internal
yang paling meyakinkan untuk Medicine, komunikasi yang baik ternyata
menyampaikan pesan kepada orang lain berhasil menurunkan angka keluhan dan
(Purba, 2003). tuntutan hukum terhadap dokter. Sebagian
Keterkaitan antara komunikasi dengan pasien mengeluhkan layanan dokter bukan
kepuasan pasien dalam menerima karena kemampuan dokter tersebut kurang,
pelayanan kesehatan telah menaruh namun karena mereka merasa kurang
perhatian para peneliti. Situasi ini jelas diperhatikan. Dokter hendaknya tak

34
Tucunan dan Korompis, Hubungan Antara Komunikasi

memperlihatkan sikap yang tergesa-gesa Hasil


dan bersedia mendengarkan dengan baik Sebagian besar pasien yang terlibat
(Djauzi dan Supartondo, 2004). dalam penelitian ini adalah pasien berusia
Banyaknya kunjungan pasien di RSUP 20-59 tahun dan 60-69 tahun yaitu masing-
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado masing sebanyak 17 orang (20,7%), diikuti
mengharuskan pelayanan yang diberikan kelompok umur berturut-turut 40-49 tahun
kepada pasien haruslah bersifat optimal. sebanyak 15 orang (18,3%), di atas 69
Salah satu di antaranya adalah pelayanan tahun sebanyak 14 orang (17,1%), 20-29
berupa komunikasi dokter yang efektif. tahun sebanyak 10 orang (12,2%) dan
Dalam pengalaman sehari-hari, kelompok umur yang paling sedikit adalah
ketidakpuasan pasien yang paling sering 30-39 tahun sebanyak 9 orang (11%).
dikemukakan dalam kaitannya dengan Sebagian besar pasien yang berperan
sikap dan perilaku petugas rumah sakit dalam penelitian ini yaitu pria sebanyak 56
antara lain: keterlambatan pelayanan orang (68,3%) dan wanita sebanyak 26
dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, orang (31,7%). Pasien yang berpendidikan
dokter yang kurang komunikatif dan SD 27 orang (32,9%), SLTA 24 orang
informative, lamanya proses masuk rawat, (29,3%), SLTP 10 orang (19,5%) dan
aspek pelayanan “hotel” di rumah sakit, Perguruan Tinggi 15 orang (18,3%).
serta ketertiban dan kebersihan lingkungan
rumah sakit. Sikap, perilaku, tutur kata, Hasil korelasi komunikasi verbal dan
keacuhan, keramahan petugas, serta nonverbal dengan tingkat kepuasan pasien
kemudahan untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan SPSS versi 17 dapat
dan komunikasi menduduki peringkat dilihat pada tabel di bawah ini.
yang tinggi dalam persepsi kepuasan KP KV KNV
rumah sakit (Suryawati dkk, 2006).
Pearson KP 1,000 0,794 0,749
Correlation KV 0,794 1,000 0,406
Metode KNV 0,749 0,406 1,000
Rancangan penelitian ini yaitu Sig. (1- KP 0,000 0,000 0,000
deskriptif analitik dengan pendekatan tailed) KV 0,000 0,000 0,000
cross-sectional study. Penelitian ini KNV 0,000 0,000 0,000
dilaksanakan di RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado dari Desember 2008 N KP 81 81 81
sampai Maret 2009 dengan populasi KV 81 81 81
penelitian yaitu pasien rawat inap dan KNV 81 81 81
sampel penelitian yaitu pasien yang
memenuhi kriteria inklusi (dirawat
minimal 3 hari, berusia 21 tahun ke atas Hubungan antara komunikasi verbal dan
atau sudah menikah, pasien dalam keadaan tingkat kepuasan pasien.
sadar, dapat membaca dan menulis, serta Berdasarkan hasil analisis Korelasi
berkomunikasi dengan baik dan bersedia Pearson diperoleh hasil uji korelasi
ikut dalam penelitian. Pengambilan sampel pearson sebesar 0,794. Hasil ini
secara purposive sampling, dengan jumlah menunjukkan bahwa tingkat hubungan
sampel sebanyak 82 pasien yang diambil antara komunikasi verbal dan kepuasan
dari ruang rawat inap (Irina) A, B, dan C. pasien adalah kuat. Interpretasi koefisien
Instrumen yang dipakai dalam penelitian korelasi pada tingkat hubungan yaitu 0,00-
ini yaitu kuesioner, yang telah melewati uji
0,199 = sangat rendah; 0,20-0,399 =
validitas dan reliabilitas. Data yang ada rendah; 0,40-0,599 = cukup kuat; 0,60-
dianalisis secara univariat, bivariat dengan 0,799 = kuat; 0,80-1,000 = sangat kuat.
menggunakan uji regresi linier berganda.

35
JIKMU, Vol. 1, No. 1, Januari 2011

Tingkat signifikan koefisien korelasi satu nonverbal secara bersama-sama terhadap


sisi (1-tailed) yaitu 0,000. Karena tingkat kepuasan pasien memiliki
probabilitas jauh di bawah 0,01 atau 0,05 hubungan yang signifikan. Untuk
maka hubungan antara komunikasi verbal membandingkan besarnya hubungan
dan tingkat kepuasan pasien ialah antara komunikasi verbal dan komunikasi
signifikan. Berdasarkan hasil analisis nonverbal terhadap tingkat kepuasan
regresi ganda, maka nilai t hitung sebesar pasien, maka dapat dilihat berdasarkan
12,167. Tingkat signifikansi (α) = 0,05 df koefisien beta. Nilai koefisien regresi
= 80. Dengan uji dua sisi, maka nilai t komunikasi nonverbal (0,587 > 0,511). Ini
tabel ialah 1,658. Karena nilai t hitung artinya hubungan variabel komunikasi
lebih besar dari t tabel berarti komunikasi verbal lebih kuat daripada hubungan
verbal berhubungan signifikan dengan variabel komunikasi nonverbal terhadap
tingkat kepuasan pasien. tingkat kepuasan pasien.
Hubungan antara komunikasi nonverbal
dan tingkat kepuasan pasien
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Hasil penelitian ini menunjukkan
Pearson diperoleh hasil uji korelasi bahwa komunikasi verbal berhubungan
pearson sebesar 0,749. Hasil ini
signifikan dengan tingkat kepuasan pasien.
menunjukkan bahwa tingkat hubungan Hal ini berarti bahwa ketika terjalin
antara komunikasi nonverbal dan kepuasan komunikasi verbal secara lebih baik antara
pasien adalah kuat. Tingkat signifikan dokter dan pasien maka terjadi
koefisien korelasi satu sisi (1-tailed) yaitu peningkatan nilai t hitung yang cukup
0,000. Karena probabilitas jauh di bawah
signifikan sehingga kepuasan pasien juga
0,01 atau 0,05 maka hubungan antara meningkat seiring dengan meningkatnya
komunikasi verbal dan tingkat kepuasan komunikasi verbal yang terjalin. Hasil
pasien ialah signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang
analisis regresi ganda, maka nilai t hitung ditemukan oleh Takemura dkk (2008),
sebesar 10,594. Tingkat signifikansi (α) = yang menyimpulkan bahwa ada hubungan
0,05 df = 80. Dengan uji dua sisi, maka yang signifikan antara wawancara dokter
nilai t tabel ialah 1,658. Karena nilai t dengan tingkat kepuasan pasien. Jika
hitung lebih besar dari t tabel berarti dibandingkan dengan penelitian ini, kitab
komunikasi verbal berhubungan signifikan dapat melihat bahwa dengan melakukan
dengan tingkat kepuasan pasien. pendekatan yang lebih personal dalam
Hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi verbal, salah satunya dengan
komunikasi nonverbal dengan tingkat metode wawancara maka akan diperoleh
kepuasan pasien hasil terjadinya peningkatan kepuasan
pasien. Hal ini disebabkan karena pasien-
Untuk menguji signifikansi
pasien lebih menghendaki dan merasa
komunikasi verbal dan komunikasi
lebih baik ketika dokternya lebih sering
nonverbal secara bersama-sama terhadap
meluangkan waktunya dengan mereka
tingkat kepuasan pasien, maka kaidah
termasuk sering melakukan percakapan
pengujian signifikansi regresi berganda
yang lebih menyenangkan dan bukan
yaitu F hitung > F tabel, artinya signifikan.
hanya terbatas pada hubungan terapi saja.
Sebaliknya, jika F hitung < F tabel artinya
tidak signifikan. Berdasarkan uji Anova Dalam literatur review oleh para
seperti yang terlihat pada hasil analisis peneliti mengenai survei kepuasan pasien
regresi, diketahui F hitung adalah 218,421. untuk lembaga AIDS dikemukakan bahwa
Karena F hitung > F tabel, maka hubungan ada hubungan antara pola komunikasi
antara komunikasi verbal dan komunikasi dokter dan tingkat kepuasan pasien

36
Tucunan dan Korompis, Hubungan Antara Komunikasi

(Anonimous, 2002). Dalam penelitian ini, bersosialisasi dengan banyak pihak,


ditemukan bahwa meskipun pasien termasuk adanya jalinan komunikasi
menjawab puas terhadap sebagian besar antara dokter dan pasien secara verbal.
pertanyaan mengenai komunikasi verbal Ketika dokter-dokter tidak memberikan
dokter, ada hambatan dalam persepsi jaminan komunikasi yang lebih baik
pasien terhadap komunikasi itu sendiri. dengan pasien-pasiennya, maka sebagian
Hal ini antara lain disebabkan karena dari pasien-pasien itu menganggap bahwa
pasien merasa bahwa dokter adalah hal ini tidaklah wajar karena tidaklah
seseorang yang harus dihormati sesuai dengan pola budaya kita yang
sepenuhnya sehingga pasien berpendapat seharusnya terjalin kontak atau
bahwa penanganan penyakit mereka komunikasi verbal yang lebih baik antara
merupakan bagian dari komunikasi itu yang merawat dan yang dirawat.
sendiri, padahal penilaian terhadap Pada penelitian ini, ditemukan
komunikasi dan penanganan medis itu bahwa pasien-pasien yang dirawat di Irina
berbeda. Dalam konteks sosial, pasien B mendapat perlakuan medis yang lebih
merasa bertanggungjawab untuk menjaga baik, termasuk di dalamnya pelayanan
reputasi dokter sehingga walaupun pasien komunikasi dokter yang lebih baik
kurang mendapat pelayanan yang prima dibandingkan pasien-pasien di Irina A dan
terhadap komunikasi dokter, pasien selalu C. Ini disebabkan karena pada Irina B
member penilaian puas terhadap sebagian besar pasien dirawat atau
komunikasi dokter tersebut. ditangani oleh dokter-dokter spesialis
Faktor lain yang mempengaruhi seperti dokter spesialis penyakit dalam,
penilaian pasien atas komunikasi verbal bedah, kebidanan dan kandungan, saraf
dokter terhadap tingkat kepuasan pasien dan banyak lainnya. Dalam
yang lebih tinggi adalah karakteristik dari penanganannya, para dokter spesialis ini
pasien itu sendiri. Dalam penelitian ini, memberikan pelayanan yang optimal pada
karakteristik yang berkaitan dengan umur, pasien mereka termasuk komunikasi
jenis kelamin dan pendidikan semuanya verbal, sehingga ini memberikan penilaian
menjawab puas terhadap komunikasi yang baik atau memuaskan dalam
verbal dokter. Hal ini bisa terjadi karena di pandangan pasien. Sebaliknya, pasien-
setiap strata baik umur, jenis kelamin pasien di Irina A dan C, sebagian besar
maupun pendidikan ada kesamaan pola pasien hanya ditangani oleh dokter umum
pikir di mana pasien memiliki anggapan atau residen yang sedang mengambil
bahwa tugas seorang dokter hanyalah keahliannya, sehingga pelayanannya
memberikan pengobatan, sehingga secara dirasakan oleh pasien tidak perlu optimal.
tidak langsung pasien-pasien ini Kurtz (2002) dalam penelitiannya
menganggap tugas dokter tersebut adalah mengenai komunikasi dokter-pasien yang
bagian dari komunikasi verbal mereka, lebih baik meningkatkan tingkat kepuasan
padahal tidak seperti itu. Penelitian ini pasien dan memperoleh hasil yang lebih
juga menunjukkan bahwa pasien yang baik di klinik, ini artinya, kepuasan pasien
menjawab kurang puas terhadap dapat dibangun berdasarkan keahlian
komunikasi dokter masih ada yaitu hampir berkomunikasi.
separuh dari total yang menjawab puas. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Pasien-pasien ini mungkin telah menyadari sebagian besar pasien menjawab kurang
dan mengetahui bahwa komunikasi verbal puas terhadap komunikasi nonverbal yang
dokter seharusnya lebih sering terjadi dilakukan dokter, sehingga berpengaruh
karena ini menyangkut kepuasan
terhadap persentase tingkat kepuasan
perawatan medis terhadap mereka. terhadap komunikasi verbal dimana nilai
Kebudayaan lokal kita sebagai bagian dari korelasi komunikasi nonverbal lebih
adat ketimuran mengharuskan kita

37
JIKMU, Vol. 1, No. 1, Januari 2011

rendah jika dibandingkan dengan nilai bisa ditarik kesimpulan bahwa memang
korelasi komunikasi nonverbal. Namun ada kesenjangan jarak secara nonverbal
demikian, hasil penelitian ini menunjukkan yang diperlihatkan dokter. Hal ini bisa
ada hubungan yang signifikan antara terjadi karena sebagian besar pasien adalah
komunikasi nonverbal yang disebabkan pasien kelas bawah, yang artinya pasien-
karena sebagian besar yang diteliti pasien tersebut kurang mampu secara
menjawab kurang puas terhadap ekonomi untuk membayar rumah sakit
komunikasi nonverbal ini, terjadi karena sehingga masuk dalam katagori pasien
para dokter kurang memperlihatkan yang mendapat pelayan Jaminan
kedekatan fisik atau kontak fisik dengan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Ini
pasiennya. sangat berpengaruh terhadap pelayan
dokter khususnya dalam hal menjalin
Salah satu alasan kurangnya
komunikasi dengan pasien. Sebaliknya
komunikasi nonverbal ini disebabkan
pasien yang menjawab puas terhadap
karena dokter masih terlalu menjaga jarak
komunikasi nonverbal adalah pasien-
dengan pasiennya. Ini kemungkinan
pasien yang ditangani oleh para spesialis,
disebabkan karena dokter masih
yang sesungguhnya diminta sendiri atau
menganggap pasien sebagai orang yang
ditawarkan oleh pihak rumah sakit kepada
harus menerima saja apa yang dilakukan
pasien untuk merawat mereka, sehingga
oleh dokter. Para dokter masih cenderung
memberikan dampak psikologis terhadap
menganggap bahwa pasien tidak harus
perawatan dimana mereka merasa puas
mengetahu apa yang dilakukan kecuali bila
ditangani oleh dokter.
pasien bertanya. Komunikasi nonverbal
sesungguhnya memegang peranan yang Penelitian ini juga menunjukkan
signifikan dari keberhasilan komunikasi bahwan hubungan antara komunikasi
dokter pasien. Hal ini membuktikan verbal dan nonverbal secara simultan
kebenaran teori bahwa komunikasi terhadap tingkat kepuasan pasien memiliki
nonverbal merupakan bagian yang paling hubungan yang signifikan. Penelitian ini
penting dari proses pengiriman pesan yang sesuai dengan teori yang mengemukakan
membentuk kira-kira 93 persen dari sesuatu yang positif atau adanya hubungan
komunikasi. Ini disebabkan karena pola yang saling mempengaruhi antara
nonverbal lebih kelihatan dan nyata komunikasi dokter dan pasiennya.
dibandingkan dengan komunikasi verbal Soetjiningsih (2007) menjelaskan bahwa
atau dengan kata lain tindakan berbicara komunikasi dokter-pasien ini diperlukan
lebih banyak daripada kata-kata untuk mendapatkan informasi yang
(Fortinash, et al., 2004). sebanyak-banyaknya mengenai kondisi
pasien agar dokter dapat membuat
Hasil penelitian ini memberikan efek
kebalikan dengan yang dikemukan oleh diagnosis. Selain itu, komunikasi
membantu pasien bekerja sama dengan
teori di atas, dimana komunikasi nonverbal
dokternya dalam proses penyembuhan.
hanya mendapat nilai yang lebih rendah
Liliweri (2007) mengemukakan bahwa
terhadap tingkat kepuasan pasien yang
situasi-situasi seperti biologis, psikologis
seharusnya dalam penelitian ini bisa
berpengaruh terhadap status kesehatan dan
membuktikan kebenaran teori bahwa
hasil kesehatan seorang individu. Faktor
komunikasi nonverbal lebih penting dari
lain yang mempengaruhi komunikasi
komunikasi verbal. Ini menunjukkan
seperti nilai, emosi, jender, pengetahuan,
bahwa komunikasi nonverbal yang
lingkungan dan lain-lain turut juga
diperlihatkan dokter masih sangat rendah.
mempengaruhi hasil penelitian di atas
Dari karakteristik pasien yang diteliti,
(Potter dan Perry, 1997). Di masyarakat
semuanya menjawab kurang puas terhadap
kita juga ada kekeliruan dalam persepsi
komunikasi nonverbal dokter sehingga
tentang hubungan antara dokter dan

38
Tucunan dan Korompis, Hubungan Antara Komunikasi

pasien, dimana dokter ditempatkan sebagai belum dibahas dan dipecahkan dalam
pihak yang aktif sedangkan pasien adalah penelitian ini.
pihak yang pasif. Bentuk hubungan ini
berdasar anggapan bahwa dokter
merupakan orang yang mempunyai
Daftar Pustaka
pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan, bekerja sesuai dengan tuntutan Anonimous, 1993a. Doctor-Patient
profesi dan mempunyai keinginan kuat Communication in Critical Condition
untuk menyembuhka pasien, sedangkan in USA Today. Society for the
pasien ditempatkan sebagai orang yang Advancement of education, (online:
sakit yang seharusnya berusaha untuk http://findarticles.com/p/articles),
mencari pertolongan dokter dan percaya diakses 2 Nopember 2008.
penuh serta mentaati perintah dokter ---------------, 2002. Literature Review: For
(Djauzi dan Supartondo, 2004). the Design and Validation of a Patients
Satisfaction Survey for HIV + Clients
in Ambulatory Care Settings. (online:
Kesimpulan http://www.hivguidelines.org), diakses
1. Ada hubungan antara komunikasi 13 April 2009.
verbal dokter dan tingkat kepuasan ---------------, 2006. Komunikasi Efektif
pasien di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Dokter Pasien. Konsil Kedokteran
Manado. Indonesia. Jakarta.
2. Ada hubungan antara komunikasi
nonverbal dokter dan tingkat kepuasan Djauzi, S. dan Supartondo, 2004.
pasien di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Komunikasi dan Empati. Balai
Manado. Penerbit FKUI. Jakarta.
3. Ada hubungan antara komunikasi Fortinash, K. M., Holodey-Worret., and P.
verbal dan komunikasi nonverbal A. H Worret, 2004. Principles of
dokter secara simultan dengan tingkat Communication in Psyciatric Mental
kepuasan pasien di RSUP Prof. Dr. R. Health Nursing (Third Edition).
D Kandou Manado. Mosby. California.
Kurtz, S. M. 2002. Doctor-Patients
Saran Communication: Principles and
Practices. Canadian Journal
1. Bagi Pihak Rumah Sakit Neurology, (online:
Sebagai masukan bagi manajemen http://www.nebi.nlm.nih.gov/pubmed),
Rumah Sakit supaya memperhatikan diakses 13 April 2009.
mutu pelayanan para dokter untuk Liliweri, A. 2007. Dasar-dasar
lebih memprioritaskan dan Komunikasi Kesehatan. Cetakan I.
meningkatkan kemampuannya dalam Penerbit Pustaka Pelajar. Jakarta.
berkomunikasi lebih baik dengan
pasien guna meminimalisir tuntutan Meryn, S. 1998. Improving Doctor-
medis atau keluhan yang diajukan Patients Communication, Not an
pasien dan keluarganya. Opinion but a Necessity. British
Medical Journal, Vol. 316 No. 7149.
2. Bagi Program Pascasarjana Unsrat
Potter, P. A., and A. G. Perry. 1997.
Penelitian ini dapat menjadi bahan Communication in Fundamentals of
masukan bagi mahasiswa pascasarjana Nursing, Concepts, Process and
untuk melakukan penelitian lanjutan Practice (Fourth Editions). Mosby.
guna mencari permasalahan yang Missouri.

39
JIKMU, Vol. 1, No. 1, Januari 2011

Purba, J. M. 2003. Komunikasi dalam


Keperawatan. USU Digital Library.
Medan.
Resnani. 2002. Pengaruh Komunikasi
Dokter terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Jalan. Jurnal Penelitian UNIB,
Vol. 7, ISSN 0852-405x
Soetjiningsih. 2007. Modul Komunikasi
Pasien-Dokter. Cetakan I. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Suryawati, C., Dharminto, dan Z.
Shaluhiya. 2006. Penyusunan Indikator
Kepuasan Pasien Rawat Inap RS di
Propinsi Jawa Tengah. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 9
(4): 177-184.
Takemura, Y. C., R. Atsumi, and T. Tsuda.
2008. Which Medical Interview
Behaviours are Associated with
Patients Satisfactions? Family
Medicine. (online:
http://www.stfm.org), diakses 13 April
2009.
Wilson, I. B., C. Schoen., R. M Parker.
And B. D Weiss. 2002. Physician-
Patients Communication about
Prescription Medication
Nonadherence: A 50-State Study of
America’s Seniors. Journal of General
Internal Medicine, Vol. 22 No.1,
(online: http://www.springerlink.com),
diakses 2 Nopember 2008.

40

Anda mungkin juga menyukai