Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI DOKTER

DAN PASIEN
Komunikasi interpersonal ( antarpribadi )
adalah komunikasi antara orang - orang secara
tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain, baik
secara verbal maupun non verbal.
Komunikasi merupakan sarana untuk
terjalinnya hubungan antara seseorang dengan
orang lain. Dengan adanya komunikasi maka
terjadilah hubungan sosial, hal ini disebabkan
karena manusia adalah makluk sosial, dimana
antara yang satu dengan yang lain saling
membutuhkan, sehingga terjadi interaksi yang
timbal balik. Suatu contoh komunikasi yang
dilakukan antara dokter dan pasien.
Komunikasi interpersonal yang terjadi antara
dokter dan pasien di rumah sakit sangat penting
dilakukan untuk proses perawatan , pengobatan
dan penyembuhan, Keterlibatan dokter selaku
komunikator terhadap isi pesan, penyampaian
pesan bagi komunikan ,yang disini adalah pasien
sangat mendominasi dalam proses
berkomunikasi.
• 1.Terjadinya kontak pribadi ( personal contact )
• 2.Ketika dokter menyampaikan pesan maka akan
adanya umpan balik berlangsung seketika.
( immediate feedback )
• 3. Bisa langsung mengetahui interpersonal umpan
balik dari pasien, raut muka, dan perasannya,
gayanya.
• 4. Dokter tahu jika ia gagal menyampaikan pesan
maka ia bisa mengubah gaya penyampaiannya.
Di dalam modul komunikasi efektif mereka akan
diajarkan bagaimana cara yang tepat untuk
memulai komunikasi dengan pasien,
menunjukkan rasa empati, cara anamnesis yang
tepat sehingga 75% diagnosa sudah bisa
ditentukan melalui anamnesis yang tepat. Tidak
hanya itu saja, dalam modul ini juga ditekankan
bahwa komunikasi dokter dan pasien
merupakan komunikasi dua arah, bukan
komunikasi searah.
Mahasiswa kedokteran sejak awal sudah diajarkan
bahwa mereka harus berkomunikasi secara efektif,
berempati, menunjukkan sikap sambung rasa, tidak
membeda-bedakan pasien, menggali informasi
dengan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan keluhannya, menjelaskan tentang
penyakit pasien (tentunya dengan bahasa yang
dimengerti pasien, bukan bahasa medis melainkan
bahasa awam) dan obat apa yang akan diberikan,
memberikan penyuluhan pada pasien, dan ucapan
semoga lekas sembuh.
Namun pada kenyataannya, apa yang diajarkan itu
hanya dilaksanakan pada saat ujian, dan praktik skill
lab anamnesis selama masa pre-klinik (menempuh
pendidikan sarjana kedokteran) dan koass (masa
klinik untuk mendapatkan gelar dokter), yang
diajarkan itu tidak dilakukan lagi dengan sempurna
pada praktik lapangan yang sejatinya merupakan
praktik terjun langsung dalam penggabungan teori
dan praktik, dimana lulusannya sudah resmi bergelar
dokter.
Tak sedikit pasien yang mengeluh dengan waktu wawancara
antara dokter dan pasien yang sempit. Bicara masalah waktu
anamnesis yang sempit kita tidak bisa mempersalahkan
dokter tersebut, karena memang dokter harus membagi
waktunya yang terbatas dengan banyak pasien. Tetapi saya
rasa, waktu 10-15 menit merupakan waktu yang cukup untuk
menganamnesis, karena sehabis itu dokter juga akan
melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Oleh karena itu,
sungguh sangat diharapkan waktu anamnesis yang singkat itu
harus dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin tanpa
melewatkan kenyamanan dan sambung rasa kepada pasien
tersebut.
Konsil Kedokteran Indonesia(KKI), telah
menetapkan standar kompetensi dokter yang
bertujuan membentuk dokter-dokter yang
professional. Standar kompetensi tersebut
terdiri dari tujuh area kompetensi yang
disusun berdasarkan tugas, peran dan fungsi
dari dokter layanan primer. Komunikasi yang
efektif adalah salah satu dari tujuh kompetensi
tersebut.
Area kompetensi komunikasi efektif disini
meliputi;
• komunikasi dengan pasien dan keluarga,
• komunikasi dengan mitra kerja dan
• komunikasi dengan masyarakat.
Kemampuan seorang dokter dalam melakukan
komunikasi efektif, melakukan pemeriksaan fisik,
pengetahuan klinis yang dimiliki dan menyelesaikan
masalah, akan membentuk kemampuan klinis dasar
seorang dokter2. Kemampuan komunikasi yang baik
dan efektif sangat diperlukan oleh dokter layanan
primer, sebab seorang dokter layanan primer adalah
dokter yang banyak bekerja di area, penyakit-
penyakit yang belum jelas, banyaknya prevalensi
masalah psikososial dan mempunyai hubungan
jangka panjang dengan pasien-pasiennya3.
Apakah HAMBATANNYA ?

Beberapa hal tersebut adalah, pesan tidak


jelas dan menimbulkan berbagai tafsiran,
komunikator dan komunikan tidak siap
melakukan komunikasi5, hubungan antar
komunikator dan komunikan tidak baik, bicara
terlalu lambat atau terlalu cepat atau kalimat
terlalu panjang serta kompleks, dan terlalu
sering muncul gumaman, seperti ehm…, e…..
Di era “patient centered” ini, komunikasi
efektif sangat diperlukan, tidak saja agar
dokter dapat memberi informasi mengenai
masalah kesehatan terhadap pasiennya,
melainkan agar dokter juga dapat menerima
informasi mengenai pasiennya. Hal ini penting
agar dokter dapat memahami pasien sebagai
suatu pribadi utuh, mengeksplorasi penyakit
dan pengalaman sakit pasien.
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai