Latar Belakang
Di dalam praktik dunia kedokteran, tentunya sebagai seorang dokter kita
memerlukan komunikasi yang baik dan efektif saat berinteraksi dengan pasien
maupun masyarakat. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut
dapat dipahami (KBBI). Komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
atau proses memberikan dan menggali informasi dari orang lain atau mahluk hidup
lain dengan memakai sinyal-sinyal seperti pembicaraan, gerakan dan isyarat tubuh
atau sinyal-sinyal suara. Komunikasi itu sendiri menjadi bagian terpenting dalam
kemanusiaan seorang individu karena dengan komunikasi ia dapat menjalin hubungan
sosial yang baik dengan orang lain.
Pada hakikatnya komunikasi memang merupakan faktor yang sangat penting
dalam hubungan dokter-pasien. Namun, proses komunikasi antara dokter dan pasien
tidaklah selalu berjalan lancar. Banyak rintangan-rintangan yang bahkan dapat
menyebabkan kesalahpahaman. Kepercayaan pasien terhadap dokter juga bisa
berkurang karena ketidaklancaran komunikasi ini. Untuk mencegah ketidaklancaran
komunikasi ini, dibutuhkanlah komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien.
ISI
Skenario :
Seorang perempuan 45 tahun datang berobat ke dokter dengan banyak keluhan
sering pusing, sering sakit perut, sering lemas. Dokter kesal karena pasien banyak keluhan dan
mengemukakan keluhannya tersebut secara kekanak-kanakan.
Pembahasan :
1. Komunikasi dan Empati
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua
pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk
merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu
yang diharapkan. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses dalam mana
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan bahasa nonverbal seperti
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Sifat-Sifat Komunikasi :
a. Komunikasi Verbal
Secara umum komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
kata-kata dan nada suara, seperti misalnya tajam, ancaman, dll, dalam
penyampaian pesannya. Dalam praktek dokter atau hubungan komunikasi antara
dokter dengan pasien komunikasi verbal ini biasanya dilakukan ketika pasien
berkonsultasi atupun ketika dokter menerangkan dengan kata-kata mengenai
sesuatu tentang penyakit pasien.
b. Komunikasi Nonverbal
Secara umum komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
menggunakan gerak isyarat tubuh, sikap, ataupun yang lain yang tidak
menggunakan kata-kata dalam penyampaian pesannya. Dalam praktek dokter atau
hubungan komunikasi antara dokter dan pasien komunikasi non verbal ini
dilakukan dalam bentuk-bentuk yang sangat bervariasi, dan hal ini juga sangat
berpengaruh akan kelancaran komunikasi tersebut.
2. Komunikasi Dokter-Pasien
Komunikasi dengan pasien adalah salah satu kunci sukses seorang dokter. Dokter
dengan kemampuan komunikasi yang baik pasti akan dicari oleh pasien. Komunikasi
antara pasien-dokter sangat mempengaruhi hubungan dokter-pasien dan juga kepercayaan
pasien terhadap dokter. Komunikasi dokter-pasien adalah momen yang sangat penting
dalam proses pemeriksaan. Dalam komunikasi dokter-pasien, karena keahliannya, dokter
dianggap memiliki “derajat” yang lebih tinggi dari pasien. Pasien memberikan
kepercayaan kepada dokter untuk menentukan pengobatan untuk dirinya sendiri.
Dalam proses anamnesis, komunikasi dapat terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Patient Centered Anamnesis : Pasien lebih banyak bercerita, dokter mendengarkan
lalu langsung tanya jawab.
b. Doctor Centered Anamnesis : Dokter lebih banyak bertanya, pasien sekadar
menjawab.
c. Gabungan dari kedua tipe komunikasi diatas.
Dalam skenario dikatakan bahwa dokter tersebut kesal terhadap pasien. Jadi dapat
kita simpulkan bahwa komunikasi yang terjadi adalah Patient Centered Anamnesis
dimana pasien terlalu banyak bercerita sehingga dokter menjadi kesal.
3. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah satu bentuk komunikasi antar personal dimana
keduanya terlibat aktif dalam bertukar informasi atau pikiran, dan dapat saling mengerti
dan sepakat mengenai maksud dari informasi yang diberikan antara pihak yang satu
dengan pihak yang lainnya.
Ada 5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
a. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat apa yang kita
tunjukkan kepada mereka)
b. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat
c. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak menyetujui
apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)
d. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan
maksud kita bisa mereka terima
e. Memperoleh umpan balik dari pendengar
Jika kelima tahapan ini sudah dilakukan dan dilalui dengan baik, maka akan
tercipta suatu komunikasi yang efektif antara pemberi informasi dan penerima informasi
(dokter-pasien dan sebaliknya).
Dalam kasus ini tidak terjadi komunikasi yang efektif, karena saat pasien sedang
menerangkan keluhannya panjang lebar, sang dokter kesal dan tidak mendengarkan
pasien yang sifatnya kekanak-kanakan tersebut.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dalam hubungan antara dokter dan pasien pastinya tidak selalu terjadi komunikasi
yang sesuai dengan keinginan. Terkadang komunikasi tersebut dapat menjadi tidak
lancar. Itu semua dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti komunikasi dan empati,
komunikasi dokter-pasien, perilaku/kepribadian dan juga komunikasi yang efektif
dalam berhubungan dengan pasien.
DAFTAR PUSTAKA