Pendahuluan
Masyarakat saat ini adalah tipe masyarakat yang membutuhkan perhatian serta
sentuhan kasih yang lebih besar karena kejenuhan mereka terhadap teknologi. Setiap
kali mereka menghadapi permasalahan yang mengganggu mental maupun fisik,
mereka akan berusaha mencari pertolongan. Dokter adalah salah satu tujuan yang
kerap mereka datangi. Dengan datang kepada dokter, mereka tidak hanya berharap
dapat disembuhkan secara fisik, tetapi juga secara mental.
Dalam ilmu kedokteran, terdapat kemampuan kemampuan dasar yang harus
dikuasai oleh para dokter. Seorang dokter harus dapat berhadapan, dan berkomunikasi
dengan baik kepada pasien. Komunikasi dokter-pasien merupakan komunikasi dua
arah dengan tujuan kesembuhan, dilandasi kesetaraan dan empati, ada kesepakatan tak
tertulis bahwa pasien mempercayakan dirinya kepada dokter yang mengobatinya dan
dokter wajib simpan rahasia jabatan. Disinilah seorang dokter harus dapat melakukan
komunikasi yang efektif kepada tiap masyarakat yang datang untuk mencari
pertolongan. Dengan bersedia mendengarkan tiap keluhan mereka dengan sabar dan
penuh perhatian, dokter secara tidak langsung telah mengurangi penderitaan pasien.
Terlebih dari itu, dengan menyampaikan informasi yang benar ataupun memberikan
kata-kata yang menyejukkan dan menguatkan, membuat pasien semakin merasa
tertolong.
Selain mampu berkomunikasi secara efektif, dokter juga dituntut untuk
memiliki rasa empati. Sebagai dokter kita wajib berempati, mau dan mampu
merabarasakan perasaan, pikiran, sikap dan perilaku pasien, tanpa melibatkan emosi
diri. Empati adalah kemampuan untuk merasakan, menghayati, dan menempatkan diri
Komunikasi
Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai alat bantu dalam
kelancaran bekerja, begitu pula dalam dunia kedokteran. Sejak awal perkembangan,
para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah turut memberikan sumbangan yang besar
terhadap ilmu komunikasi. McCubbin dan Dahl (1985) mendefinisikan komunikasi
sebagai suatu proses tukar menukar perasaan, keinginan, kebutuhan, dan pendapat.
Johnson (1981) mendefinisikan komunikasi didasarkan atas pengertian secara sempt
dan pengertian secara luas. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang
dikirimkan seorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk
2
Daftar Pustaka
1. Prigunanto, Ilham. 2004. Praktik Ilmu Komunikasi. Jakarta: Teraju
2. Andri, Dan H, dkk. Komunikasi dan Empati. Bahan kuliah. Jakarta : FK UKRIDA ;
2015
3. Uripni, Christina Lia; dkk. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
4. Wade, C. Tavris. Psikologi . Ed. 2. Jakarta: Erlangga. 2008. hal. 194-204.
5. West, Richard., Lynn HT. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Ed.3.
Jakarta : Salemba Humanika.
6. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo. Hal 2 7.