Anda di halaman 1dari 35

Trauma Mata

+ Trauma Fisis
+ Trauma Kimiawi (asam, basa)
+ Trauma Mekanis (tumpul, tajam)
Anatomi
Palpebra
+ Melindungi bola mata terhadap lingkungan luar, trauma, sinar
matahari, juga mensekresi air mata.
+ Bagian depan  kulit yang tipis
+ Bagian dalam  selaput lendir tarsus / konjungtiva tarsal
+ Trauma Tumpul Palpebra
+ Hematoma Palpebra
+ Laserasi Palpebra
Hematoma Palpebra
+Etiologi: trauma pukulan tinju, benda keras lainnya
+Tatalaksana:
• hematoma palpebra dini: kompres dingin
• Hematoma palpebra yang sudah lama: kompres air hangat  memudahkan absorbsi darah

+Hematoma kacamata: perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak mata yang
berbentuk kacamata hitam, menandakan  fraktur basis kranii
Laserasi Palpebra
Tatalaksana • Antibiotik  ciprofloxacin 500 mg 2x1
• Anestesi lokal  pantokain
Etiologi •Trauma
Tutuptumpul,
dengantrauma tajam,
kain tanpa gigitan binatang, perkelahian,
menekan
•luka bakar
Rujuk kepada matadokter mata.
spesialis
Anamnesis Beda asing
•Mekanisme  irigasi
kejadian, dengan
tempat, RL/normal saline, jangan
waktu
dicabut
Pemeriksaan • Lokasi palpebra superior/inferior dekstra/sinistra
Komplikasi
fisik Akibat kegagalan
• Partial thicknessmemperbaiki laserasi (tu melibatkan
atau full thickness.
margo palpebra)oftalmologi lengkap
• Pemeriksaan
•• Epiforakronis, konjungtivitis
Pemeriksaan visus (perkiraankronis, konjungtivitis
ketajaman penglihatan
bakterial,
sebelum dan exposure
sesudah keratitis,
cedera) abrasi kornea berulang,
• entropion/
Pemeriksaan ektropion
motilitassikatrikal
mata jangan dilakukan
Akibat teknik
• Palpasi pembedahan
sekitar periorbita yang buruk, tu dalam hal
akurasi penutupan
• Pemeriksaan luka dengan slitlamp
kornea
• Jaringan parut, fibrosis, deformitas palpebra sikatrikal,
Pemeriksaan Rontgen orbita atau CT-scan orbita
keadaan luka yang memburuk akibat adanya infeksi
penunjang
atau karena penutupan luka yang tertunda.
Trauma dekat kantus medialis
Konjungtiva
+ Edema konjungtiva
+ Hematoma subkonjungtiva
Edema konjungtiva
+Kemotik konjungtiva berat  Palpebra sulit untuk menutup  Konjungtiva yang terpapar angin 
menambah rangsangan terhadap konjungtiva.
+Tatalaksana:
+ Mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva, dekongestan
+ Kemotik konjungtiva sudah berat  mengeluarkan cairan melalui insisi
+Prognosis sebagian besar trauma konjungtiva sangat baik
Hematoma subkonjungtiva
Etiologi • Spontan (batuk rejan)
Tatalaksana • • Trauma
Dapat diabsorpsi
tumpul basissendiri
kraniioleh tubuh (Pada 24 jam
pertamap.darah
• Keadaan semakin melebar
rentan  lalupecah
dan mudah mengecil karena
diabsorpsi)
(hipertensi, benda asing, arteriosklerose, konjungtivitis,
• Mencegah
anemia, perluasan
obat-obatan perdarahan, mengatasi iritasi
tertentu)
ringan: vasokonstriktor, multivitamin, air mata buatan
Gejala • Subjektif: (-)
• Terapi pengobatan penyakit yang mendasari
• Objektif: bercak darah/merah pada konjungtiva
Komplikasi Jarang terjadi komplikasi
Pemeriksaan • Perdarahan di konjungtiva warna merah terang (tipis)/
Prognosis
fisik Ad vitam/fungsionam/sanasionam:
gelap (tebal) Bonam (sanasionam:
• kecuali adaperadangan,
(-) tanda trauma lagi) kalau ada ringan
Indikasi Lingkungan yang
• Kekambuhan sekitar normal
sering, perdarahan yang menetap,
rujuk Snellendengan
• disertai chart 6/6
penurunan visus
• Funduskopi
Kornea
+ Edema kornea
+ Erosi kornea
+ Erosi kornea rekuren
EDEMA KORNEA
•• Trauma
Trauma tumpul
tumpul yang
yang keras
keras atau
atau cepat
cepat
mengenai
mengenai mata
mata dapat
dapat mengakibatkan
mengakibatkan edema
edema
kornea
kornea

•• Edema
Edema kornea
kornea (edema
(edema stroma)
stroma) adalah
adalah adanya
adanya kelebihan
kelebihan cairan
cairan dan
dan
perubahan
perubahan kandungan
kandungan glycoaminoglycans
glycoaminoglycans didi dalam
dalam stroma
stroma yang
yang
menyebabkan
menyebabkan pemisahan
pemisahan lamellae
lamellae dan
dan penurunan
penurunan transparansi.
transparansi.

•• Seringkali
Seringkali pasien
pasien datang
datang dengan
dengan nyeri,
nyeri, fotofobia,
fotofobia, berair
berair

•• Pengukuran
Pengukuran optik
optik atau
atau ultrasonik
ultrasonik dari
dari pachymetry
pachymetry kornea
kornea dapat
dapat
memperkirakan
memperkirakan tingkat
tingkat keparahan
keparahan edema
edema kornea.
kornea.
•• Ketebalan
Ketebalan kornea
kornea dapat
dapat diukur
diukur dengan
dengan menggunakan
menggunakan OCT
OCT

•• Penatalaksanaan
Penatalaksanaan :: penggunaan
penggunaan agen
agen hipertonik,
hipertonik, seperti
seperti tetes
tetes mata
mata natrium
natrium klorida
klorida
5%
5% BCL
BCL –– Antibiotik
Antibiotik spektrum
spektrum Luas
Luas
EROSI KORNEA
•• Keadaan
Keadaan terkelupasnya
terkelupasnya epitel
epitel kornea
kornea yang
yang dapat
dapat
diakibatkan
diakibatkan oleh
oleh gesekan
gesekan keras
keras pada
pada epitel
epitel kornea
kornea

•• Pasien
Pasien sering
sering datang
datang dengan
dengan rasa
rasa sakit,
sakit, robekan,
robekan,
penglihatan
penglihatan kabur,
kabur, fotofobia,
fotofobia, mata
mata merah,
merah, dan
dan sensasi
sensasi
benda
benda asing
asing
•• Karena
Karena rasa
rasa sakit
sakit yang
yang parah
parah dan
dan fotofobia
fotofobia yang
yang terkait
terkait
dengan
dengan erosi,
erosi, pemeriksaan
pemeriksaan harus
harus sering
sering dimulai
dimulai dengan
dengan
penggunaan
penggunaan obat
obat tetes
tetes mata
mata anestesi
anestesi seperti
seperti tetracaine
tetracaine atau
atau
proparacaine.
proparacaine.
•• Menggunakan
Menggunakan pewarna
pewarna fluorescein
fluorescein akan
akan memungkinkan
memungkinkan pemeriksa
pemeriksa
untuk
untuk melihat
melihat defek
defek epitel
epitel kornea.
kornea. Semua
Semua pasien
pasien harus
harus menjalani
menjalani
pemeriksaan
pemeriksaan oftalmologi
oftalmologi lengkap
lengkap untuk
untuk menyingkirkan
menyingkirkan cedera
cedera lain,
lain, Tatalaksana
Tatalaksana ??
terutama
terutama pada
pada bilik
bilik anterior
anterior dan
dan retina.
retina.

•• Tes
Tes Seidel
Seidel dapat
dapat digunakan
digunakan untuk
untuk menentukan
menentukan apakah
apakah ada
ada kebocoran
kebocoran dari
dari
bilik
bilik anterior
anterior yang
yang menunjukkan
menunjukkan open
open globe.
globe.
EROSI KORNEA REKUREN
•• Erosi
Erosi kornea
kornea berulang
berulang (RCE)
(RCE) seringkali
seringkali terjadi
terjadi pada
pada
mata
mata yang
yang pernah
pernah mengalami
mengalami cedera
cedera erosi
erosi sebelumnya.
sebelumnya.

•• Pasien
Pasien dengan
dengan RCE
RCE seringkali
seringkali dapat
dapat mengalami
mengalami nyeri
nyeri mata
mata yang
yang
tiba-tiba,
tiba-tiba, biasanya
biasanya saat
saat bangun
bangun pertama.
pertama. Gejala
Gejala terkait
terkait termasuk
termasuk
kemerahan,
kemerahan, fotofobia,
fotofobia, penglihatan
penglihatan kabur
kabur

Pemeriksaan
Pemeriksaan ::
-biomikroskopi
-biomikroskopi slit-lamp
slit-lamp
-Fluorescein
-Fluorescein topikal
topikal
-Mikroskopi
-Mikroskopi confocal
confocal in
in vivo
vivo
-Optical
-Optical coherence
coherence tomography
tomography (OCT)
(OCT)

•• Perawatan
Perawatan awal
awal diberikan
diberikan tetes
tetes mata
mata siklopegic
siklopegic atau
atau lensa
lensa contak
contak perban
perban lembut
lembut dapat
dapat
ditambahkan
ditambahkan
•• Analgesik
Analgesik oral
oral
Uvea
+ Iridoplegia
+ Iridodialisis
+ Hifema
+ Iridosiklosis
TRAUMA TUMPUL UVEA - IRIDOPLEGIA
•• Trauma
Trauma tumpul
tumpul pada
pada uvea
uvea dapat
dapat mengakibatkan
mengakibatkan kelumpuhan
kelumpuhan otot
otot
sfingter
sfingter pupil
pupil atau
atau iridoplegia
iridoplegia –– sehingga
sehingga pupil
pupil menjadi
menjadi lebar
lebar atau
atau
midriasis
midriasis

•• Jika
Jika rupture
rupture menetap,
menetap, mydriasis
mydriasis terkait
terkait dapat
dapat menyebabkan
menyebabkan kaburnya
kaburnya
penglihatan,
penglihatan, lingkaran
lingkaran cahaya,
cahaya, silau
silau

•• Reaksi
Reaksi pupil
pupil mungkin
mungkin lamban
lamban atau
atau tidak
tidak ada,
ada, dan
dan robekan
robekan radial
radial yang
yang melibatkan
melibatkan tepi
tepi
pupil
pupil dapat
dapat diamati
diamati pada
pada pemeriksaan
pemeriksaan slit
slit lamp
lamp dan
dan dapat
dapat disertai
disertai dengan
dengan hifema
hifema
traumatis.
traumatis.

•• Pada
Pada pasien
pasien dengan
dengan gejala,
gejala, agen
agen miotik
miotik seperti
seperti tetes
tetes mata
mata pilocarpine
pilocarpine 1-2%
1-2% empat
empat kali
kali sehari
sehari
dapat
dapat dicoba.
dicoba.
IRIDODIALISIS
•• Trauma
Trauma tumpul
tumpul dapat
dapat mengakibatkan
mengakibatkan robekan
robekan pada
pada pangkal
pangkal iris
iris
sehingga
sehingga bentuk
bentuk pupil
pupil menjadi
menjadi berubah
berubah

•• Pelepasan
Pelepasan pangkal
pangkal iris
iris dari
dari tempat
tempat insersinya
insersinya pada
pada badan
badan siliaris
siliaris
dapat
dapat menghasilkan
menghasilkan iridodialisis.
iridodialisis.
Dalam
Dalam penelitian
penelitian terbaru,
terbaru,
•• Selama
Selama cedera
cedera tumpul,
tumpul, bola
bola mata
mata tertekan,
tertekan, pupil
pupil blok
blok terjadi,
terjadi, sklera
sklera iridodialisis
iridodialisis traumatis,
traumatis,
perifer
perifer membesar,
membesar, dan
dan aqueous
aqueous humor
humor mempengaruhi
mempengaruhi irisiris perifer,
perifer, sebagai
sebagai salah
salah satu
satu
menyebabkan
menyebabkan robeknya
robeknya iris
iris dari
dari badan
badan siliaris.
siliaris. penyebab
penyebab glaukoma
glaukoma pasca
pasca
trauma
trauma akibat
akibat cedera
cedera sudut
sudut
iridocorneal,
iridocorneal, telah
telah
•• Pada
Pada pemeriksaan
pemeriksaan mata
mata deformasi
deformasi pupil,
pupil, perpindahan
perpindahan pupil,
pupil, pupil
pupil ganda,
ganda, atau
atau dilaporkan
dilaporkan ditemukan
ditemukan padapada
bahkan
bahkan aniridia
aniridia traumatis
traumatis dapat
dapat terlihat
terlihat sekitar
sekitar 38%
38% kasus.
kasus.

•• Kacamata
Kacamata hitam,
hitam, kacamata
kacamata berwarna
berwarna dapat
dapat membantu
membantu mengurangi
mengurangi gejala
gejala silau
silau
•• Jika
Jika gejala
gejala masih
masih berlanjut
berlanjut dan
dan // atau
atau ada
ada fotofobia,
fotofobia, diplopia
diplopia monokuler,
monokuler, atau
atau gangguan
gangguan penglihatan,
penglihatan,
iridodialisis
iridodialisis harus
harus diperbaiki
diperbaiki dengan
dengan rekonstruksi
rekonstruksi bedah
bedah
•• Untuk
Untuk defek
defek iris
iris sektoral
sektoral atau
atau iridodialisis
iridodialisis kecil
kecil (yaitu,
(yaitu, kurang
kurang dari
dari 33 jam),
jam), metode
metode penjahitan
penjahitan
McCannel
McCannel padapada iris
iris
Hifema
+ Gejala:
+ Kehilangan penglihatan
+ Sakit mata
+ Anisocoria
+ Klasifikasi: tingkat I-IV
+ Komplikasi: + Tatalaksana:
+ Perdarahan ulang + Bed-rest posisi semi fowler
+ Corneal blood staining + Kortikosteroid (topical/sistemik)
+ Glaukoma sekunder + Cycloplegics topikal
+ Neuropati optik iskemik + Agen antifibrinolitik
Parasentesis
+ Tindakan bedah  pengeluaran + Indikasi:
darah atau nanah dari bilik mata + Peningkatan TIO >50 mmHg selama
depan 5 hari atau >35 mmHg selama 7 hari
+ Insisi 2mm pada kornea dari + Peningkatan TIO >25 mmHg selama
limbus ke arah kornea yang sejajar 5 hari pada total hifema
dengan permukaan iris + Gumpalan besar lebih dari 10 hari
Iridosiklitis
+ Radang uvea anterior
+ Gejala:
+ Mata merah
+ Darah di bilik mata depan
+ Terdapat suar
+ Pupil mengecil
+ Tajam penglihatan menurun
+ Tatalaksana
+ Tetes mata midriatik
+ Steroid topikal / sistemik
+ Dianjurkan pemeriksaan tekanan bola mata
Lensa
+ Dislokasi lensa
+ Subluksasi lensa
+ Luksasi lensa anterior
+ Luksasi lensa posterior
+ Katarak trauma
+ Cincin vossius
Dislokasi Lensa
+ Zonula Zinn putus  kedudukan
lensa terganggu
+ Dislokasi lensa:
+ Subluksasi
+ Lukasasi (anterior/posterior)
Sublukasi Lensa
+ Putus sebagian atau seluruh zonula Zinn  lensa berpindah
tempat

+ Pasien pasca trauma dengan penurunan penglihatan


+ Iridodonesis

+ Komplikasi: glaukoma sekunder


Luksasi Lensa Anterior
+ Seluruh zonula Zinn di ekuator putus  lensa masuk ke bilik mata depan
+ Gejala:
+ Penglihatan menurun mendadak
+ Mata merah dengan blefarospasme
+ Injeksi siliar yang berat
+ Edema kornea
+ Lensa di bilik mata depan
+ Iris terdorong ke belakang
+ Tekanan bola mata sangat tinggi
Luksasi Lensa Posterior
+ Seluruh zonula Zinn di ekuator putus  lensa jatuh ke badan
kaca dan tenggelam di dataran polus posterior fundus okuli.
+ Gejala:
+ Skotoma
+ Gejala mata tanpa lensa (afakia)
+ Bilik mata depan dalam
+ Iris tremulans
Katarak Trauma
+ Katarak subkapsular anterior ataupun posterior.
+ Manifestasi:
+ Kontusio lensa
+ Cincin Vossius
+ Cincin Soemmering
+ Tatalaksana:
+ Anak: pikirkan kemungkinan ambliopia  lensa intra
okuler
+ Tanpa penyulit  tunggu mata menjadi tenang
+ Bila ada penyulit  ekstraksi lensa
Cincin Vossius
+ Cincin berpigmen di belakang pupil, timbul setelah trauma
+ Deposit pigmen iris di area depan lensa sesudah trauma
Retina dan koroid
+ Edema retina
+ Ablasi retina
+ Ruptur koroid
Edema Retina
• Edema pada retina akan memberikan warna pada retina yang
lebih berwarna abu-abu akibat susahnya melihat jaringan koroid
melalu retina yang bengkak.
Ablasi Retina
• Terlepasnya retina dari koroid
• Pada pasien akan ditemukan keluhan semacam adanya selaput yang
seperti tabir mengganggu lapang pandangannya.
• Bila terkena daerah makula ketajaman penglihatan
• pemeriksaan funduskopi akan tampak retina yang berwarna abu-abu
dengan pembuluh darah yang akan terlihat terangkat dan berkelok-kelok
Ruptur Koroid
• Pada ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata
dan melingkar di sekitar papil saraf optik.
• Apabila ruptur koroid ini mengenai daerah makula lutea maka
ketajam penglihatan akan sangat menurun.
• Ruptur seperti ini apabila tertutup oleh perdarahan Subretina
akan agak sulit dilihat
• tetapi apabila darah tersebut telah diabsorpsi maka akan terlihat
bagian ruptur yang berwarna putih karena sklera dapat dilihat
langsung lanpa tertutup koroid.
Saraf optik
+ Avulsi papil saraf optic
+ Optik neuropati traumatic
Avulsi Papil Saraf Optik
• Pada trauma tumpul dapat juga terjadi saraf optik yang terlepas
dari pangkalnya di dalam bola mata yang biasa disebut sebagai
avulsi papil saraf optik.
• Keadaan ini yang akan mengakibatkan terjadinya penurunan
ketajaman penglihatan yang berat dan juga sering berakhir
dengan menjadi kebutaan.
• Penderita ini sangat perlu dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi
retina dan saraf optiknya.
Optik Neuropati Traumatik
• Trauma tumpul juga dapat mengakibatkan kompresi pada saraf optik, demikian
pula perdarahan dan edema sekitar saraf optik.
• Penglihatan juga akan berkurang setelah cidera mata
• Terdapat reaksi defek aferen pupil tanpa adanya kelainan yang nyata pada
retina.
• Tanda lain yang mungkin dapat ditemukan adalah terjadinya gangguan
penglihatan warna dan juga lapangan pandang.
• Pengobatan yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan merawat pasien pada
waktu akut dengan memberikan steroid.
• Bila penglihatan memburuk setelah pemberian steroid maka perlu
dipertimbangkan untuk pembedahan.
Trauma Tajam
• Kerusakan yang mungkin terjadi dapat berupa laserasi, trauma penetrans,
dan trauma perforans.
• Pada trauma tajam letak lukanya dapal terjadi dimana saja, dan dengan
pinggiran luka yang teratur dan dapat mengenai sebagian ataupun juga
seluruh ketebalan jaringan.
dilakukan
dilakukan rekonstuksi
rekonstuksi
luka
luka di
di kelopak
kelopak dan
dan juga
juga reposisi
reposisi
jaringan
jaringan kelopak
kelopak

mengenai
mengenai sistern
sistern lakrimal
lakrimal diperlukan
diperlukan tindakan
tindakan rekanalisasi
rekanalisasi
misalnya
misalnya pada
pada avulsi
avulsi kanalis
kanalis dengan
dengan bantuan
bantuan pigtail
pigtail
lakrimalis
lakrimalis

perlu
perlu juga
juga dilakukan
dilakukan eksplorasi
eksplorasi luka
luka untuk
untuk
melihat
melihat kerusakan
kerusakan lain
lain yang
yang mungkin
mungkin ada.
ada.
laserasi
laserasi di
di kornea
kornea dan
dan apabila
apabila memungkinkan
memungkinkan akanakan dilakukan
dilakukan reposisi
reposisi
sklera
sklera dan
dan juga
juga penutupan
penutupan luka
luka dengan
dengan benang
benang
atraumatik.
atraumatik.
Kesimpulan
Trauma mata mekanik dapat melibatkan segmen anterior dan menyebabkan
kerusakan konjungtiva, kornea, limbus, sudut bilik anterior, iris, lensa, atau badan
siliaris. Mekanisme trauma pada mata harus dilaporkan oleh pasien atau saksi
dan didokumentasikan. Trauma tumpul sering kali dapat menghasilkan proses
patofisiologis yang berbeda dibandingkan dengan trauma oleh benda tajam,
dan pembedaan antara keduanya berdasarkan anamnesis dapat menjadi
pedoman dalam pemeriksaan dan penatalaksanaan klinis. Sebagai dokter umum
perlu mengetahui penanganan awal yang bisa dilakukan sebelum merujuk pada
spesialis mata. Hal ini karena beberapa trauma mata bersifat emergency dan
memerlukan penanganan yang segera. Penanganan awal yang baik dan tepat
juga dapat mempengaruhi prognosis akhir.
TERIMA KASIH
112019167
112019167 Glorie
Glorie Libertikha
Libertikha Mahonny
Mahonny Pembimbing
Pembimbing ::
112019143
112019143 Grace
Grace Abigaelni
Abigaelni Harefa
Harefa dr.
dr. Rossada
Rossada Adiarti,
Adiarti, Sp.M
Sp.M
112019196
112019196 Jevon
Jevon Javier
Javier
112019111
112019111 Ronaldi
Ronaldi Susilo
Susilo

Anda mungkin juga menyukai