Anda di halaman 1dari 10

TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DAN

KELUARGA PASIEN DENGAN KASUS KRITIS DI RUANG


GAWAT DARURAT DAN ICU

Disusun Oleh :

Novan Korneawan P (2019012195)


Shofiyatun (2019012205)
Vita Mauiyatul Khasanah (2019012213)
Santi Wahyu Ningtiyas (2019012205)

Kelas : PSIK 2B

DOSEN PENGAMPU ; BIYANTI DWI WINARSIH S.KEP., NS., M.KEP


Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau
simbol bahasa atau gerak (non verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang
lain (Rahmadiana, 2012). Stimulus ini dapat berupa suara/bunyi atau bahasa lisan, maupun
berupa gerakan, tindakan atau simbol-simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak
lain, dan pihak lain merespon atau bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan
stimulus. Sedangkan menurut Nugroho (2009), komunikasi merupakan suatu proses
kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan
orang lain dan dunia sekitarnya.

Komunikasi merupakan proses khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Menurut
Liliweri (2008), komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan suatu pesan dari satu sumber
kepada penerima agar dapat dipahami. Proses komunikasi biasanya melibatkan dua pihak,
baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau antar kelompok dengan
kelompok yang berinteraksi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.
Tujuan dari komunikasi yaitu : Fungsi dari komunikasi itu sendiri
yaitu :
 Agar pesan dapat dimengerti  Informasi
 Untuk memahami orang lain  Sosialisasi
 Agar gagasan dapat diterima  Motivasi
 Menggerakan orang lain untuk  Perdebatan atau diskusi
melakukan suatu kegiatan  Pendidikan
 Memajukan kebudayaan
 Hiburan
 Integrasi
 Komunikasi Terapeutik
            Menurut Kusumo (2017), komunikasi terapeutik adalah komunikasi profesional bagi
perawat yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau pemulihan pasien.
Sedangkan menurut Chasan & Ternate (2015), Komunikasi terapeutik yaitu merupakan sarana bagi
perawat dalam menjalin suatu hubungan saling percaya dan dapat meningkatkan kepuasan pasien,
sehingga dapat meningkatkan citra yang baik untuk tenaga kesehatan khususnya profesi
keperawatan itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan perawat untuk menyelesaikan
masalah klien dan untuk meningkatkan kesehatan klien tersebut.

            Perawat yang memiliki keterampilan dalam berkomunikasi terutama komunikasi terapeutik


yang baik, dapat dengan mudah menjalin hubungan saling percaya baik dengan klien maupun
dengan keluarga kalien. Hal ini efektif untuk perawat dalam memberikan kepuasan profesional
dalam asuhan keperawatan.
            Tujuan dari adanya komunikasi terapeutik yaitu untuk mempermudah dan memperjelas serta
mengurangi beban pikiran pasien. Komunikasi terapeutik juga memiliki karakteristik.

Menurut Arwani (2009), ada tiga hal yang mendasari karakteristik komunikasi terapeutik yaitu :
1. Keikhalasan
2. Empati
3. Kehangatan
Tahapan-tahapan Komunikasi Terapeutik
            
Menurut Stuart (2013), terdapat 4 tahap dalam pelaksaan komunikasi terapeutik,
yaitu :
1.      Tahap pra-interaksi
2.      Tahap orientasi atau perkenalan
3.      Tahap kerja
4.      Tahap terminasi

Gawat Darurat
            
Menurut UU no 44 tahun 2009, gawat darurat merupakan keadaan klinis pasien
yang membutuhkan tindakan medis baik oleh dokter maupun perawat untuk segera
menolong nyawanya  dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Tujuan komunikasi
terapeutik pada klien gawat darurat adalah untuk menciptakan kepercayaan antara
perawat dengan klien yang sedang kritis atau gawat darurat dalam melakukan
tindakan agar klien dapat tertolong dan tidak terjadi hal yang fatal.
Studi Kasus dan Pembahasan
  Studi Kasus
Berikut contoh kasus mengenai masalah yang terjadi di ruang IGD akibat pelayanan buruk yang diambil dari
website TribunNews.com.
Kasus ini dimulai dari salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Pemberdayaan Advokasi
Masyarakat (Lepam) sebagai koordinator aksi bernama Indra Gunawan. Indra mengaku langsung kepada
Direktur RSUD dr. Salahuddin pada selasa, tanggal 05 mei 2016 bahwa saat ibunya sakit dan dibawa ke IGD
RSUD dr. Salahuddin, ternyata mengalami pelayanan yang buruk dari rumah sakit tersebut. Menurut Indra,
petugas medis di ruang IGD tidak langsung menangani pasien, tetapi terlebih dahulu menanyakan perihal
administrasi dan masalah obat yang harus dibeli sendiri. Selain itu, perawat yang bertugas di ruang IGD
menunjukkan sikap yang tidak peduli atau cuek pada pasien dan keluarga. Pelayanan perawat yang tidak
profesional diungkapkan Indra ketika melihat perawat tidak tersenyum ketika bertemu pasien. Bukan hanya
tidak tersenyum, perawat juga kurang melakukan komunikasi pada klien ataupun keluarga  Hal ini sangat
disayangkan oleh Indra, oleh karena itu Indra melakukan audiensi dengan Direktur RSUD dr. Salahuddin
untuk membuat pelatihan pelayanan yang diberikan terutama di ruang IGD, bahkan Indra ingin ada pelatihan
senyum untuk perawat di IGD. Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD dr. Salahuddin mengungkapkan
bahwa hal itu terjadi karena kekurangan fasilitas yang tidak memadai yang tidak sebanding dengan jumlah
staf medis. Direktur RSUD meminta masyarakat untuk memahami hal tersebut karena masih kurangnya staf
perawat di IGD dibandingkan dengan pasien.

 Pembahasan Kasus
Berdasarkan kasus tersebut masalah yang timbul dari kurangnya pelayanan di ruang IGD
tersebut yaitu perawat tidak langsung menangani pasien, sikap cuek dan tidak tersenyumnya
perawat kepada pasien dan keluarga, serta kurangnya komunikasi antara perawat dengan klien
atau keluarga. Dalam menangani masalah tersebut hal yang perlu diperhatikan yaitu
komunikasi. Komunikasi antara perawat dengan klien maupun keluarga sangat diperlukan
untuk memperjelas maksud dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan. Komunikasi yang
diperlukan dalam kasus tersebut yaitu komunikasi terapeutik.
Tahapan Komunikasi Terapeutik di Ruang IGD
Ada empat tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik pada klien, diantaranya yaitu :
1.    Fase preinteraksi
2.    Fase orientasi
3.    Fase Kerja
4.    Fase terminasi
Komunikasi Terapeutik pada Klien di Ruang IGD

Setelah mengetahui tahapan-tahapan komunikasi terapeutik, perawat akan


melakukan tindakan asuhan keperawatannya melalui komunikasi terapeutik pada
tahap kerja. Berikut cara berkomunikasi terapeutik pada klien di Ruang IGD yaitu
diantaranya sebagai berikut :
1.    Mendengarkan dengan penuh perhatian
2.    Menunjukkan penerimaan
3.    Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
4.    Mengulang ucapan klien
5.    Klarifikasi
6.    Memfokuskan
7.    Menyampaikan hasil observasi
8.    Menawarkan informasi
9.    Diam
10.  Meringkas
11.  Memberikan penghargaan
12.  Menawarkan diri
13.  Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Komunikasi Terapeutik pada Keluarga Klien di Ruang IGD

Komunikasi terapeutik tidak hanya dilakukan oleh perawat dengan klien saja, namun dapat
dilakukan oleh perawat dengan keluarga klien yang bertujuan untuk mengurangi rasa cemas
ketika klien sedang mengalami masalah di ruang IGD.  Menurut Dwi Retnaningsih (2016),
kecemasan merupakan manifestasi langsung dari stress kehidupan dan sangat erat
kaitannya dengan pola hidup. Faktor yang menimbulkan kecemasan yaitu faktor genetik,
psikologi, dan organik (Dwi Retnaningsih, 2016). Pada keluarga klien yang anggota
keluarganya menjalani perawatan di ruang IGD, faktor kecemasan yang sangat berpengaruh
adalah ketidakpastian tentang perkembangan kesehatan anggota keluarga di ruang IGD
dalam keadaan darurat. Salah satu cara untuk membantu mengendalikan tingkat kecemasan
dari keluarga klien yaitu dengan perawat memberikan informasi dan penjelasan. Penjelasan
dan pemberian informasi dapat dilakukan oleh perawat dengan melakukan komunikasi
verbal yang efektif sesuai dengan wewenangnya.
Kesimpulan

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang secara sadar dan terencana yang
tujuan untuk kesembuhan pasien. Tahapan dalam komunikasi terapeutik diantaranya
fase pra-interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi. Cara berkomunikasi terapeutik
pada klien di Ruang IGD yaitu diantaranya mendengarkan dengan penuh perhatian,
menunjukkan penerimaan, menanyakan pertanyaan yang berkaitan, mengulang
ucapan klien, klarifikasi, memfokuskan, menyampaikan hasil observasi,
menawarkan informasi, diam, meringkas, memberikan penghargaan, menawarkan
diri, dan memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.
Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada keluarga klien di ruang IGD
dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan dan informasi mengenai kesehatan
klien.

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai