Anda di halaman 1dari 5

Nama:

Nim :
Prodi:

A. ADAB TERHADAP JENAZAH

Dalam Teologi Katolik Kematian itu “berarti beralih dari dunia Ini masuk ke dalam persekutuan
Allah di Surga”. Karena Yesus Berkata : “Barang siapa yang percaya kepadaku, Ia tidak akan
mati”. Di dalam ajaran Katolik adalah bahwa orang beralih dari hidup sementara di dunia ini
masuk ke dalam kehidupan abadi di Surga. Maka dalam Teologi Katolik tidak dikenal dengan
Kematian,yang ada adalah peralihan dari hidup ini kepada hidup kekal, Tubuh akan selesai di
bumi ini. Itulah yang disebut sebagai orang mati. tubuh akan kembali ke tanah menjadi tanah
karena tubuh diciptakan dari tanah. Tubuh akan menjadi ke tanah dan nafas Allah yang menjadi
hidup manusia akan bersatu dengan Allah.

Dalam kitab Mazmur dikatakan bahwa sakit itu membawa manusia pada penyerahan kepada
Allah. “ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu
dan mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; engkau memegang
tangan kananku. Penyerahan diri ini muncul karena keterbatasan pengetahuan manusia
tentang sebab adanya penderitaan yang dialami manusia yang didasarkan pada keyakinan
bahwa Allah tidak mungkin menghendaki penderitaan. Iman yang memandang bahwa sakit
adalah sebuah salib kehidupan, sebuah partisipasi dalam penderitaan Kristus, merupakan
tujuan penting dalam pelayanan pengurapan orang sakit.

Kematian mengakhiri kehidupan manusia di dunia ini, ia dapat menerima atau menolak rahmat
ilahi yang ditawarkan Kristus kepadanya. Saat kematian setiap manusia menerima ganjaran
abadi dalam jiwanya yang tidak mati. Ini terjadi dalam suatu pengadilan khusus yang
menghubungkan kehidupannya dengan Kristus, entah masuk ke dalam kebahagiaan surgawi
melalui api penyucian, atau masuk dalam kebahagiaan surgawi, atau menjuluki dirinya untuk
selama-lamanya dalam nyala api yang kekal yaitu neraka. Konsili Vatikan II Telah menarik
perhatian khusus terhadap orang sakit: “dengan urapan suci orang sakit kepada Tuhan yang
menderita dan yang dimuliakan, agar ia menghibur dan menyembuhkan mereka (Yak 5:14-16).

A. PENGURAPAN ORANG SAKIT


1. Pengobatan paliatif
Dalam agama katolik, tidak ada larangan bagi orang sakit untuk menjalani pengobatan paliatif,
selama pengobatan ini menyembuhkan atau membuat keadaan menjadi lebih baik.
Pengobatan paliatif juga dapat dikatakan sebagai pendekatan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan masalah yang
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan menghentikan penderitaan dengan identifikasi dan
penilaian dini, penangnanan nyeri dan masalah lainnya, seperti fisik, psikologis, sosial dan
spiritual.Hal ini berdasarkan landasan ajaran agama katolik, yaitu Hukum Cinta Kasih dan KGK
1506-1510, dimana kristus mengajak para murid dan gereja untuk merawat orang sakit.
2. Pengurapan orang sakit oleh imam
Pegurapan orang sakit perlu diterima saat penyakit memuncak menjadi gawat, yang
menimbulkan keadaan jasmani manusia sangat mencemaskan. Dengan pengurangan orang
sakit, gereja menyerahkan kepada kemurahan Tuhan seperti pada Yakobus 5:15 "Dan doa
yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia
dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya akan diampuni"
Ibadah diawali dengan sakramen pengampunan, Imam siap melayani jika orang yan sedang
sakit mau mengaku dosa terlebih dahulu, maka dilakukan secara umum dg cara keluarga atau
kerabat keluar dan hanya imam dan orang sakit tersebut. Setelah itu bacaan injil, doa umat dan
pemberkatan minyak suci lalu pengurapan orang sakit yang dapat menguatkan manusia dalam
menghadapi perjuangan terakhir kepada persatuan dengan Tuhan.

C. TATA CARA PERAWATAN JENAZAH


a. Tata cara memandikan jenazah :
1. Peralatan yang dibutuhkan untuk memandikan Jenazah :
a. Ember dengan air hangat
b. Sabun
c. Waslap
d. Handuk
e. Kapas biasa, kapas lemak
f. Pinset
g. Gunting
h. Plester, dan Celemek skart.
Jika ada kasus tertentu,diperlukan: penyangga lambung, plastik, masker, sarung tangan karet,
alkohol, verban elastis, sabun cuci tangan, sampo.

● Dimulai dari bagian Kepala


1. Menyiapkan perlengkapan untuk cuci rambut atau keramas (air hangat, handuk, shampo
dialasi handuk).
2. Gosok kulit kepala sampai merata, lalu tuangi air pelan-pelan hingga bersih.
3. Rambut dikeringkan dengan handuk atau pengering rambut sampai kering

● Bagian Muka
1. Bagian kepala dialasi handuk kemudian baju dilepaskan dan ditutup dengan handuk/
selimut. Ambil waslap, basahi dengan air gosokkan pada sabun dan bersihkan bagian
muka (wajah).
2. Perhatikan lekuk-lekuk bagian telinga, hidung, dan mulut jangan sampai bagian-bagian
itu terlewatkan untuk dibersihkan.
3. Bilas dengan air bersih, digosok dengan waslap kurang lebih 2-3 kali.
4. Keringkan dengan handuk.

● Membersihkan tangan/anggota badan


1. Tangan kanan/kiri bergantian diangkat dialasi dengan handuk lalu bersihkan dengan
waslap yang telah diberi sabun.
2. Setelah merata, bilas dengan waslap dengan air bersih 2-3 kali, lalu kita keringkan
dengan handuk.
3. Setelah selesai tangan dilipat/ditekuk ke atas, searah dengan kepala supaya tidak
mengganggu ketika memandikan badan.

● Memandikan badan
Yang harus diperhatikan adalah lipatan pada buah dada(untuk
jenazah perempuan, pusar, ketiak, dan pangkal paha). Caranya :
1. Letakkan handuk terbuka disamping badan dengan posisi terbuka.
2. Lalu badan dibersihkan dengan waslap yang telah diberikan sabun lalu dibilas dengan
waslap dengan air bersih 2-3 kali lalu dikeringkan dengan handuk.
3. Bagian belakang badan dimiringkan, kemudian lakukan hal yang sama seperti
memandikan anggota badan yang lain.
4. Apabila ada luka pada badan, luka tersebut harus kita tutup terlebih dahulu dengan
kapas/kain kasa, ditutup plastik lalu diplester yang rapat.

● Bagian kemaluan dalam


Jika ada cairan tubuh mengalir, kita usahakan untuk dikeluarkan sampai besih atau disumbat
dengan kapas. Caranya:
1. Untuk jenazah pereempuan, kandung kemih ditekan supaya cairan keluar. Kemudian,
masukkan kapas berlemak atau kapas formalin pada vagina.
2. Badan dalam posisi miring, dubur dibersihkan dengan cara yang sama.
3. Setelah selesai, ambil kapas berlemak yang berwarna agak kuning atau kapas biasa
yang ditetesi formalin,digulung kecil dan panjang sebesar jari kelingking, kemudian
masukkan ke dalam anus samai penuh dengan bantuan pinset. Kapas jangan kelihatan
dari luar.
4. Jenazah kita kembalikan ke posisi terlentang, lalu mulai dibersihkan bagian kemaluan
sampai bersih (air kita ganti beberapa kali supaya tetap bersih) dan keringkan. Setelah
semuanya selesai pakaikan celana dalam.
5. Untuk jenazah perempuan, dipasang pembalut yang kemudian direkatkan pada celana
dalamnya.
6. Setelah jenazah selesai dimandikan, segera bereskan perlengkapan mandi dengan
membuang air bekas mandi ke Wc/ kamar mandi agar airnya dapat langsung mengalir
ke tempat pembuangan. Hal yang diperhatikan adalah : Jangan membuang air di kebun.

b. Memakaikan pakaian pada jenazah


1. Pilihlah pakaian yang paling disukai saudara/i kita yang sudah meninggal atau pakaian
yang kita anggap paling mengesan bagi dia.
2. Pakaikan perlengkapan pakaian dalam terlebih dahulu lalu pakaian bawah celana
panjang/ tidak.
3. Untuk pakaian atas, jenazah perempuan bisa dipakaikan kebaya atau blus lalu kenakan
selendang untuk kebaya, untuk jenazah laki-laki, bisa dipakaikan surjan/beskap atau jas
langsung kenakan blangkon/ destar untuk jenazah yang memakai surjan/beskap dan
dasiuntuk jenazah yang memakai jas.
4. Setelah selesai di pakaiakan pakaian maka jenazah dirias wajah jenazah dengan
menggunakan bedak, lipstik dan sebagainya (untuk jenazah perempuan)

c. Memasukan jenazah ke dalam peti


1. Lapisi peti menggunakan kain berwarna putih
2. Setelah semua sudah selesai dan bunga sudah dirangkai, peti dibersihkan atau ditaburi
dengan kapur barus yang sudah ditumbuk kemudian ditaburi teh dan kopi.
3. Jenazah diangkat kedalam peti,sebelumnya memberi sapaan, “Bapak, Ibu, Saudari/a
(...) sekarang sudah rapi, marilah berpindah.” Lalu, jenazah diangkat dalam satu
posisi,satu orang memberikan aba-aba secara perlahan supaya dapat serentak.
4. Jenazah dirapikan,kapur barus jangan sampai tampak demikian pula teh atau
kopi,semua ditaruh dibawah badan supaya tampak bersih.
5. Bunga yang disiapkan mulai dipasanget
6. Setelah lingkungan disekitarnya dibersihkan, peti dipersiapkan untuk penghormatan
jenazah.
7. Bagian wajah ditutup menggunakan kaca atau kain putih supaya dapat dilihat.
Sedangkan, bagian tubuh dan kaki ditutup dengan kain tule (Kain Kelambu).
8. Waktu penghormatan jenazah terakhir, boleh dengan memberi minyak wangi asal tidak
kena muka badan.

d. Prosesi pemakaman jenazah


Setelah pemberkatan Jenazah dan penutupan peti jenazah
1. Jenazah diarak menuju ke pemakaman, entah pemakaman umum, maupun
pemakaman khusus keluarga. Tiba dipemakaman diadakan upacara atau Ibadat
pemakaman yang bisa dipimpin oleh Imam, Prodiakon, atau petugas yang lain yang
ditentukan.
2. Ibadat Pemakaman terdiri dari : Lagu Pembuka, tanda salib dan salam, pengantar dan
doa pembuka, dilanjutkan dengan bacaan Injil dan jika memungkinkan disertai Homily
singkat. Setelah itu dilakukan Upacara Pemberkatan Makam : Setelah Imam atau
Pemimpin Ibadat berdoa, selanjutnya berkata Imam : “Melalui Pembaptisan, kita
dipersatukan dengan wafat, dan kebangkitan Kristus, semoga air suci ini mendapatkan
peristiwa persatuan saudara kita ini dengan wafat dan kebangkitan Kristus dalam hidup
kekal. Selanjutnya makam didupai sambal berkata : Semoga Allah menguduskan
saudara kita ini dan doa-doa kita boleh mengiringi perjalanannya menuju rumah Bapa di
Surga”.
3. Lalu peti diturunkan diiringi dengan kata-kata Imam atau Pemimpin Ibadat. “Saudaraku,
Ingatlah bahwa Tuhan kita Yesus Kristus telah bersabda, setiap orang yang melihat
Anak yang dipercaya kepadanya beroleh hidup yang kekal dan supaya aku
membangkitkan dia pada akhir zaman dan supaya aku membangkitkan dia pada akhir
zaman maka beristirahatlah disini dalam damai Tuhan”.
4. Sementara peti diturunkan umat mengiringi dengan memadahkan kidung simeon atau
bisa dinyanyikan dengan lagu yang sesuai. Kemudian makam ditaburi tanah yang sudah
diberkati dalam Misa Requiem.
5. Dan kemudian makam ditaburi dengan bunga yang sudah diberkati dalam Misa
Requiem. Sambil dibacakan doa : semoga kuntum Hidup Ilahi yang telah ditanamkan
dalam diri saudara kita ini mekar bagaimana semerbak harum mewangi dan
menyebarkan keharuman nama Allah. Amin”. Lalu salib diulurkan ke atas peti jenazah
6. Selanjutnya keluarga dan pelayat menburi bunga, kemudian peti ditimbun di tanah.
7. Penimbun dapat juga dilakukan setelah urusan Ibadat selesai, umat mengiringi dengan
Doa dan Nyanyian yang sesuai.
8. Setelah itu dilakukan penanaman salib Lalu Ibadat dilakukan Doa Umat, Bapa Kami,
Doa Penutup dan berkat penutup, lalu di tutup dengan lagu.

D. PENGUATAN KEPADA KELUARGA YANG DITINGGALKAN


kematian merupakan kehendak dari Tuhan. Tak ada yang bisa bersembunyi, ataupun lari dari
ajal. Jika kita mengira kematian merupakan satu hal yang pahit dan buruk,justru
sebaliknya.Kematian adalah salah satu keputusan terbaik yang ditetapan oleh Tuhan.
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Itulah janji Tuhan untuk semua makhluk hidup di
dunia. Kepergian menghadap sang Ilahi pun sudah diatur waktunya. Untuk itu, hati perlu
diyakinkan bahwa meninggalnya seseorang telah menjadi keputusan terbaik dari Tuhan.
Tapi, tidak semua orang punya hati yang cukup tegar untuk mengikhlaskan orang yang
dicintainya pergi untuk selama-lamanya. Apalagi kalau yang ditinggalkan adalah keluarga, tentu
sangat berat rasanya.
Selain doa yang tulus,penguatan terhadap keluarga yang ditinggalkan dapat disampaikan
dengan ungkapan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan sebagai bentuk
penghiburan dalam masa duka.
Berduka cita atas kepergian seseorang yang telah meninggalkan kita memang pahit rasanya
namun kita harus tetap ingat bahwa kehidupan abadi yang akan dia dapatkan nantinya jauh
lebih indah dari kehidupan sementara di dunia. Juga, cepat atau lambat kita pun akan
menyusulnya.

Anda mungkin juga menyukai